“Mana mungkin!” Steve tidak percaya.Semuanya sudah diperkirakan Steve dengan baik. Jika ada yang lalai, itu pun karena ibunya yang tiba-tiba mengkhianatinya. Jika ibunya tidak tiba-tiba berpihak pada Brandon, mana mungkin Steve akan kalah! Tidak mungkin! Pasti tidak mungkin!“Mungkin kamu tidak tahu, Brandon sudah mengetahui jati dirimu. Dia mengetahuinya lebih awal daripada aku. Hanya saja, dia tidak pernah mengungkitnya. Asal kamu tidak bersikap keterlaluan terhadap dia, dia juga tidak akan membocorkannya. Tapi kamu ….”Amara juga baru mengetahui bahwa Brandon telah mengetahui rahasia ini. Sebagai pemegang kuasa tertinggi di Keluarga Setiawan, tidak ada yang bisa ditutupi dari dirinya. Dia sudah menyadari kejanggalan dari awal. Hanya saja, dia mempertimbangkan perasaan Amara dan Steve. Yang paling penting adalah kakeknya telah merahasiakan masalah ini dari dulu. Terlebih, Steve juga dipilih langsung oleh Kakek untuk menjadi anaknya. Jadi, demi menghormati pilihan sang Kakek, Brandon
Setelah memukul hingga tak bertenaga, Steve baru menghentikan aksinya dengan napas terengah-engah.Saat melihat barang-barang di dalam rumah sudah hancur, tetiba terngiang-ngiang ucapan ibu tadi. “Semuanya tergantung Brandon. Dia adalah kepala keluarga. Dia adalah kepala keluarga. Dia adalah ….”“Haha …. Hahaha …. Hahaha …..”Steve tertawa lepas hingga tampak air mata menetes dari sudut matanya. Dia mengira ibunya sangat memanjakannya. Setelah mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung dari ibunya, ibunya malah langsung bersikap begitu sadis.Dulu semua yang dilakukan Amara adalah demi kebaikan Steve. Steve seharusnya menjadi pewaris keluarga, dialah yang seharusnya menjadi kepala keluarga. Bagaimana dengan sekarang?Sekarang Amara malah berpihak pada Brandon! Hubungan darah, kasih sayang, semua itu hanyalah omong kosong! Tanpa hubungan darah, Steve pun bukanlah apa-apa.Mereka bahkan pelit hingga mengambil kembali semua milik Steve. Jikalau seperti ini, Steve akan menghancurkannya. Po
“Nek, Nenek jangan panik. Aku akan suruh orang untuk mencarinya.” Yuna menenangkan Amara, lalu berkata pada Clara, “Tante, tolong jagain Nenek, ya.”Clara melirik Yuna, lalu mengangguk. Dia langsung mengambil ponsel berjalan ke lantai bawah.Yuna harus memberi tahu masalah ini kepada Brandon, lalu mengutus bawahan untuk menyelidiki jejak kaki Steve. Mereka hanya perlu fokus dalam aset-aset atas nama Steve. Jadi, tidaklah sulit untuk menyelidiki masalah ini. Tak lama kemudian, terdengar kabar kebakaran di salah satu rumah milik Steve. Sekuriti kompleks duluan menyadarinya, lalu lekas lapor polisi. Petugas pemadam kebakaran juga sudah datang untuk memadamkan api. Setelah Yuna dan Brandon tiba di lokasi kejadian, api di dalam rumah juga sudah dipadamkan.Saat ini rumah mewah di depan mata ini malah sudah hancur dilahap api. Sekuriti sedang membuat laporan. Brandon berdiri di depan rumah sambil mengerutkan keningnya.“Semua ini kerjaan Steve.” Saat Yuna mengucapkan kalimat ini, nada bicar
Kondisi tubuh Monica semakin buruk saja. Jadwal kembali ke Kediaman Yukardi juga ditunda lantaran dia sudah tidak sanggup untuk menuruni ranjangnya lagi.Saat ini, Monica mulai mencurigai keaslian dari kitab rahasianya. Setelah dipikir-pikir, setelah berlatih teknik di dalam kitab rahasia itu, kondisi tubuhnya semakin buruk saja. Jangan-jangan kitab itu adalah kitab palsu?Berhubung merasa tidak puas, Monica kembali membuka kitab rahasia. Dia membaca setiap tulisan dan gambar dengan saksama. Dia merasa setiap tulisan dan gambar tidak bermasalah. Selain jurus-jurus dasar, sepertinya tidak ada lagi yang aneh.Lagi pula, peningkatan teknik seni bela diri juga mengandalkan peningkatan ilmu kultivasi. Belakangan ini Monica sudah cukup giat, dia dapat merasakan perubahan dalam tubuhnya. Namun sekarang … dia semakin sering batuk darah dan merasa semakin lemas saja.Seharian Monica hanya ingin tiduran saja. Dia merasa ada yang aneh dengan dirinya. Hanya saja, Monica tidak tahu apa yang aneh.“
“Kakak kesayanganku, iya, ini aku,” ucap Hanny dengan tersenyum. Dia berjalan perlahan ke hadapan ranjang, lalu menundukkan kepalanya untuk melihat Monica. “Kenapa? Jangan-jangan sampai saat ini, kamu berharap ada orang lain yang datang menjengukmu?”“Besar sekali nyalimu!” ucap Monica dengan ketus, “Tanpa izinku, beraninya kamu ….”“Berani apa?” potong Hanny, lalu berkata dengan tersenyum, “Beraninya aku berbicara seperti ini sama kamu? Beraninya aku masuk ke dalam kamarmu tanpa ketuk pintu? Atau … beraninya aku keluar dari kamar rongsokan itu?”“Kamu ….”Saat ini, Monica baru menyadari ada yang aneh dengan dirinya. Hanny bukan lagi Hanny yang penurut seperti biasanya. Dia mengucir rambutnya dengan tinggi, lalu merias wajahnya. Penampilan Hanny hari ini sungguh berbeda dengan penampilannya yang sebelumnya.Hanny yang sekarang sungguh tidak mirip dengan Monica. Dia memang mengenakan pakaian Monica, tetapi dia memadukannya menjadi gaya berpakaian yang berbeda. Pokoknya secara keseluruha
Teori apa ini!Berhubung hanya ada satu yang boleh hidup dari saudara kembar ini, kenapa Hanny tidak boleh dibiarkan untuk hidup? Apa karena kakaknya lebih unggul daripada dirinya? Hanny tidak ingin mati, dia masih ingin hidup!“Apa yang lagi kamu banggakan? Kamu kira kamu masih adalah Monica yang dulu? Memangnya apa lagi yang bisa kamu lakukan terhadap aku? Sekarang kamu sudah berbaring di sini, kamu hanyalah orang cacat!” Tetiba Hanny membungkukkan tubuhnya untuk mendekati Monica, lalu berkata dengan nada mengancam.Awalnya Monica juga tidak ingin meladeni Hanny. Hanya saja, setelah mendengar ucapannya, Monica tiba-tiba kepikiran sesuatu. Dia lekas membuka kedua mata, memalingkan kepalanya untuk melihat Hanny. “Apa yang sudah kamu lakukan terhadapku?”Hanny terkejut dengan tatapan galak Monica. Namun beberapa saat kemudian, dia langsung tertawa terbahak-bahak. “Coba kamu tebak! Coba kamu tebak apa yang sudah aku lakukan terhadapmu! Kalau kamu berhasil menebaknya, mungkin aku akan ber
Semua ini terlalu mendadak. Monica juga tidak memiliki tenaga. Tentu saja, dia tidak bisa melawan.Tangan Monica diangkat, lalu ditepukkan berkali-kali ke wajah Hanny. Tetiba gerakan Hanny berhenti. Dia pun berkata dengan galak, “Kakak kesayanganku, dulu kamu akan memukulku seperti ini. Tentu saja, kamu nggak pernah pukul wajahku. Gimanapun, kamu masih memerlukanku untuk menyamar menjadimu. Tapi sekarang, aku sudah nggak takut lagi! Aku nggak akan menjadi dirimu lagi. Aku ingin menjadi diriku sendiri!”“Jadi diri sendiri?” Monica tersenyum menyindir. “Apa kamu tahu kamu itu siapa? Kamu kira apa yang kamu miliki? Bahkan Papa dan Mama juga nggak mengakuimu sebagai anak mereka. Keluarga Yukardi hanya memiliki satu keturunan saja, orang itu adalah aku … Monica Yukardi. Nggak ada orang di dunia ini yang tahu ada yang namanya Hanny! Sadarlah! Hanny sudah mati dari dulu!”Ucapan ini seharusnya dikatakan Monica dengan sangat ketus. Namun, berhubung kondisi tubuhnya sedang tidak bagus, dia bahk
Selesai berbicara, Hanny seakan-akan semakin ketagihan saja. Dia lanjut menampar Monica hingga kepalanya terasa kliyengan dan wajahnya membengkak. Saat ini, Monica bahkan tidak bisa berbicara dengan jelas.Hingga Hanny merasa lelah, dia baru menurunkan tangannya. Telapak tangannya juga sudah membengkak. Namun, Hanny merasa sangat puas. Dia tidak pernah memukul orang sebelumnya, apalagi kakaknya yang begitu galak.Dari lubuk hati terdalam Hanny, Hanny sungguh merasa gembira. Dia mengangkat kepalanya tertawa dengan terbahak-bahak. “Aku sudah berhasil melakukannya! Aku benar-benar sudah kesampaian! Sejak saat ini, aku adalah Hanny, aku bukan lagi bayangan Monica!”“Kamu … mimpi … saja!” ucap Monica dengan perlahan. Saat ini, dia bahkan kesulitan untuk berbicara lagi. Hanya saja, wibawanya masih terasa. “Selamanya kamu hanya akan menjadi orang gagal! Kamu seharusnya mati dari dulu!”“Aku bukan orang gagal! Kamu yang gagal! Orang yang seharusnya mati itu kamu! Kamu!” Ucapan Monica tadi tela
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat