Share

bab 12

Author: Mariahlia
last update Huling Na-update: 2025-03-17 08:50:39
Ketika baru pertama kalinya aku menatap kedua bola matamu dengan lekat, entah mengapa, ada sesuatu yang terasa tidak asing di dalam hatiku.

-Abian Kaliandra-

Kurang apa sih Fatih? Tampan iya? Kaya iya, pengusaha terkenal juga. Kalau akhlak nya jangan di tanya lagi, Fatih baik sekali. Cuman kurang beruntungnya itu loh, dia selalu gagal dalam mencari pasangan hidup. Mau move on sama anaknya mantan eh malah di tinggal nikah juga, kan tambah sesak.

"Ya Tuhan, apa dosaku, kenapa hidupku selalu seperti ini. Pasti di tinggal nikah selalu." Monolog Fatih sambil mengemudi kan mobil miliknya, menyusuri jalanan yang sudah sepi... Ya Fatih baru pulang dini hari, ini pukul 12 malam, tadi setelah pergi ke acara pernikahan Zahra, Fatih harus memeriksa berkas-berkas yang ada di kantornya, mengingat besok ia akan terbang lagi ke Sydney.. untuk apa? Ya karena ingin menenangkan dirinya kembali.

Fatih melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang, karena ini tengah malam, Fatih pikir sudah jarang ad
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 13

    Jika kamu membenci aku, tolong setidaknya kamu hargai usahaku. __Putri Az-Zahra __ brugh "Arghhh" Zahra menggeram sakit saat punggungnya membentur lantai sana, saat Abian dengan tiba-tiba mendorong tubuhnya dengan kasar. Zahra meringis, memegangi punggungnya yang terasa sangat sakit. Sedangkan Abian, langsung bangkit dari duduknya, ia langsung melempar kursi yang di dudukinya tadi barusan. Sialan! bisa-bisanya saya terpesona sama perempuan itu! batin Abian, sungguh ia tak pernah menyangka bisa terpesona pada sosok Zahra, mahasiswinya yang sering terkena amarah olehnya itu. "Kamu–" Abian menunjuk ke arah Zahra dengan tangannya, rahangnya mengeras sempurna. "Sengaja melakukan hal ini! Kamu mau goda saya?!" Pekik Abian murka. Zahra dengan perlahan bangkit dari sana, ia langsung menundukkan kepalanya, karena takut melihat tatapan tajam dari Abian itu. "Maaf pak, saya tidak sengaja, ta-tadi saya benar-benar tidak tau kalau akan jatuh." Ucap Zahra. Abian mendengu

    Huling Na-update : 2025-03-17
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 14

    Zahra membayar ojek lalu masuk ke dalam gerbang kampus dengan langkah terburu-buru, lima menit lagi ia akan telat. Bahkan, Abian sama sekali tidak peduli Zahra berangkat ke kampus naik apa. Pria itu bahkan sama sekali tidak memberikan uang saku untuk Zahra. Namun, ia juga tidak terlalu mempermasalahkannya, sebab Zahra memiliki tabungan. Walaupun tidak banyak, tapi Zahra akan menghemat uang itu, sampai ia nanti memiliki pekerjaan dan bisa bekerja paruh waktu setelah pulang kuliah. Beberapa temannya juga bertanya kemarin, kenapa Zahra pergi naik ojek, namun Zahra mencari alasan, jika ia belum di perbolehkan naik mobil lagi akibat kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu. Zahra juga beralasan jika naik ojek lebih enak, ia bisa menikmati keindahan pagi hari. Beruntung teman-temannya percaya saja, dan tidak bertanya hal-hal aneh lagi yang membuat Zahra jadi bingung. Zahra sambil memegang paperbag lalu langsung menuju ke kelas fakultasnya. Ia bahkan berlari agar cepat sampai.

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 15

    "Wih, makan nasi goreng tuh" Celetukan seseorang membuat Abian yang sedang menikmati makan siangnya itu jadi menoleh, pria tampan itu mendengus saat melihat temannya sekaligus asisten pribadinya yang sudah berdiri di depan pintu. Entah sejak kapan pria itu ada di sana, atau Abian saja yang tidak tau kalau pria itu sudah datang, karena ia terlalu asik menikmati makan siangnya. "Gue sibuk." Sahut Abian ketus, ia meraih botol air mineral yang ada di atas mejanya sana, lalu menenggaknya. Pria yang bernama Leo itu memutar bola matanya malas. "Gue juga sibuk kalau elo lupa! Elo nikah sampai nggak datang gue? Gimana sibuknya coba gue?" Ucap Leo membuat Abian mendengus. Leo lalu berjalan menghampiri Abian. "Enak banget tuh, udah punya bini dua, bisa ya pulang ke sana malam ini, besok malam pulang ke lain rumah." Ledek Leo, Abian menghela nafasnya kasar, andai saja Leo tau, jika ia bukannya malah senang, tapi ia malah susah. Menikah bukan karena cinta itu membuat hatinya terasa bena

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 16

    Setelah kejadian di kampus tadi, Zahra rasanya enggan sekali untuk bertemu dengan Abian, ia bahkan malas berpapasan di rumah nanti. Sikap Abian tadi benar-benar membuat Zahra sakit hati sekali. Zahra bahkan malam itu tidak mau masak lagi, ia bahkan setelah pulang dari kampus ia masuk ke dalam kamarnya, ia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar sana. Zahra bahkan sudah menyediakan semuanya, makanan serta minuman yang akan di perlukannya. Ia bahkan tidak peduli Abian pulang jam berapa, rasanya teramat kesal, dan Zahra mencoba mengabaikan pria itu. Toh, pria itu juga sama sekali tidak suka di campuri urusannya. Zahra sudah selesai mengerjakan semua tugas-tugasnya, ia saat ini sedang sibuk bertukar pesan dengan teman-temannya. Mereka membahas acara ke mall bareng esok hari. Zahra juga akan pergi, karena esok hari juga hari libur. Ia bahkan tidak perlu bertanya lagi dan meminta ijin pada suaminya. Pasti Abian juga tidak akan pernah peduli. Sedangkan itu, Abian sudah sampai di ru

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 17

    Zahra sudah pergi sedari pagi sekali, ia bahkan pergi dengan diam-diam, tidak ijin sama sekali dengan Abian, jelas ia masih kecewa dan merasa sangat kesal dengan pria itu. Lagian Abian juga tidak akan mencarinya, sekalipun Zahra mati juga Abian mungkin tidak akan pernah peduli. . Zahra sudah ada di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota itu. Ia tadi datang naik ojek lagi, dan menolak saat di tawari oleh Salma dan Tabita untuk menjemputnya. "His padahal gue tadi berangkat sendirian. Lagian kalau sama Salma juga nggak apa-apa deh, masih muat juga mobil gue" ucap Tabita menatap Zahra. Zahra meringis, ia tidak mungkin memberikan alamat rumahnya yang baru. Bisa-bisa ia di interogasi oleh kedua sahabatnya itu. Dan terlebih ya, rumah Abian ini juga masih satu kawasan sama Tabita. Beruntung beberapa hari ini, Zahra tidak terpergok oleh temannya itu. "Gue bisa jemput elo, Zahra. Kasihan kan temen gue ini sampai pergi naik ojol." Ucap Tabita lagi. Zahra menggelengkan kepa

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 18

    "Ya ampun, seru banget tadi filmnya. Itu cowoknya sampai bonyok gitu mukanya habis di hajar sama pacarnya karena ketahuan selingkuh." Seru Salma yang antusias menceritakan film tadi. Zahra menganggukkan kepalanya, film tadi memang benar-benar sangat bagus sekali. "Gue malah seneng banget lihat tuh cowok mukanya babak belur kayak begitu, kalau gue yang jadi tuh cewek, bukan cuman babak blur tuh muka, tapi udah hancur parah!! Gue tendang itu tytydnya biar mampus!" Tabita malah seperti psikopat. Kedua temannya bergidik ngeri mendengar perkataan dari Tabita yang memang anti pasangan selingkuh itu. "Lo ngeri banget tau." "Siapa suruh selingkuh! Udah tau punya pasangan itu di sayang! Ini malah main belakang! Gue paling anti yang namanya selingkuh ya? Dan siapa yang selingkuh di depan mata kepala gue, habis gue kasih pelajaran tuh orang!" Tabita bahkan meremas kedua tangannya, membuat Zahra dns Salma bergidik ngeri. Temannya yang satu itu memang aneh, tapi yang di katakan ole

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 19

    "Bini baru elo?" Tanya Leo sambil mengangkat alisnya ke arah Abian. Tadi, keduanya sudah ingin keluar, namun Abian malah menghentikan laju mobilnya saat melihat seseorang. Dan Leo, sudah tau karena sudah mencari informasi tentang gadis itu, sebelum Abian menikahinya. Abian mendengus. "Bukan, mainan baru gue." Leo tertawa. "Wah, daebak!" Leo bertepuk tangan mendengar perkataan dari temannya itu. "Tapi ya, gue lihat model-nya kayak masih kinyis-kinyis gitu." Kata Leo memperhatikan, bahkan ia tersenyum-senyum tidak jelas melihat dua orang remaja itu saling bersenda gurau. Abian mendengus. "Ya jelas!" Lalu ia menjalankan mobilnya. "Gue mau elo hubungi beberapa bodyguard sekarang." Alis Leo terangkat. "Buat apa?" Tanya Leo yang tidak paham dengan maksud temannya itu. Abian tersentak menyeringai. "Sedikit bermain, gue udah capek seharian ini di rumah terus." "Wait? Elo nggak lagi bercanda?" Abian menggelengkan kepalanya singkat. "Nggak. Udah cepetan" ucap Abian dengan dat

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 20

    "Bos, udah!" Leo menahan tangan Abian saat pria itu akan menghajar kembali para bodyguard itu. Bahkan mereka semuanya sudah jatuh terkapar tak berdaya, mereka juga tidak mungkin berani melawan Abian. Abian mendengus, ia mengibaskan tangan Leo dengan kasar. Lalu ia melirik ke arah Zahra yang tampak melongo menyaksikan semua itu. Abian berjalan mendekati Zahra, ia langsung menarik tangan Zahra, menyentak tangan itu dengan rahang yang mengeras. Zahra meringis. "Sa-sakit pak." Ucap Zahra Abian mana peduli, ia bahkan menatap tajam ke arah Zahra. "Saya tidak suka dengan orang terlalu pembangkang seperti kamu, Zahra! Kita pulang sekarang, mungkin kalau saya tidak datang tadi, kamu sudah habis sama mereka semuanya!" Rasanya membayangkan Zahra akan di cium tadi saja membuat darah Abian mendidih. Ia bahkan paling benci jika miliknya di sentuh. Jangan salah paham dulu, Abian belum memiliki perasaan apapun pada Zahra, namun apa yang di lakukan oleh bodyguardnya tadi sungguh membuat Abian

    Huling Na-update : 2025-03-21

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 42

    "Kenapa mau buat sarapan sendiri hm? Padahal kita bisa beli." Tanya Abian menatap lekat wajah sang istri yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi... Zahra sangat cantik seperti itu, membuat Abian tidak henti-hentinya memandangi Zahra. Sungguh entah seberapa besar cinta yang telah Abian rasakan, Abian sangat mencintai Zahra ,Dan untuk masalah bik Sumi, Abian juga telah memecat wanita itu. Ia sudah mendapatkan bukti jika bik Sumi bersengkokol dengan Dona. Zahra tersenyum, tangannya masih sibuk menuangkan nasi goreng ke piring. Ya Abian itu selalu suka jika pagi di buat kan nasi goreng oleh Zahra, dan tidak bosen sama sekali. Kata Abian nasi goreng buatan Zahra itu sangat lah enak, Zahra sampai malu ketika Abian memuji nasi goreng buatannya. Padahal menurut Zahra biasa saja, dirinya juga belajar dari bundanya, karena ayah dan adiknya sama-sama pecinta nasi goreng. Dan juga hubungan keduanya selama seminggu ini semakin membaik... Zahra bahkan tidak segan selalu ingin bermanja-manja

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 41

    Tiga bulan berlalu... Dona tersenyum tipis ketika melihat rumah yang ada di hadapan nya ini ... Ya Luna sudah pulang dari rumah sakit , setelah satu Minggu menjalani rawat inap di rumah sakit . Kondisi nya sih masih belum di katakan baik-baik saja , namun Luna bersikeras ingin pulang , diri nya sungguh tidak betah di rumah sakit . Luna ingin menemui Abian . Luna sedikit kesal juga , mengingat diri nya di rumah sakit , namun Abian sama sekali tidak pernah mengunjungi diri nya . Dan kyai Rizwan juga , Kyai Rizwan malah menyuruh seorang ustadzah yang ada di pondok pasantren Al-Ikhlas yang menjaga Luna ... Dan karena rasa rindu nya dengan Abian, Luna pun hari ini pulang ,dan langsung mendatangi rumah milik Abian .. Luna tersenyum memandangi rumah ini , rumah nya bersama dengan Abian 2 tahun yang lalu . Walaupun Abian bersikap dingin kepada diri nya , tapi Luna masih bersyukur Abian selalu menjaga nya . Abian selalu ada untuk diri nya . Setetes air mata jatuh di pipi Luna , rasa pen

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 40

    Ceklek "Mas Abian." Senyuman di bibir Dona yang sedari tadi muncul, kini harus luntur, ketika mengetahui jika yang masuk ke dalam ruangannya bukan lah Abian, melainkan Landra..Dona padahal sudah sangat berharap sekali jika yang masuk ke dalam ruangannya dan menjenguknya adalah Abian – mantan suaminya itu. Landra tersenyum tipis, lalu menghampiri mantan menantunya itu. Ya, Abian sudah lama menceritakan kejadian tersebut, tentang Dona yang berselingkuh, dan Abian yang menjatuhkan talak pada Dona, Landra cukup terkejut mendengar hal itu, namun ia mendukung sepenuhnya keputusan anaknya. Ia juga sudah salah karena telah menikah kan Abian dengan Dona. Mestinya Landra, tidak terburu-buru mengambil sebuah keputusan yang pada akhirnya membuatnya rugi. Ya, walaupun dia anak sahabat Landra, namun Landra paling benci dengan sikap seperti demikian. Dan rasa kesal pada Dona cukup memenuhi hatinya. Landra bahkan ingin sekali membuat wanita itu merasakan apa yang lebih di rasakan oleh anaknya

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 39

    Abian dan Zahra kini sudah sampai di tempat penjualan bakso yang ada di sebuah gang di dekat perumahan Zahra. Kata Zahra bakso yang di sana sangatlah enak, Zahra bahkan pernah beberapa kali membelinya. Dan sekali ini ia sangat ingin makan bakso dengan suaminya itu. Entahlah permintaan yang sangat aneh, tapi Zahra sangat menginginkannya. Beruntung ia dan Abian sudah tidak bertengkar lagi, kalau saja hubungannya belum membaik dengan Abian, mungkin Zahra akan menangis menahan rasa inginnya itu. "Gimana enak?" Tanya Abian lembut, ketika melihat Zahra sangat menikmati semangkuk bakso yang ada di hadapannya, bahkan bibir Zahra belepotan, membuat Abian mengambil tisu dan mengelap bibir Zahra. Zahra menganggukkan kepalanya cepat, sambil tersipu malu dengan tindakan Abian ini, rasanya Zahra ingin menghilang saja dari belahan bumi ini, karena tidak sanggup di perhatikan seperti ini. Abian memang benar-benar berubah. Bahkan sedari tadi pria itu terus mengulas senyumnya. Abi

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 38

    Setelah mengambil obat, Zahra dan Abian memutuskan untuk kembali pulang. Pulang ke rumah Zahra yang ada di kota Bandung. Karena Zahra masih mau di sana, Abian tadi sudah membujuk Zahra untuk kembali ke Jakarta mereka berdua, namun Zahra masih ingin tinggal di sana, terlebih Zahra juga masih kuliah di sana. "Padahal nggak masalah kalau kamu mau kembali lagi ke kampus yang dulu. Lagian punya saya juga kampusnya" cetus Abian, ia tak bisa berpisah lama dari istrinya itu. Sungguh ia ingin lagi tinggal bersama dengan Zahra. Zahra tersenyum kecil. "Saya masih mau tinggal di sini, pak. Nggak apa-apa kan? Lagian sebentar lagi saya juga bakalan selesai kuliahnya kok. Ini juga saya lagi susun skripsinya." Kata Zahra, tapi tetap saja membuat Abian cemberut. "Lama, saya nggak bisa kalau tidak ketemu sama kamu."Zahra terkekeh kecil, agak terkejut melihat tingkah lucu pria yang berstatus suaminya itu, pasalnya Abian tidak pernah menunjukkan sikap seperti ini. "Sabar dong, bapak kan masih bisa

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 37

    Dona hari ini berencana pergi ke sebuah cafe, karena bosan, pacarnya hari ini di hubungi susah banget, jadi Dona yang kesal memilih keluar untuk menenangkan pikirannya.Dan di sini lah Luna, duduk sambil melihat para orang yang datang dengan pasangannya masuk ke dalam caf tersebut.Dona menatap iri pengunjung cafe yang datang dengan pasangannya.Kekasih Dona itu sekarang sudah jarang sekali mengunjungi Dona, bahkan jika Dona mengajaknya jalan, alasannya banyak sekali. Dona sampai di buat kesal bukan main. Apa lagi hari ini, pria yang berstatus pacarnya itu sama sekali tidak bisa di hubungi.Dona tidak ingin mengingat hal tersebut yang semakin membuat suasana hatinya keruh, sialan sekali. Deg Saat Dona sedang duduk santai di sebuah cafe, Dona di buat terkejut, tiba-tiba tubuh Dona menegang hebat, ketika matanya menatap sosok seorang pria dengan wanita yang baru saja memasuki cafe itu, dengan bergandengan tangan sangat mesra.Dona bangkit dari duduknya, dan langsung menghampiri k

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 36

    "I-ini..." Bahkan lidahnya terasa sangat kelu, Abian memandangi kertas itu dengan mata yang berkaca-kaca. Zahra melengos, ia sungguh sangat geram sekali, kenapa pula kertas itu harus bisa jatuh pula? Sialan, jadilah pria itu tau tentang hal ini, hal yang akan Zahra sembunyikan. "Kamu hamil?" Tanya Abian lagi, matanya menatap ke arah Zahra yang sedari tadi diam. "Ra, kamu beneran hamil?" Ulang Abian lagi. Zahra mendengus, tangannya terulur merampas kertas yang di pegang oleh Abian. Ia langsung menyimpannya di dalam saku bajunya lagi. "Saya pulang. Nanti akan ada supir saya yang datang kemari, anda bisa pulang dengan supir saya." Ucap Zahra dengan ketus. Abian menghembuskan nafasnya kasar. Saat Zahra akan pergi, Abian menarik tangannya. "Ra, kita perlu berbicara, jangan seperti ini. Saya tidak mau masalah ini semakin panjang, terlebih kamu sedang hamil anak saya." Kata Abian, bahkan Abian tidak memperdulikan keberadaan suster yang sudah melongo menatapi mereka berdua. Zahra menep

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 35

    Zahra masih membekap mulutnya, ia sungguh tidak percaya dengan hasil pemeriksaan yang harus saja ia lakukan barusan. Sungguh ia dilema, harus bagaimana, ia tidak mungkin memberitahu Abian tentang semua ini. Ia tidak mau membuat pria itu bahagia, dan Zahra harus kembali lagi dengan pria itu. Ia tidak mau, jangan sampai, sudah cukup ia hidup dengan Abian. Pria yang tidak memiliki perasaan dan hati nurani sedikitpun. Dan Zahra tidak akan mau mengulanginya lagi. Zahra langsung menyimpan kertas itu tadi di dalam saku bajunya, ia bahkan menghapus air matanya yang menetes. Ia tidak boleh nampak sedih di depan Abian. Zahra juga sudah mengambil obat untuk pria itu. Sesuai yang sudah di resepkan oleh dokter Galu tadi. Abian juga sudah boleh pulang, dan Zahra akan menyuruh pria itu segera kembali ke Jakarta. Zahra melangkahkan kakinya menyusuri setiap lorong-lorong rumah sakit yang ramai oleh beberapa orang yang lewat itu, langkahnya semakin terasa sesak, ia berjalan sambil membayangkan kehid

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 34

    Pagi ini Zahra sudah bersiap-siap akan pergi ke kampus. Namun dirinya di kejutkan dengan seseorang yang mengetuk pintu rumah yang di tempati olehnya. Zahra langsung membukanya. Dan Zahra terkejut ketika melihat keberadaan Abian di depan rumahnya yang ada di kota Bandung ini. Ya, pria itu memang sering datang menemuinya, namun ia tau jadwal Abian kapan datang ke Bandung, karena pria itu tidaklah mungkin ke Bandung saat sedang sibuk bekerja. Mungkin weekend pria itu datang, dan saat itu Zahra akan pergi agar tidak bertemu dengan pria itu. dan bukan hal itu saja yang membuat Zahra terkejut, namun Zahra terkejut ketika melihat penampilan pria itu. Abian tampak sangat kacau. Bibirnya pucat, dengan matanya yang sayu menatap ke arah Zahra. Zahra sejenak tertegun melihatnya. Namun setelahnya Zahra mendengus kesal. Karena mengingat kejadian dulu. "Hai, Zahra" ucap Abian lemah. Sungguh kepala Abian sangat pusing, namun Abian tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja, dan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status