Logan tampak sibuk mengurus masalah minyak esensial hingga rasanya kepala lelaki itu nyaris pecah. Untuk sementara waktu dia tidak ada waktu untuk memikirkan Yuna dan proses persidangannya. Sedangkan di waktu yang sama, Yuna sudah mulai melakukan aktivitas kerjanya yang baru.Jika dibandingkan dengan keributan yang terjadi sebelumnya, pencabutan gugatan VL justru datang tanpa ada penyebabnya. Banyak orang yang masih penasaran dan berharap pada kelanjutan yang akan terjadi. Tetapi rasa penasarannya justru diakhiri dengan begitu saja hingga membuat mereka merasa tidak senang.Masih ada yang membahas dan meributkan hal ini. Ada yang mengatakan bahwa VL diancam makanya mencabut gugatan mereka. Ada juga yang mengatakan karena VL berbaik hati makanya melepaskan Yuna begitu saja. Menghadapi begitu banyak omongan orang-orang, Yuna hanya mengirimkan tulisan yang berisi, “Yang benar akan terbuktikan, aku nggak peduli.”Kalimat singkat yang sederhana justru mendadak membuatnya mendapat banyak pen
Yuna tidak pernah bilang pada Brandon kalau dia menyukai ketenangan dan tidak suka dengan suara bising. Awalnya Yuna pikir lelaki seperti Brandon pasti akan dikelilingi oleh banyak pelayan. Di rumahnya juga pasti akan ada sangat banyak orang yang mondar mandir.Tetapi ternyata dia justru menyukai ketenangan juga. Selain tukang bersih-bersih yang terkadang datang sesuai jam yang ditentukan, tidak ada lagi orang lain yang datang. Rumah ini menjadi luar biasa sunyi.Untuk urusan dapur dilakukan sendiri oleh Brandon. Meski keadaan seperti ini membuat rumah ini terasa sangat sepi, Yuna justru menyukai perasaan seperti ini dan tidak ada yang mengusiknya.Teh bunga tersebut diletakkan di atas lampu esensial dan dibiarkan mendidih secara perlahan. Di sampingnya diletakkan beberapa potong makanan ringan di atas piring kecil. Brandon tetap kekeh untuk tidak mengizinkan Yuna masuk ke dalam dapur, sehingga dia hanya bisa menuruti lelaki itu dan duduk dengan patuh di kursinya.Meja di depannya terp
Katanya produk baru tetapi ternyata tetap saja berasal dari komposisi yang sama. Palingan hanya jumlah dari salah satu bahan yang perbandingannya sedikit berubah, tidak ada yang baru dan membuatnya cukup kecewa.Yuna pikir dia bisa mendapatkan sesuatu hal yang baru, tapi ternyata hal tersebut hanya bisa terjadi jika dia beruntung saja.“Kalau memang semudah itu mendapatkan kejutan dan inspirasi, bukankah orang yang menjadi peracik aroma bisa sangat banyak sekali?” kata Brandon sambil membawa perempuan itu masuk dalam pelukannya.“Sudah makan, belum?” tanya lelaki itu lagi.“Sudah,” jawab Yuna. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, dia menangkap sorot mata Brandon dan dengan cepat menambahkan, “Aku nggak masuk dapur! Hari ini aku pulang lebih cepat jadi makan di luar dulu.”“Kamu nggak tunggu aku?” Brandon menyipitkan matanya dan nada suaranya terdengar kecewa.“Aku … aku tadi kelaparan,” kata Yuna. Padahal hanya masalah kecil, tapi kenapa dia merasa baru saja melakukan kesalahan besar?
Seketika kata-kata itu terucap dari mulutnya, Yuna langsung sadar kalau dia telah melontarkan sebuah pertanyaan yang bodoh. Mana mungkin Brandon tidak tahu soal itu! Bekerja di perusahaan yang sama dengan suami memang bukan hal yang baik, apalagi kalau dia itu adalah bos perusahaan. Dia pasti akan langsung tahu apa pun yang terjadi. Yuna menghela napasnya dan melanjutkan ucapannya dengan nada pasrah, “Kamu kan sudah tahu, harusnya kamu ngerti kalau ini keputusan perusahaan. Aku ini cuma karyawan biasa, jadi aku cuma bisa nurut saja.” “Kedengarannya kamu nggak suka, ya? Kalau kamu nggak mau pergi ….” Namun sebelum Brandon selesai bicara, Yuna langsung memotongnya, “ Siapa bilang aku nggak mau. Aku bukannya nggak mau nyapa, tapi nggak sempat. “Perbedaan suhu antara siang dan malam di sana lumayan jauh, jangan lupa bawa jaket,” pesan Brandon menyudahi obrolan mereka. Jujur saja, Yuna cukup terkejut dengan sikap Brandon. Awalnya dia pikir Brandon akan keberatan, tapi ternyata dia mal
Logan pun hanya bisa tersenyum pasrah dan berkata, “Kamu juga tahu aku sayang banget sama kamu, jadi kamu jangan berbuat sembarangan, ya? Pokoknya aku nggak suka cara dia ngelihat kamu.” Setiap wanita pasti akan bahagia ketika melihat pasangannya cemburu. Valerie pun menyipitkan matanya dan masuk ke dalam pelukan Logan. “Kamu cemburu, ya? Sudah lama aku nggak lihat kamu cemburu kayak begini. Aku senang banget, deh! Kalau begini, aku jadi semakin pengin pergi bareng sama Lawson,” ujar Valerie bergurau. “Coba saja kalau berani!” ancam Logan sambil melingkari leher Valerie dengan kedua tangannya, “Kalau kamu berani selingkuh sama dia, aku patahin kakimu!” “Duh, galak banget, sih!” ledek Valerie seraya menjulurkan lidahnya. “Kamu tenang saja, kalaupun dia tertarik sama aku, aku nggak bakal ngapa-ngapain sama dia, apalagi … di saat kayak begini.” “Apa maksud kamu?” tanya Logan. “Aku ….” Awalnya Logan masih tidak sadar apa maksud dari ucapan Valerie, tapi setelah dia tersadar, tanpa di
Seketika kata-kata itu terucap dari mulutnya, Yuna langsung sadar kalau dia telah melontarkan sebuah pertanyaan yang bodoh. Mana mungkin Brandon tidak tahu soal itu! “Itu artinya kamu nggak percaya sama aku!” seru Valerie. “Bukan begitu maksudku. Kalau mau pergi, ya pergi saja.” Logan tidak lagi memberikan kesempatan bagi Valerie untuk berargumen karena dia sudah mencapai batas toleransinya. Sebenarnya Logan juga ingin pergi. Dengar-dengar, di pertemuan kali ini akan ada banyak peracik parfum profesional yang hadir, makanya Logan ingin datang untuk memperluas koneksinya. Perselisihannya dengan Yuna membuat Logan tersadar akan betapa pentingnya talenta seseorang. Maka dari itu dia harus mencari lebih banyak orang yang bertalenta supaya operasional perusahaan tidak terganggu begitu mereka pergi. Namun sayangnya, Logan juga harus menangani masalah terkait minyak esensial yang sedang dia kerjakan. Dia harus mengawasinya secara langsung sehingga tidak punya waktu untuk pergi. Sebenarny
Di dalam pesawat, tepatnya di bagian kabin first-class … diam-diam Valerie menunjukkan rasa senangnya. Secara spontan, dia juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mengamati seperti apa suasana di kabin first-class, yang jelas jauh berbeda dengan kabin ekonomi. Valerie pun menatap Lawson yang berada di sebelahnya, karena berkat dialah Valerie bisa menikmati semua ini. Valerie memang sudah sering naik pesawat bersama dengan Logan dulu, tapi tidak pernah sekali pun mereka naik first-class. Logan selalu bilang kalau membangun usaha itu tidak mudah, jadi mereka harus berhemat. Kebetulan pengeluaran perusahaan memang sedang besar-besarnya, jadi Valerie berusaha untuk memahaminya dengan harapan suatu saat nanti semua usaha mereka akan membuahkan hasil dan bisa jadi kaya raya. Namun sekarang, Valerie tidak perlu bisa naik kabin first-class dan menikmati semua kenikmatan hidup ini tanpa perlu susah payah berjuang. “Pak Lawson, aku benar-benar merasa terhormat bisa ikut ke acara kali
Logan pun hanya bisa tersenyum pasrah dan berkata, “Kamu juga tahu aku sayang banget sama kamu, jadi kamu jangan berbuat sembarangan, ya? Pokoknya aku nggak suka cara dia ngelihat kamu.” “Kebetulan banget, ya, kalian bisa ketemu di sini!” kata Edith sambil mengatur tempat duduknya. “Bakal ada keributan apa lagi kali ini?” “Nggak ada,” jawab Yuna, “Aku juga diam-diam saja selama dia yang nggak cari gara-gara duluan.” Tujuan dari perjalanan Yuna kali ini adalah pekerjaan, dan dia cukup bijak untuk membedakan mana hal yang penting dan mana yang bukan. Tidak mungkin dia akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan hanya karena Valerie seorang. “Apa maksudnya itu? Kamu janji nggak bakal bikin masalah selama dia juga nggak resek, ‘kan?” tanya Edith. “Eh, orang asing yang duduk di sebelah dia kayaknya lumayan familier.” Semua orang tentu sudah tidak asing lagi dengan Logan, tapi pria yang duduk di sebelah Valerie itu masih tampak asing. Yang jadi masalah adalah, Valerie dan pria itu tampak