“Siap, Non!”Saat pelayan itu baru saja mau pergi, tiba-tiba mereka mendengar suara keributan yang berasal dari lantai bawah. Dari suara langkah kaki yang ramai, tampaknya tidak hanya satu orang saja yang datang.“Non Bella?!” Pelayan itu spontan menatap Bella meminta arahan darinya. Bella juga terkejut, tetapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya. Bella hanya mengayunkan tangannya dan berkata, “Ayo ikut aku ke bawah!”Bella berjalan di depan, dan ketika dia sampai di ujung tangga, dia melihat di sana sudah ada belasan pria bertubuh tinggi besar. Di tengah keramaian orang itu Bella mendengar salah satu pelayan rumah lainnya berkata, “Pak Fahrel, ini sudah melanggar aturan. Pak Edgar lagi sakit.”“Kalau begitu suruh dia yang turun dan tegur aku!” bentak Fahrel. “Aku nggak peduli dia bakal memukulku atau apa, tapi pertama-tama biarkan aku ketemu sama dia dulu!”“Non Bella ….”“Oh, kukira ada apa ribut-ribut, ternyata Om Fahrel yang datang,” ujar Bella seraya menuruni tangga. Sontak, p
Gelas yang terjatuh itu pecah dan menimbulkan suara yang cukup nyaring, sampai pelayan yang menunggu di luar langsung datang dengan rasa khawatir. Akan tetapi untungnya Bella baik-baik saja dan meminta mereka untuk keluar. Kemudian, dengan sikap yang tenang dan tidak tergesa-gesa, Bella bertanya kepada pamannya, “Om Fahrel, apa maksudnya itu?”“Kamu masih tanya apa maksudnya? Hari ini Rainie dimakamkan, sedangkan dan papa kamu bahkan nggak nanya apa-apa. Selain itu, beberapa hari terakhir papa kamu juga nggak menjawab teleponku. Kenapa?”“Papaku lagi nggak enak badan dan butuh istirahat. Kalau Om butuh apa-apa, tunggu sampai papaku baikan. Tapi kalau Om bertanya masih dengan nada seperti ini, aku nggak tahu gimana reaksi Papa nanti. Om juga sudah tahu kalau papaku lagi sakit. Yang namanya orang lagi nggak enak badan, suasana hatinya juga pasti nggak bagus.”Reaksi Fahrel jelas menunjukkan rasa takutnya terhadap Edgar. Hanya saja Fahrel sempat lupa dengan rasa takutnya itu untuk sesaat
“Apaan! Untuk apa aku mempermainkan Om, apa untungnya buatku?” ucap Bella terkekeh. Dia kemudian memandang semua orang-orang yang Fahrel bawa ke rumah ini dan berkata, “Aku bisa mengerti perasaan Om, tapi tujuan Om datang bawa begitu banyak anak buah untuk apa? Kalau hari ini papaku sehat-sehat saja, memangnya Om pikir bisa masuk ke rumahku seenaknya? Dan juga kalau aku berbohong, sebentar lagi Papa juga pasti akan pulang. Kalau dia tahu Om datang membuat keributan di rumah ini, apa Om bisa membayangkan gimana jadinya nasib Om nanti?”Cukup dengan sedikit ancaman saja sudah cukup untuk membuat Fahrel merinding ketakutan. Fahrel langsung terbayang tatapan mata Edgar yang sangat mengerikan itu. “Papa kamu beneran lagi sakit? Sakit apa memangnya/”“... cuma terlalu capek saja. Badannya jadi lemah dan perlu lebih banyak istirahat.”“Masa? Sudah coba dibawa ke rumah sakit? Rumah sakit mana? Dokternya bisa dipercaya? Atau perlu ganti rumah sakit saja sekalian supaya penanganannya bisa lebih
Fahrel juga melirik ke bawah mengikuti pergerakan Bella, kemudian dia kembali menatap ke depan dan bertanya, “Kenapa, memangnya nggak boleh?”“Bukannya nggak boleh, tapi Om bawa banyak orang begitu kemari tujuannya mau ketemu Papa atau mau mengancamnya? Aku nggak akan berasumsi apa-apa karena Om Fahrel adalah omku, tapi aku nggak tahu apa yang akan Papa pikirkan nanti,” kata Bella dengan sikap yang tenang, yang membuat Fahrel tidak yakin.Mendengar itu, Fahrel sekali lagi menatap kamar di mana Edgar seharusnya berada. Dia lalu mendekat ke Bella dan berbisik di telinganya, “Bella, Om mau kamu jawab yang jujur. Apa papa kamu benar ada di rumah?”“Semua orang juga tahu papaku cuti kerja. Kalau dia nggak pergi kerja, berarti sudah pasti ada di rumah. Kalau nggak, mau ke mana lagi?” jawab Bella terkekeh.“.…” Fahrel berdeham dan kemudian berkata kepada para anak buahnya, “Kalian semua pergi dulu, tunggu aku di luar.”Begitu mendengar perintah, mereka pun satu per satu pergi dari rumah Bella
“Om Fahrel kenapa nggak jadi masuk? Papa lagi istirahat di dalam, lho,” kata Bella seraya mempersilakan pamannya masuk. Wajahnya tersenyum tipis dan membuat Fahrel curiga ada sesuatu yang aneh.Akan tetapi karena sudah sampai di sini, jika Fahrel tidak masuk, pertanyaan yang selama ini menghantuinya tidak akan terjawab dan dia juga malah terlihat seperti seorang pengecut. Oleh karena itu, Fahrel menguatkan dirinya dan berjalan masuk seraya berkata, “Kak Edgar, aku dengar Kakak lagi sakit, jadi aku datang untuk … menjenguk ….”Sebelum Fahrel selesai berbicara, Bella juga ikut masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.“Ka-Kak Edgar …?”Fahrel tercengang, karena Edgar memang benar ada di dalam kamar itu, tetapi … dia hanya terbaring di atas ranjang dan tidak bergerak sedikit pun.“Kak Edgar?” Sekali lagi Fahrel memanggilnya, tetapi Edgar masih tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun yang memperlihatkan kalau dia mendengar suara Fahrel. Bahkan kelopak matanya juga tidak bergerak sama sekali
“Iya!” angguk Bella. “Apakah papaku terkena virus atau nggak, itu sudah nggak diragukan lagi. Tapi … masa Om nggak tahu kalau papaku kena virus?”“Aku mana tahu! Memangnya kamu pikir aku yang masukkin virusnya ke dalam badan dia?!”Fahrel tampak begitu marah mengira dirinya dituduh mencelakai Edgar, tetapi dari sorot matanya tidak terlihat ada tanda kalau dia berusaha untuk menghindari tuduhan tersebut. Maka Bella pun berpikir, saat Rainie masih muda saja dia sudah bisa meracuni dirinya untuk waktu yang sangat panjang tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Berarti bisa jadi Rainie memasukkan virus atau racun itu ke dalam tubuh Edgar tanpa sepengetahuan Fahrel juga.Selama ini Bella selalu menyalahkan diri sendiri yang kurang menaruh perhatian kepada ayahnya. Jelas-jelas dia sudah tahu kalau Rainie berbahaya dan tidak bisa dipercaya, tetapi dia masih saja lalai dan membiarkan ayahnya terkena jebakan Rainie. Namun mau menyesal juga sudah tidak ada gunanya. Waktu tidak akan berjalan mund
Penyelidikan yang dimaksud adalah untuk mencari tahu apakah Edgar masih mau menjadi penyokongnya. Namun tak terduga ternyata Edgar malah sedang tidak berdaya.“Om Fahrel, selama ini aku nggak kasih tahu kondisi Papa ke Om karena mempertimbangkan nasib Om juga. Apalagi sejak kematian Rainie yang begitu tiba-tiba, aku nggak tahu apakah proyek yang lagi Om kerjakan ini terkena pengaruhnya atau nggak. Tapi karena kita satu keluarga, Om Fahrel harus bantu aku menutupi ini supaya orang lain nggak ada yang tahu.”“Tapi mau terus disembunyikan sampai kapan? Cepat atau lambat juga semua orang pasti bakal tahu!”“Masalahnya kita selesaikan satu per satu. Aku sudah cari solusi untuk mengobati Papa. Nanti kalau Papa sudah siuman, semuanya bakal terselesaikan. Nanti aku juga bakal kasih tahu Papa kalau Om yang bantu aku melewati masa-masa sulit ini.”Fahrel cukup tergoda mendengar tawaran yang menarik itu. Jika dia membantu Bella dan Edgar dalam melewati masalah ini, dia pasti akan dianggap sebagai
“Hmmm, mungkin karena aku sudah makin dewasa.”“Dewasa?”“Iya. Dulu sewaktu Papa nggak ada, ada Om dan Tante yang selalu jagain aku. Tapi sekarang kondisi Papa begini dan banyak juga hal yang terjadi, aku nggak bisa lagi hidup santai seperti dulu. Aku harus bertumbuh dewasa supaya bisa bertahan hidup. Om, aku tahu kepergian Rainie begitu mendadak. Om dan Tante pasti sedih, tapi jangan sampai Om dan Tante menyerah gara-gara itu. Om masih punya perusahaan dan bisnis yang harus dikerjakan. Om juga masih punya Tante yang butuh perlindungan. Karena itu demi keluarga kita berdua, kita harus kuat!”“Aku setuju, kita nggak boleh menyerah. Kita harus kuat! Bella, apa yang kamu lakukan selama ini sudah bagus. Jangan sampai apa yang sedang menimpa Kak Edgar sekarang sampai diketahui sama orang lain. Kamu tenang saja, aku pasti bakal bantu kamu menjaga rahasia ini!”“Terima kasih, Om Fahrel. Aku yakin setelah Papa tahu kalau Om sudah banyak membantu,dia pasti akan sangat berterima kasih.”Setelah
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana