Beranda / Romansa / Istri Kedua / Hari Pernikahan Edbert Dan Merry.

Share

Hari Pernikahan Edbert Dan Merry.

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Edbert, tidak pernah berniat untuk serius, apa lagi berniat untuk menikah. Namun, saat melihat Merry, entah kenapa hatinya begitu tersentuh. Edbert merasa ingin segera menjadikan Merry, sebagai ratu di dalam istananya.

"Merry, aku sangat berterima kasih kepadamu," ucap Edbert.

"Hem," jawab Merry.

**

Indira sangat bersemangat menjalani setiap harinya. Apalagi ada Shanty yang dengan begitu baik mau berbagi ilmu dan mau mengajari dirinya dengan sabar.

Selama satu minggu Indira bekerja, Shanty selalu membimbingnya dengan sabar. Bahkan sampai hal terkecil pun Shanty akan dengan teliti mengajari Indira.

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, itu artinya sudah saatnya untuk para pekerja di LT Corp pulang ke kediaman masing-masing. Sebelum pulang, Shanty menghampiri Indira terlebih dahulu. Dia harus memastikan jika Indira ingat bahwa hari ini adalah hari terakhir Shanty bekerja.

"Ra, besok gue udah cuti. Elu kerja yang bener, kalau ikut ketemu klien harus percaya diri dan jangan bikin tuan Edbert malu." Shanty berpesan pada Indira, dia sudah seperti seorang Ibu yang berpesan pada putrinya.

"Iya, Kak. Gue bakal kerja dengan baik, gue pasti kangen sama elu, Kak." Indira menghampiri Shanty dan langsung memeluknya.

"Elu, lebay. Besok malam juga kita ketemu lagi," ucap Shanty.

"Mau ngapain besok malam? Emangnya kita ada janji, ya?" tanya Indira polos.

Shanty langsung menepuk jidatnya.

"Ya ampun Ra, besok pagi bos kita nikahan. Malamnya acara resepsinya, emang elu ngga bakal hadir?"

Shanty bertanya dengan gemas, Indira nampak memamerkan deretan gigi putihnya.

"Gue, lupa."

"Dasar!" rutuk Shanty.

Setelah obrolan selsai, mereka segera bergegas untuk pulang. Shanty pulang bersama suami yang sudah menjemputnya, berbeda dengan Indira yang pergi bersama Melly menaiki motor matic kesayangan sahabatnya. Indira berkata jika dia tak punya gaun untuk pergi ke pesta, begitu pun dengan melly.

Indira dan Melly pun memutuskan untuk pergi ke sebuah butik yang tak jauh dari kostannya, mereka sengaja pergi ke butik tersebut karena memang harganya yang terjangkau, mereka tak mungkin membeli gaun di butik ternama. Bagi mereka yang terpenting bisa pergi dengan baju yang layak dan pantas untuk di pakai ke pesta.

Sampai di butik, Indira dan Melly langsung menyusuri tempat tersebut. Mata mereka sampai tak berkedip, karena melihat gaun-gaun yang terpajang dengan sangat cantik.

"Ra, liat ini deh. Cantik banget!" pekik Melly.

"Iya Mel, pas banget itu di badan elu," cap Indira.

Melly langsung menyambar gaun tersebut dan membawanya ke dalam ruang ganti, berbeda dengan Indira yang masih terlihat memilih gaun yang cocok untuknya.

Tidak lama kemudian, Indira menemukan gaun malam muslim yang sangat indah. Warna hitam dengan aksen bunga berwarna golden brown.

Indira merasa jatuh cinta dengan gaun tersebut, Indira langsung meminta tolong pada penjaga butiknya untuk mengambilkan gaun tersebut.

"Mbak, tolong bajunya dong. Aku mau coba yang itu," pinta Indira.

"Boleh, Kak," jawab pelayan toko.

Dibantu penjaga toko tersebut, Indira pun mencoba gaunnya. Indira terlihat sangat cantik saat memakai gaunnya, bahkan penjaga butiknya pun langsung memuji penampilan Indira.

"Anda sangat cantik, Nona," pujinya. Indira hanya tersenyum sipu mendengarnya.

Begitu pun dengan gaun pilihan Melly, gaun malam di atas lutut berwarna merah jambu itu pun terlihat sangat pas di tubuh Melly.

Selsai mencoba, mereka pun langsung memberikan gaunnya pada penjaga toko tersebut. Karena mereka harus segera pulang.

"Mbak, aku yang ini aja. Tolong dibungkus ya," pinta Indira.

"Punyaku, juga," imbuh Melly.

Setelah gaunnya di masukan ke dalam paper bag, Indira dan Melly langsung membayarnya. Mereka terlihat lesu saat keluar dari butik tersebut, karena mereka harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli gaun pesta tersebut.

"Duit gue," ucap Indira.

"Sama, Ra. Duit gue juga terkuras buat beli gaun itu," kata Melly.

"Elu enak udah punya gaji, gue baru masuk udah keluar modal terus," keluh Indira.

"Ngga usah ngeluh, gue laper." Melly berucap seraya mengelus perutnya.

"Kita mampir ke Mushola dulu, bentar lagi maghrib. Habis itu kita makan nasi kucing aja di pinggir jalan," usul Indira.

Mata Melly langsung berbinar.

"Betul itu."

Mereka saling merangkul, kemudian pergi dari butik tersebut dengan tawa di bibir mereka.

*

*

Malam yang dinanti pun telah tiba, Indira sudah terlihat cantik dengan gaun yang dia beli kemarin sore. Begitu pun dengan Melly.

Pukul tujuh malam, mereka sudah tiba di hotel berbintang tempat resepsi pernikahan Edbert dan Merry dilangsungkan.

Mata Melly dan Indira seakan tidak bisa berkedip, karena melihat kemegahan ballroom hotel tempat diadakannya resepsi pernikahan tersebut. Terlihat sangat mewah, dan berkelas.

Saat mereka masuk, mereka sudah di sambut oleh alunan musik romantis. Banyak artis ibu kota yang meramaikan acara pernikahan Edbert dan Merry.

Edbert dan Merry terlihat seperti raja dan ratu. Penampilan mereka benar-benar memukau, membuat siapa saja menatap kagum kepada mereka.

Terdengar bisik-bisik dari para tamu yang hadir, mereka merasa tidak percaya jika seorang Casanova sekelas Edbert Law akan tunduk kepada Merry.

"Mel, gue beruntung banget bisa datang ke acara ini," uap Indira.

"Elu, bener Ra. Kita musti manfaatin moment ini," ucap Melly.

Mendengar ucapan Melly, Indira langsung mengernyitkan dahinya.

"Maksud elu?"

"Kita foto-foto dulu, terus upload fotonya di sosmed. Habis itu kita makan yang banyak. Pasti makanannya enak-enak," ucap Melly.

"Elu, bener. Kuylah," ajak Indira.

Indira dan Melly langsung masuk ke area pesta, di mana ada tempat yang menurut mereka bagus, mereka akan berselfi. Setelah selsai selfi, mereka langsung menuju ruang prasmanan. Mereka mengambil banyak menu makanan di sana.

Setelah piring yang mereka bawa sudah penuh dengan makanan, mereka pun langsung memakannya dengan sangat lahap. Indira dan Melly sampai tak sadar, jika mereka sudah menjadi pusat perhatian di sana.

Bahkan, Leon Law dan Istrinya Berliana Law sampai menggelengkan kepala mereka saat melihat tingkah karyawan putranya itu.

"Mas," panggil Berliana.

"Kenapa, Sayang?" tanya Leon Law.

"Mas, perhatiin mereka deh... lucu banget ya, mereka?" ucap Berliana.

Leon Law mengikuti arah pandang dari istrinya, tidak lama kemudian pria paruh baya itu langsung terkekeh.

"Kamu benar, Sayang. Lihat deh yang pake hijab, cantik dan juga lucu," ucap Leon Law.

Di saat Leon Law dan Berliana Law sibuk mengomentari kelakuan Indira dan Melly. Shanty, juga ternyata sudah ada di sana dan tengah berjalan ke arah mereka berdua. Shanty langsung menepuk pundak Indira yang terlihat sedang serius dengan makanannya.

Awalnya Indira terlihat sangat kaget. Akan tetapi, saat menyadari jika Shanty yang datang menghampirinya, Indira pun langsung memamerkan deretan gigi putihnya.

"Ra," panggil Shanty.

"Kakak! Elu, ngagetin gue." Indira berkata dengan kesal.

Shanty langsung menggelengkan kepalanya.

"Elu ngapain di mari?"

"Makan!" Indira langsung tersenyum malu.

"Ck! Elu bikin malu aja. Lihat semua orang yang ada di sini," ucap Shanty.

Melly dan Indira langsung menghentikan kunyahannya, kemudian mereka menatap sekelilingnya. Indira langsung menutup wajahnya dengan hijab panjangnya, dia merasa sangat malu. Kemudian, dia pun berlari menuju toilet.

Karena wajahnya yang tertutup, membuat Indira tersandung dan hal itu membuat Indira pun langsung terjatuh.

"Aaah!" teriak Indira.

Satu detik, dua detik, tiga detik....

"Kok ngga sakit?" tanya Indira lirih.

"Indira, apa kamu begitu betah berada di pangkuanku?"

Mendapatkan pertanyaan dari orang yang suaranya sangat dia kenal, Indira langsung membuka matanya. Matanya langsung membulat dengan sempurna, karena ternyata Indira berada di atas pangkuan Edbert. Indira langsung bangun dan beberapa kali dia membungkukkan badannya.

"Maaf, Tuan. Maaf, saya ngga sengaja," ucap Indira, dia terlihat menyesal dan malu.

Leon Law bersama Istrinya Berliana langsung tertawa, mereka merasa sangat terhibur dengan keteledoran Indira.

"Ya ampun, Nak. Kamu sangat menghibur, selain lucu kamu juga sangat ceroboh. Beruntung Merry bukan tipe wanita pencemburu," tutur Berliana Law.

"Hem! Kalau aku yang jadi istrinya, sudah aku pastikan kamu tidak akan pulang dengan selamat," ucap Leon Law menakut-nakuti.

Indira nampak menelan salivanya dengan susah, dia merasa khawatir jika kecerobohannya akan menimbulkan masalah.

"Maaf, Tuan. Maaf, Nyonya. Saya tidak sengaja, beneran!" Indira memilin ujung hijabnya karena malu.

"Tak apa, lanjutkan pestanya," ucap Berliana Law.

Indira pun langsung tersenyum senang, karena akhirnya dia dimaafkan. Padahal, dia sudah takut akan dipecat dan dimarahi-marahi.

"Terima kasih, Tuan, Nyonya."

"Sama-sama," jawab Berliana Law.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ima Edg
dari matamu ku mulai, mulai, jatuh cinta.. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kedua    Malu

    Pesta telah berakhir, Indira dan Melly pun langsung pulang ke kostnya. Malam ini mereka sangat kenyang dan juga lelah, mereka ingin tidur.Indira bahkan masih merasa malu, dia jadi berpikir. Jika besok Edbert sudah masuk ke kantor, apakah dia masih sanggup untuk bertemu dengan bosnya itu? Indira berharap, semoga saja Bosnya itu kelelahan sehabis malam pertama dan tidak masuk kantor tentunya. "Gue, cape." Indira langsung menghempaskan tubuh lelahnya. "Malu juga," Melly menimpali. "Iya bener, gue malu banget. Kenapa juga gue mesti jatuh di pangkuan, tuan Edbert?" keluh Indira. "Elu, sih... ngapain juga lari pake mukanya di tutupin pake hijab begitu?" tanya Melly. "Gue, malu ege. Kalau bisa, gue udah gali tanah buat ngubur diri." Indira berbicara dengan bibir yang sudah mengerucut. "Sudahlah, semuanya sudah terjadi. Sekarang, kita tidur dulu. Besok, kita harus siap mental untuk menghadapi gunjingan semua karyawan kantor," terang Melly. "Elu, bener." Indira langsung berlari ke kama

  • Istri Kedua    Lelah

    Pekerjaan hari ini terasa sangat melelahkan dan rasanya pekerjaan hari ini membuat Indira harus rela tenaganya terkuras, benar-benar merasa cape.Bahkan, hari ini Indira harus rela lembur sampai malam. Karena banyaknya pesanan yang datang. Tidak hanya itu saja, hari ini banyak perusahaan lain yang mengajak perusahaan LT Corp untuk bekerja sama. Karena banyaknya perusahaan yang sudah merasa puas dan merekomendasikan perusahaan Law, hal itu menjadi keuntungan sendiri untuk perusahaan LT Corp. Bahkan, pernikahan Edbert dan Merry pun seakan membawa barkah dan keberuntungan pada keluarga Law. Karena Merry memanglah anak pengusaha kaya no. dua di Indonesia. Karena tergabungnya dua perusahaan besar, membuat mereka makin dikenal di dalam dunia bisnis. Dua perusahaan tersebut, bisa dengan mudahnya melebarkan sayapnya. Indira, nampak meregangkan otot-otot lelahnya. Indira sudah sangat lelah dan ingin segera pulang, dia ingin segera tidur."Pantas saja mataku sudah terasa berat, ternyata suda

  • Istri Kedua    Kedatangan Anthony

    Sudah satu minggu ini Indira terlihat melakukan banyak pekerjaan, karena memang perusahaan LT Corp kini sedang ada di puncak popularitas. Indira bahkan harus rela untuk lembur dan Indira akan pulang pada pukul sepuluh malam. Lelah? Tentu saja sangat lelah, setiap hari bahkan Indira harus meminum jamu anti pegal linu. Karena seharian duduk membuatnya sering sakit pinggang. Bahkan, Indira harus pergi ke luar kantor jika ada pertemuan mendesak. Tentunya bersama dengan Leon Law."Oh, ya ampun! Usiaku baru dua puluh dua tahun, kenapa malah sering sakit pinggang kaya gini coba? Mulai sekarang, aku harus minum banyak air putih," gumam Indira. Indira meneruskan kembali pekerjaannya, dia begitu serius dalam bekerja. Sampai bunyi telepon yang ada di atas mejanya berdering, barulah Indira menghentikan aktivitasnya. Cepat-cepat Indira mengangkat panggilan telpon tersebut. karena takut jika itu adalah panggilan penting."Halo, selamat siang. Indira Andriyani di sini, ini dengan siapa, ya?" sap

  • Istri Kedua    Bekerja Kembali

    Kehadiran Anthony ternyata memang bisa mengurangi beban Indira, biasanya Indira begitu super sibuk. Akan tetapi, setelah seminggu Anthony membantunya, Indira bisa lebih santai dalam bekerja.Bahkan dia sudah tidak pernah lembur lagi dan selalu pulang tepat waktu. Bahkan Indira sudah jarang berangkat bersama Melly, karena Anthony selalu sigap dalam hal mengantar jemput Indira.Seperti hari ini misalnya, begitu banyak berkas yang harus Indira kerjakan. Akan tetapi dengan sigap Anthony membantunya, bahkan Anthony lebih sering berada di dalam ruangan Indira, daripada di dalam ruangannya sendiri."Ekhm! Kalian serius sekali," ucap Merry yang ternyata sudah berada di ruangan Indira. Indira dan Anthony langsung bangun dan menyapa Merry, istri dari Edbert tersebut."Selamat pagi, Nona Merry,'' sapa Indira. "Selamat pagi, Kak Merry," sapa Anthony. Merry langsung tersenyum melihat mereka yang begitu kompak."Pagi semuanya,'' balas sapa Merry."Kakak, sudah pulang?" tanya Anthony. "Sudah, aku

  • Istri Kedua    Hasil Pemeriksaan

    Pagi ini Merry sudah terlihat sangat cantik dan juga rapi. Setelah kepergian suaminya menuju perusahaannya, Merry ingin segera pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan keadaannya. Awalnya, Merry merasa biasa saja dengan sakit perut yang sudah dia derita selama 2 tahun lebih ini. Dia merasa enggan untuk memeriksanya, karena menurutnya itu hanya sakit perut biasa. Akan tetapi, setelah mendengarkan nasehat dari Indira, entah kenapa dia ingin sekali untuk memeriksakan kondisi tubuhnya. Sungguh Merry sangat ingin tahu, ada apa sebenarnya dengan perutnya. Kenapa selalu saja terasa sakit, bahkan semakin lama rasa sakitnya kian bertambah dan terkadang terasa sangat menyiksa. "Sudah cantik, semoga hasilnya baik," ucap Merry lirih.Setelah memastikan kalau dia sudah rapi dan cantik, Merry pun langsung berangkat menuju Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit, Merry langsung masuk kedalam ruangannya Elsa. Karena memang sebelumnya Merry telah melakukan janji temu dengan Elsa, Elsa adalah sahaba

  • Istri Kedua    Beralasan

    Merry benar-benar terlihat kacau hari ini, hampir seharian dia menghabiskan waktu untuk menangis di dalam kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, dengan gerakan cepat Merry langsung mengguyur tubuhnya agar bisa lebih segar dan lebih tenang. Setelah selesai, Merry langsung merias wajahnya. Dia tidak mau jika Edbert melihat wajahnya yang kini sudah mulai terlihat memucat. Setelah puas dengan hasil riasannya, Merry langsung melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Dia ingin menunggu suaminya pulang, dia harus terlihat biasa saja. Jangan sampai Edbert curiga dengan keadaannya saat ini. Tidak lama kemudian, lelaki yang kini sudah menjadi suaminya tersebut datang dan menghampiri Merry. Edbert langsung menjatuhkan tubuhnya di samping Merry, Memeluknya dan melabuhkan sebuah ciuman hangat di bibir istrinya. "Kangen, aku pengen di sini," ucap Edbert. Merry terlihat kelabakan, dia belum siap mengatakan semuanya pada suaminya itu. Dia bingung harus beralasan seperti apa kepada Edb

  • Istri Kedua    Jawaban

    Merry terlihat sangat kacau, dia masih menangis sambil meminta Edbert untuk menikah lagi. Wajah Edbert terlihat memerah menahan amarah, dia sangat kesal dengan apa yang diucapkan oleh istrinya. Edbert menghampiri Merry, dan mencengkram kedua bahunya dengan kuat. Merry terlihat meringis menahan sakit, karena tanpa sadar Edbert sudah menyakiti istrinya."Katakan, Sayang! Apa maksud dari perkataanmu?!" seru Edbert. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang diminta oleh istrinya, apakah istrinya itu mengira jika pernikahan adalah sebuah pemain, pikirnya."A--aku sakit, aku menderita kanker rahim stadium empat," jawab Merry terbata. Edbert nampak limbung, dia bahkan sampai menjatuhkan tubuhnya di lantai. Sedangkan Indira nampak syok dengan apa yang dia dengar, ini terdengar menyakitkan.Seorang istri mengemis pada suaminya agar mau menikah lagi, alasannya karena sakit. Sungguh miris, pikir Indira. Merry langsung meluruhkan tubuhnya ke atas lantai, lalu dia memeluk Edbert dengan

  • Istri Kedua    Istri Kedua

    Merry langsung menyusul suaminya, Merry begitu takut jika Edbert akan marah besar padanya. Langkah Edbert begitu cepat, bahkan Merry sampai harus berlari untuk mensejajarkan langkah suaminya. Edbert seolah tidak perduli akan hal itu, dia tetap saja melangkah dalam diam. Setelah sampai di parkiran, Edbert langsung masuk ke dalam mobilnya. Merry pun langsung masuk dan duduk di samping suaminya, Merry nampak terengah-engah. Dia tak menyangka jika Edbert akan mendiamkannya. "Benahi dandananmu," ucap Edbert tanpa menolehkan wajahnya ke arah Merry. Merry terlihat kebingungan mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya, karena Edbert tiba-tiba saja menyuruh dirinya untuk membenahi dandanannya "Maksudnya?" "Kita akan ke rumah mommy, kita harus meminta izin untuk pergi ke luar negeri," jawab Edbert. Merry memang meminta Edbert untuk menikah kembali, tetapi tidak secepat ini. Tidak harus tinggal di luar negeri juga, pikirnya."Harus sekarang? Harus secepat ini?" "Tentu, aku ingin kita tin

Bab terbaru

  • Istri Kedua    Happy Ending

    Keesokan harinya.Anthony dan Melly datang ke rumah Edbert, karena memang ada yang ingin Edbert ingin sampaikan kepada mereka berdua. Tiba di kediaman Edbert, Anthony dan juga Melly langsung disambut gembira oleh Indira. Bahkan di sana juga ada Berliana Law dan juga Leo Law, mereka ikut menyambut kedatangan keduanya."Selamat datang Kakak-ku, Sayang." Indira langsung memeluk Melly dengan erat. Memeluk wanita yang merupakan sahabatnya sejak lama, wanita yang selalu berperilaku baik terhadap dirinya. Wanita yang mau berbagi senang dan juga susah dengan dirinya."Terima kasih untuk sambutannya," ucap Melly seraya tersenyum. Indira terlihat tersenyum, lalu dia mencondongkan wajahnya. Kemudian, dia berbisik tepat di telinga Melly. "Semalam kalian melakukannya berapa kali?" tanya Indira.Melly nampak tersipu mendengar pertanyaan dari Indira, menurutnya ini adalah hal yang intim. Kenapa juga Indira harus menanyakan hal itu, pikirnya. "Rahasia," jawab Melly dengan salah tingkah.Melihat

  • Istri Kedua    Belah Duren

    Tangannya memang berada di atas kepala Melly, tetapi bibirnya sesekali mengecupi leher jenjang istrinya, bahkan dia juga suka sekali menggigit pelan pundak Melly. "Aduh, Mas. Sakit!" keluh Melly kala Anthony kembali menggigit pundaknya. Anthony memutarkan bola matanya dengan malas, karena istrinya itu terus saja melayangkan protesnya. Padahal, dia hanya merasa gemas terhadap istrinya tersebut."Yaelah, Yang. Baru juga digigit. Belum juga aku patuk," ucap Anthony seraya terkekeh. Melly langsung menatap suaminya dengan tatapan tajamnya, dia merasa tidak suka kala suaminya mengatakan hal seperti itu."Emangnya kamu ular, pake matuk segala?" tanya Melly. "Hem, aku bukan ular. Tapi, ada king kobra yang sudah sangat siap menyemburkan bisanya, bersiaplah, Sayang. Aku akan terus menyemburkan bisanya agar bisa mencetak Anthony junior di sini," kata Anthony seraya mengelus lembut perut istrinya. Mendengar ucapan suaminya, Melly nampak tersipu malu. Dia juga merasa ingin segera memiliki ketu

  • Istri Kedua    Malam Sahnya Anthony

    Hari yang Anthony tunggu-tunggu telah tiba, hari ini di sebuah ballroom hotel mewah milik keluarga Law sudah diselenggarakan acara pernikahan Anthony dengan Melly. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia, apa lagi dengan Anthony. Pria muda itu terlihat sangat antusias dan tidak sabar untuk menyambut malam pertamanya. Dia sudah tidak sabar untuk merasakan yang namanya nikmatnya surga dunia seperti apa, dia sudah tidak sabar untuk mengajak Melly bermain kuda-kudaan. Sayangnya keinginan Anthony tidak bisa langsung dilaksanakan, karena dia masih harus mengikuti acara resepsi pernikahan yang sudah disiapkan oleh Leon Law. Anthony dan Melly kini sedang berdiri di atas pelaminan, wajah mereka terlihat sangat bahagia. Terlebih lagi dengan Anthony, dia merasa bangga karena bisa mempersunting wanita yang dia puja.Walaupun pada awalnya dia sempat menyukai Indira, tetapi rasa itu sudah tidak ada lagi. Anthony merasa jika Tuhan tidak menjodohkan dirinya dengan Indira, tetapi tuhan

  • Istri Kedua    Permintaan Maaf Mahendra

    Mahendra benar-benar merasa menyesal, dia baru sadar jika Indira memanglah wanita baik hati yang terlihat begitu tulus. Bahkan kasih sayangnya terhadap Liliana Leichan saja sangat tulus, tak terlihat adanya pencitraan di sana. Pantas saja Merry sang kakak begitu memuja perempuan bernama Indira itu, pikirnya. Dia bahkan rela tinggal satu atap dengan wanita yang dia pilih sebagai madunya. Mahendra baru sadar jika itu semua dia lakukan karena Merry ingin memberikan mutiara untuk suami tercintanya. Merry ingin memberikan kebahagiaan pada suaminya lewat wanita lain yang lebih baik dari dirinya. Indira terlihat tersenyum sambil menatap Mahendra, dia bisa melihat dengan jelas jika Mahendra terlihat begitu menyesal akan perbuatan yang pernah dia lakukan terhadap dirinya dan kedua putranya. Namun, Indira tak bisa berkata apa pun. Dia hanya ingin menunggu apa yang akan dikatakan oleh Mahendra selanjutnya. Tak lama kemudian, Mahendra terlihat memberanikan diri untuk menatap Indira. Kemudian,

  • Istri Kedua    Penyesalan Mahendra

    Dua minggu sudah Mahendra mendapatkan perawatan di Rumah Sakit, wajahnya sudah terlihat segar, luka di tubuhnya pun sudah terlihat membaik. Bahkan, kakinya kini sudah tidak memakai gips lagi, jika diraba kakinya sudah mulai bisa merasakan sentuhan. Selama dua minggu ini, Mahendra selalu saja memikirkan tentang Indira yang mau mendonorkan darahnya untuk dirinya. Sebenarnya dia sungguh bertanya-tanya di dalam hatinya, kenapa Indira mau mendonorkan darah untuknya. Padahal, dia sudah berbuat jahat kepada Indira, rasa-rasanya Edbert pasti sudah tahu kelakuan dirinya terhadap istrinya dan kedua putranya.Namun, kenapa mereka seakan tidak marah. Bahkan, seminggu yang lalu Indira dan juga Edbert sempat menjenguk Mahendra ke Rumah Sakit. Mereka terlihat biasa saja, Mahendra jadi berpikir, mungkinkah Indira mempunyai hati yang begitu tulus seperti yang diungkapkan oleh Merry melalui surat yang dikirimkan kepada kedua orang tuanya, pikirnya.Makanya Edbert bisa dengan mudahnya menerima keberad

  • Istri Kedua    Reaksi Mahendra

    Selama satu minggu Mahendra tak sadarkan diri, dokter berkata jika dia baik-baik saja. Kondisi kesehatannya juga sudah sangat bagus, hasil operasinya juga baik. Namun, dokter juga tak tahu kenapa Mahendra tak juga kunjung sadarkan diri. Liliana Leichan dan juga Archan Leichan sempat di kebingungan, mereka benar-benar takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap putranya tersebut. Walaupun dokter berkata dia baik-baik saja, tetapi ketika mereka bicara dan berusaha untuk mengajak Mahendra mengobrol, sayangnya Mahendra tak pernah memberikan respon sama sekali. Mahendra seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya, dia seperti enggan untuk melanjutkan kehidupannya. Dia seperti ingin tertidur lama, beristirahat tanpa merasakan beban dan juga tanpa merasakan tekanan di dalam hidupnya. Liliana Leichan sempat berkonsultasi dengan dokter psikologi, dia pernah berkata jika kemungkinan Mahendra mengalami guncangan yang hebat di dalam dirinya. Dia merasa lebih baik tidur la

  • Istri Kedua    Butuh Donor Darah

    Edbert terlihat berlari di lorong Rumah Sakit, dia mencari ruang operasi sesuai dengan apa yang diucapkan oleh seorang suster saat menelpon dirinya. Ya! Seorang suster telah meneleponnya, dia memberitahukan Edbert jika Mahendra mengalami kecelakaan hebat saat sedang mengendarai mobilnya menuju perusahaan milik keluarga Leichan. Kecelakaan tunggal yang dialami Mahendra mengakibatkan tulang kakinya remuk, karena terhimpit body mobil. Bila dilihat dari cctv jalanan, Mahendra terlihat tidak fokus saat menjalankan mobilnya. Dia terlihat membanting setir mobilnya ke arah kanan secara tiba-tiba hingga akhirnya mobil yang dikendarai oleh Mahendra langsung menabrak pembatas jalan dengan sangat kencang. Kecelakaan tidak dapat dihindari, beruntung banyak orang kala itu. Hal itu membuat Mahendra mendapatkan pertolongan dengan cepat. Tidak lama kemudian, dia melihat Liliana Leichan dan juga Archan Leichan yang sedang saling memeluk dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Edbert bisa me

  • Istri Kedua    Ancaman Mahendra

    Aku melangkahkan kakiku menuju kamar utama, saat aku membuka pintunya, Indira nampak sedang duduk di depan meja rias. Dia sedang memakai serum di wajahnya, tak lama kemudian dia memakai lotion di tangannya. Aku menghampirinya dan langsung memeluknya dengan erat. "kamu wangi, Sayang." Aku kecup dan aku cium bibirnya, aku pagut bibir itu dengan penuh hasrat.Setiap kali aku berdekatan dengan istri keduaku ini, aku selalu saja berhasrat. Dia selalu bisa memancing gairahku, padahal dia tidak sedang melakukan gerakan sensual."Mas, ih!" keluh Indira.Dia terlihat risih karena aku terus saja mengecupi leher jenjangnya, bahkan tanpa ragu Aku mengecup cerukan lehernya. "Kamu cantik banget sih, Yang." Aku kembali menyesap bibir itu, bibir yang selalu membuat aku ingin mengecup dan memagutnya.Aku sengaja berbasa-basi sebelum aku menanyakan tentang Mahendra, karena biasanya wanita itu butuh pancingan. Entah masalah obrolan biasa, ataupun masalah di atas ranjang."Iya, aku sudah cantik dan wan

  • Istri Kedua    Berkumpul Bersama

    POV Edbert Sore telah menjelang, rasa lelah begitu mendera tubuhku. Rasanya aku ingin sekali untuk segera pulang dan bertemu dengan istri dan juga kedua putraku. Jika sudah melihat mereka, rasa lelah pun tiba-tiba sirna entah ke mana. Aku segera bersiap lalu bergegas untuk pulang menuju kediamanku. Saat aku keluar dari ruanganku, aku melihat Anthony dan juga Melly yang sedang asyik mengobrol berdua di depan ruangan Melly. Mereka terlihat mesra sekali, sesekali Anthony terlihat mengusap lembut pipi Melly. Hal itu membuat teman dari istriku itu nampak tersipu. Aku sempat berdehem seraya menyenggol adik sepupuku itu, dia terlihat tersipu saat menyadari apa yang telah aku lakukan padanya karena memang disengaja. "Cie, yang baru jadian. Lagi anget-angetnya kayaknya, jangan dipepet terus entar khilaf. Mending halalin dulu saja," godaku. Anthony hanya mengusap tengkuk lehernya, dia terlihat salah tingkah saat aku goda. Begitu pun dengan Melly, lalu Anthony mulai berkata. "Apa sih, Bang

DMCA.com Protection Status