Share

Part 40. Itu Aku

Author: Loyce
last update Last Updated: 2024-08-08 10:53:00
“Kamu udah bangun.”

Orang pertama yang Sinar lihat saat dia baru saja keluar dari kamar adalah Praba. Lelaki itu memberikan tatapan tidak seperti biasanya. Apa? Lelaki itu mengasihaninya? Tidak! Sinar tidak perlu rasa kasihan dari siapa pun.

“Kenapa Bapak belum pergi?” tanya Sinar dan pergi begitu saja.

Di sofa ruang keluarga, Talita duduk diam dengan kepala menunduk. Sesekali dia menarik napasnya panjang seolah ada beban berat yang tengah dipikulnya. Tatapan Sinar semakin tajam ketika tiba-tiba saja Talita mendongak dan tatapan mereka bertemu.

Sinar berjalan ke sofa. Duduk di sana dan tepat di depan Talita. Aura yang dikeluarkan adalah aura permusuhan yang kental. Sinar sudah tidak akan lagi menghormati perempuan itu. Talita sudah berbuat sadis di luar perjanjiannya.

Praba menyusul dan duduk tepat di samping Sinar.

“Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan kepada Ibu dan saya harap Ibu bisa menjawabnya dengan jujur.”

Ada decisan yang keluar dari mulut Talita. “Sekarang kamu bertindak s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 41. Tak Terima

    “Ke mana perginya hati nurani kalian!”Talita tidak bisa menahan buncahan kemarahan yang membludak di dalam hatinya. Perempuan itu tidak akan pernah merasa bersalah meskipun dia adalah biang dari segala masalah itu sendiri. Jika dulu dia tidak memaksakan kehendak untuk menikah dengan Praba, semua ini pasti tidak akan pernah terjadi.Praba juga tidak akan pernah memiliki dendam kepada Talita sampai menggunakan Sinar sebagai alat. Dia mungkin juga akan menikah dengan perempuan yang dicintai, dan tidak akan membuang waktunya selama tiga tahun untuk menjalani hubungan kosong dengan Talita.“Kenapa tidak Ibu tanyakan kepada diri Ibu sendiri? Ke mana perginya hati nurani Ibu sampai tega melibatkan Surya dan membuat Surya mati.”Bukan hanya Talita, Praba pun ikut andil. Itulah yang dikatakan oleh Sinar di dalam hatinya. Hanya saja, dia tak akan mengatakannya secara lugas. Nanti, dia juga akan membalas Praba. Hanya saja, biarlah dia sekarang berlindung di bawah kuasa Praba karena dia membutuhk

    Last Updated : 2024-08-08
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 42. Keputusan Praba

    Praba melemparkan tubuhnya di kursi kerja miliknya dan menyandarkan punggungnya dengan sedikit kasar. Memijat pelipisnya dengan kuat merasakan denyutan nyeri kepalanya. Menghadapi masalah ini benar-benar membuatnya harus bersabar.Talita tidak akan berhenti sampai di sini, terlebih lagi Sinar. Dia mungkin sekarang tengah menyusun rencana untuk menjatuhkan Talita sampai titik terendah.Tentu, ini sedikit menguntungkannya karena Sinar berdiri di kubu yang sama dengannya. Namun, dia juga harus tetap waspada akan hal-hal yan akan dilakukan oleh Talita.“Dante!” Praba beranjak dari kursi berjalan ke luar ruangan dan berhenti di balkon. Dia tengah menghubungi asisten pribadinya untuk menjalankan tugas yang akan diberikan. “Pastikan tidak perlu menunggu lama.”Panggilan terputus dan Praba lagi-lagi harus menghisap nikotin untuk menenangkan pikirannya. Dia sudah mengambil keputusan untuk hubungannya dengan Talita. Hanya saja dia tidak akan menjatuhkan bom itu saat semuanya masih berantakan.Di

    Last Updated : 2024-08-10
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 43. Alasan Dibalik Kebencian

    Lalu bagaimana dengan Bu Talita? Bapak sungguh-sungguh akan meninggalkannya? Lalu bagaimana dengan keluarga Bapak?”Ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam kepala Sinar. Tak hanya itu, dia juga merasakan sedikit ketakutan yang menelusup masuk ke dalam hatinya. Demi Tuhan, dulu dia pikir perjanjian itu akan berjalan dengan normal tanpa menimbulkan huru-hara tak penting seperti sekarang.Menghadapi satu Talita memang bukan perkara mudah, terlebih lagi kalau nanti dia harus berhadapan dengan orang tua Praba, semuanya hanya akan semakin rumit.Akal sehat Sinar seolah terkikis dan dia tak bisa berpikir jernih. Sekarang satu keinginannya sudah terwujud. Dia sudah menjadi ibu sah dari seorang Askara. Dia berhasil mengambil satu hal yang berharga dalam hidup Talita sebagai balasan atas apa yang dilakukan oleh perempuan itu.Sinar tentu saja bahagia. Lalu setelah ini apa? Konflik antara dirinya dengan Talita semakin menjadi. Dia yakin setelah Talita tahu Praba mengabulkan permintaan Sinar, m

    Last Updated : 2024-08-11
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 44. Ibu

    “Saya lelaki, Sinar,” ucap Praba mencoba menjelaskan. “Tanpa cinta, saya bisa menjamah tubuh perempuan mana pun. Sayangnya saya bukan lelaki brengsek yang suka berganti pasangan hanya untuk nafsu dan melampiaskan pada tempat yang tidak seharusnya. Jadi, ada yang halal kenapa saya harus bermain dengan perempuan lain di luar sana dan menumpuk penyakit?”Praba berhenti sebentar. “Talita bahkan mampu memberikan obat perangsang ketika saya menolaknya,” imbuh Praba ketika dia mengingat kejadian beberapa malam yang lalu.Mendengar rentetan cerita yang diungkap Praba secara cuma-cuma di hadapannya, dia bisa menyimpulkan satu hal, Talita adalah perempuan yang mengerikan. Dia bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Pantas saja kalau Praba begitu tidak menyukai Talita dan ingin melepaskan perempuan itu. Telebih lagi, karena Talita lah, Praba harus kehilangan perempuan yang dicintai. Baik Praba maupun Sinar adalah dua orang yang menjadi tumbal kekejamam Talita. Mereka

    Last Updated : 2024-08-14
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 45. Bertepuk Sebelah Tangan

    Tepat ketika Askara berpindah di pelukan Sinar, bayi itu hanya merengek sebentar sebelum dia kembali tenang. Sinar bahkan belum mengeluarkan ‘senjata’ terakhirnya yang bisa membuat Askara diam. Namun, bayi itu tampaknya memang lebih nyaman berada di pelukan Sinar dibandingkan di pelukan Talita.Terlalu menyakitkan untuk Talita ketika melihat adegan di depannya. Hanya dalam waktu sembilan bulan, Sinar sudah berhasil mengambil semuanya darinya. Dia bahkan sudah bersama dengan Praba hampir 4 tahun dan dia tidak berhasil membuat Praba mencintainya.Kesal tidak bisa dibendung, amarah tak bisa dicegah. Sinar, sudah membuat Talita tersingkir dari tempatnya.“Aku akan tinggal di sini untuk mendekatkan diri dengan Askara.” Sebuah keputusan diambil dengan cepat setelah berpikir beberapa saat. Tidak ada kekalahan dalam kamus Talita, sehingga dia harus mampu menyingkirkan Sinar dari hidupnya.Tidak ada yang menjawab, bahkan Sinar tampak tidak terkejut. Praba? Dia mengernyit menatap Talita, seolah

    Last Updated : 2024-08-21
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 46. Intimidasi

    “Lancang sekali kamu!” teriak Talita. Wajahnya sudah merah padam dikuasai amarah.Jika sudah berani mengusik tentang hubungannya dengan Praba, itu artinya Sinar sudah paham tentang hubungan buruk yang terjadi dengan Talita dan juga suaminya. Sebanyak apa Sinar mengetahui tentang itu, itulah yang tidak Talita ketahui.“Jangan pernah ikut campur urusan saya dengan Mas Praba. Kamu hanya orang luar,” peringat Talita dengan rahang mengetat.“Saya tidak ikut campur. Kata-kata saya yang mana yang menyatakan kalau saya ikut campur dengan urusan Ibu? Saya hanya kasihan sama Ibu. Sekeras apa pun Ibu mencoba untuk menarik perhatian Bapak, bahkan tidak cukup mampu membuat Bapak mencintai Ibu.”Sinar diam setelah itu karena Praba sudah keluar dari kamar dan berjalan ke ruang makan. Duduk di ujung meja, sebelum menyeruput minuman pagi yang sudah disediakan. Tatapannya mengarah pada dua istrinya bergantian dan dia tahu baru saja ada sebuah perdebatan di antara keduanya.Talita begitu menunjukkan eks

    Last Updated : 2024-08-21
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 47. Karena Kata Cerai

    Dalam kisahnya, sebenarnya peran apa yang sedang dilakonkan oleh Sinar sekarang? Dia sebenarnya adalah gadis baik yang tengah berjuang untuk adiknya. Kemudian dengan tanpa sengaja ada seseorang yang mau membantunya menanggung beban yang dia miliki.Sayangnya, takdir berkata lain sehingga dia harus terlibat lebih jauh dengan suami dari seseorang yang membantunya tersebut. Hal itu juga yang harus membuatnya kehilangan satu-satunya keluarga yang dimiliki. Lantas, dendam itu muncul dan membuatnya menjadi gadis jahat dengan mempertahankan lelaki beristri itu di dalam hidupnya.Sinar tidak peduli ada yang menganggap dirinya jahat, yang penting baginya adalah segala amarah yang dia miliki terpenuhi.“Apa ini Mas?” Talita melemparkan map di atas meja sofa dengan keras di depan Praba.Praba yang tengah menunduk membaca dokumen itu segera mendongak dan mendapati Talita sudah tampak dipenuhi amarah. Di ruangan itu bukan hanya Praba, tetapi ada staf yang tengah meeting dengannya.Perlakuan kasar

    Last Updated : 2024-08-21
  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 48. Mengadu

    “Dante!”Praba keluar dari kamar Sinar melangkah dengan tegap ke arah asisten pribadinya. Talita sudah tidak ada di rumah tersebut, sedangkan Dante dan kedua Bibi sudah mulai membersihkan kekacauan yang dilakukan oleh Talita.“Siap, Pak!” Dante yang tadinya berjongkok untuk memunguti bunga hias yang sudah keluar dari lubang vas bunga itu berdiri.“Kamu urus yang di sini. Pastikan semuanya beres dan ganti apa pun yang perlu diganti. Kamu tanyakan kepada Sinar apa yang dia butuhkan. Saya akan mengurus hal lain.”Praba tidak bisa tinggal diam dengan semua sikap buruk yang Talita lakukan. Mengacaukan rumah orang lain merupakan hal yang sudah keterlaluan. Tabiat buruk itu tidak bisa dibiarkan atau perempuan itu akan membuat segalanya menjadi rumit.Praba mencari keberadaan Talita di rumah mereka, tetapi dia tidak menemukan perempuan itu di mana pun.“Ibu tidak pulang beberapa hari ini, Pak.” Begitu kata Bibi memberi tahu.Praba mendesah panjang mendengar informasi tersebut. Ekpresi dingin

    Last Updated : 2024-08-22

Latest chapter

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 125. End

    Halaman belakang rumah besar Praba dipenuhi keceriaan yang luar biasa. Askara, Bhumi, dan Cherry berdiri di depan panggangan barbeque sambil sesekali saling menyenggol. Namun, kali ini tidak ada yang mencoba untuk melerainya.Para pekerja juga membantu mereka memanggang banyak makanan. Aroma makanan menguar tiada henti. Begitu nikmat luar biasa. Cherry pergi lebih dulu, lalu duduk dan bergabung dengan kedua orang tuanya.“Makan dulu, Bos.” Begitu katanya kepada sang ayah juga ibunya. “Ayo, Bunda makan dulu. Mengobrol juga butuh tenaga.”Ya, tidak ada yang salah dengan panggilan Cherry karena di sana memang ada Talita. Setelah obrolan Talita dan Sinar saat itu, hubungan dua perempuan itu lambat laun membaik. Mereka menekan ego mereka demi Askara.Begitu juga dengan Praba dan anak-anak mereka. Bhumi dan Cherry bahkan ikut-ikutan memanggil Talita dengan bunda. Jika dalam kondisi yang lalu, Talita pasti akan merasa keberatan, tetapi sekarang tentu berbeda. Dia bahkan merasa memiliki tiga

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 124

    “Sebagai seorang ibu, kita adalah dua orang yang sama-sama menyayangi dan mencintai Askara. Dia memintaku untuk mempertimbangkan agar kita bisa berdamai.”Talita secara pribadi datang ke rumah Sinar dan membicarakan masalah tersebut setelah dia berpikir secara terus menerus. Dia menarik garis ke belakang dan memikirkan tentang masa lalu yang sudah terjadi. Jika dia menyalahkan Sinar sepenuhnya dan menganggap perempuan itu salah, maka itu tidak benar.Sinar dulu juga seorang korban. Dia juga perempuan yang sudah memberikan cintanya dengan penuh kepada Askara. Tidak sekalipun dia merasa terganggu dengan kehadiran putranya tersebut.“Selama ini saya tidak pernah ingin berseteru dengan Ibu secara terus menerus. Hanya saja, Ibu masih menganggap saya adalah orang yang harus Ibu musuhi.” Itu adalah jawaban yang diberikan oleh Sinar. “Melihat bagaimana hubungan kita selama ini, saya yakin itu menjadikan tekanan sendiri bagi Askara. Itulah kenapa dia ingin melihat kita berdamai.”Sinar menging

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 123

    “Abang nggak jadi ke luar negeri, Ma.”Sinar yang sedang membuatkan sandwich untuk Askara itu segera mendongak menatap putranya yang tengah duduk di stole bar. Anggota keluarganya yang lain sedang sibuk sendiri-sendiri dan hanya ada Sinar dan Askara saja di sana.“Abang bicara banyak dengan Bunda. Bunda pun mengerti tentang keinginan Abang. Kalaupun toh nanti misalnya Abang ingin sekolah di sana, itu atas dasar keinginan Abang sendiri. Tapi, sampai sekarang, Abang belum ingin. Abang masih lebih suka di negeri sendiri.”Sinar meletakkan sandwich-nya ke atas piring lalu meletakkan di depan Askara. “Mama senang mendengar itu.” Perempuan itu duduk di samping putranya dan menemani makan.“Abang berharap, Mama dan Bunda bisa berbaikan.”Kalimat itu membuat Sinar segera menoleh ke arah putranya. Tatapan remaja itu penuh pengharapan. Dia tampaknya ingin melihat kedua orang yang disayanginya tidak lagi berselisih paham. Askara tentulah tahu jika sebenarnya yang selalu membuat masalah antara ke

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 122

    Untuk pertama kalinya, Askara menghadiri acara keluarga Talita. Dia berusaha berbaur dengan keluarganya yang menerima Askara dengan sangat baik. Nenek dan kakeknya begitu bahagia melihat cucunya akhirnya datang dan berumpul dengan keluarga.“Nenek senang kamu ada di sini.” Askara menoleh dan mendapati seorang perempuan tua yang tampak masih begitu sehat. Tentu jika bersama dengan nenek dan kakeknya bukan pertama kalinya mereka bertemu, hanya saja dia selalu menolak untuk hadir ketika acara-acara seperti ini dilakukan.“Nenek sudah makan?” tanya Askara mencoba untuk perhatian. “Aku lihat, sejak tadi hanya mondar-mandir ke sana-kemari. Nenek harus menjaga kesehatan.”Perempuan tua itu tersenyum lembut. Menarik tangan Askara, lalu menggenggamnya. “Nenek senang kalau cucu-cucu Nenek berkumpul seperti ini, hati Nenek terasa bahagia sekali.”Askara menatap langit yang mucul sekumpulan bintang-bintang. Indah sekali. Sayangnya ini bukan bulan purnama. Jika bulan purnama, sekarang ibunya pasti

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 121

    Kedua tangan Askara maupun Talita penuh dengan barang belanjaan. Talita benar-benar membeli banyak barang untuk dirinya sendiri dan juga Askara. Setelah keluarga bersama dengan Talita, melepaskan segala beban yang selama ini dirasakan, Askara sedikit luluh dengan sikap ibunya.“Terima kasih. Abang sudah bersedia berjalan-jalan dengan Bunda.”Mereka sudah sampai di rumah dan sama-sama melepas lelah dengan duduk di sofa. Askara segera membaringkan tubuhnya di sofa dan memeluk bantal sofa. Memainkan ponselnya sebentar sebelum meletakkannya kembali.“Kalau ngantuk, naik gih, tidur di kamar.” Talita menepuk kaki Askara, lalu mengelus pelan kaki tersebut.“Aku di sini aja. Jendelanya biarin kebuka aja, Bun. Nggak usah pakai AC.” Askara menutup matanya setelah itu. Dia sepertinya benar-benar lelah luar biasa.Talita membuka jendela-jendela lebar itu agar angin bisa masuk. Membuat Askara menjadi nyaman luar biasa. Lelaki itu segera saja terlelap dalam tidurnya. Jika Askara sudah memutuskan un

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 120

    “Cerita Tante ternyata cukup rumit.” Tanggapan Bastian setelah itu. Menatap Askara setelah itu. “Bagaimana tanggapan lo tentang itu, Askara?”Askara menanggapi santai. “Gue udah pernah cerita itu dari Papa. Nggak beda jauh. Hanya beda sudut pandang.”“Papamu menceritakannya?” Talita mengernyit, lalu dia mengingat sesuatu. “Apa karena saat Bunba minta kamu bertanya tentang waktu itu ….”“Ya.” Askara memotong ucapan ibunya. “Papa sudah cerita semuanya.”“Lalu, apa tanggapanmu?” tanya Bastian lagi. “Menurut gue, ini terlalu rumit.”“Kehidupan orang tua selalu rumit dan gue benci itu.” Askara menarik napasnya panjang. “Bukankah keegoisan mereka sehingga membuat gue harus berada dalam masalah? Harus memilih di antara dua ibu.” Askara tersenyum kecil. “Percayalah, itu sangat menyebalkan.”Akhirnya, Askara mengungkapkan isi hatinya yang terpendam. Sejak kecil dia harus ditarik ke sana-kemari untuk hidup dan tinggal bersama mereka. Dia kesal luar biasa.Ruangan itu seketika hening karena keju

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 119

    “Ma, Abang akan menginap di rumah Bunda,” pamit Askara kepada Sinar. Weekend ini dia ingin mencoba membuka hatinya untuk ‘melihat’ lebih dekat kehidupan yang dijalani oleh Talita. Seperti yang Bastian katakan, dia ingin benar-benar memahami posisi Talita.Dia selama ini selalu marah dan tertekan jika Talita memintanya untuk tinggal bersama dengannya. Baginya, Talita tidak seperti Sinar yang sangat dia sayangi. Sekarang, dia sudah berpikir lebih dingin dan dia ingin menjalani semuanya dengan lebih tenang.“Abang sudah bilang kepada Bunda kalau Abang mau datang?” tanya Nilam. “Biasanya Bunda yang akan menjemput Abang.”“Nanti pulang sekolah langsung diantar supir ke rumah Bunda, Ma. Aku udah bilang sama Bunda juga.”Sinar diam tak segera menanggapi karena dia merasa Askara sudah mulai terbuka dengan Talita. Ada rasa takut, tetapi dia juga tidak bisa menghentikan.“Ya sudah. Abang hati-hati. Kalau ada apa-apa langsung bilang ke Mama.” Sinar mengelus pundak putranya dengan lembut.“Iya, M

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 118

    “Askara!”Panggilan itu membuat Askara menoleh. Dia mendapati seorang lelaki muda berdiri tak jauh darinya dan menatapnya. Lelaki itu tersenyum sebelum mendekat ke arahnya.“Gue udah lama nunggu.”Askara tidak mengenal lelaki itu. Oleh karena itu dia hanya memberi tatapan penuh tanya ke arah lelaki itu. Tahu jika dia harus memperkenalkan dirinya, lelaki itu lantas mengulurkan tangannya.“Gue Bastian. Sepupu lo.”Barulah Askara menyadari jika lelaki itu adalah lelaki yang dimaksud oleh bundanya. Sepupu yang kuliah di luar negeri. Askara menerima uluran tangan lelaki itu. “Askara.”Bastian tampak masih tersenyum. “Ada kafe di depan, kita ke sana? Sekalian ngobrol.” Askara tidak langsung menjawab dan tampak berpikir, tetapi Bastian segera bersuara. “Nanti gue antar pulang.”“Nggak perlu, gue bisa pulang sendiri. Gue nunggu sopir atau adik-adik gue buat pamit.” Askara menoleh ke sana-kemari untuk mencari keberadaan kedua adiknya, tetapi mereka tidak juga muncul.Lantas dia mengeluarkan po

  • Istri Kedua yang Diinginkan   Part 117

    “Kalau bukan karena dia, Talita masih tetap akan menjadi menantu keluarga kita.”“Cukup!” Dimas berteriak membentak Cindy. “Mama ini benar-benar, ya. Mau sampai kapan Mama terus memusuhi Sinar. Ini sudah lama sejak Praba dan Sinar menikah. Kehidupan mereka baik-baik saja sampai sekarang, tapi Mama masih bertahan dengan ego Mama.”“Kalau Oma nggak suka sama kami, sebenarnya nggak masalah.” Bhumi bersuara. “Tapi nggak perlu menjelekkan Mama. Mama adalah mama terbaik buat kami.”“Tahu apa kamu tentang ibumu? Ibumu adalah perempuan yang mengambil suami perempuan lain. Dia itu pelakor.” Cindy semakin tua mulutnya benar-benar luar biasa menyebalkan.“Kalau Mama terus saja menyebut istriku seperti itu, lebih baik Mama tidak perlu datang ke rumah ini.” Praba sudah muak dengan segala macam hinaan yang dikeluarkan Cindy kepada istrinya.Tidak sedikitpun Cindy merasa tersentuh dengan kebaikan Sinar selama ini. Bahkan suatu hari dia pernah dirawat di rumah sakit dan Sinar yang menjaganya sampai k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status