Share

bab 14

Author: Mariahlia
last update Last Updated: 2025-03-18 13:44:46

Zahra membayar ojek lalu masuk ke dalam gerbang kampus dengan langkah terburu-buru, lima menit lagi ia akan telat. Bahkan, Abian sama sekali tidak peduli Zahra berangkat ke kampus naik apa. Pria itu bahkan sama sekali tidak memberikan uang saku untuk Zahra. Namun, ia juga tidak terlalu mempermasalahkannya, sebab Zahra memiliki tabungan. Walaupun tidak banyak, tapi Zahra akan menghemat uang itu, sampai ia nanti memiliki pekerjaan dan bisa bekerja paruh waktu setelah pulang kuliah.

Beberapa temannya juga bertanya kemarin, kenapa Zahra pergi naik ojek, namun Zahra mencari alasan, jika ia belum di perbolehkan naik mobil lagi akibat kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu. Zahra juga beralasan jika naik ojek lebih enak, ia bisa menikmati keindahan pagi hari.

Beruntung teman-temannya percaya saja, dan tidak bertanya hal-hal aneh lagi yang membuat Zahra jadi bingung.

Zahra sambil memegang paperbag lalu langsung menuju ke kelas fakultasnya. Ia bahkan berlari agar cepat sampai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 15

    "Wih, makan nasi goreng tuh" Celetukan seseorang membuat Abian yang sedang menikmati makan siangnya itu jadi menoleh, pria tampan itu mendengus saat melihat temannya sekaligus asisten pribadinya yang sudah berdiri di depan pintu. Entah sejak kapan pria itu ada di sana, atau Abian saja yang tidak tau kalau pria itu sudah datang, karena ia terlalu asik menikmati makan siangnya. "Gue sibuk." Sahut Abian ketus, ia meraih botol air mineral yang ada di atas mejanya sana, lalu menenggaknya. Pria yang bernama Leo itu memutar bola matanya malas. "Gue juga sibuk kalau elo lupa! Elo nikah sampai nggak datang gue? Gimana sibuknya coba gue?" Ucap Leo membuat Abian mendengus. Leo lalu berjalan menghampiri Abian. "Enak banget tuh, udah punya bini dua, bisa ya pulang ke sana malam ini, besok malam pulang ke lain rumah." Ledek Leo, Abian menghela nafasnya kasar, andai saja Leo tau, jika ia bukannya malah senang, tapi ia malah susah. Menikah bukan karena cinta itu membuat hatinya terasa bena

    Last Updated : 2025-03-18
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 16

    Setelah kejadian di kampus tadi, Zahra rasanya enggan sekali untuk bertemu dengan Abian, ia bahkan malas berpapasan di rumah nanti. Sikap Abian tadi benar-benar membuat Zahra sakit hati sekali. Zahra bahkan malam itu tidak mau masak lagi, ia bahkan setelah pulang dari kampus ia masuk ke dalam kamarnya, ia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar sana. Zahra bahkan sudah menyediakan semuanya, makanan serta minuman yang akan di perlukannya. Ia bahkan tidak peduli Abian pulang jam berapa, rasanya teramat kesal, dan Zahra mencoba mengabaikan pria itu. Toh, pria itu juga sama sekali tidak suka di campuri urusannya. Zahra sudah selesai mengerjakan semua tugas-tugasnya, ia saat ini sedang sibuk bertukar pesan dengan teman-temannya. Mereka membahas acara ke mall bareng esok hari. Zahra juga akan pergi, karena esok hari juga hari libur. Ia bahkan tidak perlu bertanya lagi dan meminta ijin pada suaminya. Pasti Abian juga tidak akan pernah peduli. Sedangkan itu, Abian sudah sampai di ru

    Last Updated : 2025-03-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 17

    Zahra sudah pergi sedari pagi sekali, ia bahkan pergi dengan diam-diam, tidak ijin sama sekali dengan Abian, jelas ia masih kecewa dan merasa sangat kesal dengan pria itu. Lagian Abian juga tidak akan mencarinya, sekalipun Zahra mati juga Abian mungkin tidak akan pernah peduli. . Zahra sudah ada di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota itu. Ia tadi datang naik ojek lagi, dan menolak saat di tawari oleh Salma dan Tabita untuk menjemputnya. "His padahal gue tadi berangkat sendirian. Lagian kalau sama Salma juga nggak apa-apa deh, masih muat juga mobil gue" ucap Tabita menatap Zahra. Zahra meringis, ia tidak mungkin memberikan alamat rumahnya yang baru. Bisa-bisa ia di interogasi oleh kedua sahabatnya itu. Dan terlebih ya, rumah Abian ini juga masih satu kawasan sama Tabita. Beruntung beberapa hari ini, Zahra tidak terpergok oleh temannya itu. "Gue bisa jemput elo, Zahra. Kasihan kan temen gue ini sampai pergi naik ojol." Ucap Tabita lagi. Zahra menggelengkan kepa

    Last Updated : 2025-03-20
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 18

    "Ya ampun, seru banget tadi filmnya. Itu cowoknya sampai bonyok gitu mukanya habis di hajar sama pacarnya karena ketahuan selingkuh." Seru Salma yang antusias menceritakan film tadi. Zahra menganggukkan kepalanya, film tadi memang benar-benar sangat bagus sekali. "Gue malah seneng banget lihat tuh cowok mukanya babak belur kayak begitu, kalau gue yang jadi tuh cewek, bukan cuman babak blur tuh muka, tapi udah hancur parah!! Gue tendang itu tytydnya biar mampus!" Tabita malah seperti psikopat. Kedua temannya bergidik ngeri mendengar perkataan dari Tabita yang memang anti pasangan selingkuh itu. "Lo ngeri banget tau." "Siapa suruh selingkuh! Udah tau punya pasangan itu di sayang! Ini malah main belakang! Gue paling anti yang namanya selingkuh ya? Dan siapa yang selingkuh di depan mata kepala gue, habis gue kasih pelajaran tuh orang!" Tabita bahkan meremas kedua tangannya, membuat Zahra dns Salma bergidik ngeri. Temannya yang satu itu memang aneh, tapi yang di katakan ole

    Last Updated : 2025-03-21
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 19

    "Bini baru elo?" Tanya Leo sambil mengangkat alisnya ke arah Abian. Tadi, keduanya sudah ingin keluar, namun Abian malah menghentikan laju mobilnya saat melihat seseorang. Dan Leo, sudah tau karena sudah mencari informasi tentang gadis itu, sebelum Abian menikahinya. Abian mendengus. "Bukan, mainan baru gue." Leo tertawa. "Wah, daebak!" Leo bertepuk tangan mendengar perkataan dari temannya itu. "Tapi ya, gue lihat model-nya kayak masih kinyis-kinyis gitu." Kata Leo memperhatikan, bahkan ia tersenyum-senyum tidak jelas melihat dua orang remaja itu saling bersenda gurau. Abian mendengus. "Ya jelas!" Lalu ia menjalankan mobilnya. "Gue mau elo hubungi beberapa bodyguard sekarang." Alis Leo terangkat. "Buat apa?" Tanya Leo yang tidak paham dengan maksud temannya itu. Abian tersentak menyeringai. "Sedikit bermain, gue udah capek seharian ini di rumah terus." "Wait? Elo nggak lagi bercanda?" Abian menggelengkan kepalanya singkat. "Nggak. Udah cepetan" ucap Abian dengan dat

    Last Updated : 2025-03-21
  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 20

    "Bos, udah!" Leo menahan tangan Abian saat pria itu akan menghajar kembali para bodyguard itu. Bahkan mereka semuanya sudah jatuh terkapar tak berdaya, mereka juga tidak mungkin berani melawan Abian. Abian mendengus, ia mengibaskan tangan Leo dengan kasar. Lalu ia melirik ke arah Zahra yang tampak melongo menyaksikan semua itu. Abian berjalan mendekati Zahra, ia langsung menarik tangan Zahra, menyentak tangan itu dengan rahang yang mengeras. Zahra meringis. "Sa-sakit pak." Ucap Zahra Abian mana peduli, ia bahkan menatap tajam ke arah Zahra. "Saya tidak suka dengan orang terlalu pembangkang seperti kamu, Zahra! Kita pulang sekarang, mungkin kalau saya tidak datang tadi, kamu sudah habis sama mereka semuanya!" Rasanya membayangkan Zahra akan di cium tadi saja membuat darah Abian mendidih. Ia bahkan paling benci jika miliknya di sentuh. Jangan salah paham dulu, Abian belum memiliki perasaan apapun pada Zahra, namun apa yang di lakukan oleh bodyguardnya tadi sungguh membuat Abian

    Last Updated : 2025-03-21
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 21 Zahra sakit

    Matahari pagi itu mulai menunjukkan kehangatannya, sinar-sinar emasnya menari melalui celah-celah jendela yang tertata rapi di rumah tersebut. Cahaya tersebut menerobos masuk, membentuk pola geometris yang bergerak perlahan di lantai kayu yang mengilap. Partikel debu tampak berkilauan seakan berenang dalam kolam cahaya matahari, menciptakan suasana yang hening dan damai di dalam ruangan tersebut. Di sisi lain, dinding-dinding yang dicat dengan warna pastel menambah kesan lembut dan menenangkan, sementara beberapa pot bunga di pojok ruangan menambahkan sedikit warna dan kehidupan ke dalam kesederhanaan pagi itu. Ruang tersebut terasa seperti lautan yang tenang, dengan dominasi warna biru yang mendalam pada setiap sudutnya. Dindingnya dilapisi dengan wallpaper berpola gelombang tenang, memberikan ilusi seperti berada di bawah permukaan air yang damai. Di tengah kamar, terdapat tempat tidur berukuran besar dengan sprei berwarna biru muda yang lembut, seolah-olah mengundang untuk menyel

    Last Updated : 2025-03-22
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 22 Merawat Zahra...

    Abian menghela nafasnya kasar, suhu tubuh gadis itu benar-benar sangat tinggi. Ia bahkan tak rela melihat gadis itu menggigil seperti ini. Abian memang membenci Zahra karena pernikahan ini, namun ia juga masih punya rasa manusiawinya. Abian membawakan air hangat serta obat yang memang tersedia di rumahnya itu. Ia langsung menghampiri Zahra. "Bangun, minum dulu obatnya." Ucap Abian, "nanti setelah minum, saya akan pesankan bubur untuk kamu" sambung Abian lagi, membuat Zahra mengerjapkan kedua bola matanya. Ini seriusan dosen galaknya itu? Ini beneran nyata dan tidak mimpi? "Jangan lama-lama! Saya itu sibuk, cepat!" Pekik Abian galak, membuat Zahra langsung tersentak, gadis itu tersadar jika ini semuanya bukan mimpi, tapi nyata. Zahra berusaha keras bangun, namun kepalanya sangat pusing, membuatnya kembali jatuh lagi ke atas tempat tidur sana. Abian yang melihat itu mendengus. Pria itu dengan terpaksa menarik tangan Zahra, dan membantu gadis itu untuk bersandar di headb

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 35

    Zahra masih membekap mulutnya, ia sungguh tidak percaya dengan hasil pemeriksaan yang harus saja ia lakukan barusan. Sungguh ia dilema, harus bagaimana, ia tidak mungkin memberitahu Abian tentang semua ini. Ia tidak mau membuat pria itu bahagia, dan Zahra harus kembali lagi dengan pria itu. Ia tidak mau, jangan sampai, sudah cukup ia hidup dengan Abian. Pria yang tidak memiliki perasaan dan hati nurani sedikitpun. Dan Zahra tidak akan mau mengulanginya lagi. Zahra langsung menyimpan kertas itu tadi di dalam saku bajunya, ia bahkan menghapus air matanya yang menetes. Ia tidak boleh nampak sedih di depan Abian. Zahra juga sudah mengambil obat untuk pria itu. Sesuai yang sudah di resepkan oleh dokter Galu tadi. Abian juga sudah boleh pulang, dan Zahra akan menyuruh pria itu segera kembali ke Jakarta. Zahra melangkahkan kakinya menyusuri setiap lorong-lorong rumah sakit yang ramai oleh beberapa orang yang lewat itu, langkahnya semakin terasa sesak, ia berjalan sambil membayangkan kehid

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 34

    Pagi ini Zahra sudah bersiap-siap akan pergi ke kampus. Namun dirinya di kejutkan dengan seseorang yang mengetuk pintu rumah yang di tempati olehnya. Zahra langsung membukanya. Dan Zahra terkejut ketika melihat keberadaan Abian di depan rumahnya yang ada di kota Bandung ini. Ya, pria itu memang sering datang menemuinya, namun ia tau jadwal Abian kapan datang ke Bandung, karena pria itu tidaklah mungkin ke Bandung saat sedang sibuk bekerja. Mungkin weekend pria itu datang, dan saat itu Zahra akan pergi agar tidak bertemu dengan pria itu. dan bukan hal itu saja yang membuat Zahra terkejut, namun Zahra terkejut ketika melihat penampilan pria itu. Abian tampak sangat kacau. Bibirnya pucat, dengan matanya yang sayu menatap ke arah Zahra. Zahra sejenak tertegun melihatnya. Namun setelahnya Zahra mendengus kesal. Karena mengingat kejadian dulu. "Hai, Zahra" ucap Abian lemah. Sungguh kepala Abian sangat pusing, namun Abian tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja, dan

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 33

    Ya Tuhan, takdir apa lagi ini. Ketika aku sudah siap untuk pergi darinya, tapi Engkau malah memberikan sebuah kejutan. --Putri Az-zahra Sudah aku katakan bukan , kamu tidak akan pernah lepas dariku... Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuk hubungan kita. Kamu akan tetap menjadi istriku, Zahra... -Abian Kaliandra "What?!" Tabita dan Salma sampai membekap mulut syok saat mendengar apa yang baru saja di ceritakan oleh Zahra. Ya, Zahra menceritakan semuanya, bahkan ia memberitahu semuanya tentang kejadian yang terjadi dalam hidupnya beberapa waktu yang lalu. Dan Tabita serta Salma cukup syok. Keduanya tidak pernah menyangka jika Zahra menikah dengan dosen mereka, dan yang lebih mengejutkan lagi, temannya itu menjadi istri kedua sang dosen. "Gila! Gue pasti lagi mimpi kan?" Salma mencubit tangan Tabita, membuat Tabita menjerit. "Elo gila!" Sentak Tabita dengan mata yang melotot. Salma nyengir tanpa dosa. "Astaga!! Ternyata gue nggak lagi mimpi." Lalu gadis ber

  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 31 Zahra pergi

    Zahra menyeret langkah kakinya menyusuri jalanan ramai itu. Ia mengenakan masker dan juga topi untuk menutupi wajahnya dari beberapa orang. Matanya sembab, tidak mungkin Zahra memperlihatkan pada mereka semuanya. Ia ingin pulang ke rumahnya, dan semua baju-baju serta barang-barang yang di bawa kemarin saat ke rumah Abian di bawa semuanya. Tidak ada yang Zahra tinggal. Ia sudah mengambil keputusan yang mutlak ingin berpisah dari pria itu. Ia bahkan, tidak peduli konsekuensi yang akan ia hadapi nantinya. Biarkan saja Landra mengancamnya dengan beberapa tuntutan, karena nyatanya ia memang sudah benar-benar tidak tahan dengan Abian. "Aduh" Zahra memekik saat dengan tiba-tiba kakinya malah tersandung sebuah batu besar, karena saking tidak fokusnya berjalan. Zahra menghentikan langkahnya, ia berlutut sambil melihat ujung jari jempolnya yang sudah berdarah. "Aduh perih banget.... Mana jalanannya masih jauh banget lagi. Ck, hp juga mati." Gerutu Zahra. Ponselnya juga kehabi

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 30 Semuanya terbongkar

    Andai aku bisa memutar waktu, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan dirimu.. Nyatanya, selama ini kamu ada di dekatku. -Abian Kaliandra Abian terus mengusap wajahnya kasar. Ia bahkan berulangkali menghela nafasnya kasar. Dadanya terasa ternyata sesak, bagaimana mungkin ia bisa menemukan fakta sebesar ini. Ia sungguh merasa tersinggung dengan semua ini. Ya, Abian memang tidak mencintai Dona, bahkan pria itu terkesan tidak peduli selama ini, namun ia juga tidak menampik ada perasaan kesal yang membuncah di dalam dirinya sana, saat mengetahui fakta yang baru saja ia temukan. Dona, istri pertamanya hamil? Bahkan, sekedar mencium bibirnya saja, Abian tidak pernah. Lantas bagaimana bisa istri pertamanya itu bisa hamil? Abian kembali mengusap wajahnya dengan kasar, ia bahkan tak fokus mengemudikan mobilnya, karena terus kepikiran dengan hal ini. Satu hal yang membuatnya paling benci, yaitu di khianati. Jadi, selama ini Dona telah mengkhianati dirinya? Ya, Abian memang tid

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 29

    Sakit itu yang aku rasakan, ketika kamu merenggut hakmu dengan begitu kasar. Dan Setelah puas, kamu malah pergi... __Putri Az-Zahra __ Dona tersenyum puas ketika melihat seseorang yang tengah mengirimi dirinya sebuah foto. Jari jemari Dona bergerak, menari-nari di layar ponselnya itu membalas pesan tersebut. [Makasih bik Sumi. Saya akan kasih bonus buat bibik.] Send Bik Sumi Ya Dona ternyata bersekongkol dengan bik Sumi. Bik Sumi di bayar oleh Dona untuk melihat apa yang terjadi kepada Zahra dan Abian selama di rumah tersebut, setelah ia memberikan minuman yang sudah di berikan obat perangsang oleh Dona sebelumnya tadi. Dona sangat puas sekali, akhirnya ia bisa melihat Abian yang akan memakan sumpah serapahnya sendiri. Janji pria itu yang tidak akan pernah menyentuh wanita selain wanita yang di cintainya itu akhirnya terpatahkan. Akhirnya dendam Dona yang selama ini tidak pernah di sentuh oleh Abian itu terbayarkan. Ya, selama menikah, Abian memang bersikap baik de

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 28 Abian dan Zahra 21++

    "Eghhh" Zahra menggeliat, ia terus berusaha tersadar, ia bahkan menolak beberapa sentuhan Abian, namun pria itu terus menyerangnya, membuat Zahra mengerang. Ini baru pertama kali yang Zahra rasakan. Sesuatu yang aneh yang tiba-tiba muncul begitu saja. "Pak, ah ah" Zahra mendesah kala lidah jangan Abian menyapu di leher jenjangnya, bahkan Abian memberikan gigitan kecil di sana, membuat Zahra memejamkan kedua bola matanya. "Saya mau kamu! Dan kamu harus layani saya malam ini" bisik Abian sambil menggigit cuping telinga Zahra. Mata Zahra terbuka, ia menatap mata sayu Abian yang sudah di penuhi oleh kabut gairah itu. "Pak, ah–" "Tidak ada penolakan Zahra!" Tegas Abian, dan tidak membiarkan Zahra berbicara lagi, pria itu langsung membungkam bibir milik Zahra, menghisap rakus bibir berwarna pink alami itu. Sungguh bibir Zahra benar-benar sangat manis, dan Abian sangat menyukainya. Dan Zahra hanya pasrah di bawah sana. Ia bahkan sesekali membalas ciuman Abian, walaupun ti

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 27

    "Jadi terus kenapa aku harus di kenalkan sama dia?" Tanya Rani masih menatap sengit pria yang ada di depannya itu. Bani dan Jaka saling lempar pandang, lalu keduanya menganggukkan kepalanya. "Jadi begini dek, Abang mau kamu dan pak Fatih ini menikah. Kebetulan kan, kalian sama-sama masih jomblo. Ya, walaupun pak Fatih ini sudah berumur, tapi dia kaya raya, dan dia bisa menjamin kehidupan kamu. Terlebih mukanya juga nggak nampak kayak orang tua." Kata Jaka tanpa beban membuat Fatih mendengus mendengarnya. Sialan, ia harus di katai tua segala. Mata Rani terbelalak mendengarnya. "Apa bang, aku harus nikah sama nih orang songong?" "Hei enak saja, aku bukan songong ya. Aku itu ganteng paripurna, baik hati dan tidak sombong." Rani berdecih mendengarnya. "Ganteng dari Hongkong." "Kamu–" Jaka dan Bani menghela nafasnya kasar, keduanya membiarkan saja mereka adu mulut. * Hari ini tepat dimana hari pernikahan Fatih dengan Rani. Ya Rani adik dari Jaka, yang ternyata adala

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 26 Abian berubah

    Jodoh sudah di atur oleh sang Tuhan... Lalu aku bisa apa? Ketika jodohku itu tidak sesuai dengan yang aku inginkan? Namun aku tetap berpikir positif, bahwa Tuhan pasti mempunyai rencana yang terbaik untukku. Dan hal yang paling menyesakkan itu, saat kamu tiba-tiba berubah. Entah dimana kesalahanku, sehingga membuatmu berubah seperti ini. ~Istri Kedua Sang Dosen Matahari pagi yang baru terbit memancarkan sinarnya yang lembut, menyinari bumi dengan hangatnya. Cahaya keemasan tersebut menembus celah-celah dedaunan, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang menari di tanah. Setiap sinar yang menerobos tersebut menambahkan nuansa keindahan yang begitu nyata, mengubah pemandangan menjadi sebuah lukisan hidup. Ranting-ranting pohon yang bergoyang lembut oleh angin pagi menambah kesan damai, sementara daun-daun bergerak halus, seolah-olah menyapa setiap makhluk yang melintas di bawahnya. Abian turun dari tangga sambil menenteng tas kerjanya. Ia bahkan menampilkan raut wajah datarnya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status