Sambil mengangguk, Brandon mengamati sekeliling. “Di mana Nenek?”“Nenekmu akan segera keluar. Kita mulai dulu,” balas Steve.Setelah berpikir beberapa saat, Brandon langsung berjalan maju duduk di posisi paling utama. Dia memalingkan kepalanya melihat Yuna. Yuna spontan melepaskan tangan yang merangkul lengan Brandon, lalu berdiri beberapa langkah menjauh dari Brandon.“Para senior ….” Setelah terdiam sejenak, Brandon memalingkan kepalanya untuk melihat Steve. “Om, hari ini kamu mengumpulkan semua anggota keluarga di sini. Apa ada yang ingin kamu katakan?”Mendengar pertanyaan Brandon, Steve sungguh merasa puas. Dia pun berkata dengan tersenyum, “Tentu saja ada yang ingin aku katakan. Masalah ini sangatlah penting bagi Keluarga Setiawan! Mengenai masalah keturunan Keluarga Setiawan!”Ketika mendengar masalah penting, semua orang langsung bersemangat. “Masalah penting apa? Jangan-jangan … Steve sudah punya keturunan?”Salah seorang senior bercanda. Alhasil, semua orang di tempat langsu
Ucapan Steve berhasil menggerakkan hati mereka. Banyak senior setuju dengan ucapan Steve. Mereka pun mengangguk. “Iya! Iya!”Untuk apa mereka membesarkan anak orang lain? Mana mungkin mereka rela untuk melakukannya?“Iya, betul! Lagi pula, jika aku tahu siapa orang itu, aku pasti akan bikin dia hidup bagai di neraka!”“Masalah hubungan darah sangatlah penting, tidak boleh diremehkan. Dari ucapanmu, apa ada yang berselingkuh? Siapa?”Seiring dengan pertanyaan orang-orang, suasana di aula seketika menjadi ricuh.Semuanya bertukar pandang merasa penasaran dengan orang yang dimaksud Steve. Jelas sekali, ada orang yang tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Setiawan malah tinggal bertahun-tahun di Kediaman Setiawan.Keluarga Setiawan juga bukanlah keluarga biasa. Atas dasar apa orang yang tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Setiawan menikmati kehidupan mewah?Permasalahan ini sangatlah serius. Semuanya saling mencurigai satu sama lain. Hanya saja, mereka juga tidak berani m
“Bukan, anak itu sama sekali bukan nggak bersalah!” potong Steve. Dia tidak mungkin membiarkan pemikiran ini disetujui orang-orang. Anak itu tidak bersalah? Itu berarti Brandon tidak bersalah? Jika semua orang memaafkannya, bagaimana dia bisa melengser Brandon dari posisinya?“Betul, nggak salah kalau anak itu nggak tahu dengan jati dirinya. Tapi tidak seharusnya dia menikmati fasilitas Keluarga Setiawan! Setelah menikmati selama bertahun-tahun, sudah saatnya dia mengembalikannya kepada si pemilik! Lagi pula, jika orang itu sudah dewasa, dia juga sudah bisa hidup mandiri. Keluarga Setiawan sudah berbaik hati mengasuhnya selama bertahun-tahun, tapi dia tidak boleh mengambil segalanya!”Sangatlah jelas jika ucapan ini ditujukan kepada Brandon. Orang yang peka sepertinya akan mengerti. Tatapan mereka mulai terlihat aneh ketika menatap Brandon.Jangan-jangan semuanya seperti tebakan mereka? Jika benar seperti itu … Brandon memang bukan anggota Keluarga Setiawan, jadi siapa dia? Setelah me
Genggaman tangan Steve mengejutkan banyak orang. Mereka semua juga sudah mendengar reputasi buruk Monica dari luar sana. Konon katanya, Monica sangatlah kasar, lebih kasar berkali-kali lipat daripada lelaki.Sebenarnya Steve juga merasa gugup. Hanya saja, Steve sudah mengatakan bahwa Monica adalah calon istrinya. Jika dia tidak melakukan gerakan yang agak mesra, sepertinya semua orang termasuk ibunya akan mencurigai hubungan Monica dengannya.Jadi, Steve memberanikan diri untuk menggenggam tangan Monica sambil tersenyum kaku padanya. Kemudian, dia memberi isyarat mata menyatakan bahwa rapat hari ini sangatlah penting, dia berharap Monica tidak mempermalukannya!Hanya saja, Steve juga tidak tahu apakah Monica mengerti maksud isyarat matanya atau tidak, atau bisa jadi suasana hati Monica sedang bagus, atau Monica sudah berubah pikiran ingin bekerja sama dengannya, pokoknya Monica tidak menyingkirkan tangannya. Monica malah membalas genggaman tangan Steve, lalu berkata dengan tersenyum, “
Dengan melakukan pemungutan suara tanpa mencantumkan nama, Brandon pun tidak memiliki alasan untuk berdalih lagi. Tak disangka, Steve akan bersikap begitu sadis.Brandon juga tidak berbicara. Dia kelihatan sangat tenang, hanya saja biasanya dia memang bersikap seperti itu. Tak peduli terjadi masalah apa pun, Brandon tetap akan bersikap tenang. Hanya saja, apa dia sudah mempersiapkan dirinya?Yuna juga tidak peduli apakah Brandon adalah anggota Keluarga Setiawan atau bukan, dia lebih memedulikan Brandon. Meski Brandon tidak memegang kekuasaan lagi, Yuna tetap mencintainya.Tatapan Yuna terus tertuju pada diri Brandon. Dia mengelus perut kecilnya sambil tersenyum kepada Brandon.Tak lama kemudian, sesi pemungutan suara sudah berakhir. Steve berkata, “Biar adil, aku dan kamu nggak usah ikut pemungutan suara. Ini maksud semua orang, bukan aku saja!”“Oke!” jawab Brandon tanpa ragu.Steve memalingkan kepalanya, lalu berkata pada orang di bawah sana, “Panggil Bu Amara keluar.”“Masalah ini s
Tak lama kemudian, hasil pemungutan suara sudah keluar. Hal yang paling menarik adalah selisih suara pihak setuju dengan tidak setuju sangatlah tipis. Hanya saja, suara setuju lebih banyak.Jujur saja banyak senior yang tidak menyukai Brandon. Bagaimanapun, sebagai seorang pemegang kendali, sangatlah sulit untuk memuaskan hati semua orang. Wajar jika ada yang ingin memojokkan Brandon.Melihat perbedaan 2 suara itu, Steve merasa sangat puas. “Coba kamu lihat, kebanyakan senior menghormati aturan leluhur. Masalah hubungan darah memang boleh diremehkan. Jika orang itu bukan anggota Keluarga Setiawan, nggak seharusnya dia menikmati fasilitas dari Keluarga Setiawan.”Steve mengangkat tangannya, seolah-olah sedang mengumumkan kemenangannya saja.Akhirnya hal yang diidam-idamkan akan segera jatuh ke tangan Steve. Sepertinya dia akan melihat Brandon bersujud sambil memelas-melas lantaran tidak bisa menerima hasil akhir ini. Kepikiran dengan keponakannya yang arogan itu akhirnya berhasil ditakl
Amara sungguh aneh, dia malah tiba-tiba berubah pikiran. Jika Steve tidak memiliki rencana lain, sepertinya masalah ini akan hancur di tangan ibunya.Tetiba Amara memalingkan wajahnya untuk berbicara kepada anggota keluarga di tempat, “Semuanya, hari ini ada yang ingin aku katakan di sini. Aku harap kalian semua tidak mempermasalahkan hal ini lagi. Anggap saja hari ini adalah acara kumpul keluarga. Mengenai masalah yang dikatakan Steve, anggap saja semua itu hanya sebuah lelucon, tidak perlu dianggap serius.”Berhubung Amara sudah bersuara, mereka semua juga tidak mungkin menentang kemauannya. Hanya saja, masalah sudah berkembang menjadi tahap seperti ini. Tidak mungkin masalah ini dibiarkan begitu saja hanya karena sepatah kata Amara. Sebab, semua orang sudah semakin penasaran saja.Sepertinya Amara sudah memutuskan untuk melindungi Brandon. Bahkan, Yuna juga merasa kaget. Siapa pun tahu hubungan di antara nenek dan cucu ini tidak tergolong bagus. Boleh dikatakan bahwa mereka berdua s
Jika Brandon memang bukanlah keturunan Keluarga Setiawan, akan dikeluarkan dari silsilah Keluarga Setiawan, dan tidak sanggup mengatasi masalah ini, semuanya juga bukan masalah bagi Yuna. Dengan kekuatan mereka berdua, mereka pasti bisa berhasil membentuk dunia bisnis mereka.Berhubung seperti ini, tidak ada yang perlu ditakutkan Yuna. Hanya saja, dia merasa ada yang aneh dengan reaksi Monica saat ini.Sebelumnya Yuna dan Brandon juga sudah menyadarinya. Wanita ini memiliki dua karakter dan wibawa yang berbeda. Terkadang dia terlihat sangat berwibawa dan memiliki aura seni bela diri yang begitu menekan, terkadang dia malah terlihat lembut dan lemah lembut. Contohnya, Monica yang sekarang duduk di tempat dengan tenang.Sejak Monica memasuki aula, Yuna tidak dapat merasakan aura praktisi seni bela diri dari dirinya. Ditambah lagi dengan cara dia berbicara dengan pengikutnya, Monica yang sekarang sungguh tidak memiliki wibawa sebagai seorang kepala keluarga. Semuanya terasa sangat tidak n