Sebenarnya, kaki Yuna hanya sedikit memerah karena tergesek sepatu. Akhir-akhir ini, dia mungkin bertambah sedikit gemuk atau kakinya bengkak karena hamil. Di sisi lain, Brandon malah menyadarinya meskipun Yuna tidak mengatakan apa-apa. Hal yang paling membuat orang terharu sebenarnya bukanlah hadiahnya sendiri, melainkan perhatian yang terkandung dalam hadiah itu.Yuna langsung membuka sepatunya dan memakai sepatu baru itu. Ukurannya sangat pas dan sepatunya juga nyaman dipakai.Melihat tampang Yuna yang gembira, Brandon pun tersenyum dan bertanya, “Benar-benar suka?”“Iya!” Yuna mengangguk dengan yakin, lalu memuji, “Kamu benar-benar pintar pilih hadiah!”“Benarkah?” Brandon bertanya lagi, “Gi ... gimana kalau dibandingkan dengan ... tanaman aquilaria itu?”Yuna pun terdiam dan bergumam dalam hati, ‘Kenapa orang ini masih mempermasalahkan masalah itu sih!’“Aku suka dua-duanya!” jawab Yuna setelah berpikir sejenak.“Suka ... dua-duanya?” tanya Brandon dengan kening berkerut. Jelas s
Brandon adalah tipe ayah yang sangat memanjakan anak. Kamar Kenzi sangat luas, kamar ini merupakan dua kamar yang dihubungkan menjadi satu. Sebagian besar lantainya ditutupi dengan matras yang lembut sehingga Kenzi bisa berjalan dan merangkak dengan aman. Tempat-tempat lain yang berbahaya juga sudah ditangani. Jadi, Brandon dan Yuna bisa membiarkan Kenzi bermain di kamar ini dengan tenang.Setelah memasuki kamar Kenzi, Brandon menurunkan Kenzi dan bermaksud untuk membiarkannya bermain sendiri. Tak disangka, begitu diturunkan ke lantai, Kenzi langsung berlari ke arah Yuna dan berkata, “Ma, Ma ... gendong, gendong ....”Saat melihat sikap Kenzi, Yuna tidak mungkin tega menolak permintaannya.“Tidak boleh!” Brandon buru-buru menghentikan Yuna untuk menggendong Kenzi dan berkata, “Kamu lagi hamil, tidak boleh angkat yang berat-berat.”Namun, Kenzi tidak mungkin mengerti tentang hal itu. Dia hanya tahu bahwa Brandon tidak membiarkan Yuna menggendongnya. Dia langsung memanyunkan bibirnya, la
Di sisi lain, Shane sama sekali tidak mengerti tentang pengobatan tradisional. Dia paling-paling hanya memiliki pemahaman mendasar mengenai wewangian. Namun, dia malah begitu tertarik pada proyek ini dan merasa sangat yakin terhadap prospeknya. Hal ini memang agak aneh.“Mungkin dia benar-benar merasa proyek ini bisa menghasilkan uang,” jawab Yuna dengan kurang yakin.Baru saja Yuna hendak melanjutkan kata-katanya, Kenzi sudah berlari kembali dengan membawa bola itu dan berkata, “Mama ... lempar ....”Apa Kenzi ingin Yuna melempar bolanya lagi? Yuna pun melempar bola plastik itu, lalu Kenzi mengejarnya sambil tertawa gembira.“Kenapa aku merasa caramu bermain sama Kenzi seperti ... lagi main sama anjing?” tanya Brandon yang tidak bisa menahan diri. Meskipun tidak ingin membandingkan anaknya dengan anjing, cara Yuna bermain dengan Kenzi memang membuatnya berpikir seperti itu.“Hmm?” Yuna tertegun sejenak, lalu melirik ke arah Kenzi yang sedang mengejar bola dengan gembira dan berkata, “
“Aku sudah bilang, penelitian ini masih belum berhasil. Dicoba sekarang juga percuma saja!” kata Delon setelah menenangkan dirinya.“Sudah berapa lama kalian menelitinya? Kalian semua memang tidak berguna! Pengobatan tradisional apanya! Ini hanyalah sampah!” maki pria itu. Dia mengepalkan tangannya, lalu meninju meja dengan kuat.Delon yang pada dasarnya sudah merasa tidak senang karena disalahkan pun bertambah kesal setelah mendengar ucapannya.“James, perhatikan ucapanmu! Proyek ini sangat dihargai Bos dan dia yang meminta kami untuk melanjutkannya. Dengan berkata seperti itu, bukankah itu artinya kamu meragukan pandangan Bos?” ujar Delon. Dia hendak menggunakan Bos untuk mengintimidasi James.James adalah orang dari luar negeri yang datang bersama Bos. Ada lagi tiga orang lain yang datang bersamanya. Mereka semua juga adalah orang yang meneliti tentang biofarmasi. Dari ucapan mereka biasanya, Delon dapat menebak bahwa mereka sangat merendahkan pengobatan tradisional karena merasa pe
Berhubung sudah dihentikan rekannya dan suara Chermiko juga terdengar semakin dekat, James pun melepaskan cengkeramannya.Begitu dilepaskan oleh James, Delon menutupi dadanya dan mencoba untuk mengambil napas dalam-dalam. Kakinya juga menjadi lemas, tetapi dia berusaha untuk bertahan agar dirinya tidak jatuh terduduk di lantai. Dia tidak bersedia tunduk pada seorang orang asing.“Pak Delon, kuperingati kamu. Waktumu sudah tidak banyak lagi! Kalau penelitian ini masih tidak berhasil juga, biarpun mau melawan, kamu tidak akan bisa menutupi kenyataan bahwa pengobatan tradisional hanyalah sampah belaka,” tutur James. Kemudian, dia mengibaskan pergelangan tangannya sambil mendengus dingin sebelum berkata, “Ayo kita pergi!”Kemudian, beberapa orang itu keluar dari ruangan ini dan meninggalkan Delon sendiri.Saat Chermiko hendak turun karena tidak menemukan Delon, ada sebuah sosok yang tiba-tiba berjalan keluar dari sudut tangga. Orang itu berjalan dengan agak terhuyung-huyung sambil berpegan
Sebenarnya, Chermiko awalnya memang tidak terlalu yakin pada penelitian ini. Bukan karena bisa berhasil atau tidak, melainkan karena merasa penelitian seperti ini tidaklah berguna. Namun, setelah berulang kali ditolak oleh Yuna, ditambah dengan hubungan Yuna yang sepertinya lumayan dekat dengan Kakek Juan, rasa kompetitif pun timbul dalam hati Chermiko.Awalnya, Chermiko sangat merendahkan Yuna. Sekarang, dia ingin meraih keberhasilan agar bisa membuktikan bahwa kemampuan Yuna masih kalah jauh dari kemampuannya.Sejak Delon menyetujui usulnya, Chermiko pun menghabiskan waktu di laboratorium setiap harinya. Dia tidak berhenti memikirkan cara penyelesaiannya bahkan saat makan.Dulu, obat herbal selalu direbus secara perlahan untuk mendapatkan khasiat terbaiknya. Selain pengendalian api, jumlah air dan aspek lainnya juga harus dikendalikan dengan baik. Jika obat yang telah direbus dibiarkan begitu saja untuk jangka waktu panjang, khasiatnya juga akan berangsur-angsur menghilang.Sekarang,
“Mereka sengaja bertanya pada banyak orang dulu sebelum membelinya. Katanya, teko ini dibuat oleh seorang ahli. Coba Kakek lihat dulu!” kata Chermiko sambil mengeluarkan sebuah kotak yang indah.Juan mendengus, lalu mencibir, “Di zaman sekarang, semua orang bisa disebut ahli begitu diiklankan. Ahli mana yang dicari orang tuamu?”Jika orang lain yang berada di posisi Chermiko, mereka pasti sudah tidak tahan pada sikap Kakek Juan. Namun, Chermiko sudah terbiasa dan memiliki persiapan hati sebelum datang. Dia mengeluarkan teko itu dengan ekspresi yang tenang dan berkata, “Coba lihat. Tekonya berbentuk labu!”Juan meliriknya tanpa bersuara. Ini adalah reaksi yang sangat bagus. Setidaknya, dia sudah tidak mengatakan hal-hal yang tidak enak didengar lagi. Hal itu menandakan bahwa dia lumayan menyukai teko ini.Sebelumnya, Chermiko masih belum mengetahui selera Kakek Juan. Dia sering membawakan oleh-oleh dari luar negeri atau lukisan dan barang antik yang mahal. Namun, semuanya malah dibuang
“Kakek, merebus obat herbal itu hal normal. Aku bisa memperkirakan bagaimana mengendalikan sifat obat dan seberapa banyak obat yang bisa diserap tubuh. Tapi, sifat obat yang sudah diuapkan untuk diserap tubuh sangat sulit dikendalikan!” ujar Chermiko dengan tidak berdaya. Kemudian, dia melanjutkan, “Dari pengalaman Kakek, apa ada kemungkinan sifat obat bisa dikendalikan dengan bebas?”Juan melirik Chermiko, lalu berkata sambil tersenyum, “Kenapa? Sudah begitu lama, tim penelitian ini masih belum menyelesaikan masalah yang paling mendasar itu?”“Bukan begitu ....” Chermiko pernah mendengar bahwa Yuna sudah memecahkan masalah ini. Namun, entah kenapa Yuna tidak bersedia menyerahkan data-datanya. Jadi, Chermiko hanya bisa meneliti sendiri dan memecahkan masalahnya.Selain itu, Chermiko juga kurang percaya bahwa Yuna telah memecahkan masalah ini. Seharusnya, itu hanyalah perkataan Yuna sepihak. Chermiko sangat mahir dalam bidang obat herbal dan sudah menghabiskan banyak waktu dalam hal in
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta