Chermiko langsung memutuskan sambungan telepon dan memblokir nomor Susan. Kemudian, dia menyalakan mobilnya dan melaju pergi dengan cepat untuk menghilangkan kekesalannya....Di sisi lain, Susan terlihat sangat kesal karena teleponnya diputuskan begitu saja.“Kenapa kamu memutuskan sambungan teleponnya? Kita kan belum selesai bicara!” tanya seorang pria di samping Susan dengan agak kesal. Dia adalah suaminya Susan yang bernama Fahrel.Susan menggenggam ponselnya dan menjawab dengan cemberut, “Dia ... yang memutuskan sambungan teleponnya.”“Apa?” seru Fahrel dengan terkejut. Kemudian, dia mencibir, “Siapa sih yang kamu cari? Kok kesannya kacau banget! Bukannya kamu bilang mau cari dokter genius untuk menyembuhkan penyakit Bella? Hasilnya? Dia sama sekali tidak peduli padamu! Tidak peduli!”Fahrel sengaja menekankan kata tidak peduli sebanyak dua kali untuk menunjukkan ketidakpuasannya terhadap Susan.Susan merasa sangat sedih dan menjawab, “Siapa sangka dia begitu sombong! Aku sudah su
Setelah memikirkannya, Susan pun bangkit dan berkata, “Berhubung dia tidak mau menerima teleponku, aku akan pergi mencarinya.”Fahrel menatap Susan dengan heran dan bertanya, “Dia bahkan tidak mau menerima teleponmu, apa kamu yakin dia mau menemuimu? Biarpun dia bersedia menemuimu, memangnya dia bakal setuju untuk mengobati orang?”“Hal ini tidak bisa dibicarakan dengan jelas di telepon. Kalau aku langsung menemuinya, dia tidak akan bisa kabur lagi. Lagian, aku sudah menyiapkan hadiah pertemuan yang menggiurkan. Aku yakin dia pasti tidak bisa menolak!” jawab Susan sambil tersenyum yakin.“Kamu berencana untuk langsung menggodanya dengan uang? Kamu kira menghasilkan uang itu gampang?” tanya Fahrel dengan agak tidak senang setelah mendengar Susan ingin menghadiahkan uang untuk Chermiko.Akhir-akhir ini, keuangan mereka pada dasarnya kurang bagus. Oleh karena itu, Fahrel baru hendak memohon pada Edgar untuk memberinya kelonggaran. Namun, Edgar malah menolak. Jika bukan karena begitu, dia
Setelah turun dari mobil, Yuna memandang ke sekeliling dan merasa semuanya sesuai dengan dugaannya.Dengan status Edgar, dia memang seharusnya tidak bersikap terlalu mencolok. Dia tinggal di sebuah vila dua tingkat yang sederhana. Penampilan luar rumah ini terlihat klasik dan elegan.Begitu masuk ke rumah, ada seorang pelayan yang menyajikan minuman, buah, dan kue-kuean untuk Yuna. Kemudian, pelayan itu berkata, “Nona Bella akan segera turun untuk menemui Anda.”Yuna mengangguk, lalu pelayan itu pun meninggalkan Yuna.Rumah ini cukup besar. Berhubung perabot dan perangkat elektroniknya tidak terlalu banyak, ruangan ini terlihat sangat luas. Selain itu, tidak ada begitu banyak barang yang mahal atau mewah juga di ruang tamu. Pajangan di ruang tamu juga sangat sedikit. Hanya ada beberapa pot tanaman hias yang terlihat sederhana. Edgar sepertinya memang mirip dengan apa yang dikatakan Brandon. Dia sangat menjaga reputasinya dan memperhatikan detail sekecil apa pun.Saat Yuna sedang mengam
“Tentu saja nggak.” Saat melihat tampang Bella yang sudah kelelahan padahal hanya berbicara beberapa patah kata, Yuna pun bertanya, “Kamu pasti sangat gampang capek, ‘kan?”Bella mengangguk sambil menjawab, “Iya. Aku begitu gemuk dan malas. Jadi, aku gampang capek.”“Malas? Kamu nggak malas kok!” Yuna menunjuk ke arah beberapa pot bunga di sudut dinding dan berkata, “Kamu yang merawat tanaman-tanaman bonsai itu, ‘kan? Orang yang bisa memangkas daun bonsai dengan serapi itu nggak mungkin malas.”Setelah mendengar ucapan Yuna, Bella melirik ke arah beberapa tanaman bonsai yang terawat baik itu. Hal yang paling menarik adalah, semua bonsai itu dipangkas menjadi bentuk tokoh kartun yang sangat imut.“Kenapa kamu tahu aku yang memangkas daunnya?” Bella bertanya sambil tersenyum, “Bisa jadi pembantu rumah kami yang memangkas daunnya, ‘kan?”Yuna menggeleng, lalu menjawab, “Kalau pembantu kalian yang memangkas daunnya, mereka nggak akan membentuk karakter-karakter yang begitu imut. Bentuk-ben
Berbeda dari sebelumnya, Bella tidak merasa risih saat berbicara mengenai masalah dirinya dengan Yuna. Sebab, Yuna tidak terlihat seperti orang yang ingin mengejek atau menertawakannya. Yuna malah terlihat seperti seorang dokter yang dengan sabar menanyakan keadaannya secara rinci. Selain itu, Bella bisa merasakan bahwa Yuna sepertinya tulus ingin membantunya.“Nyonya Yuna, apa kamu bisa mengobati orang?” tanya Bella.Setelah mendengar pertanyaan Bella, Yuna pun tertegun sejenak. Kemudian, dia menggeleng dan menjawab, “Nggak bisa. Aku ini peracik aroma, bukan dokter.”“Oh.” Bella terlihat agak kecewa dan berkata, “Aku kira kamu itu seorang dokter dan mungkin bisa menolongku.”“Mana mungkin ....” Yuna pun tertawa, lalu berkata, “Sebaiknya kamu cari dokter profesional saja.”“Aku sudah mencari banyak dokter profesional dan mencoba segala cara yang bisa dicoba. Mungkin karena malas, aku selalu ingin muntah setiap berolahraga. Makanya, aku juga nggak melakukannya lagi. Aku yang ... nggak
“Tentu saja. Kita nggak perlu melawan tubuh kita sendiri. Sebaliknya, kita harus belajar berkompromi dan hidup dengan baik bersamanya,” jawab Yuna.Suara Yuna sepertinya memiliki semacam kekuatan untuk menenangkan orang. Bella pun perlahan-lahan duduk tegak, lalu menatap makanan di atas meja dan menelan ludahnya. Dia terlihat sangat ingin melahap makanan-makanan itu.“Mau coba?” tanya Yuna.Bella perlahan-lahan mengulurkan tangannya, lalu mengambil sepotong kue dari meja. Kemudian, dia mendekatkan kue itu ke hidungnya dan mencium aromanya. Matanya dipenuhi dengan keinginan dan juga konflik yang tidak berkesudahan.“Makan saja sepotong, nggak apa-apa kok. Makannya pelan-pelan saja dan dinikmati,” kata Yuna untuk menyemangatinya.Bella menatap kue itu dengan sangat serius, lalu perlahan-lahan memasukkannya ke dalam mulut. Saat hendak menggigitnya, tiba-tiba terdengar teriakan marah seorang pria, “Apa yang kamu lakukan!”Teriakan pria itu sangat mengejutkan Yuna dan Bella hingga kue yang
Saat Yuna tiba di rumah, Brandon sudah pulang dan sedang bermain dengan Kenzi di ruang tamu. Dari penampilan mereka ... sepertinya mereka hendak keluar.“Ada acara?” tanya Yuna. Akhir-akhir ini, dia terlalu sibuk dan mungkin sudah melupakan sesuatu.Brandon menjawab, “Tidak. Aku hanya mau bawa kalian makan di luar. Sibuk?”“Nggak kok. Kok kamu nggak telepon aku untuk menyuruhku pulang lebih cepat?” Yuna buru-buru melirik jam tangannya. Untungnya, waktunya masih belum terlalu larut.“Tidak buru-buru kok. Aku tahu akhir-akhir ini kamu lagi sibuk,” kata Brandon.Kenzi berlari ke arah Yuna dengan gembira, lalu membentangkan kedua tangan kecilnya untuk meminta digendong. Saat jari kecilnya hampir menyentuh pakaian Yuna, Brandon tiba-tiba berdeham kuat. Kenzi pun tiba-tiba menghentikan gerakannya.Jelas-jelas Kenzi masih begitu kecil, tetapi dia sepertinya mengerti maksud Brandon. Dia menoleh untuk melirik Brandon, lalu mengerutkan keningnya dan berpikir sejenak. Setelah itu, dia pun berkata
“Aku tahu.” Reaksi Brandon hanya biasa-biasa saja. Dia melanjutkan dengan santai, “Bukan hanya aku, semua orang di Kanita juga tahu, putrinya Pak Edgar terlalu dimanja sehingga menjadi begitu gemuk dan punya sifat aneh. Para putri dari keluarga kaya lain juga hampir tidak ada yang berhubungan dengannya.”Oleh karena itu, Brandon sebenarnya merasa agak terkejut saat melihat Yuna berhubungan dengan Bella. Apalagi, Bella juga bisa mengirimkan hadiah untuk Yuna. Namun, istrinya memang berbeda dari wanita pada umumnya.“Terlalu dimanja ....” Yuna memikirkan kata-kata ini, lalu berdesah.“Kenapa? Memangnya bukan?”“Mungkin dia memang menyayangi anaknya, tapi caranya salah,” jawab Yuna sambil menghela napas.Brandon merasa Yuna menjadi agak berbeda setelah pergi ke rumah Bella. Dia pun bertanya, “Apa yang kamu lihat di sana?”“Nggak apa-apa. Semisal nih ... kalau kelak Kenzi juga jadi begitu gemuk kayak Nona Bella, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Yuna sambil menunjuk ke arah Kenzi yang dud
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat