Pagi-pagi, ketika Stella pergi ke studio, dia menyadari pintu studio dalam keadaan terbuka dan lampu dalam keadaan menyala. Bahkan, terdengar suara mesin eksperimen di dalam ruangan. Stella merasa bingung. Dia sedang berpikir kembali apakah dirinya lupa mematikan semuanya semalam.Alhasil, baru saja Stella berjalan beberapa langkah, terdengar ada suara dari dalam sana. Salah satu ruang eksperimen dalam keadaan tertutup. Ada orang di dalam sana.Selain bahan wewangian, studio mereka hanya memiliki tanaman saja. Harga mesin-mesin di dalam studio memang tidaklah murah, tetapi tidaklah gampang untuk dipindahkan, apalagi dijual. Sepertinya tidak mungkin studio mereka kemalingan?Lantaran berpikir seperti ini, Stella mencondongkan kepalanya hendak pergi membuka pintu. Dia memutar gagang pintu dan pintu pun didorong.Suara di dalam ruangan berhenti dalam sesaat. Stella melihat sekilas, lalu berkata, “Lho! Kenapa kamu bisa ke sini?”Stella sungguh tidak menyangka ternyata orang di dalam ruanga
Beberapa saat ini Yuna sibuk dengan masalah di institut penelitian. Dia juga tidak sempat untuk mengurus masalah studio. Apalagi Yuna juga tidak tertarik dengan proyek seperti ini. Jadi, dia pun memilih untuk menolaknya.Yuna berjalan ke depan, lalu menuangkan segelas air dan meneguknya. Dia memalingkan kepalanya baru menyadari Stella masih sedang mengikutinya. Sepertinya ada yang ingin dikatakan Stella kepadanya.“Ada apa?”“Tapi orderan itu dari keluarga kerajaan. Kalau ditolak … sepertinya agak nggak memungkinkan.”Seandainya klien mereka adalah orang kaya biasa, semuanya juga tidak masalah. Namun mereka berasal dari keluarga kerajaan Negara Yuraria. Jadi, jika menolak orderan mereka, nantinya malah dianggap tidak menghormati mereka.“Memangnya ada apa dengan keluarga kerajaan? Bilang saja kita nggak sanggup untuk melakukannya.”Yuna juga tidak peduli dengan keluarga kerajaan itu. Lagi pula, dia tidak pernah kepikiran untuk mengembangkan kariernya di Negara Yuraria. Justru karena kl
“Hei!” Suara dingin itu mengejutkan Chermiko. Dia spontan melangkah mundur, lalu terdengar lagi ucapan selanjutnya. “Mohon jauhi mobilku!”Chermiko terdiam membisu. Dia melihat sekeliling, tetapi dia tidak bisa menemukan batang hidung orang itu. Kemudian, tatapan Chermiko tertuju pada kamera CCTV kecil dan speaker di depan pintu gerbang. Sepertinya suara berasal dari tempat itu.Berhubung merasa penasaran, Chermiko berjalan maju beberapa langkah, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat kamera CCTV. Kemudian, dia mengangkat jarinya menunjuk mobil sport tersebut. “Mobil ini … punyamu?”Di dalam studio.Yuna melihat wajah di depan monitor tiba-tiba membesar. Dia pun merasa sangat lucu. Stella yang berada di samping langsung tertawa keras.“Dia … lucu juga!”“Kalau bukan punyaku, memangnya punyamu? Jauhi mobilku! Kalau nggak, aku akan lapor polisi!” ucap Yuna dengan tidak sungkan.Seumur hidup Chermiko, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Apa mereka mengira dirinya hendak mencuri mo
Waktu itu di depan institut penelitian, Chermiko menceramahi Yuna apa-apa saja yang tidak seharusnya dia lakukan. Chermiko juga memaksanya untuk mundur dari tim penelitian. Kali ini, si lelaki menjengkelkan ini malah datang ke studionya. Jika Chermiko mengatakan dirinya hanya kebetulan melewati tempat ini, sepertinya Yuna tidak akan memercayainya.“Kalau aku bilang aku lewat, apa kamu akan percaya?”Yuna hanya tertawa. “Hehe ….”Setelah tertawa, Yuna juga tidak berbicara lagi. Dia menatap Chermiko, lalu menunjukkan senyuman sinis di wajahnya.Aneh sekali! jelas-jelas Chermiko hanya melewati tempat ini, kenapa dia malah merasa gugup ketika dipandang si wanita? Seolah-olah dirinya sedang mencari alasan saja.Kepikiran hal ini, Chermiko langsung membusungkan dadanya, lalu menunjuk mobil di depan sana. “itu mobilmu?”Yuna mengalihkan pandangannya melihat ke arah yang ditunjuk Chermiko. “Memangnya kenapa kalau iya?” Beberapa saat kemudian, Yuna melanjutkan, “Memangnya kenapa juga kalau buka
Yuna menjawab sambil tersenyum tipis, “Tentu saja kenal.”Chermiko langsung bertanya dengan semangat, “Siapa? Apa aku juga kenal orangnya?”“Seharusnya kamu juga kenal.” Yuna menyilangkan tangannya di depan dada, lalu mengamati Chermiko sambil berkata dengan tenang, “Murid terakhir Pak Juan itu ... bukannya kamu?”“Aku ....” Setelah tertegun sejenak, Chermiko baru menyadari maksud Yuna.“Kenapa? Apa Tuan Chermiko sendiri sudah lupa? Di Kanita, eh salah. Di seluruh negeri ini, siapa yang nggak tahu kalau kamu itu murid terakhir Pak Juan? Kenapa hari ini kamu tiba-tiba tanya soal murid terakhir Pak Juan lagi? Memangnya kamu sendiri nggak tahu?”Chermiko yang biasanya berlidah tajam pun tidak bisa berkata-kata setelah disindir oleh Yuna. Saat mengingat kedekatan Yuna dengan Kakek Juan, Chermiko bisa menebak bahwa Yuna seharusnya tahu dirinya bukanlah murid terakhir Kakek Juan. Lagi pula, Chermiko juga tidak perlu menutupinya dari Yuna. Jadi, Chermiko pun berkata dengan jujur, “Aku tidak
Seluruh tubuh Chermiko berputar tak terkendali, lalu lengannya dipelintir ke belakang sehingga dia merasa sangat kesakitan. Begitu Yuna mengerahkan sedikit tenaga lagi, tangannya pasti akan patah. Hal yang paling mengejutkan adalah … padahal Yuna sedang hamil, tetapi mampu memelintir lengannya hanya dengan sebelah tangan. Chermiko ingin melepaskan diri dari cengkeraman Yuna, tetapi lengannya yang terpelintir itu sama sekali tidak bisa digerakkan.“Yuna, beraninya kamu main tangan!” teriak Chermiko dengan marah. Dia melambaikan tangannya yang satu lagi ke arah Yuna agar Yuna melepaskan cengkeramannya.Namun, reaksi Yuna sangat cepat. Dia menghindari serangan Chermiko itu, lalu menendang punggung Chermiko sambil melepaskan cengkeramannya.“Ah!” Chermiko pun berteriak sebelum terjatuh ke lantai.“Tuan Chermiko, mungkin ingatanmu agak bermasalah.” Yuna meletakkan kedua tangannya di sisi pintu, lalu menatap Chermiko yang tersungkur di lantai sambil berkata, “Bukannya kamu yang duluan main t
Saat menjelang malam, Brandon datang ke studio untuk menjemput Yuna pulang ke rumah. Setelah masuk ke mobil dan mengenakan sabuk pengaman, Yuna melihat ada sebuah kotak besar yang dibungkus dengan cantik dan dihiasi pita di tempat duduk belakang.Yuna tersenyum, lalu menggoda Brandon, “Wanita beruntung mana yang akan mendapatkan hadiah itu?”“Selain kamu, memangnya ada wanita mana lagi yang layak mendapatkan hadiah dariku?” tanya Brandon sambil melirik Yuna dengan penuh kasih sayang.“Hari ini bukan hari penting, ‘kan? Kenapa kamu tiba-tiba memberiku hadiah?” Meskipun berkata begitu, Yuna tetap merasa gembira karena mendapatkan hadiah. Dia bertanya dengan penasaran, “Apa itu?”“Siapa bilang hari ini bukan hari penting? Apa kamu sudah lupa hari ini hari apa?” tanya Brandon.Setelah mendengar pertanyaan Brandon, Yuna pun tertegun dan mulai memikirkannya. Hari ini bukanlah hari peringatan pernikahan mereka ataupun hari ulang tahun mereka dan putra mereka. Dia mengecek kalender ponsel, tet
Sebenarnya, kaki Yuna hanya sedikit memerah karena tergesek sepatu. Akhir-akhir ini, dia mungkin bertambah sedikit gemuk atau kakinya bengkak karena hamil. Di sisi lain, Brandon malah menyadarinya meskipun Yuna tidak mengatakan apa-apa. Hal yang paling membuat orang terharu sebenarnya bukanlah hadiahnya sendiri, melainkan perhatian yang terkandung dalam hadiah itu.Yuna langsung membuka sepatunya dan memakai sepatu baru itu. Ukurannya sangat pas dan sepatunya juga nyaman dipakai.Melihat tampang Yuna yang gembira, Brandon pun tersenyum dan bertanya, “Benar-benar suka?”“Iya!” Yuna mengangguk dengan yakin, lalu memuji, “Kamu benar-benar pintar pilih hadiah!”“Benarkah?” Brandon bertanya lagi, “Gi ... gimana kalau dibandingkan dengan ... tanaman aquilaria itu?”Yuna pun terdiam dan bergumam dalam hati, ‘Kenapa orang ini masih mempermasalahkan masalah itu sih!’“Aku suka dua-duanya!” jawab Yuna setelah berpikir sejenak.“Suka ... dua-duanya?” tanya Brandon dengan kening berkerut. Jelas s
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon