Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Presdir / Bab 22 Mulai Ingin Tahu

Share

Bab 22 Mulai Ingin Tahu

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-12-01 22:48:05

Camelina yang merasa bahwa berbicara dengan Sarah tidak ada gunanya dan ini hanya membuang-buang waktunya.

“Sarah, selama ini saya tidak ada urusan apapun sama kamu, jadi sebaiknya kamu diam!” tegas Camelina, ia memasang wajah serius.

Tentu saja Sarah langsung mendengus kesal, karena posisinya yang jauh lebih penting di rumah itu seperti tidak dihargai. Ia merasa bahwa dirinya seperti direndahkan. “Heh! Semua yang berhubungan denganmu, urusannya denganku juga, karena tanpa ada izin dariku kamu tidak akan bisa menikah dengan suamiku!”

“Sudah, Sarah. Kali ini biarkan kamu mundur selangkah. Yang membuat perjanjian itu bukan kamu melainkan aku!” pinta Berliana kepada Sarah.

Sarah langsung menoleh dengan ternganga tak percaya. “Sungguh! Bagaimana bisa Ibu metuaku mendadak berkata begitu!” umpat Sarah dalam benaknya, bibirnya mengerucut dan matanya melirik ke arah Berliana.

Berliana memejamkan matanya sejenak.

“Ya sudah, kamu boleh keluar. Asal jangan lama-lama dan jangan keseringan ju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 23 Karena Penyamaran

    Resepsionis itu terus memperhatikan wajah Camelina yang bersembunyi di balik topi abu tua yang dipakainya. Sejak tadi Camelina juga terus menunduk karena tidak mau jika wajahnya sampai tersekspos ke media.“Maaf, tapi berdasarkan ketentuan yang ada di sini, yang belum ada janji dilarang bertemu Pak Aderson!” ucap resepsionis itu.Camelina terdiam sejenak mendengar jawaban itu. Isi kepalanya bekerja keras bagaimana agar dirinya bisa menemui Aderson.Saat resepsionis itu agak lengah, Camelina mencoba mengendap-endap pergi dari sana untuk menuju tangga mencari keberadaan Aderson. Namun, begitu resepsionis itu menyadarinya, Camelina langsung diberhentikan. “Kamu mau ke mana? Siapa yang mengizinkanmu masuk?!” ujar resepsionis itu menarik bagian belakang baju Camelina.Camelina berbalik dan kemudian berkata, "Kalau begitu izinkan saya bertemu Pak Aderson sebentar saja ...!" pinta Camelina. Ia bersikukuh dengan keinginannya tersebut. Setelah menyempatkan waktunya untuk datang ke tempat

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 24 Bentrok

    Seketika Aderson langsung menoleh ke arah Camelina dengan mata membelalak.Reaksi Aderson yang demikian pun membuat Camelina bertanya, "Kenapa, Mas?" "Tidak apa-apa. Kamu aneh!" celetuk Aderson. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan wajah yang tampak tegang. Ekhem! Aderson mendeham."Kamu sudah makan?" tanyanya. Camelina menggelengkan kepala. "Saya tidak berniat untuk makan siang bersama. Kita bicara sebentar!" pinta Camelina. "Sambil makan saja."Aderson memarkirkan mobilnya di salah satu restoran yang ia miliki. "Ayo keluar! Saya sudah lapar. Kalau kamu bawa makan siang, saya gak bakal ajak kamu ke sini!""Kalau gak ikhlas, jangan saja. Saya 'kan datang ke kantor karena ada kepentingan," ungkap Camelina yang terus diam di dalam mobil sekalipun Aderson sudah membukakan pintu mobil untuknya."Cepatan!" sentak Aderson kepada Camelina.Aderson menarik tangan Camelina hingga membuat wanita itu mau tidak mau harus keluar dari mobil. "Tidak perlu menarik tangan saya.""Kamu beba

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 25 Kenapa Dia Baik Padaku?

    Sarah menatap kedua mata Camelina dengan tajam dan penuh kebencian. "Lihat saja, nanti aku akan membuatmu tidak tenang!" batin Sarah dengan seringai bibir. Hatinya panas, tetapi ia tetap bermuka dua karena saat itu ada Aderson yang membuatnya harus menjaga image agar tetap dianggap wanita baik.Ia melirik ke arah kursi -- tepat di samping suaminya. "Sayang, kenapa siang ini kamu gak ajak aku makan bersama?" ungkapnya dengan sebuah pertanyaan. Kalimat manis yang membuat Camelina sangat tidak betah berada di sana."Maaf ya, tadi aku lupa memberitahu kamu kalau Camelina datang ke kantor."Camelina yang sudah tidak tahan berada di tempat yang sama sekali tidak diinginkannya itu membuat ia langsung angkat bicara. "Saya menemuimu untuk membicarakan sesuatu. Tapi ... ya sudah, kita bicara nanti saja!" ujar Camelina, geram. Ia melangkah pergi tanpa mempedulikan perutnya yang terasa perih karena belum makan lagi.Sekalipun Aderson menawarkan makanan dan siap membayari semuanya, tetapi ia meras

    Last Updated : 2024-12-04
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 26 Tuduhan Tak Jelas

    "Ayo, tunggu apa lagi? Kamu jangan khawatir, aku cuma mau mengantar kamu pulang saja!" ungkapnya.Tio -- Sepupu Aderson itu sampai kini belum tahu mengenai Camelina yang bukan lagi asisten rumah tangga, melainkan sudah menjadi istri sepupunya dan kini mereka keluarga."Baiklah," sahutnya. Camelina memasuki mobil itu karena hari semakin panas dan ia merasakan rasa lapar dan haus yang tak tertahankan lagi."Kamu kenapa bisa ada di sini?" tanya Tio. Ia memperhatikan pakaian Camelina yang sungguh jauh berbeda dibanding sebelumnya. "Ternyata kamu cantik juga, ya," sanjungnya sambil tersenyum. Camelina hanya diam membalas senyum Tio. Sekalipun ia kurang nyaman dengan sepupu Aderson itu, tetapi dirinya berusaha seramah mungkin."Aku ada sedikit urusan.""Lalu, pakaianmu kenapa aneh begitu? Pakai topi hitam juga," celetuk Tio sambil mengemudikan mobilnya.Camelina pun menjawab, "Tidak apa-apa. Terima kasih sudah tersedia mengantar saya pulang," ucapnya.Tio tersenyum lagi. "Saya senang menga

    Last Updated : 2024-12-04
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 27 Bahasan Yang Menyakitkan

    "Maafkan saya," ucap Camelina dengan kepala menunduk dan tubuh agak membungkuk sopan. "Maaf-maaf saja kamu! Memangnya cukup dengan kata maaf?! Oh ya, bagaimana bisa kamu menikah dengan anak saya? Sejak kapan kalian menjalin hubungan gelap sampai saya sendiri tidak tahu?!" celetuk Frederick kepada Camelina tanpa empati."Itu ss-saya ...!" ucapnya dengan tergugup kaku.Camelina sendiri bingung bagaimana ia harus menjelaskan semuanya kepada Frederick. Ia tidak bisa mengatakan tentang tuduhan yang ditujukan padanya. Bukan sesuatu yang layak ia ceritakan, sebab mendengarnya saja sudah membuat ia muak. Camelina tidak sanggup lagi jika harus mengingat-ingat kejadian itu."Sudah, Pa. Jangan cecar dia dengan pertanyaan!" Dari arah yang tak terduga, Berliana datang dan langsung melontarkan kalimat singkat itu. Camelina sontak menoleh ke arah Ibu mertuanya dengan perasaan bingung. Antara senang karena merasa terbela, tetapi di sisi lain ia merasakan sesuatu yang aneh di dasar hatinya."Dia m

    Last Updated : 2024-12-05
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 28 Mertua Jahat

    "Kenapa aku selalu mendapat perlakuan begini? Kejadian itu sudah lama dan bukan aku juga pelakunya. Tapi kenapa semua orang yang ada di rumah ini menyalahkan dan selalu mencaci apa yang pernah terjadi tanpa mau tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya," ucap Camelina pelan. Ia bangkit perlahan dari duduknya menjadikan meja sebagai pegangan untuknya bisa berdiri kembali.Air mata yang sempat menetes itu kemudian ia menyekanya sedikit saja. Ia melangkah pergi menuju kamarnya untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya nanti harus melakukan pekerjaannya lagi.Tahu bahwa tidak ada yang memahami keadaannya selain ia sendiri, Camelina hanya diam seraya menunggu waktu suaminya pulang. Sedangkan Berliana, ia dibuat tertekan oleh Frederick yang tidak setuju dengan pemikirannya yang terlalu dangkal, egois dan tidak memiliki empati sama sekali."Mama melakukan semua ini demi kebaikan kita semua. Camelina yang beruntung karena tidak dipenjara dan kita mendapat untung dengan kehadiran seorang cucu

    Last Updated : 2024-12-07
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 29 Tantangan Kecil

    Berliana merapikan rambut Camelina yang sedikit berantakan karena jambakannya tadi. Ia mengelus rambut itu dengan tangannya."Sudah. Sana buka pintunya!" pinta Berliana. Dalam keadaan masih sesegukan, Camelina berjalan perlahan menuju pintu."Eh, tunggu sebentar!" Berliana mencoba menghentikan Camelina yang nyaris memegang gagang pintu.Camelina pun menoleh ke samping. "Kenapa, Ma?" Berliana mendekat ke arah Camelina. "Biar aku saja yang membukanya."Wanita itu pun kemudian berganti posisi. Ia membuka pintu itu perlahan. Setelah dilihat ternyata itu adalah Aderson, Berliana langsung memasang wajah ramah dan bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa."Kamu sudah pulang?" tanya Berliana dengan senyum ramah yang terlontar dari bibirnya.Aderson melihat ke arah Camelina yang berdiri di sana dengan kepala menunduk. Ia merasakan sesuatu yang berbeda pada Camelina, padahal setahunya, tadi Camelina tampak baik-baik saja saat meninggalkan restoran tempat mereka makan."Mama sedang apa di

    Last Updated : 2024-12-07
  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 30 Apa Maksudnya?

    "Mas, hari ini kamu mau pulang jam berapa? Kemarin 'kan kamu pulang lebih awal," kata Sarah sembari membetulkan dasi yang melingkar di kerah lehernya."Lihat saja nanti. Yuk sarapan!" sahut Aderson sambil berkaca di depan sebuah cermin besar. Lalu, ia melangkah keluar dari kamar itu diikuti Sarah yang berada di belakang.Sementara Sarah hanya mengikuti ke mana Aderson pergi, berbeda dengan Camelina yang tengah menyiapkan bekal makan siang untuk suaminya makan nanti.Meskipun begitu, ia tetap tidak lupa menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga yang ada di rumah itu. "Camelina, kamu juga makan!" ajak Frederick dengan nada ketus.Aneh. Itulah yang terbesit dalam pikiran Camelina. Ia tersenyum, lalu menyahut lembut. "Iya, saya sedang menyiapkan bekal dulu.""Sudah selesai itu. Kamu jangan banyak alasan, sebaiknya sekarang kamu sarapan!" balas Frederick.Meskipun nada bicara Frederick kasar, tetapi ia tetap menunjukkan perhatian kecilnya kepada sang menantu. "Saya menyusul saja na

    Last Updated : 2024-12-07

Latest chapter

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 38 Sakitnya Dibanding-bandingkan

    Camelina tidak membalas perkataan Ibu mertuanya. Dirinya memilih diam sampai waktu yang tepat ia melontarkan kalimat dari mulutnya.Ia merasa bahwa tidak penting jika asal bicara. Kalaupun ia mengatakan sesuatu, tentu itu harus sesuatu hal yang penting agar tidak membuang-buang energinya dalam perdebatan yang tidak penting. "Kamu dengar yang saya bilang, tidak?!" sentak Berliana sambil berkacak pinggang.Frederick yang tidak ada di rumah itu membuat Ibu mertuanya kembali merasa berkuasa dan tanpa menerima bantahan siapapun."Iya, Ma, saya dengar, kok."Berliana melirik ke bawah -- tepatnya ke arah barang belanjaan yang ada di tangan Camelina. "Itu apa? Kamu mencoba memeras keponakan saya?"Camelina menggelengkan kepala cepat, ia mengangkat kepalanya cepat sambil berkata, "Tidak, kok, tidak! Ini semua dikasih. Tapi kalau memang Mama mau, silakan ambil saja!" sergah Camelina. Ia menyodorkan barang belanjaannya kepada Berliana.Berliana memalingkan wajahnya ke arah lain dengan angkuh. "

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 37 Bersembunyi Itu Merepotkan

    "Kita pulang saja, ya, maaf kalau kesannya ini terburu-buru. Tapi tadi aku mendapat kabar kalau aku harus segera ke kantor karena ada pekerjaan mendesak yang perlu aku urus hari ini juga," tutur Tio menjelaskan, walau penjelasan itu sebetulmya hanya sebuah alasan ringan agar Camelina tidak mencurigai dirinya dan berpikir yang tidak-tidak.Camelina mengangguk. "Kalau begitu kamu langsung pulang saja, biar aku naik taksi," sahut Camelina.Saat itu, Camelina tidak mempertanyakan apapun lagi. Lagi pula, ia sudah berpikir bahwa memang sebaiknya pulang saja karena aroma makanan yang ada di hadapannya tadi membuat ia mual. Apa mungkin ini bawaan hamil?"Jangan. Kamu aku antar saja. Kan aku juga yang ngajak, jadi sudah seharusnya aku berkewajiban antar kamu pulang apal rumah dalam keadaan selamat. Oh ya, tadi kamu mual-mual, jangan-jangan kamu juga masuk angin."Camelina menoleh ke arah Tio. "Untung saja dia mengira aku masuk angin," batin Camelina. Ia memalingkan pandangannya ke perut, memp

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 36 Sangat Mencurigakan

    Camelina yang berada di cafe tampak banyak diam menyantap sedikit demi sedikit menu sarapan yang ada di hadapannya. Ia merasa mual ketika mencium makanan yang ada di hadapannya tersebut."Kamu tidak suka menunya? Kalau tidak suka, biar pesan yang lain," kata Tio sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.Refleks Camelina pun berkata, "Tidak, kok. Saya suka, tapi tadi pagi saya sudah makan. Mungkin kalau belum sarapan, pasti ini semua habis," seloroh Camelina.Tio yang mendengar hal itu langsung tertawa kecil. Ia memperhatikan Camelina dengan intens. "Ternyata wanita ini lucu juga, dia sangat unik dan jauh berbeda dibanding wanita lain yang aku kenal selama ini," batin Tio sambil menyuap sedikit makanan ke mulut.Pada saat yang sama, Camelina mendadak mual-mual, sehingga dengan cepat ia langsung beranjak dari duduknya."Sepertinya harus ke toilet dulu!" ungkap Camelina. Ia melangkah pergi mencari toilet umum yang ada di sana. Ketika menoleh ke sebelah kanan, Tio sepasang matanya lang

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 35 Belum Sedekat Itu

    Camelina yang baru memasuki mobil dengan Tio membuat Firhan langsung memasuki mobilnya. Ia tidak mau kehilangan jejak mereka demi bisa berjalannya tugas dengan baik.Sampai kini mereka belum menyadari bahwa sebetulnya ada yang menguntit mereka berdua. Camelina sempat menoleh ke arah di mana hatinya merasa seperti ada sesuatu, tetapi kemudian ia menepis kecurigaan itu. Lagi pula, siapa yang ingin tahu dan mengikutinya? Itulah yang terpikirkan dalam kepala Camelina.Mengingat bahwa dirinya tidak sepenting itu bagi orang lain, terutama suaminya yang seolah tidak menganggapnya sebagai seorang istri, Camelina berusaha menikmati waktunya di luar tanpa ada tekanan dari Ibu mertua yang selalu menyuruhnya sesuka hati, memperlakukannya dengan buruk. Bahkan, ingatan buruk itu membuat mata Camelina memerah dan nyaris meneteskan air mata kesedihan akan takdir hidupnya yang kurang beruntung."Tempatnya tidak jauh dari sini, kok."Tio menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas pergi. Perlahan d

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 34 Sedikit Cemburu

    "Bagaimana menurutmu? Saya merasa cocok dengan yang ini," ungkap Camelina. Ia berdiri di hadapan Tio dengan jari jemari yang saling meremas satu sama lain."Kalau memang cocoknya yang itu, kamu pakai yang itu saja," ujar Tio. Ia beranjak dari duduknya dan langsung menuju kasir. "Kita bayar dulu semuanya.""HAH! Semuanya?" Camelina refleks berkata demikian dengan sepasang mata membelalak. Ia berpikir bahwa pakaian tadi ada banyak. Sekitar tujuh potong pakaian yang diberikan kepadanya tadi dan ia rasa itu terlalu banyak."Jangan semuanya. Saya ambil yang ini saja," kata Camelina sembari menggerak-gerakkan tangannya di depan dada, seolah memberi isyarat penolakan.Namun, Tio sama sekali tidak menerima penolakan itu. "Jangan begitu. Oh ya, tunggu sebentar!" kata Tio. Ia berjalan menuju seorang pramuniaga yang ada di sana. Tio menghampirinya, Camelina melihat dari arah berjarak yang cukup jauh, dirinya melihat sepupu Aderson yang tengah berbicara dengan pramuniaga itu.Tak lama kemudian,

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 33 Padahal Baru Kenal

    Pemandangan yang tidak biasa sekaligus pertama kali dilihatnya itu terlihat di depan Firhan. Yang tadinya akan menjemput Camelina malah didahului oleh sepupu Aderson.Tio berinisiatif membukakan pintu mobil dan Camelina pun masuk ke dalamnya. Ia duduk di sana. Wajah Tio sangat cerah dan bersemangat pagi ini. Ia merasa senang karena bisa mengajak Camelina pergi pagi ini."Memangnya kamu tidak pernah sarapan di rumah?" tanya Camelina. Ia merasa heran dengan Tio -- sepupu Aderson yang baru ia temui dan bahkan mereka belum saling mengenal satu sama lain.Tio menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas pergi setelah memarkirkannya di halaman rumah itu. "Kadang-kadang," jawabnya sambil tersenyum."Bukan cuma sarapan bersama, aku juga mau kamu menemaniku ke suatu tempat."Camelina langsung refleks menoleh dengan mata terbuka lebar hingga bola matanya seolah tampak membesar. "Ke mana?""Jangan kaget begitu. Anggap saja ini cara kamu membalas budi setelah waktu itu aku mengantarkanmu pulang

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 32 Trik Laki-laki Mendekati

    Tok ...Tok ... Tok ....Saat masih berbincang di telepon, mendadak saja suara ketukan pintu terdengar nyaring. Camelina sontak menoleh ke arah pintu itu dengan penuh tanya."Siapa itu?" gumam Camelina.Wanita tua yang sedang berbicara dengan Camelina pun sampai mendengarnya.[Ya sudah. Kita bicaranya nanti lagi saja. Mungkin itu majikan kamu.]Wanita tua itu mengerti bagaimana Camelina bekerja di rumah orang lain yang memang harus selalu siap sedia jika dibutuhkan.[Iya, Nek. Nanti aku coba hubungi lagi.]Tuutt.Usai berkata demikian, Camelina langsung mematikan teleponnya. Ia menyeka air matanya sedikit agar jangan sampai dilihat bahwa ia baru saja menangis.Perlahan, tangannya meraih gagang pintu dan langsung membukanya. "Ada yang menunggu kamu di bawah!" kata Berliana -- mertuanya.Camelina bertanya-tanya. Tetapi, kemudian ia teringat pada perkataan Aderson sebelumnya yang mana dirinya diminta untuk ikut Firhan -- Ajudan pribadi suaminya.Tanpa berlama-lama, Camelina pun kemudian

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 31 Menyembunyikan Kebenaran

    Sesaat setelah suami dan istri pertama dari suaminya berangkat. Frederick juga berangkat ke kantor. Baru kali ini lagi Camelina melihat Ayah mertuanya pergi kantor.Sebelum-sebelumnya ia memilih untuk beristirahat di rumah dan tak bekerja dahulu karena kondisi kesehatannya yang sempat memburuk. Namun, ketiadaan Frederick di rumah itu membuat Camelina khawatir karena itu artinya Ibu mertuanya pasti berbuat sesuka hati dengan mulut bawelnya. Dan benar saja, baru saja Camelina bernafas lega, ia harus menerima teriakan yang tidak mengenakan sungguh memekakkan telinga."Ngapain kamu masih di sini? Cuci piring sana! Habis makan tadi kamu malah langsung keluar tanpa memikirkan piring-piring kotor yang berserakan!" teriaknya.Camelina hanya mengangguk paham. "Iya, Ma, mau kok. Tadi saya cuma mengantar bekal suami yang ketinggalan," jawab Camelina. Ia tidak bisa diam saja ketika mertuanya berbuat sesuka hati.Sesekali, ia perlu bicara menjelaskan apa yang memang seharusnya bisa dipahami. "S

  • Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 30 Apa Maksudnya?

    "Mas, hari ini kamu mau pulang jam berapa? Kemarin 'kan kamu pulang lebih awal," kata Sarah sembari membetulkan dasi yang melingkar di kerah lehernya."Lihat saja nanti. Yuk sarapan!" sahut Aderson sambil berkaca di depan sebuah cermin besar. Lalu, ia melangkah keluar dari kamar itu diikuti Sarah yang berada di belakang.Sementara Sarah hanya mengikuti ke mana Aderson pergi, berbeda dengan Camelina yang tengah menyiapkan bekal makan siang untuk suaminya makan nanti.Meskipun begitu, ia tetap tidak lupa menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga yang ada di rumah itu. "Camelina, kamu juga makan!" ajak Frederick dengan nada ketus.Aneh. Itulah yang terbesit dalam pikiran Camelina. Ia tersenyum, lalu menyahut lembut. "Iya, saya sedang menyiapkan bekal dulu.""Sudah selesai itu. Kamu jangan banyak alasan, sebaiknya sekarang kamu sarapan!" balas Frederick.Meskipun nada bicara Frederick kasar, tetapi ia tetap menunjukkan perhatian kecilnya kepada sang menantu. "Saya menyusul saja na

DMCA.com Protection Status