Logan merasa terkejut ketika mendapati ibunya menelepon dirinya. Tetapi dia tidak ada alasan logis untuk menolaknya. Logan hanya berharap lelaki yang bernama Lawson ini cukup kuat hingga bisa membantu perusahaannya menghadapi situasi saat ini.Ketika malam tiba, mereka kembali menjemput Lawson di hotel. Saat ini, sikap Valerie telah berubah drastis dibandingkan dengan siang tadi. Awalnya perempuan itu tidak yakin apakah Lawson seorang pembohong atau tidak, dia bahkan meragukan kemampuan asli lelaki itu.Tetapi setelah mendengar cerita Logan yang mengatakan bahwa lelaki itu adalah orang yang dikenalkan sang ibunya, semuanya berubah dan membuat Valerie merasa jauh lebih tenang.Seluruh orang di kota ini tahu siapa sosok Tania. Orang yang sering berinteraksi dengannya sudah ditakdirkan bukan merupakan orang yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu Valerie percaya kalau Lawson pasti bisa membantu mereka.“Pak Lawson, kami benar-benar mengucapkan terima kasih sekali karena Bapak bisa datang u
“Oh ya?” Lawson mengangkat kedua alisnya dengan acuh tak acuh.“Pak Lawson juga pasti tahu kalau ada sedikit bahan baku yang berbeda ataupun komposisinya yang nggak sama, maka produk yang dihasilkan juga nggak akan sama. Yuna nggak hanya melakukan sesuatu pada bahan-bahan baku, tetapi juga meminta asistennya diam-diam mengganti resepnya,”“Selain itu akhir-akhir ini tubuhku sering dalam keadaan nggak begitu sehat dan sedikit pilek, karena itu mereka memanfaatkan kesempatan ini. Mau tidak mau kami harus merepotkan Pak Lawson,” ujarnya dengan pandangan yang menunduk ke bawah sambil berpura-pura menahan tangis.Valerie terlihat begitu kasihan hingga membuat siapa pun merasa iba dan tidak tega. Lawson memandangi wajah perempuan itu dan jarinya mengetuk pelan di atas meja. Tidak tahu apa yang dipikirkan oleh lelaki itu dan tidak tahu apakah dia memercayai ucapan Valerie.Logan tersadar dan langsung menambahkan, “Benar! Pak Lawson nggak tahu kalau akhir-akhir ini Valerie kecapekan karena mas
Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah Lawson, dia mendekatkan wajahnya dan mengendus aroma minyak esensial tersebut. Keningnya berkerut kemudian melihat kertas resep yang ada di tangannya dan membacanya sekilas.Sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk seulas senyum miring dan berkata, “Permainan kecil.”“Maksudnya, Pak Lawson tahu bagaimana cara memperbaiki ini?”Meski gumaman Lawson tadi cukup pelan, Logan bisa mendengarnya dan langsung bertanya dengan nada antusias.“Memperbaiki? Nggak, nggak perlu diperbaiki karena ini bukan resep komposisinya,” sahut Lawson sambil mengibaskan tangannya dan membiarkan kertas di tangannya itu jatuh ke lantai.“Bukan resepnya komposisinya?!”Tidak hanya Logan yang terkejut, tetapi semua orang yang ada di sana juga tercengang.“Nggak mungkin! Kami sudah mencobanya berkali-kali dan aromanya mendekati. Hanya ada sedikit perbedaan saja. Kalau bukan ini resepnya, nggak mungkin aromanya begitu mirip,” celetuk seseorang yang ada di sana.Lela
Logan tampak sibuk mengurus masalah minyak esensial hingga rasanya kepala lelaki itu nyaris pecah. Untuk sementara waktu dia tidak ada waktu untuk memikirkan Yuna dan proses persidangannya. Sedangkan di waktu yang sama, Yuna sudah mulai melakukan aktivitas kerjanya yang baru.Jika dibandingkan dengan keributan yang terjadi sebelumnya, pencabutan gugatan VL justru datang tanpa ada penyebabnya. Banyak orang yang masih penasaran dan berharap pada kelanjutan yang akan terjadi. Tetapi rasa penasarannya justru diakhiri dengan begitu saja hingga membuat mereka merasa tidak senang.Masih ada yang membahas dan meributkan hal ini. Ada yang mengatakan bahwa VL diancam makanya mencabut gugatan mereka. Ada juga yang mengatakan karena VL berbaik hati makanya melepaskan Yuna begitu saja. Menghadapi begitu banyak omongan orang-orang, Yuna hanya mengirimkan tulisan yang berisi, “Yang benar akan terbuktikan, aku nggak peduli.”Kalimat singkat yang sederhana justru mendadak membuatnya mendapat banyak pen
Yuna tidak pernah bilang pada Brandon kalau dia menyukai ketenangan dan tidak suka dengan suara bising. Awalnya Yuna pikir lelaki seperti Brandon pasti akan dikelilingi oleh banyak pelayan. Di rumahnya juga pasti akan ada sangat banyak orang yang mondar mandir.Tetapi ternyata dia justru menyukai ketenangan juga. Selain tukang bersih-bersih yang terkadang datang sesuai jam yang ditentukan, tidak ada lagi orang lain yang datang. Rumah ini menjadi luar biasa sunyi.Untuk urusan dapur dilakukan sendiri oleh Brandon. Meski keadaan seperti ini membuat rumah ini terasa sangat sepi, Yuna justru menyukai perasaan seperti ini dan tidak ada yang mengusiknya.Teh bunga tersebut diletakkan di atas lampu esensial dan dibiarkan mendidih secara perlahan. Di sampingnya diletakkan beberapa potong makanan ringan di atas piring kecil. Brandon tetap kekeh untuk tidak mengizinkan Yuna masuk ke dalam dapur, sehingga dia hanya bisa menuruti lelaki itu dan duduk dengan patuh di kursinya.Meja di depannya terp
Katanya produk baru tetapi ternyata tetap saja berasal dari komposisi yang sama. Palingan hanya jumlah dari salah satu bahan yang perbandingannya sedikit berubah, tidak ada yang baru dan membuatnya cukup kecewa.Yuna pikir dia bisa mendapatkan sesuatu hal yang baru, tapi ternyata hal tersebut hanya bisa terjadi jika dia beruntung saja.“Kalau memang semudah itu mendapatkan kejutan dan inspirasi, bukankah orang yang menjadi peracik aroma bisa sangat banyak sekali?” kata Brandon sambil membawa perempuan itu masuk dalam pelukannya.“Sudah makan, belum?” tanya lelaki itu lagi.“Sudah,” jawab Yuna. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, dia menangkap sorot mata Brandon dan dengan cepat menambahkan, “Aku nggak masuk dapur! Hari ini aku pulang lebih cepat jadi makan di luar dulu.”“Kamu nggak tunggu aku?” Brandon menyipitkan matanya dan nada suaranya terdengar kecewa.“Aku … aku tadi kelaparan,” kata Yuna. Padahal hanya masalah kecil, tapi kenapa dia merasa baru saja melakukan kesalahan besar?
Seketika kata-kata itu terucap dari mulutnya, Yuna langsung sadar kalau dia telah melontarkan sebuah pertanyaan yang bodoh. Mana mungkin Brandon tidak tahu soal itu! Bekerja di perusahaan yang sama dengan suami memang bukan hal yang baik, apalagi kalau dia itu adalah bos perusahaan. Dia pasti akan langsung tahu apa pun yang terjadi. Yuna menghela napasnya dan melanjutkan ucapannya dengan nada pasrah, “Kamu kan sudah tahu, harusnya kamu ngerti kalau ini keputusan perusahaan. Aku ini cuma karyawan biasa, jadi aku cuma bisa nurut saja.” “Kedengarannya kamu nggak suka, ya? Kalau kamu nggak mau pergi ….” Namun sebelum Brandon selesai bicara, Yuna langsung memotongnya, “ Siapa bilang aku nggak mau. Aku bukannya nggak mau nyapa, tapi nggak sempat. “Perbedaan suhu antara siang dan malam di sana lumayan jauh, jangan lupa bawa jaket,” pesan Brandon menyudahi obrolan mereka. Jujur saja, Yuna cukup terkejut dengan sikap Brandon. Awalnya dia pikir Brandon akan keberatan, tapi ternyata dia mal
Logan pun hanya bisa tersenyum pasrah dan berkata, “Kamu juga tahu aku sayang banget sama kamu, jadi kamu jangan berbuat sembarangan, ya? Pokoknya aku nggak suka cara dia ngelihat kamu.” Setiap wanita pasti akan bahagia ketika melihat pasangannya cemburu. Valerie pun menyipitkan matanya dan masuk ke dalam pelukan Logan. “Kamu cemburu, ya? Sudah lama aku nggak lihat kamu cemburu kayak begini. Aku senang banget, deh! Kalau begini, aku jadi semakin pengin pergi bareng sama Lawson,” ujar Valerie bergurau. “Coba saja kalau berani!” ancam Logan sambil melingkari leher Valerie dengan kedua tangannya, “Kalau kamu berani selingkuh sama dia, aku patahin kakimu!” “Duh, galak banget, sih!” ledek Valerie seraya menjulurkan lidahnya. “Kamu tenang saja, kalaupun dia tertarik sama aku, aku nggak bakal ngapa-ngapain sama dia, apalagi … di saat kayak begini.” “Apa maksud kamu?” tanya Logan. “Aku ….” Awalnya Logan masih tidak sadar apa maksud dari ucapan Valerie, tapi setelah dia tersadar, tanpa di