“Malvin!” Moses menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Malvin dengan serius dan berkata, “Datamu sebelumnya sudah ada kesalahan. Untungnya nggak ada kesalahan besar yang terjadi. Lain kali nggak boleh ada kesalahan seperti ini lagi!”Malvin memasang raut jengah ketika kesalahannya diungkit. Dia mendengus dan merangkul bahu Moses sambil berkata,“Iya, iya! Kesalahan kecil begini sudah pasti karena ketidaksengajaanku. Makanya aku bilang Dokter Moses yang terbaik. Mendukung dan mengasihi rekan kerja sendiri. Aku harus berterima kasih sama kamu. Gimana? Mau pergi minum?”“Waktu kerja nggak boleh minum! Minuman dari mana?” tanya Moses dengan kening berkerut.Di tempat ini semua makanan sudah disediakan. Mereka juga tidak boleh pulang dengan sesuka hati. Tidak mungkin mereka bisa pergi keluar untuk minum-minum.Malvin terbahak dan berkata, “Bercanda! Tentu saja aku nggak ada minuman. Maksudku lain kali setelah kita berhasil dan keluar dari sini. Kita harus merayakannya dan aku harus me
Dia tersadar dan dengan suara yang terdengar lebih bersahabat berkata, “Dokter Malvin, orang yang bisa datang ke tempat ini bukan orang biasa. Termasuk kamu juga. Dokter Liman pernah bilang kalau kita semua rekan kerja dan tujuan kita untuk proyek ini agar berhasil menaklukkan virusnya.” “Jangan terlalu penasaran dengan urusan orang lain. Yang sekarang harus kita lakukan adalah menyelesaikan pekerjaan kita sendiri.”Setelah diam sejenak, dia kembali berkata, “Kesalahanmu kemarin sudah diselesaikan tepat waktu dan juga nggak dilaporkan. Tapi kalau ada lagi-““Nggak, nggak! Nggak akan terjadi lagi!” potong Malvin sambil menangkap telunjuk Moses yang menunjuknya.Dia menyengir dan berkata, “Aku jamin nggak akan terjadi kesalahan yang sama lagi! Apa yang Dokter Moses katakan memang benar. Seharusnya aku nggak banyak tanya. Wah! Sudah waktunya! Aku harus kembali!”Setelah itu Malvin langsung berbalik dan pergi. Moses menggelengkan kepalanya menatap lelaki itu yang menjauh.***“Barangnya s
“Maksudmu orang-orang nggak berguna itu?!”Lelaki itu tertawa dengan keras dan terlihat tidak memandang orang yang dia sebut tidak berguna itu.Shane menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan, aku dengar kabar bahwa negara kita sudah mengumpulkan para ahli dan tengah fokus menganalisis penyakit ini. Aku takut-““Takut apa?! Bukannya orang Indonesia nggak takut apa pun?! Kalau takut semuanya, nggak akan bisa melakukan apa pun!” ujar lelaki itu dengan dingin.Dengan santai dia berkata, “Sekarang seluruh dunia tengah menganalisis penyakit ini selama beberapa bulan. Hasilnya apa? Kenapa? Kamu pikir orang Indonesia sangat hebat?”“Meski begitu, kamu juga nggak boleh lupa dengan Yuna. Masih ada Rainie yang merupakan orang Indonesia. Kami orang Indonesia tidak selemah yang kamu pikirkan. Kamu juga butuh bantuan dari orang Indonesia.”Lelaki itu teringat sesuatu dan memicingkan matanya sambil berkata, “Nggak perlu pedulikan Rainie. Aku minta kamu bawa Yuna ke sini, lalu apa yang kamu lakukan
Rainie hanya terlihat santai dan tersenyum ketika menghadapi pertanyaan Shane sembari berkata, “Kenapa? Mau menuduhku? Shane, jangan lupa kalau tugasku dan kamu nggak sama. Tugasku hanya meneliti dan mengembangkan. Sedangkan kamu bertugas di eksternal. Apalagi Yuna bukannya teman lamamu?”“Kamu dan anaknya bukan sangat dekat? Seharusnya kamu yang paling cocok untuk menangkap anaknya, bukan?”“Karena aku dan dia terlalu dekat makanya akan lebih mudah ketahuan kalau aku yang muncul.”Shane menyipitkan matanya dan menatap mata indah Rainie yang penuh dengan rencana licik sambil berkata, “Rainie, kamu memang bertugas melakukan penelitian, lalu apa yang sudah kamu teliti? Sampai saat ini, barang yang digunakan tetap saja barang penelitian dulu,“Yang Bos inginkan masih belum berhasil kamu kembangkan. Tentu saja aku jadi curiga dengan kemampuanmu.”“Kamu!” Wajah Rainie menggelap seketika.Shane mengabaikannya dan lanjut berkata, “Nggak heran kalau Bos buru-buru mau menarik Yuna agar dia yang
“Baik,” jawab Rainie dengan cepat.Lelaki itu tampak puas. Tatapannya berubah hangat dan berkata, “Rainie, kamu tahu apa yang paling aku sukai dari kamu?”“Bagaimana mungkin aku berani menebak pemikiran Bos?” jawab Rainie.“Aku suka dengan kamu yang kejam! Nggak seperti Shane yang memiliki belas kasihan. Orang dewasa nggak seharusnya ada hati nurani. Di antara orang-orang berbakat, aku memilihmu karena kamu kejam dan dingin.”“Benar,” jawab Rainie dengan datar.“Bagaimana dengan R7?” tanya lelaki itu.“Penurut dan lancar. Jika tidak, kita juga nggak akan bisa pindah ke tempat baru secepat itu. Bos tenang saja, semuanya dalam kendaliku,” jawab Rainie penuh percaya diri.Dia menatap perempuan itu dalam dan jari tangannya menekan punggung tangannya yang satu lagi sambil berkata, “Aku ingat dulu kamu bilang reaksi R7 nggak bisa dikendalikan, karena itu kamu nggak menggunakannya. Kenapa sekarang jadi bisa dikendalikan?”“Bukan nggak terkendali, tapi aku nggak yakin dengan efek hasilnya sete
“Kakek, makan.”Suara kecil yang lembut dan terdengar penurut membuat Juan memutar kepalanya. Dia melihat Kenzi yang sedang membawa nampan besar. Di sampingnya ada pelayan yang menjaganya dengan hati-hati karena takut bocah itu menjatuhkan nampan tersebut.Bocah itu memaksa untuk membawa nampan itu sendiri. Para pelayan tidak bisa berbuat apa-apa selain menjaganya.“Kakek nggak makan, kamu saja,” jawab Juan dengan senyuman hangat. “Kakek, makan!” Kenzi berjinjit dan berusaha mengangkat nampannya. Karena tingginya terbatas, dia tidak bisa mengangkatnya terlalu tinggi.Dia tampak tidak seimbang dan seperti hendak jatuh. Juan bergegas mengambil nampan itu dan sebelah tangannya lagi menahan tubuh Kenzi.“Aduh cucuku!”Pelayan yang di sampingnya mengambil nampan dan Juan menggendong bocah itu sambil berkata,“Kamu nggak bisa membiarkan Kakek tenang?!”“Cemilan, dimakan,” ujar Kenzi sambil duduk di pelukannya. Tangannya tetap terulur mencoba menggapai makanan ringan yang dia bawa.Dengan p
Rumah yang begitu besar sudah tidak pernah didatangi oleh Jordan. Sekarang dia berjalan masuk dengan tertatih-tatih dan dibantu oleh anak dan menantunya.Dia berdiri di ruang tengah dan matanya menyapu ke sekeliling ruangan. Dengan perlahan dia menilai tempat tersebut. Hingga akhirnya terdengar suara langkah kaki dan muncul seorang lelaki tua berjalan dengan perlahan dari arah dalam.Matanya seketika memerah dan dengan langkah cepat dia menggenggam tangan lelaki tua itu sambil berkata, “Juan!”Tubuhnya yang tidak sanggup menopang nyaris terjatuh dan untung saja ditahan oleh Satya.“Pa, pelan-pelan.”“Sudah tua tapi masih begitu berlebihan,” ujar Juan sambil meliriknya dan mengerutkan kening. Dia terlihat jengah pada lelaki itu. Juan menggandeng Kenzi dengan perlahan dan duduk di sana.Beberapa orang itu tampak aneh ketika melihat seorang anak kecil. Terutama Jordan yang menatap Kenzi dengan lekat.“Juan, dia ….”“Dia apa?! Apa urusan sama kamu?!” potong Juan dengan kesal.“Sudah tua ke
“Om, kenapa Om bicara seperti itu?! Om itu senior dan Chermiko juga memanggil Om dengan panggilan Kakek. Om nggak suka ketemu kami, kami juga nggak pernah berani mengusik Om. Kalau Om nggak mengakui kami sebagai keluarga, kami juga nggak berani mengaku-ngaku. Tapi apa salah Chermiko?”Juan meliriknya dan mendengus sinis sambil berkata, “Terserah! Dulu papamu yang bilang begitu pada saya. Sekarang saya berikan kembali, lalu apa salahnya?”Satya terdiam dan menoleh ke arah ayahnya. Jordan menunduk hingga tidak ada yang bisa melihat ekspresinya. Lelaki tua itu menghela napas panjang kemudian mendongak dan berkata,“Juan, kamu masih nggak mau memaafkan aku?”“Karena sudah putus hubungan, maka harusnya putus hingga bersih. Apa yangharus dimaafkan?”Dia menatap wajah lucu Kenzi dan tersenyum. Namun matanya tetap terlihat kecewa dan sedih.Kenzi juga menatapnya, dia tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh orang dewasa. Akan tetapi, tatapan Juan terlihat tidak bahagia.Kenzi mengulurkan tanga
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana