“Kakek, merebus obat herbal itu hal normal. Aku bisa memperkirakan bagaimana mengendalikan sifat obat dan seberapa banyak obat yang bisa diserap tubuh. Tapi, sifat obat yang sudah diuapkan untuk diserap tubuh sangat sulit dikendalikan!” ujar Chermiko dengan tidak berdaya. Kemudian, dia melanjutkan, “Dari pengalaman Kakek, apa ada kemungkinan sifat obat bisa dikendalikan dengan bebas?”Juan melirik Chermiko, lalu berkata sambil tersenyum, “Kenapa? Sudah begitu lama, tim penelitian ini masih belum menyelesaikan masalah yang paling mendasar itu?”“Bukan begitu ....” Chermiko pernah mendengar bahwa Yuna sudah memecahkan masalah ini. Namun, entah kenapa Yuna tidak bersedia menyerahkan data-datanya. Jadi, Chermiko hanya bisa meneliti sendiri dan memecahkan masalahnya.Selain itu, Chermiko juga kurang percaya bahwa Yuna telah memecahkan masalah ini. Seharusnya, itu hanyalah perkataan Yuna sepihak. Chermiko sangat mahir dalam bidang obat herbal dan sudah menghabiskan banyak waktu dalam hal in
“Kakek, aku yang salah. Tidak seharusnya aku bertanya begitu banyak pertanyaan padamu. Jangan marah, ya! Aku tidak akan tanya lagi!” kata Chermiko.“Aku suruh kamu pergi! Apa kamu tidak mengerti?” Juan melirik ke sekelilingnya untuk mencari sesuatu. Berhubung tidak ada yang cocok, dia memungut kembali kipasnya dan menggunakannya untuk memukul Chermiko sambil berseru, “Dasar bocah tengik! Kamu hanya tahu datang dan membuatku kesal! Aku sudah begitu tua, apa masih harus diurus oleh anak bau kencur sepertimu? Cepat pergi! Kelak, jangan datang lagi!”Meskipun dipukul kipas tidak sakit, Chermiko tetap berlari ke sekeliling untuk menghindarinya. Saat mendengar Kakek Juan melarangnya untuk datang lagi, dia sangat panik dan berkata, “Kakek, jangan marah. Aku tidak akan tanya-tanya lagi dan langsung pergi sekarang juga! Jangan emosi lagi ya. Tidak bagus untuk kesehatan Kakek. Aku pamit dulu. Kelak, aku akan datang menjengukmu lagi!”Selesai berbicara, Chermiko langsung berlari keluar dengan pan
“Siapa kamu?” tanya Chermiko dengan ketus sambil menarik kerah bajunya.“A ... aku Susan, istrinya Fahrel. Kita pernah ketemu sebelumnya,” jawab wanita itu dengan nada yang agak menyanjung.Chermiko sama sekali tidak mengingatnya dan berkata, “Istrinya Fahrel? Fahrel siapa? Aku tidak mengenalmu!”Selain kerabat dan beberapa temannya, Chermiko jarang berhubungan dengan wanita, apalagi istri orang. Berhubung wanita ini mengatakan dirinya adalah istrinya Fahrel, reaksi pertamanya adalah dirinya tidak mengenal wanita ini. Sebab, dia tidak mungkin berhubungan dengan istri orang. Oh, kecuali Yuna!Saat mendengar Chermiko sepertinya hendak memutuskan sambungan telepon, Susan langsung panik dan berkata dengan cepat, “Tuan Chermiko, aku ini Susan, istrinya Fahrel. Kita pernah ketemu dan mengobrol di seminar pengobatan tradisional kemarin. Waktu itu, kamu juga ....”Awalnya, Susan hendak mengatakan bahwa Chermiko disiram dengan minuman. Namun, karena takut menyinggung Chermiko, dia langsung meng
Chermiko langsung memutuskan sambungan telepon dan memblokir nomor Susan. Kemudian, dia menyalakan mobilnya dan melaju pergi dengan cepat untuk menghilangkan kekesalannya....Di sisi lain, Susan terlihat sangat kesal karena teleponnya diputuskan begitu saja.“Kenapa kamu memutuskan sambungan teleponnya? Kita kan belum selesai bicara!” tanya seorang pria di samping Susan dengan agak kesal. Dia adalah suaminya Susan yang bernama Fahrel.Susan menggenggam ponselnya dan menjawab dengan cemberut, “Dia ... yang memutuskan sambungan teleponnya.”“Apa?” seru Fahrel dengan terkejut. Kemudian, dia mencibir, “Siapa sih yang kamu cari? Kok kesannya kacau banget! Bukannya kamu bilang mau cari dokter genius untuk menyembuhkan penyakit Bella? Hasilnya? Dia sama sekali tidak peduli padamu! Tidak peduli!”Fahrel sengaja menekankan kata tidak peduli sebanyak dua kali untuk menunjukkan ketidakpuasannya terhadap Susan.Susan merasa sangat sedih dan menjawab, “Siapa sangka dia begitu sombong! Aku sudah su
Setelah memikirkannya, Susan pun bangkit dan berkata, “Berhubung dia tidak mau menerima teleponku, aku akan pergi mencarinya.”Fahrel menatap Susan dengan heran dan bertanya, “Dia bahkan tidak mau menerima teleponmu, apa kamu yakin dia mau menemuimu? Biarpun dia bersedia menemuimu, memangnya dia bakal setuju untuk mengobati orang?”“Hal ini tidak bisa dibicarakan dengan jelas di telepon. Kalau aku langsung menemuinya, dia tidak akan bisa kabur lagi. Lagian, aku sudah menyiapkan hadiah pertemuan yang menggiurkan. Aku yakin dia pasti tidak bisa menolak!” jawab Susan sambil tersenyum yakin.“Kamu berencana untuk langsung menggodanya dengan uang? Kamu kira menghasilkan uang itu gampang?” tanya Fahrel dengan agak tidak senang setelah mendengar Susan ingin menghadiahkan uang untuk Chermiko.Akhir-akhir ini, keuangan mereka pada dasarnya kurang bagus. Oleh karena itu, Fahrel baru hendak memohon pada Edgar untuk memberinya kelonggaran. Namun, Edgar malah menolak. Jika bukan karena begitu, dia
Setelah turun dari mobil, Yuna memandang ke sekeliling dan merasa semuanya sesuai dengan dugaannya.Dengan status Edgar, dia memang seharusnya tidak bersikap terlalu mencolok. Dia tinggal di sebuah vila dua tingkat yang sederhana. Penampilan luar rumah ini terlihat klasik dan elegan.Begitu masuk ke rumah, ada seorang pelayan yang menyajikan minuman, buah, dan kue-kuean untuk Yuna. Kemudian, pelayan itu berkata, “Nona Bella akan segera turun untuk menemui Anda.”Yuna mengangguk, lalu pelayan itu pun meninggalkan Yuna.Rumah ini cukup besar. Berhubung perabot dan perangkat elektroniknya tidak terlalu banyak, ruangan ini terlihat sangat luas. Selain itu, tidak ada begitu banyak barang yang mahal atau mewah juga di ruang tamu. Pajangan di ruang tamu juga sangat sedikit. Hanya ada beberapa pot tanaman hias yang terlihat sederhana. Edgar sepertinya memang mirip dengan apa yang dikatakan Brandon. Dia sangat menjaga reputasinya dan memperhatikan detail sekecil apa pun.Saat Yuna sedang mengam
“Tentu saja nggak.” Saat melihat tampang Bella yang sudah kelelahan padahal hanya berbicara beberapa patah kata, Yuna pun bertanya, “Kamu pasti sangat gampang capek, ‘kan?”Bella mengangguk sambil menjawab, “Iya. Aku begitu gemuk dan malas. Jadi, aku gampang capek.”“Malas? Kamu nggak malas kok!” Yuna menunjuk ke arah beberapa pot bunga di sudut dinding dan berkata, “Kamu yang merawat tanaman-tanaman bonsai itu, ‘kan? Orang yang bisa memangkas daun bonsai dengan serapi itu nggak mungkin malas.”Setelah mendengar ucapan Yuna, Bella melirik ke arah beberapa tanaman bonsai yang terawat baik itu. Hal yang paling menarik adalah, semua bonsai itu dipangkas menjadi bentuk tokoh kartun yang sangat imut.“Kenapa kamu tahu aku yang memangkas daunnya?” Bella bertanya sambil tersenyum, “Bisa jadi pembantu rumah kami yang memangkas daunnya, ‘kan?”Yuna menggeleng, lalu menjawab, “Kalau pembantu kalian yang memangkas daunnya, mereka nggak akan membentuk karakter-karakter yang begitu imut. Bentuk-ben
Berbeda dari sebelumnya, Bella tidak merasa risih saat berbicara mengenai masalah dirinya dengan Yuna. Sebab, Yuna tidak terlihat seperti orang yang ingin mengejek atau menertawakannya. Yuna malah terlihat seperti seorang dokter yang dengan sabar menanyakan keadaannya secara rinci. Selain itu, Bella bisa merasakan bahwa Yuna sepertinya tulus ingin membantunya.“Nyonya Yuna, apa kamu bisa mengobati orang?” tanya Bella.Setelah mendengar pertanyaan Bella, Yuna pun tertegun sejenak. Kemudian, dia menggeleng dan menjawab, “Nggak bisa. Aku ini peracik aroma, bukan dokter.”“Oh.” Bella terlihat agak kecewa dan berkata, “Aku kira kamu itu seorang dokter dan mungkin bisa menolongku.”“Mana mungkin ....” Yuna pun tertawa, lalu berkata, “Sebaiknya kamu cari dokter profesional saja.”“Aku sudah mencari banyak dokter profesional dan mencoba segala cara yang bisa dicoba. Mungkin karena malas, aku selalu ingin muntah setiap berolahraga. Makanya, aku juga nggak melakukannya lagi. Aku yang ... nggak
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon