Share

Bayangan Aska

last update Last Updated: 2024-09-27 14:44:21

Bab 72

Anya terus menerus meracau tidak jelas sepanjang sisa hari itu.

“Harusnya aku singkirkan saja perempuan itu,” katanya sendirian, Anya tidak menyadari ada Laras dalam ruangannya.

“Maaf, Bu, hari ini ada meeting dengan klien baru,” Laras mengingatkan. Dahinya mengerut menatap Anya.

Anya mendengar suara Laras, tidak dengan apa yang dikatakannya.

“Beritahu Bagus, harusnya dia yang bekerja saat ini.”

Laras gelagapan, “Baik, Bu.”

Begitu Laras meninggalkan ruangan, ponsel Anya berdering.

Di layarnya muncul nomor yang tidak dikenal. Dahi Anya mengerut. “Siapa?”

Anya menghela napas, lalu menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan itu.

“Hallo?” sapanya di telepon ada keraguan dalam hatinya. Dan entah apa yang akan dihadapi Anya selanjutnya.

“Sayang,” sapa seseorang diseberang sana.

Sapaan itu mnampu membuat badan Anya membeku. Aliran darahnya seperti berhenti, membuat jantungnya berdetak lebih keras.

Anya mengenai suara itu, “Aska?” hanya itu kata yang keluar dari mulutnya.

“Sayang,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Negosiasi Anya

    Season II Bab 73“Wah, wah, wah, Anya Winata ada di sini,” sambut seseorang ketika Anya datang. Dia adalah asisten hakim wilayah, Faisal. “Kehormatan bagiku kamu sampai berkunjung ke sini.”“Apa kabar, Pak?” tanya Anya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat.“Jujur saja, aku belum menjadi hakim yang sesungguhnya,” bela si hakim itu, sambil mengerling ke arah Anya. “Dan kamu tahu, tidak mudah meluangkan waktu untuk bertemu.”“Ah, ya, pertama-tama terima kasih kamu mau meluangkan waktu. Dan aku membawakanmu sesuatu,” Anya mengeluarkan kopi dingin kesukaan Faisal.Kebetulan sekali Faisal adalah teman SMA Anya.“Paling tidak kau bisa membantuku,” Anya berkata sambil memberikan berkas perkara Aska. Barangkali ada titik terang kali ini.Dan Anya tidak harus mendekam dalam penjara.Si hakim itu menerima berkas yang Anya berikan. Membacanya sekilas, putusan hakim yang pertama kali dia lihat.“Setidaknya, kau bisa bertanya …” Anya menggantung perkataannya, karena tatapan tajam si asisten ha

    Last Updated : 2024-09-28
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Hanya Berdua

    Season IIBab 74“Hih ….” Dengus Andini setelah membaca semua berita di internet. “Semua berita ini membuatku makin frustasi!” bisik Andini suaranya menekan.Semua berita itu menjemukan dan membuat dirinya cemas tak karuan. Yang paling Andini khawatirkan adalah calon anak yang ada dalam kandungannya.Namun, Andini mau tidak mau harus menerima situasi dan kondisi di Kalimantan.Meredakan amarahnya, Andini menelepon Pak Tarso.“Ndak apa, Nduk. Asal kamu bisa membawa diri,” kata ayahnya yang terkesan kuat, tidak bersedih saat Andini meneleponnya.“Doa ayah selalu melindungi kamu. Walau kita berjauhan sekali pun.”Hingga Andini berpikir apa yang dikatakan ayahnya benar. Dia terdiam, lalu menghela napas. “Iya. Bapak jaga diri baik-baik, ya.”Sambungan telepon itu terputus. Andini lalu mengusap perutnya yang masih rata. Kekhawatirannya sedikit hilang. “Kita akan baik-baik saja, Nak,” katanya lirih.Meski kemarin Jeff sudah mencarikan dokter kandungan yang terkenal di Kalimantan, Andini teta

    Last Updated : 2024-09-29
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Yang Pulih dan yang Bersenang-senang

    Season IIBab 75“Jadi mau ke mana kita?” tanya Andini riang dan percaya diri.Jeff tersenyum lebar begitu melihat ekspresi Andini. “Coba tebak. Atau kau mau tidur saja?”“Nggak, dong! Aku mau menikmati perjalanan. Baru kali ini, kan, aku jalan-jalan di sekitar provinsi ini.”Jeff menghela napas, “Baik kalau begitu. Nikmati saja. Kita bisa beli camilan dulu.”“Stop. Aku bisa muntah, jalan saja. Kalau haus atau lapar aku akan bicara. Okay?” wajah Andini seperti memohon.“Oke,” jawab Jeff, lalu memutar kemudi ke tempat tujuan yang Andini pun tidak tahu.Namun, pemandangan sepanjang perjalanan menghibur Andini.“Bagus,” pujinya ketika dia melihat pantai. “Kenapa airnya bersih-bersih? Di Ancol airnya nggak begini.”Jeff berpikir Andini lugu sekali. “Beda. Di sini rakyatnya bahu membahu untuk bersihin pantainya.”“Maksudnya?” tanya Andini dengan dahi yang mengerut. “Mereka membersihkan dengan?”Jeff tertawa menanggapi respon Andini.“Jujur saja, Jeff. Apa yang mereka lakukan untuk pantai i

    Last Updated : 2024-09-30
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Stefan yang Pulih

    Season IIBab 76“Cari Andini sekarang! Dia adalah istri saya.” Felix yang memegangi tangan Stefan sepanjang perjalanan ke rumah sakit, susah payah menelan ludah.“Apa bapak ingat?”Stefan mengangguk lemah, keringat dingin muncul disemua bagian wajahnya.Beberapa menit kemudian, mobil Stefan sampai di sebuah rumah sakit.Felix langsung mengarahkan Stefan agar masuk ruang Instalasi Gawat Darurat.“Langsung panggil Dr. Rudi Sutedja,” kata Felix ketika nakes membaringkan Stefan di brankar dan didorong ke ruang IGD.Kalau sudah sebut nama dokter itu, Stefan langsung ditangani dengan baik. Dokter yang dimaksud datang hanya dalam hitungan menit.Sementara menunggu, Felix meminta seseorang untuk memenuhi permintaan Stefan. Siapa lagi kalau bukan Alex.“Ya, terakhir dia ada di Kalimantan. Tapi, aku kehilangan jejaknya di bandara karena kendaraan yang membawanya melaju sangat cepat.”Alex di seberang sana mendengarkan dengan seksama. “Bisa kamu ulangi di bandara mana?” tanya Alex sambil mencat

    Last Updated : 2024-09-30
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Rong-Rongan Aska

    Season IIBab 77“Sayang … kapan aku keluar dari tempat menjijikan ini?”Anya masih ada di ruang perawatan Stefan, menungguinya semalaman. Pagi-pagi sekali Aska menelepon Anya jengkel sekali. Untung Stefan masih tidur.Tadi malam lelaki itu terjaga hingga jam dua pagi. Hingga dokter jaga memberinya penenang, dan Stefan bisa tidur lelap.Anya keluar dari kamar perawatan, tidak ingin percakapannya dengan lelaki sial ini membangunkan Stefan.“Tenang dulu. Aku sedang berusaha,” jawab Anya berbisik namun nada suaranya menekan.“Usaha apa? Aku sudah tak tahan,” rajuk Aska. “Aku ingin secepatnya keluar dari tempat ini.”Anya mendecak dan memutar bola mata. “Kuatkan dirimu, Aska!”Sambungan telepon itu lantas diputus sepihak oleh Anya.Meski kelihatannya tidak ada orang dan Stefan sedang tidur. Diam-diam, lelaki itu menguping pembicaraan Anya.Dugaan Stefan selama ini benar, kalau istrinya ada hubungan dengan Aska.Berhubung sudah dilakukan DNA, Stefan mengira kalau Prayan adalah anak Anya da

    Last Updated : 2024-10-02
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Perceraian

    Season IIBab 78 Urusan Aska sudah diserahkan sepenuhnya kepada hakim—teman lama Winata.Siangnya, Stefan menemui Winata.“Apa hari ini kita ada meeting bersama?” tanya Winata begitu Stefan datang ke ruangannya.Stefan menatap Winata, “Saya mau menagih janji.”“Janji?”“Bapak ingat, dalam dua bulan kasus penggelapan perusahaan Anya selesai. Jadi saat ini saya menagih janji.” Stefan menyodorkan berkas agar mall ada dalam pengawasannya penuh.“Seperti yang saya minta waktu itu. Saya minta, Pak Winata tidak mencampuri urusan perusahaan saya, dan saya menjadi dewan komisaris di mall.”Winata tidak bisa mengelak. Mau tidak mau dia menandatangani bekas yang Stefan sodorkan di mejanya.Stefan sedikit lega. Semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencananya.“Saya dengar dari Anya, kemarin kamu dirawat?”“Sebentar untuk observasi,” Stefan menerima berkas yang sudah ditandatangani. “Terima kasih,” ucapnya.“Sama-sama. Kapan saja kamu butuhkan, Stefan.”“Dan, satu lagi, Pak Winata.” Stefan mengel

    Last Updated : 2024-10-04
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Ditinggalkan di Rumah Sakit

    Season IIBab 79Stefan mengantar Anya ke rumah sakit untuk diperiksa.“Bagaimana, Dok?” tanya Stefan setelah dokter selesai memeriksa Anya. Mata Stefan melirik ke arah Anya yang berbaring di ranjang.“Tidak ada yang aneh saat diperiksa. Suhu badan dan tanda vitalnya juga normal. Besar kemungkinan Ibu Anya kena serangan panik.”Dahi Stefan mengerut menatap dokter, “Apa itu juga karena amnesianya?”Dokter itu seperti beku menatap Stefan, “Rasanya sudah beberapa minggu ini dia tidak kembali konsultasi.”“Jadi?” Stefan butuh kepastian, apa Anya sudah sembuh? Ingatannya kembali?“Saya tidak tahu pasti. Karena Bu Anya tidak mau menjalani perawatan lanjutan.”Stefan menghela napas, “Apakah, dokter bisa memastikan ingatan Anya sudah pulih atau belum?”Dokter tua itu menghela napas, “Bisa saja. Saya akan lakukan beberapa tes mudah. Saya akan kabari nanti.”“Terima kasih,” jawab Stefan.Ponselnya lalu berdering, nama yang muncul di layar tidak tersimpan.“Hallo?” sapa Stefan dengan suara yang

    Last Updated : 2024-10-06
  • Istri Kedua Tuan Stefan   Pengakuan dari Andini

    Season IIBab 80“Tidak perlu menghajarnya. Cukup beri info saja kalau dia ada dekatku, maka aku akan menjauhi dari dia. Aku juga tidak mau dia tahu tentang anak yang sedang aku kandung.”Jeff dan Andini saling bersitatap seolah mereka memahami satu sama lain.“Jadi, siapa dia?” tanya Jeff dingin, meski suasana pengunjung restoran cepat saji itu ramai. Suara Jeff terdengar jelas.“Dia, Stefan,” jawab Andini lalu berdeham.“Apa? Suami dari Anya Winata? Dia atasan kamu sendiri?” Jeff tidak percaya kalau itu adalah lelaki yang mencegatnya kemarin ketika Andini pingsan.“Dan anak itu,” Jeff tidak sanggup menyelesaikan perkataannya.Andini mengangguk, “Anaknya.”“Dia pasti tidak akan melepaskan kamu, An. Anak itu akan sangat penting untuk dirinya.”“Ya,” jawab Andini singkat. “Jadi, kamu mau, kan membantuku?”“Ya, aku akan membantu kamu sepenuhnya.”“Terima kasih banyak, Jeff,” ucap Andini. “Aku tidak tahu bagaimana membalas semua kebaikanmu.”Jeff tersenyum, lalu membuka mulutnya. Tetapi

    Last Updated : 2024-10-06

Latest chapter

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Ekstra Part II: Keluarga Berencana

    Season IIBab 122 (Ektra Part)Aska menyampaikan semua maksudnya dengan tenang, semata demi Anya. Agar dia percaya lagi kepadanya.“Demi anak kita, Prayan. Aku ingin menebus semua kesalahan-kesalahanku dulu.”Anya menghela napas perih dalam hatinya. Semua yang dia lakukan bersama Aska adalah kesalahan.Beberapa saat tidak ada yang bicara, hanya helaan napas Anya.“Aku tidak tahu, sejak kamu dipenjara, aku tidak pernah bicara apa pun soal ayah kepada Prayan. Hubungan aku dan papi juga tidak terlalu baik satt ini.”Aska mengangguk-angguk, “Aku mengerti. Aku tidak akan memaksakan apa yang aku inginkan. Hanya satu hal aku ingin minta tolong. Sampaikan semua barang ini untuk Prayan.”Anya melirik semua barang yang ada di meja yang memisahkan kursi mereka. Ada senyuman tipis di bibir Anya.“Aku tidak tahu apa yang anak itu suka,” kata Aska ikutan tersenyum, kalau aku hitung, usianya sudah sebelas tahun, kan? Jadi, aku pikir, dia pasti menyukai semacam mesin permainan.”“Ya, dia suka. Aku ak

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Siapa yang Simpati kepada Mantan Napi

    Season IIBab 121 (Ekstra Part)Beberapa tahun kemudianAska bebas setelah berkelakuan baik dalam sel tahanan.“Sekarang, keinginanku hanya satu,” ucapnya kepada Joshua yang duluan bebas satu tahun lalu.“Apa?” tanya Joshua, tidak ada teman, musuh yang dulu rasanya dekat, sekarang juga menjauh. Jadi, Joshua pikir tidak ada salahnya menjemput Aska dihari dimana dia dibebaskan.“Mantan napi tidak punya tempat di masyarakat,” sambung Joshua lagi, lalu mendesah putus asa.Aska memerhatikan raut wajah Joshua yang muram.“Bagaimana kalau kita memulai usaha?” cetus Aska. “Aku punya tabungan, tidak banyak. Mungkin hanya cukup untuk membeli bahan baku.”Tatapan mata Aska berbinar cemerlang, menatap keluar beranda apartemen Joshua.“Bagaimana?” tanyanya sambil menatap Joshua—yang diam.“Entah,” Joshua mengedikkan bahu, “Sekarang aku hanya ingin praktek lagi. Susah sekali rasanya dapat kepercayaan orang lain. Gagal.”Aska menghela napas, dia tahu persis bagaimana perasaan Joshua.“Aku hanya ingi

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Kejutan untuk Andini

    Season IIBab 120“Dan sekarang karena kesalahan kecil, Joshua ada di sini dianggap aib, kalian mau membuang saya begitu saja?” sentak Joshua, menghapus air matanya dengan cepat.Sebagai seorang ibu yang pernah melahirkannya, mama Joshua tentu terpukul. Nuraninya sebagai seorang ibu, tidak mampu membiarkan anaknya menderita dipenjara.Mama Joshua menoleh ke belakang.“Josh selalu ikuti apa yang mama dan papa mau. Jadi juara kelas, sampai masuk kuliah kedokteran dengan nilai sempurna.”Namun, papa Joshua berkata lain, “Biarkan saja. Biar dia kapok. Jangan sekali-kali kamu lemah terhadap anak itu.”Papa Joshua tidak mau lagi mendengar atau menyaksikan drama anaknya. Jadi, dengan cepat lelaki itu meninggalkan ruangan jenguk para narapidana.Mama mau tidak mau mengikuti papa. Selama ini papa yang mengatur semua kehidupannya. Dan selalu benar, jadi apa pun yang papa lakukan kali ini, mama yakin ini pasti benar.“Maafkan Mama, Joshua,” bisik mamanya sambil meninggalkan ruangan itu dengan ha

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Jadi Narapidana

    Season IIBab 119 “Hm,” Sofia menggumam sambil bersedekap menatap tajam ke arah penyidik. Ada hal yang mencurigakan.“Tapi, Bu Andini bisa jadi tersangka kalau pernyataannya ada yang melenceng dari bukti yang ada. Jadi, untuk sementara waktu, Bu Andini kami sarankan tetap ada di dalam kota agar kami bisa berkoordinasi dengan mudah.”“Baik, saya akan menjamin itu,” ucap Sofia. “Adalagi yang bisa kami bantu?” tanya Sofia dengan ramah.Sebagai seorang pengacara dia tahu kalau koordinasi seperti ini akan meringankan Andini.“Kalau begitu, terima kasih atas waktunya, Bu Andini,” ucap si penyidik sambil berjabat tangan.Andini dan Sofia meninggalkan ruangan penyelidikan tanpa banyak kata. Tidak ada senyuman, napas Andini masih memburu. Badannya masih terasa kaku.Dia tidak bisa merasakan kakinya menapak di tanah.Stefan menepati janjinya menunggui Andini sampai selesai. Lelaki itu berdiri begitu melihat Andini dan Sofia keluar dari ruangan investigasi. Dan memberikan Andini pelukan hangat.

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Dijadikan Terdakwa!

    Season II Bab 118Tatapan mata Stefan ke arah Andini terasa begitu intens setelah menutup telepon. Ada getaran yang tidak biasa, Andini bisa merasakannya, hingga ruangan itu terasa begitu tegang.“Ada sesuatu di Jakarta, kita harus segera pulang.”Andini tidak kuasa menahan semua pertanyaan yang ada dalam benaknya. “Ada apa?”Stefan tidak menjawab, dia memasukan semua barang ke dalam koper. Dan Andini tidak bisa menolak, atau adu argumentasi. Dia mengikuti Stefan mengemas semua barang dengan cepat, lalu dalam waktu singkat, memasukkan barang bawaan ke mobil.Berpamitan kepada ayah dan ibu Stefan.Dan sudah ada di mobil, perjalanan ke Jakarta.“Polisi, menangkap Joshua,” Stefan membuka obrolan sambil fokus menyetir.“Joshua?” Andini mengulang perkataan Stefan. Rasanya sudah lama sekali tidak mendengar kabar apa pun dari lelaki itu. “Tunggu. Ditangkap? Maksudnya ditangkap polisi?”Seingat Andini, Joshua dulu adalah dokter dan dari keluarga yang terhormat. Mana mungkin kalau tetiba lela

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Cemburu Buta Andini

    Season IIBab 117“Mau beli apa?” tanyanya pedagang wanita itu dengan kasar.Stefan melirik Andini yang sedang salah tingkah, dia mengambil sembarang sayuran.Lelaki itu menahan tangan Andini.“Biasanya, pengasuh Adam membeli wortel, jagung dan brokoli untuk kebutuhan sehari-hari.”Andini terpaku dengan analisa Stefan, “Dari mana kamu ….”“Saya, kan, ayahnya, masa tidak tahu,: seloroh Stefan. “Walau saya sibuk bekerja, tapi, saya juga memperhatikan apa saja kebutuhan anak saya.”Andini tidak bisa menyimpan kebahagiaan yang ada di hatinya. Dia menggigit bibir bawahnya, lalu mencium pipi Stefan.“Kamu tahu, kan, kita ada di tempat umum,” peringat Stefan tetapi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan. Pipinya menghangat.Andini menoleh ke arah penjual sayuran, wajahnya makin memerah. Napasnya berembus cepat.“Maafkan aku, aku hanya tidak menyangka kalau suamiku perhatian,” kata Andini malu-malu.“Jadi, tiga puluh ribu,” kata si penjual ketus. Lalu menaruh barang yang dibeli Stefan dengan k

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Kekasih Lain Stefan?

    Season IIBab 116Andini merasa asing, pagi ini terbangun di ranjang yang berbeda.Ah, terang saja ini masih di rumah mertuanya.Tidak seperti Andini yang merasa asing, Stefan malah masih tidur dengan pulas. Jadi, Andini memutuskan untuk ke kamar mandi, cuci muka, sikat gigi, dan mandi.Sekalian saja, karena dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Jadi, apa yang harus dilakukan dihari pertama menginap di rumah mertua? Pikir Andini.Mungkin keluar dari kamar adalah ide yang tidak buruk.“Memangnya kamu mau ke mana?”Andini hampir melonjak mendengar pertanyaan Stefan yang tiba-tiba. Sejak kapan dia bangun?“Kamu …”“Saya sudah bangun dari tadi. Kamu saja yang tidak tahu.”Andini mengedikkan bahu. Acuh tak acuh, ini adalah balasan atas ketidak acuhan Stefan tadi malam.Ranjang mereka malam ini pun rasanya dingin. Sangat dingin.Memang, Stefan itu kenapa, sih, begini?Andini membatin, sambil becermin, matanya melirik ke arah suaminya yang perlahan bangkit, lalu ke kamar mandi.Apa

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Rahasia Stefan yang Terpendam

    Season II Bab 115Sepanjang perjalanan, Andini hanya bisa mengira-ngira akan ke mana.Arahnya, si, akan ke rumah pantai. Tapi, untuk apa Stefan bilang, katanya akan mengungkap masa lalunya.Apa masa lalunya dengan perempuan dekat pantai?Andini memicing menatap Stefan.Lagian, awas saja kalau Stefan ternyata punya pacar sebelum Andini.Stefan hari ini setir sendiri. Adam dengan pengasuhnya di jok belakang.“Mungkin, kamu akan kaget nanti kalau kita sudah sampai di tempat tujuan.”Andini makin curiga ketika Stefan berkata demikian.“Kamu belum pernah bertemu dengan orang tua saya, kan? Dan dua adik saya.”Andini membeku, menatap Stefan dari samping. Astaga! Jadi, selama ini Andini salah sangka.“Jadi ini adalah jalan ke ….” Andini tidak bisa meneruskan perkataannya.“Ya,” jawab Stefan singkat. “Selama ini, saya selalu minta cuti dalam satu bulan 2 atau 3 hari untuk mengunjungi orang tua. Apa kamu tidak memperhatikan?”Andini membuang pandangan ke arah jendela. Ternyata prasangkanya sa

  • Istri Kedua Tuan Stefan   Kecemburuan Mereka

    Season IIBab 114“Saya rasa, perlu bawa baju untuk kita, And,” kata Stefan tetiba sambil menatap ke laptop.Andini sudah menyiapkan keperluan Adam sejak malam. Karena Stefan mengubah jadwal kepergiannya menjadi besok.“Baju ganti untuk kita?” Andini sekadar mengkonfirmasi. “Sebenarnya kita mau ke mana?”Stefan menutup laptopnya, lalu menatap Andini. “Sudah saya bilang, kan, ini kejutan.”Andini menghela napas dan memutar bola mata.Stfena bisa melohat kejengkelan istrinya yang penasaran. Lelaki itu tersenyum tipis, lalu bangkit dari ranjang menghampiri istrinya.Berlutut, memperhatikan Andini yang sedang sibuk mengepak pakaian. “Apa yang kamu perlukan biar saya ambilkan,” tawar Stefan.Andini menggaruk kepala, “Baju yang kamu mau pakai selama di sana dan baju aku. Lalu pakaian dalam.”“Baik, saya akan ambilkan di lemari,” ucap Stefan sambil berjalan menuju lemari besar yang ada di kamar itu.“Terima kasih,” ucap Andini begitu Stefan memberikan beberapa pakaian untuk dimasukkan ke kop

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status