“Aku nggak punya waktu!” Kedua tangan memegang gagang telepon. Dia merasa sangat gugup.Ketemu? Tentu saja Hanny menginginkannya!Sudah berapa hari Hanny tidak bertemu dengan Steve. Setiap harinya Hanny selalu memimpikannya. Mereka berdua kelihatan sangat gembira ketika di dalam mimpinya. Steve juga mengatakan banyak kata-kata gombal dan bibirnya dikecup dengan hangat. Semua itu … adalah mimpi indah Hanny. Namun, hanya sebatas mimpi saja.Hanny tahu Steve melakukan semua itu juga karena ada maksud dan tujuannya. Meskipun Hanny tahu tidak semua ucapannya itu adalah kenyataan, Hanny juga rela untuk membohongi dirinya sendiri. Dia memberi tahu dirinya, sebenarnya ada dirinya di dalam hati Steve.Selama 20 tahun ini, Hanny hanyalah bayangan Monica, dia bukanlah Hany. Namun, Steve malah memanggilnya Nini dan melamarnya di hadapan orang banyak. Dia berjanji akan membahagiakan Nini selamanya.Sejak saat itu, Hanny semakin serakah saja. Dia berharap dan mulai mendambakan memiliki kehidupan sen
Saat ragu sesaat, tampak sebuah mobil melintas di hadapannya. Jelas sekali itu adalah mobil yang dinaiki ibunya.Steve segera berlari ke depan rumah. Saat mobil berhenti, dia langsung membuka pintu mobil. “Ma, Mama sudah pulang!”Amara mengangkat kepalanya melihat Steve sekilas. “Jangan-jangan kamu lagi menungguku?”“Kebetulan aku mau keluar, eh … mobil Mama malah kembali.” Steve tersenyum. Meskipun Steve sedang menjaga ibunya selama dua hari ini, dia juga tidak mungkin berterus terang.“Kebetulan sekali!” Amara mengangguk, lalu menuruni mobil. Steve mengulurkan tangannya untuk memapah ibunya, lalu bertanya, “Ma, kamu mau ke mana?”“Jalan-jalan di luar. Kenapa? Apa Mama harus laporan sama kamu?” tanya Amara sambil melirik Steve.“Bukan, bukan, ngapain juga! Aku hanya perhatian sama Mama. Kalau Mama ingin jalan-jalan, Mama bisa kasih tahu aku, biar aku temani Mama!”Steve tersenyum. Dia merasa firasatnya tidaklah salah. Belakangan ini memang ada yang aneh dengan nada bicara Amara. Dulu
Masalah Amara tadi sudah menunda waktu Steve. Saat tiba di Yukardi Group, dia pun sudah terlambat. Steve menelepon ke kantor, sekretaris malah memberi tahu bahwa Monica sudah meninggalkan perusahaan. Tentu saja Steve merasa sangat kesal.Steve takut Monica akan membohonginya lagi. Dia segera mencari mobil Monica di dalam parkiran mobil. Steve tidak menemukannya, tetapi dia masih belum menyerah. Steve pun menunggu hingga matahari terbenam, hingga semua karyawan hampir meninggalkan perusahaan. Namun, dia juga tidak menemukan bayangan Monica. Wanita itu memang suka berubah pikiran!Di sisi lain, Hanny juga merasa tidak senang. Awalnya dia berencana untuk menunggu Steve. Hanya saja, Steve malah tidak kelihatan batang hidungnya dan tidak menelepon untuk mengabarinya. Hanny juga tidak berani meneleponnya. Setelah menunggu lama, Hanny malah mendapat panggilan dari Monica. Dia juga tidak berani mengulur waktu, terpaksa pulang.Di sepanjang perjalanan, Hanny terus memandang ke luar jendela. Na
Sebenarnya Monica tahu tidak ada yang salah dengan ucapan Hanny. Dulu ketika bertemu masalah seperti ini, dia juga akan menjawab dengan jawaban seperti ini. Sebab, Hanny tidak tahu jelas dengan suatu masalah, tetapi dia tidak ingin membuat orang-orang merasakan ada yang janggal. Hanny tidak menolak dan juga tidak menyetujuinya. Dia membiarkan Monica untuk membuat keputusannya sendiri.Hanya saja, kali ini orang itu adalah Steve. Monica sungguh takut Hanny akan memiliki pemikirannya sendiri. Itulah sebabnya reaksi Monica akan begitu besar.“Oke, aku tahu. Apa dia masih mengatakan yang lain?” Monica menyandarkan punggungnya di sofa. Dia sudah tidak semarah tadi lagi.Hanny menggeleng dengan perlahan. Tetiba dia kepikiran sesuatu. “Oh ya, dia bilang hari Sabtu nanti ada rapat keluarga. Dia ingin Kakak menghadirinya. Katanya … dia ingin Kakak menyaksikan bagaimana dia memegang kekuasaan Keluarga Setiawan.”“Dia?” Monica langsung tertawa. Lantaran merasa lucu, Monica tertawa hingga air mat
Hari Sabtu telah tiba. Steve bangun sangat pagi hari ini. Dia mengenakan setelan jas yang sudah disetrika, lalu menyisir rambutnya dengan rapi. Sambil becermin, Steve sambil menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Hari ini adalah hari terpenting dalam hidupnya. Mulai hari ini, dia akan menjalankan kehidupan barunya.Hal yang paling dikhawatirkan Steve saat ini, tak lain adalah ibunya. Amara memang sudah menyetujuinya, tetapi sebelum semuanya berakhir, Steve masih merasa tidak tenang.Pagi-pagi Steve sengaja menyuguhkan sarapan ke kamar ibunya. Ketika mendengar suara ketuk pintu kamar, terdengar suara Amara. “Ada apa?” Sepertinya ibunya sudah bangun.“Ma, ini aku. Aku antar sarapan buat Mama,” balas Steve dengan sopan.“Taruh di bawah saja. Nanti aku makan di bawah,” jawab Amara.“Mama makannya di kamar saja, ya? Nggak usah naik turun tangga. Lagi pula, aku juga sudah ambilin. Mama tinggal buka pintu saja.” Steve terdiam sejenak. Menyadari tidak ada balasan dari sang ibu, Steve pun menambahka
“Iya, aku adalah nenek kandungnya ….” Amara tiba-tiba berhenti menyisir rambutnya. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku adalah nenek kandungnya ….”“Ma, Mama jangan berpikir kebanyakan! Aku itu anak kandung Mama, aku juga om dia. Tapi dia malah bersikap begitu kejam sama aku!” Melihat keanehan dari diri ibunya, Steve langsung melanjutkan, “Ma, kita juga bukan memaksa dia untuk mati. Kita cuma ingin dia mengembalikan kekuasaan perusahaan kepada kita saja. Bukannya Mama ingin aku mengambil alih Setiawan Group? Sekarang kesempatan sudah di depan mata. Kelak kehidupan kita akan kembali ke jalan normal.”“Kesempatan?” Amara mengulang kata Steve sambil mengangguk. “Oke, kesempatan.” Seharusnya Amara sudah membuat keputusan. Steve pun merasa lega, menyodorkan sarapan ke hadapan ibunya. “Ma, Mama makan dulu. Sekarang masih pagi. Mama bisa makan dengan santai.”“Emm.” Amara mengambil sendok. Menyadari Steve masih duduk, tidak berencana untuk pergi, Amara pun bertanya, “Apa ada urusan lain
Biasanya Clara tidak akan bangun sepagi ini. Ketika membuka pintu kamar, kelihatan sekali dia sedang sangat marah. Saking marahnya, Clara langsung membelalaki Steve. “Kamu lagi ngapain?”“Kak, aku datang untuk antar sarapan!” ucap Steve dengan tersenyum. Dia sengaja mengantarkan sarapan ke kamar Clara.“Heh, ada apa dengan hari ini?” Clara melirik Steve sekilas, lalu menguap. Dia membalikkan badannya pergi menggosok gigi.Ketika mendengar suara dari dalam kamar mandi, Steve juga tidak mengikutinya lagi. Dia duduk di luar sambil membaca buku-buku di atas meja. Menyadari kebanyakan buku itu adalah novel roman, Steve pun menunjukkan senyum meremehkan.Padahal kakaknya sudah berumur, malah masih membaca buku-buku ini. Hanya saja, bagus juga, setidaknya dia tidak berniat untuk berebut kekuasaan dengan Steve. Tak lama kemudian, Clara keluar dari kamar mandi, lalu duduk bersandar di sofa. Dia mengambil selembar roti tawar, lalu mengigitnya. “Katakanlah, ada apa?”“Kak, hari ini para senior b
“Apa kata Mama?” tanya Clara sambil memegang segelas susu kedelai.“Memangnya Mama bisa ngomong apa lagi? Kamu tahu kan sejak kecil Mama begitu menyayangiku. Aku adalah putra kandung Mama! Tentu saja dia akan berpihak sama aku.” Mengenai masalah ini, Steve sangatlah percaya diri.Justru karena Amara sangat memanjakannya, Steve merasa meski dia tidak memiliki seluruh kekuasaan Keluarga Setiawan, setidaknya dia mesti menguasai setengahnya. Namun siapa sangka, ayahnya malah mewarisi sebagian besar bisnis keluarga kepada Brandon, sedangkan Steve hanya kebagian sedikit saham saja. Ketika mengungkit masalah ayahnya, dia pun merasa jengkel.“Oh,” balas Clara dengan datar. Setelah menghabiskan segelas susu kedelai, Clara menyeka mulutnya, lalu meletakkan gelas ke atas meja. “Terima kasih atas sarapanmu.”“Kak, kalau begitu janji, ya, nanti kamu mesti bantu aku. Jangan lupa, kita berada di posisi yang sama, kita adalah kakak beradik!” Setelah dipikir-pikir, Steve pun berjanji, “Setelah aku meme
Dengan kata lain, CCTV pun tidak menangkap adegan di mana Rainie melarikan diri. Dalam situasi seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ada pengkhianat yang bersekongkol dengan Rainie, yang tidak hanya membuat Rainie menghindari pengawasan CCTV tapi juga menghindari pantauan semua orang. Kedua … dia benar-benar bisa menghilang!Apa pun kemungkinannya, tidak ada yang berani menyimpulkan sebelum mereka mendapatkan hasil pemeriksaan yang jelas. Edgar tidak mungkin bisa mendapatkan hasilnya hanya dalam waktu satu hari. Karena itu mereka pun bubar setelah menemui jalan buntu. Hasil tes DNA kedua anak itu juga kebetulan sudah keluar. Ketika melihat hasil tesnya, dalam sekejap Brandon langsung ingin meneteskan air mata. Kedua anak itu benar adalah anak kandungnya. Kedua anak kembar yang belum pernah dia temui semenjak mereka dilahirkan di dunia ini akhirnya sudah berada di sisinya kini. Namun demikian, Brandon masih diterpa oleh perasaan yang rumit. Anaknya sudah kembali, tetapi Yuna m
“Siapa pun bisa, berarti aku juga bisa?” tanya Fred datar tetapi berisikan ancaman.Di saat itu Rainie sadar kalau dia sudah salah bicara. Lantas dia pun segera menundukkan kepalanya dan membungkuk seraya berkata, “Nggak, bukan itu maksudku! R20 sepenuhnya akan kuserahkan padamu. Terserah kamu mau pakai ke siapa. Aku … aku mana berani pakai R20 ke kamu ….”“Nggak apa-apa, aku cuma asal ngomong saja. Kalaupun kamu mau pakai R20 itu ke aku, apa kamu bisa? Sebenarnya kamu lumayan juga. Aku rasa kamu bisa berguna untukku. Untuk sekarang kamu tinggal di sini dulu saja. Nanti aku minta anak buahku untuk siapkan kamar. Tapi demi keamanan kamu sendiri, jangan pergi ke mana-mana. Mengerti?”“Iya. Mulai hari ini aku akan mengikuti perintahmu!”Merasa puas dengan sikap yang Rainie tunjukkan padanya, Fred memanggil anak buahnya untuk membawa Rainie pergi ke kamarnya. Sesudah Rainie pergi dari kantornya, senyum sinis di wajahnya itu sirna. Dia membuka botol kecil itu untuk melihat apa isinya karena
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung