Share

Hancur

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2024-07-20 15:18:39

Wajah Naomi yang sudah pucat kini semakin pucat pasi. Wanita itu spontan menegakkan tubuhnya. Pandangannya yang berkunang-kunang pun seketika membulat sempurna. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat bersamaan dengan keringat dingin yang mulai muncul di pelipisnya.

“Ti-tidak. Apa yang kamu bicarakan? Kakak tidak mengerti,” balas Naomi dengan senyum paksa. “Kakak hanya kurang sehat. Jadi, mudah masuk angin. Permisi, Kakak ingin mengambil minyak kayu putih.” Naomi hendak beranjak, namun Attar sengaja menghalanginya.

“Masuk angin lagi? Apa sekarang Kakak masuk angin setiap hari? Sejak sebulan lalu, alasan itu yang Kakak pakai,” jawab Attar dingin.

Naomi semakin gelagapan. Ia pikir Attar tidak akan seteliti ini karena pemuda itu masih sakit. Dirinya hanya asal beralasan agar tak banyak dicerca pertanyaan dari Attar. Dan sekarang alasan itu menjadi bumerang yang menghantam tepat ke dadanya.

“Tubuh Kakak memang kurang fit. Kenapa kamu selalu menuduh Kakak macam-macam? Tolong buang jau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mandi Bersama

    Naomi menatap Alister dengan sorot kosong dan lesu. Seperti kehilangan separuh hidupnya dan nyatanya memang seperti itu. Setelah ini, hubungannya dengan Attar tidak akan pernah sama lagi. Sekalipun sang adik dapat memaafkannya. Penampilan Naomi saat ini sangat berantakan. Mata merah dan membengkak. Wajah yang memucat juga rambut berantakan. Sama seperti hati dan pikirannya yang porak poranda. Dan mungkin baru akan pulih dalam waktu yang lama. “Ya. Aku akan membantumu. Lagipula dia masih marah. Dia tidak akan mau mendengarkan siapa pun,” ucap Alister sembari menangkup wajah Naomi. Alister telah mengganti pakaian formalnya yang basah oleh air mata Naomi dengan pakaian kasual. Sebab, lelaki itu tidak jadi berangkat bekerja. Meski seharusnya hari ini ia mengecek beberapa restorannya untuk mengecek kinerja bulanan. “Oke,” jawab Naomi lirih dan tak bertenaga. “Kamu belum sarapan, ‘kan? Aku akan mengambilkan sarapanmu,” tutur Alister seraya membimbing Naomi kembali berbaring dan menyeli

    Last Updated : 2024-07-21
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Lebih Baik Aku Mati

    Air muka Naomi semakin tegang mendengarnya. Ia panik dan khawatir. Jika tidak ada kedua perawat itu, Attar akan tinggal seorang diri. Kemarin Attar terjatuh dari kursi roda dan didorong oleh Alister juga. Kaki adiknya pasti semakin sakit dan harusnya mendapat perawatan.Naomi yakin adiknya belum mau bertemu dengannya. Apalagi dirawat olehnya. Lagipula Alister juga tidak akan mengizinkannya melakukan itu. Namun, ia tidak bisa membiarkan adiknya sendirian di saat masih membutuhkan perawatan ekstra. “Semalam asistenku menemuinya. Adikmu juga mengatakan tidak mau diterapi lagi,” imbuh Alister lagi yang membuat Naomi semakin sesak napas. Tidak boleh, tidak bisa seperti ini. Keberadaannya di sini adalah demi pengobatan adiknya hingga benar-benar tuntas. Jika Attar tidak mau lagi mendapat perawatan, apa gunanya dirinya berada di sini. Attar bahkan belum bisa menggerakkan kakinya. Pemuda itu masih membutuhkan banyak perawatan. “Aku akan mencari waktu untuk bicara dengan—”“Jangan! Biar aku

    Last Updated : 2024-07-21
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Membungkam dengan Cara Lain

    “Kamu bicara apa? Jangan berkata seperti itu!” seru Naomi marah. Naomi tak suka Attar mengatakan itu. Tidak ada yang tahu seberapa takut dan frustasinya ia malam itu. Melihat keadaan satu-satunya orang yang berarti di hidupnya sekarat. Berlumur darah di mana-mana, seolah tak akan bertahan lebih lama. Melihat keadaan Attar yang mengenaskan membuat Naomi hampir sesak napas. Malam itu dirinya seolah kehilangan pijakan. Takut luar biasa membelenggu dadanya. Jika Attar sampai kenapa-kenapa, ia tidak memiliki siapa pun lagi. Dirinya akan benar-benar sendirian selamanya. Itu yang membuatnya nekat mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Namun, dengan mudahnya Attar membicarakan tentang kematian. Setelah semua perjuangan yang ia lakukan. Ia tahu adiknya marah dan kecewa, tetapi tetap tak pantas membahas kematian. [“Kakak pikir aku senang diselamatkan dengan cara seperti itu? Tidak! Tidak sama sekali!”] Suara Attar yang penuh penekanan kembali terdengar dari sebrang sana. [“Di sana Kak

    Last Updated : 2024-07-22
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Aku Menyukainya

    “Kita naik motor, Tuan?” tanya Naomi spontan ketika melihat Alister malah menunggangi motor sport. Alister menepati janji yang katanya akan mengajaknya jalan-jalan hari ini. Seperti biasa, lelaki itu akan berjalan lebih dulu sedangkan Naomi menyusul. Naomi pikir mereka akan menggunakan mobil seperti biasa. Namun, ternyata lelaki itu malah sudah siap dengan motornya. Alister menoleh dengan sebelah alis terangkat. “Kenapa? Kamu tidak mau?”Naomi menggeleng samar. “Bukan begitu. Tapi, bukannya Tuan tidak mau ada yang mengenali kita?”Entah mereka akan bertemu dengan siapa di jalan nanti. Jika menggunakan mobil, Naomi masih bisa bersembunyi. Tetapi, dengan motor seperti ini, tidak ada tempat untuk bersembunyi. Bahkan, saat menggunakan mobil saja, Alister selalu menggunakan topi dan masker. Belum bagi, menggunakan motor akan membuat Naomi terpaksa menempel dengan Alister. Pasti rasanya akan sangat canggung. Berbeda jika Attar atau Kelvin yang memboncengnya karena ia sudah terbiasa. Terl

    Last Updated : 2024-07-23
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengambil Bayaran

    “Ke mana lagi, Tuan?” Naomi kembali melempar pertanyaan sembari memasuki mobil dan duduk di samping suaminya.“Suatu tempat yang menyenangkan. Ini perjalanan utama kita. Kamu akan tahu nanti,” jawab Alister misterius. Naomi masih mengerutkan keningnya, namun memilih tak bertanya lagi. Meskipun sangat penasaran. Naomi tahu Alister tidak akan menjawab sebelum mereka sampai di tempat tujuan dan ia mengetahui sendiri ke mana tujuan mereka. Entah di mana motor sport yang tadi mereka gunakan. Naomi tidak melihatnya lagi di parkiran salon. Sepertinya Alister sengaja menukarnya karena ingin menggunakan mobil. Lelaki itu sangat aneh. Jika akhirnya akan menggunakan mobil, untuk apa tadi malah memakai motor?Mobil itu melesat membelah jalanan yang lebih lenggang, meskipun saat ini adalah waktu makan siang. Sebab, jalur yang Alister tempuh mengarah ke pinggiran kota. Lelaki itu menghentikan mobil di tengah perjalanan untuk membeli makanan secara drive thru. “Makanlah, perjalanan kita masih pan

    Last Updated : 2024-07-24
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Aku Merindukanmu

    “Bayaran apa, Tuan?” tanya Naomi gelagapan. Ia berdeham singkat untuk menetralkan kegugupannya, namun tak berhasil. Sebenarnya Naomi mengerti ke mana arah pembicaraan Alister. Namun, tentu saja ia tidak akan mengakuinya. Mereka baru sampai dua jam lalu di sini dan sekarang pun matahari masih bersinar terang. Rasanya tak pantas membahas hal-hal seperti itu. Alister terkekeh rendah sembari membuka kacamata dan melempar benda itu ke nakas. “Menurutmu bagaimana? Kemarilah! Apa kamu tidak pegal berdiri di sana terus?” Lelaki itu menepuk sisi ranjang yang kosong di sampingnya sembari menatap Naomi dengan sorot teduh yang membius. “Tuan, ini masih siang.” Naomi berkata dengan nada agak ketus dan kedua tangan terlipat di depan dada. Alister yang tadinya hanya terkekeh kini tergelak renyah. Tubuh lelaki itu sampai gemetar dengan mata menyipit. Membuat Naomi merona karena malu sendiri telah menyuarakan isi hatinya. Seharusnya, ia cukup diam saja dan berpura-pura tidak tahu. “Memangnya kena

    Last Updated : 2024-07-25
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Teman Tapi Mesra?

    “Jangan lama-lama, Tuan. Nanti makanannya keburu dingi—Nyonya Amara?”“Apa yang dia lakukan di sini?” Suara Naomi kontan mengecil. Tadinya Naomi hanya ingin menatap suaminya yang semakin menjauh. Namun, ia malah tak sengaja melihat seseorang yang mirip Amara. Ah, bukan. Dia memang Amara. Naomi yakin itu karena ia sudah hapal perawakan jiga cara berpakaian Amara. Dan lagi, Naomi mendapati wanita itu sedang bersama seorang pria. Sayang sekali posisi pria itu membelakanginya hingga dirinya tak dapat melihat rupa sang pria. Keduanya tampak berbincang akrab dengan kedua tangan yang saling menggenggam di atas meja. Sepertinya pria itu adalah pria yang bersama Amara di supermarket tempo hari. Atau mungkin berbeda, entahlah, Naomi tidak terlalu memperhatikan perawakan pria itu. Yang membuatnya salah fokus dan penasaran adalah mereka yang tampak sangat akrab dan mesra. “Sebenarnya siapa pria itu?” gumam Naomi penasaran. Ia sampai melupakan hidangan di depannya dan fokus memperhatikan gerak

    Last Updated : 2024-07-25
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Wanita Baru

    Seharusnya Naomi tidak perlu terkejut mendengarnya. Namun, dengan hubungan tersembunyi mereka, terasa aneh jika Alister mengajaknya menghadiri suatu pesta. Karena pastinya di sana ada banyak orang yang mengenal lelaki itu dan bertanya-tanya siapakah dirinya. “Tidak, Tuan. Aku ingin di sini saja. Aku lelah dan ingin istirahat. Tuan pergi sendiri saja ya? Aku akan menunggu Tuan pulang,” tolak Naomi secara halus. Ia mencoba sadar posisi sebelum mempermalukan dirinya sendiri di depan umum. Mungkin, terbongkarnya hubungan mereka tak akan menjadi masalah besar untuk Alister. Lelaki itu cenderung cuek dalam banyak hal. Namun, tidak dengan Naomi yang akan mendapat cemooh dari semua orang. Sebab, dikira sebagai wanita perebut. Duri dalam rumah tangga orang yang terkenal sangat harmonis di depan kamera. Entah seberapa banyak ujaran kebencian yang akan tertuju padanya. Sudah banyak masalah yang menghampiri hidupnya. Masalahnya dengan Attar pun belum tuntas. Naomi rak ingin menambah masalah ba

    Last Updated : 2024-07-25

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Menerima Takdir

    “Kakak yakin ingin pindah ke sini?” tanya Attar sembari menatap bangunan menjulang di hadapannya. “Iya. Kurasa sekarang sudah waktunya,” jawab Naomi yang spontan turut melirik rumah megah di depannya. Sejak terakhir kali menginjakkan kaki di sini, Naomi belum pernah datang lagi. Baru kali ini dirinya memberanikan diri untuk kembali datang. Setelah berbulan-bulan memilih mengasingkan diri dan berpikir tak akan pernah kembali sampai kapan pun. “Kuharap ini keputusan terbaik. Katakan kalau dia menyakitimu. Aku tidak akan segan-segan memukul wajahnya. Lagi. Atau Kakak bisa melakukan itu sendiri,” balas Attar sembari berkelakar. Naomi berdecak pelan. Niatnya datang kemari bukan untuk mencari masalah. Namun, untuk menyelesaikan salah satu masalah besar yang dihadapinya. Lebih tepatnya berdamai dengan hatinya setelah sekian lama dibuat bingung dengan keputusannya sendiri.Naomi ingat Attar bercerita kalau pemuda itu pernah memukul Alister. Itu terjadi setelah Alister menjelaskan kenapa d

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengubur Dendam

    “Ibu tirimu mengatakan ayahmu sakit sejak seminggu lalu. Dia berusaha menghubungimu dan adikmu, tapi tidak bisa,” ucap Alister yang sedang menyetir. Naomi spontan merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Ia mencari nomor telepon ibu tirinya yang sengaja dirinya blokir sejak lama. Ibu tirinya itu pernah menghubunginya di awal-awal ayahnya masuk penjara. Tentunya ingin meminta tolong agar Naomi membantu mengeluarkan sang ayah dari penjara. Oleh karena itu, Naomi memilih memblokir kontak ibu tirinya. Sebab, bagaimana pun caranya, Naomi tak mungkin membantu membebaskan ayahnya. Attar pun melakukan hal yang sama. Bukannya ingin memutuskan hubungan, mereka hanya muak dengan gangguan itu. Mendengar ayahnya sakit membuat kekhawatiran Naomi pada sang ayah mencuat tanpa bisa dicegah. Walaupun ia juga tidak tahu sakit apa yang ayahnya derita. Barusan, Naomi juga sudah menghubungi adiknya mengatakan tentang kondisi ayah mereka. “Kamu tenang dulu. Ayahmu pasti baik-baik saja,” tutur Alister sem

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengunjungi Suami

    Naomi menyadari jika Alister berada di restoran yang dipenuhi hidangan mewah. Apa pun yang lelaki itu inginkan pasti ada di sana. Akan tetapi, tiba-tiba saja dirinya terdorong untuk membuat dan mengantarkan makanan pada lelaki itu. Sekarang Naomi sudah dalam perjalanan menuju ke salah satu restoran Alister, di mana lelaki itu berada. Ia pun datang tanpa mengatakan apa pun pada Alister. Mereka hanya sempat bertukar pesan sebelumnya hingga Naomi mengetahui di mana lelaki itu berada. Naomi pun tidak tahu suaminya itu sudah makan atau belum. Atau mungkin saja sudah berpindah ke restoran lain. Sebab, biasanya pun sering seperti itu. Ia melakukan ini sebagai bentuk terima kasihnya atas tutor bisnis dadakan yang lelaki itu lakukan belakangan ini. “Tuan Alister ada di ruangannya?” tanya Naomi pada salah seorang karyawan Alister yang sedang membuang sampah di luar restoran. “Eh, Nyonya? Tuan ada di ruangannya. Mau saya antar?” tawar sang pelayan dengan senyum ramah. Naomi langsung menggel

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Hadiah Timbal Balik

    Naomi tahu Alister adalah perayu ulung. Lelaki itu berpengalaman melakukan negosiasi dengan puluhan, bahkan ratusan orang selama ini. Jelas saja, Alister memiliki banyak cara untuk membuat orang yang tadinya enggan menjadi setuju. Seperti itu juga yang dirasakan oleh Naomi. Tadinya, wanita itu bersikeras menolak keinginan Alister untuk mengelola restoran baru lelaki itu. Namun, dalam waktu singkat, Alister berhasil mengubah keputusannya. Naomi baru menyadari itu setelah dirinya memutuskan sesuatu yang berbanding terbalik dengan keinginan hatinya. Akhirnya, Naomi benar-benar mengelola restoran tersebut seperti yang lelaki itu inginkan. Setelah di pikir-pikir lagi, tawaran Alister tidak membuatnya rugi sama sekali. Malahan, dirinya bisa mendapat banyak ilmu dan pengalaman baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. “Bagian mana lagi yang belum kamu pahami?” tanya Alister membuyarkan lamunan Naomi. Naomi tersentak pelan dan langsung menunjuk satu bagian yang belum dirinya mengerti

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Tinggal Membuktikannya

    “Kenapa Tuan mengajakku ke sini lagi?” tanya Naomi sembari menatap restoran mewah yang beberapa hari lalu ia kunjungi bersama Alister beberapa hari lalu. Bedanya, sekarang restoran tersebut telah beroperasi. Meskipun grand openingnya baru beberapa hari lalu, restoran ini sudah cukup ramai. Pengunjungnya pun terlihat berkelas dan bukan orang sembarangan. Naomi masih mengamati semuanya dari balik dinding kaca transparan yang mengelilingi restoran ini. Nama besar yang sudah Alister miliki membuat lelaki itu tak perlu terlalu mengeluarkan biaya untuk promosi. Bahkan, sepertinya tanpa promosi pun restoran ini tetap dapat beroperasi dengan baik. Bahkan, lelaki itu juga berhasil membuat restoran yang nyaris bangkrut kembali berjalan sebagaimana mestinya. Alkanna. Itulah nama restoran mewah ini. Alister mengatakan jika nama tersebut diambil dari gabungan namanya, nama putranya, dan Naomi. Alister, Ariana, dan Naomi. Entah itu benar atau tidak. Naomi pun tidak mempercayainya. Bahkan, masih

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Benar-Benar Menginginkannya?

    “Kamu pasti menerobos masuk tanpa izin!” tuduh Raga dengan sorot sinis. Dari semua sepupu Alister, hanya Raga yang berani menantang dan mengganggu Alister secara terang-terangan. Sedangkan sisanya tidak ada yang berani mendebat lelaki itu sama sekali. Bahkan, mereka cenderung menjauhi Alister jika tidak ada keperluan mendesak. Mereka akan berubah menjadi penjilat ulung jika membutuhkan bantuan Alister. Meskipun walau sudah berusaha keras, terkadang Alister mengabaikan permintaan mereka. Hanya Raga yang tak pernah melakukan itu karena merasa bisa mengatasi masalahnya sendiri. Sejak kecil mereka seolah bermusuhan dan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mungkin, lebih tepatnya hanya Raga yang melakukan itu. Sedangkan Alister tidak peduli dengan siapa pun, kecuali yang dianggapnya penting. Dan bersaing dengan Raga bukan salah satunya. “Jangan berisik! Istri dan anakku sedang tidur! Apa yang kamu inginkan? Pergi! Kami tidak menerima tamu!” Alister kembali melontarkan pengusiran pada R

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Big Secret

    Naomi mengenal sapu tangan itu. Sapu tangan itu memang miliknya. Lebih tepatnya peninggalan ibunya yang telah hilang beberapa tahun lalu. Ia sempat menangis saat mengetahui sapu tangan itu hilang. Sebab, baginya sapu tangan tersebut adalah benda keberuntungannya. Sapu tangan itu membuat Naomi merasa dekat dengan ibunya yang telah tiada. Ia selalu membawa sapu tangan iru ke mana pun dirinya pergi. Oleh karena itu, ketika sapu tangannya hilang entah ke mana, Naomi sangat merasa bersalah dan sedih. Naomi tidak pernah mengira jika sapu tangan itu berada di tangan Alister. Lebih tidak percaya lagi lelaki itu masih menyimpannya sampai sekarang. Padahal benda itu sudah terlihat lusuh. Orang sekelas Alister pasti menganggapnya seperti sampah. “Kamu tidak sengaja menumpahkan kopi di kemejaku dan kamu memberikan sapu tangan itu untuk membersihkannya. Kamu ingat? Kalau di pikir-pikir lagi, perbuatanmu waktu itu sangat tidak sopan,” ucap Alister sembari terkekeh. “Kamu ingin mengembalikannya

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Karena Aku Menyukaimu

    Hawa dingin yang menerpa punggungnya membuat Naomi menggeliat pelan dan akhirnya terbangun. Seketika saja ia mengingat apa yang terjadi beberapa jam lalu. Wajahnya langsung bersemu. Namun, ranjang di sampingnya malah kosong. “Tidurlah, sekarang masih malam,” ucap Alister yang berdiri di sudut ruangan. Naomi spontan mengalihkan pandangan. Wanita itu mengira dirinya ditinggalkan di sini. Dalam cahaya remang-remang, ia dapat melihat siluet Alister di sudut kamar yang sedang menggendong Arkana. Mereka masih berada di kamar hotel Alister tadi. Naomi tidak tahu sejak kapan Arkana berada di sini. Ia tidak enak pada Attar jika adiknya yang membawa Arkana kemari. Ia telah mengganggu waktu istirahat pemuda itu dengan meminta dia menemani Arkana. Apalagi dirinya berjanji hanya pergi sebentar. Naomi tidak menyesal telah memaksakan jauh-jauh datang. Meskipun awalnya dibuat salah paham, setidaknya sekarang dirinya sudah lebih lega. Jika tidak begini, ia tidak akan tahu apa-apa. Walaupun masih b

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tak Pernah Tidur Bersama

    Seharusnya, Naomi merasa baik-baik saja. Namun, entah ke mana matanya tiba-tiba memburam dan memanas. Kedua tangan yang berada di samping tubuhnya pun gemetar. Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun otaknya seolah ingin menyimpulkan sendiri. Amara menatap Naomi dengan senyum miring, kemudian berjalan melewati wanita itu. Dengan sengaja Amara menyenggol Naomi hingga wanita itu nyaris terhuyung. Senyum miring Amara kian mengembang setelah melewati Naomi. Cukup lama Naomi membeku di tempat. Alister pun tampak terkejut melihat kedatangannya. Setelah tersadar dari lamunannya, Naomi lantas berbalik bersiap melangkah pergi dari sana. Namun, Alister bergerak lebih cepat dan menahannya. “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Alister pada Naomi. Naomi berdecih sinis. “Bukannya Tuan yang menyuruhku datang?” Bisa-bisanya Alister bertanya seperti itu seolah tidak tahu apa-apa. Padahal sudah jelas-jelas lelaki itu sendiri yang memintanya datang. Ternyata, ia diminta datang hanya untuk menyaksikan Ali

DMCA.com Protection Status