Sebenarnya, Chermiko awalnya memang tidak terlalu yakin pada penelitian ini. Bukan karena bisa berhasil atau tidak, melainkan karena merasa penelitian seperti ini tidaklah berguna. Namun, setelah berulang kali ditolak oleh Yuna, ditambah dengan hubungan Yuna yang sepertinya lumayan dekat dengan Kakek Juan, rasa kompetitif pun timbul dalam hati Chermiko.Awalnya, Chermiko sangat merendahkan Yuna. Sekarang, dia ingin meraih keberhasilan agar bisa membuktikan bahwa kemampuan Yuna masih kalah jauh dari kemampuannya.Sejak Delon menyetujui usulnya, Chermiko pun menghabiskan waktu di laboratorium setiap harinya. Dia tidak berhenti memikirkan cara penyelesaiannya bahkan saat makan.Dulu, obat herbal selalu direbus secara perlahan untuk mendapatkan khasiat terbaiknya. Selain pengendalian api, jumlah air dan aspek lainnya juga harus dikendalikan dengan baik. Jika obat yang telah direbus dibiarkan begitu saja untuk jangka waktu panjang, khasiatnya juga akan berangsur-angsur menghilang.Sekarang,
“Mereka sengaja bertanya pada banyak orang dulu sebelum membelinya. Katanya, teko ini dibuat oleh seorang ahli. Coba Kakek lihat dulu!” kata Chermiko sambil mengeluarkan sebuah kotak yang indah.Juan mendengus, lalu mencibir, “Di zaman sekarang, semua orang bisa disebut ahli begitu diiklankan. Ahli mana yang dicari orang tuamu?”Jika orang lain yang berada di posisi Chermiko, mereka pasti sudah tidak tahan pada sikap Kakek Juan. Namun, Chermiko sudah terbiasa dan memiliki persiapan hati sebelum datang. Dia mengeluarkan teko itu dengan ekspresi yang tenang dan berkata, “Coba lihat. Tekonya berbentuk labu!”Juan meliriknya tanpa bersuara. Ini adalah reaksi yang sangat bagus. Setidaknya, dia sudah tidak mengatakan hal-hal yang tidak enak didengar lagi. Hal itu menandakan bahwa dia lumayan menyukai teko ini.Sebelumnya, Chermiko masih belum mengetahui selera Kakek Juan. Dia sering membawakan oleh-oleh dari luar negeri atau lukisan dan barang antik yang mahal. Namun, semuanya malah dibuang
“Kakek, merebus obat herbal itu hal normal. Aku bisa memperkirakan bagaimana mengendalikan sifat obat dan seberapa banyak obat yang bisa diserap tubuh. Tapi, sifat obat yang sudah diuapkan untuk diserap tubuh sangat sulit dikendalikan!” ujar Chermiko dengan tidak berdaya. Kemudian, dia melanjutkan, “Dari pengalaman Kakek, apa ada kemungkinan sifat obat bisa dikendalikan dengan bebas?”Juan melirik Chermiko, lalu berkata sambil tersenyum, “Kenapa? Sudah begitu lama, tim penelitian ini masih belum menyelesaikan masalah yang paling mendasar itu?”“Bukan begitu ....” Chermiko pernah mendengar bahwa Yuna sudah memecahkan masalah ini. Namun, entah kenapa Yuna tidak bersedia menyerahkan data-datanya. Jadi, Chermiko hanya bisa meneliti sendiri dan memecahkan masalahnya.Selain itu, Chermiko juga kurang percaya bahwa Yuna telah memecahkan masalah ini. Seharusnya, itu hanyalah perkataan Yuna sepihak. Chermiko sangat mahir dalam bidang obat herbal dan sudah menghabiskan banyak waktu dalam hal in
“Kakek, aku yang salah. Tidak seharusnya aku bertanya begitu banyak pertanyaan padamu. Jangan marah, ya! Aku tidak akan tanya lagi!” kata Chermiko.“Aku suruh kamu pergi! Apa kamu tidak mengerti?” Juan melirik ke sekelilingnya untuk mencari sesuatu. Berhubung tidak ada yang cocok, dia memungut kembali kipasnya dan menggunakannya untuk memukul Chermiko sambil berseru, “Dasar bocah tengik! Kamu hanya tahu datang dan membuatku kesal! Aku sudah begitu tua, apa masih harus diurus oleh anak bau kencur sepertimu? Cepat pergi! Kelak, jangan datang lagi!”Meskipun dipukul kipas tidak sakit, Chermiko tetap berlari ke sekeliling untuk menghindarinya. Saat mendengar Kakek Juan melarangnya untuk datang lagi, dia sangat panik dan berkata, “Kakek, jangan marah. Aku tidak akan tanya-tanya lagi dan langsung pergi sekarang juga! Jangan emosi lagi ya. Tidak bagus untuk kesehatan Kakek. Aku pamit dulu. Kelak, aku akan datang menjengukmu lagi!”Selesai berbicara, Chermiko langsung berlari keluar dengan pan
“Siapa kamu?” tanya Chermiko dengan ketus sambil menarik kerah bajunya.“A ... aku Susan, istrinya Fahrel. Kita pernah ketemu sebelumnya,” jawab wanita itu dengan nada yang agak menyanjung.Chermiko sama sekali tidak mengingatnya dan berkata, “Istrinya Fahrel? Fahrel siapa? Aku tidak mengenalmu!”Selain kerabat dan beberapa temannya, Chermiko jarang berhubungan dengan wanita, apalagi istri orang. Berhubung wanita ini mengatakan dirinya adalah istrinya Fahrel, reaksi pertamanya adalah dirinya tidak mengenal wanita ini. Sebab, dia tidak mungkin berhubungan dengan istri orang. Oh, kecuali Yuna!Saat mendengar Chermiko sepertinya hendak memutuskan sambungan telepon, Susan langsung panik dan berkata dengan cepat, “Tuan Chermiko, aku ini Susan, istrinya Fahrel. Kita pernah ketemu dan mengobrol di seminar pengobatan tradisional kemarin. Waktu itu, kamu juga ....”Awalnya, Susan hendak mengatakan bahwa Chermiko disiram dengan minuman. Namun, karena takut menyinggung Chermiko, dia langsung meng
Chermiko langsung memutuskan sambungan telepon dan memblokir nomor Susan. Kemudian, dia menyalakan mobilnya dan melaju pergi dengan cepat untuk menghilangkan kekesalannya....Di sisi lain, Susan terlihat sangat kesal karena teleponnya diputuskan begitu saja.“Kenapa kamu memutuskan sambungan teleponnya? Kita kan belum selesai bicara!” tanya seorang pria di samping Susan dengan agak kesal. Dia adalah suaminya Susan yang bernama Fahrel.Susan menggenggam ponselnya dan menjawab dengan cemberut, “Dia ... yang memutuskan sambungan teleponnya.”“Apa?” seru Fahrel dengan terkejut. Kemudian, dia mencibir, “Siapa sih yang kamu cari? Kok kesannya kacau banget! Bukannya kamu bilang mau cari dokter genius untuk menyembuhkan penyakit Bella? Hasilnya? Dia sama sekali tidak peduli padamu! Tidak peduli!”Fahrel sengaja menekankan kata tidak peduli sebanyak dua kali untuk menunjukkan ketidakpuasannya terhadap Susan.Susan merasa sangat sedih dan menjawab, “Siapa sangka dia begitu sombong! Aku sudah su
Setelah memikirkannya, Susan pun bangkit dan berkata, “Berhubung dia tidak mau menerima teleponku, aku akan pergi mencarinya.”Fahrel menatap Susan dengan heran dan bertanya, “Dia bahkan tidak mau menerima teleponmu, apa kamu yakin dia mau menemuimu? Biarpun dia bersedia menemuimu, memangnya dia bakal setuju untuk mengobati orang?”“Hal ini tidak bisa dibicarakan dengan jelas di telepon. Kalau aku langsung menemuinya, dia tidak akan bisa kabur lagi. Lagian, aku sudah menyiapkan hadiah pertemuan yang menggiurkan. Aku yakin dia pasti tidak bisa menolak!” jawab Susan sambil tersenyum yakin.“Kamu berencana untuk langsung menggodanya dengan uang? Kamu kira menghasilkan uang itu gampang?” tanya Fahrel dengan agak tidak senang setelah mendengar Susan ingin menghadiahkan uang untuk Chermiko.Akhir-akhir ini, keuangan mereka pada dasarnya kurang bagus. Oleh karena itu, Fahrel baru hendak memohon pada Edgar untuk memberinya kelonggaran. Namun, Edgar malah menolak. Jika bukan karena begitu, dia
Setelah turun dari mobil, Yuna memandang ke sekeliling dan merasa semuanya sesuai dengan dugaannya.Dengan status Edgar, dia memang seharusnya tidak bersikap terlalu mencolok. Dia tinggal di sebuah vila dua tingkat yang sederhana. Penampilan luar rumah ini terlihat klasik dan elegan.Begitu masuk ke rumah, ada seorang pelayan yang menyajikan minuman, buah, dan kue-kuean untuk Yuna. Kemudian, pelayan itu berkata, “Nona Bella akan segera turun untuk menemui Anda.”Yuna mengangguk, lalu pelayan itu pun meninggalkan Yuna.Rumah ini cukup besar. Berhubung perabot dan perangkat elektroniknya tidak terlalu banyak, ruangan ini terlihat sangat luas. Selain itu, tidak ada begitu banyak barang yang mahal atau mewah juga di ruang tamu. Pajangan di ruang tamu juga sangat sedikit. Hanya ada beberapa pot tanaman hias yang terlihat sederhana. Edgar sepertinya memang mirip dengan apa yang dikatakan Brandon. Dia sangat menjaga reputasinya dan memperhatikan detail sekecil apa pun.Saat Yuna sedang mengam
Hampir semua orang yang hadir di sana syok ketika sepasang orang dewasa dan anak kecil itu masuk.“Nathan!” seru Yuna histeris. Betapa kagetnya dia akhirnya menemukan Nathan yang selama ini dia cari-cari di tempat iin. Sudah lama sekali Yuna mencari dan ingin menolongnya, tetapi usahanya selama ini tidak ada hasil. Yuna bahkan sampai kehabisan akal harus bagaimana lagi dia bisa menyelamatkan Nathan, tetapi tak disangka-sangka ternyata malah bertemu di situasi yang aneh ini.Ketika mendengar suara Yuna dan bertemu secara langsung, Nathan sangat bahagia dan tersenyum, dan dengan gayanya yang santun dia menyapa, “Tante Yuna!”“Kamu masih kenalin Tante!” Dengan penuh semangat Yuna ingin berlari memeluknya, tetapi dia lupa kalau tubuhnya masih terikat ke kursi.“Iya!” jawab Nathan mengangguk, tetapi dia dia berjalan menghampiri Yuna. Yuna juga menyadari, meski bisa bebas berjalan, tangan Nathan sedang digenggam oleh seseorang sehingga dia tidak bisa berkeliaran.Dengan ekspresi terheran-her
Hanya saja sedetik kemudian, bagai air yang menyiram habis percikan harapan yang tersisa, sang Ratu berkata, “Kalau kamu memang masih setia padaku, kamu pasti nggak keberatan untuk melakukan satu hal lagi, bukan?”“.…”Fred merasakan firasat buruk menghantuinya, tetapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya, “Apa … apa itu?”“Gimana kalau kamu yang gantikan aku jadi percobaan R10 ini? Kita lihat apa benar-benar berhasil seperti yang kamu bilang atau nggak.”“Yang Mulia … aku ….”Bahkan Yuna juga kaget mendengarnya dan secara spontan melirik ke arah sang Ratu. Dia melihat wajah sang Ratu menyunggingkan seulas senyum tipis.“Haha, nggak berani? Bukannya kamu bilang kamu setia padaku dan rela melakukan apa saja? Kenapa sekarang malah takut?”“Bukan itu!” bantah Fred seraya menggertakkan giginya. “Bukannya nggak berani, tapi Yang Mulia tahu sendiri eksperimen ini membutuhkan kontrol yang ketat. Waktu itu aku sampai lari ke sana kemari demi mencari tubuh pengganti untuk Yang Mulia. Aku
Rainie segera menghentikan langkahnya dan berpikir apa mungkin Yuna menyadari niatnya untuk melarikan diri? Namun di situ Yuna haya menatapnya dingin dan kembali berfokus kepada Fred.“Kamu sudah dari awal menemukan tubuh penggantimu dan mempersiapkan jalan keluar untuk kamu sendiri. Fred, kamu sudah merencanakan semuanya dengan sangat matang, luar biasa! Kamu bahkan sudah membuat rencana jangka panjang mencari pengganti yang kecil supaya kamu punya banyak waktu untuk bersiap-siap. Benar, ‘kan?” kata Yuna.Rona wajah Fred memucat, tetapi dia masih tetap mati-matian menyangkal, “Omong kosong! Terserah kamu mau bilang apa. Ratu sudah nggak percaya padaku lagi. Dia cuma percaya apa yang keluar dari mulut kamu!”“Aku omong kosong atau memang tepat sasaran, kamu sendiri yang paling tahu!” balas Yuna.Mendengar itu, Rainie mulai menyadari sesuatu. Kata-kata Yuna terdengar agak aneh, tetapi anehnya Rainie dapat memahami apa yang dia sampaikan. Lantas dengan keterkejutan di wajah dia menatap Y
Jelas-jelas dia sudah menguasai segala. Jelas-jelas sebentar lagi dia akan berhasil. Tinggal satu langkah terakhir saja untuk mewujudkan impiannya, tetapi tiba-tiba semua itu hancur berkeping-keping dan tak bersisa!“Oke, sandiwaranya cukup sampai di sini. Sekarang waktunya penutupan! Padahal aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi sayang kamu nggak menghargainya dengan baik. Kamu pasti mau mengkhianatiku! Fred, aku benar-benar kecewa sama kamu,” ucap sang Ratu dengan penuh rasa penyesalan. Sang Ratu masih merasa kasihan pada Fred dan ingin memaafkannya. Mau bagaimanapun, Fred sudah melayaninya selama bertahun-tahun dan melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana sebilah pedang tajam yang dapat menebas apa pun dengan efisien. Sayangnya, pedang ini memiliki pemikirannya sendiri, bahkan sampai tega untuk menyerang pemiliknya dan berniat untuk menggantikannya. Mau setajam apa pun pedang itu, pada akhirnya tetap harus dihancurkan.“Yang Mulia salah paham. Aku selalu bilang eksperimen ini untu
“Salahmu itu kamu terlalu sombong!” kata sang Ratu. Dia lalu perlahan bangkit dengan kedua tangan bertopang ke pegangan yang ada di kedua sisinya. Auranya kini terlihat berbeda dari yang biasa. Fred kaget melihat perubahan aura sang Ratu. Dan di momen itu dia juga menyadari satu hal.“Badanmu sehat-sehat saja?! Jadi selama ini kamu cuma pura-pura sakit?! Jadi semua ini cuma tipuan. Kamu sebenarnya nggak sakit sama sekali!”“Benar. Kalau nggak begitu, kamu nggak mungkin mempercepat eksperimen ini?”Sang Ratu tersenyum begitu ramah dan hangat, tetapi di mata Fred senyuman itu lebih terasa seperti sindiran kepadanya yang menusuk dalam sampai ke tulang.“Mana mungkin! Ini mustahil bisa terjadi!” kata Fred. Dia masih tidak bisa menerima fakta kalau selama ini dialah yang dipermainkan. Dia sudah bertahun-tahun mencurahkan hatinya menyiapkan semua rencananya, tetapi di detik ini dia malah menyadari kalau itu semua hampa. Rencananya sudah sejak lama diketahui oleh sang Ratu. Fred tidak rela da
“Nggak cuma disini, bahkan di luar sana pun sudah banyak orang pemerintahan yang mendukung saya. Yang Mulia tenang saja, pokoknya semua urusan kenegaraan serahkan saja ke saya. Yang Mulia bisa menikmati hidup,” kata Fred seraya tersenyum membeberkan ambisinya, yang juga secara terang-terangan mengakui semua perbuatannya selama ini.“Oh ya? Coba kasih tahu aku ada siapa saja yang mendukung kamu?”“Ada apa, Yang Mulia? Apa Yang Mulia mau menghabisi semua pendukung saya? Sayang sekali, saya nggak akan kasih kesempatan ke Yang Mulia untuk itu. Lagi pula untuk apa? Padahal tadi semuanya lancar-lancar saja. Yang Mulia cukup terima operasi dan eksperimen ini dengan baik-baik, dan Yang Mulia bisa menikmati keberhasilan dari semua ini, bukan? Kenapa Yang Mulia harus melawan dan membuat keributan. Lihat … Yang Mulia coba lihat apa yang sudah Anda perbuat sampai mereka semua menertawakan Anda! Baiklah, kalian semua bawa mereka pergi, dan jangan kasih siapa pun masuk lagi ke tempat ini. Tanpa peri
Dengan penuh rasa percaya diri Fred menjawab, “Tentu saja! Yang Mulia jangan khawatir. Eksperimen kali ini ….”Sayangnya belum selesai Fred berbicara, tba-tiba sang Ratu tertawa dengan begitu aneh. “Baguslah! Kalau memang kamu seyakin itu, aku nggak perlu khawatir lagi!”“Tentu saja, Yang Mulia. Jangan takut!”Betapa kagetnya Fred ternyata semuanya berjalan dengan lancar. Mulanya dia berpikir Ratu pasti akan mati-matian menolak, tetapi ternyata dia malah setuju. Benar saja, sang Ratu masih sangat percaya kepadanya. Namun … sesaat kemudian Fred melihat ada sekumpulan orang yang masuk ke dalam.“Siapa yang kasih kalian masuk? Keluar sana!” serunya.Namun mereka hanya diam saja di tempat dan berdiri mengelilingi Fred.“Kalian nggak dengar perintahku? Anak buah siapa kalian! Kalian sudah nggak mau hidup lagi? Cepat keluar dari sini!”“Justru mereka masih ingin hidup, makanya mereka ada di sini,” kata sang Ratu.“Hah? Oh jadi mereka ini anak buah Yang Mulia?!”Sang Ratu tidak menjawab, teta
“Eh?”Rainie yang dari tadi hanya diam saja di pinggir mendengar dan melihat mereka berbicara tak menyangka mendadak akan ditunjuk.“Aku ….”“Kamu nggak dengar tadi ratuku tanya berapa persen keberhasilan eksperimen ini?”“... secara teori ….”Rainie pun sejujurnya tidak tahu pasti. Dia hanya bisa memberikan jawaban yang samar karena bagaimanapun dia juga tidak begitu paham dengan keseluruhan eksperimen ini, apalagi ketika berbicara tentang berapa persen keberhasilannya. Namun karena dia ditanya, ya dia tinggal mengarang saja apa adanya. Hanya saja ketika Rainie baru mau menjawab, dia disela oleh Yuna.“Secara teori, keberhasilan eksperimen ini cuma 23%.”“Eh?”Rainie sontak kebingungan dengan yang Yuna maksud dengan itu, dan dari mana angkat 23% itu datang. Atau jangan-jangan Yuna juga hanya mengarang sama sepertinya. Akan tetapi Yuna tidak menghiraukan Rainie dan melanjutkan ucapannya. “Tapi 23% ini bukan angka pasti karena masih ada faktor siapa yang melakukan operasinya, seberapa k
Sang Ratu tidak mengatakan apa-apa lagi dan melayangkan tatapan matanya ke arah Yuna. Fred dengan segara menangkap maksudnya, dan meminta anak buahnya untuk melepaskan kain yang menutup matanya.Sebenarnya Yuna dapat mendengar apa yang mereka perbincangkan, tetapi dia hanya tidak menghiraukannya. Ketika kainnya baru saja dibuka, Yuna masih tak terbiasa dengan cahaya di luar dan refleks menyipitkan matanya, lalu baru dia membuka matanya perlahan agar terbiasa.“Oke, semuanya sudah siap. Kita bisa mulai sekarang!” kata Fred dengan gembira, tetapi seketika itu dia teringat sesuatu dan menatap Yuna, “Oh ya, karena kita ada di posisi yang sama, sama-sama berkontribusi untuk Ratu, kalau kamu punya permintaan terakhir, bilang saja. Aku akan mewujudkannya.”“Kalau begitu boleh biarin aku pergi?”“Ooh, kamu sudah tahu itu nggak mungkin! Tolong jangan minta sesuatu yang nggak mungkin aku kabulkan. Lebih baik baik realistis sedikit, misalnya … minta aku jagain anak kamu atau semacamnya?”Walaupun