Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Tuan Farraz / Bab 10. Persetujuan Keduanya

Share

Bab 10. Persetujuan Keduanya

Author: RidaFa05
last update Last Updated: 2024-01-11 16:55:45

Pria dan wanita berbeda jenis itu membuang pandangan kesal, keduanya sepakat untuk tidak menyetujui perkataan Tuan Aryan. Terlebih ini soal pernikahan, hal yang sakral, yang tidak bisa dimainkan begitu saja.

Shanaya dan Farraz baru saja bertemu hari ini, dengan gamblang Tuan Aryan malah menjodohkan keduanya. Baik Farraz maupun Shanaya, tidak dengan mudah menyetujui persyaratan ini.

Impian semua orang itu menikah dengan seseorang yang dicintai. Shanaya tidak kenal dengan Farraz, begitu juga dengan Farraz. Ia juga terpaksa menuruti permintaan sang Ayah demi mendapatkan warisan, walau sebenarnya dia sudah beristri.

"Shanaya! Dengarkan Daddy Nak, kau tidak boleh menyetujui persyaratan ini. Lebih baik Daddy di penjara, dari pada harus mengorbakan masa depanmu demi Daddy!" bujuk Pak Amir pada putri semata wayangnya. Pak Amir memegang kedua bahu anaknya, seolah meyakinkan Shanaya agar putrinya menolak.

Keputusan Tuan Aryan membuat kaget semua orang. "Tapi Dad ... jika aku menolak, Daddy pasti akan di penjara. Aku tidak mau hal itu terjadi, aku tidak mau Daddy menderita di tempat ini."

Hati Pak Amir terenyuh. Demi menyelamatkannya, Shanaya rela melakukan apa saja. Akan tetapi, Pak Amir tidak akan setuju dengan hal itu. Menikah hanya sebuah syarat dan tanpa didasari rasa cinta, Shanaya dan Farraz juga tidak saling mengenal.

Dirinya tidak bisa membayangkan, bagaimana rumahtangga putrinya jika disatu atapkan dengan pria dingin dan tegas seperti Farraz. Selama bekerja di Arsawijaya Copration, Pak Amir tahu betul jika Farraz ini memiliki aura yang menyeramkan, membuat siapa saja menciut jika sudah berhadapan dengannya.

Ditangkupnya kedua pipi Shanaya yang basar oleh air mata. "Dengar Shana ... Daddy tidak akan setuju jika kau menikah karena menyelamatkan Daddy. Daddy ingin kau menikah dengan pria yang kau cintai, bukan menikah karena paksaan dan perjodohan ini," sanggah Pak Amir.

Bahu Shanaya semakin bergetar. Kini, ia dilematis. Antara menyetujui atau menolak. Kenapa ia harus di hadapkan problematika rumit seperti ini?

"Aku rela melakukan apa saja demi Daddy, termasuk menikah dengan putranya Pak Aryan. Aku tidak mau melihat Daddy di penjara, aku ingin melihat Daddy bebas dan hidup bahagia di luaran sana, Dad," lirih Shanaya.

"Hei, dengarkan Daddy ... bukankah kau ingin melanjutkan S2? Daddy akan mencari pekerjaan agar putri Daddy bisa melanjutkan pendidikanmu. Tolak persyaratan itu dan kembalilah ke rumah, Shana," titah Pak Amir.

Lelaki bertubuh jangkung itu melayangkan tatapan tajam, karena sepertinya Shanaya akan menyetujui persyaratan ini. Apa ini Tuhan? Kenapa dia harus di hadapkan permasalahan yang tidak diharapakan?

Farraz tidak bisa membayangkan, bagaimana hancurnya Grisella ketika mengetahui suaminya menikah lagi. Bukan tanpa alasan Farraz menyetujui, ini demi masa depannya juga.

Tuan Aryan melirik satu persatu dua orang berbeda jenis dan umur itu, ia menghembuskan napas panjangnya.

"Aku tidak akan memaksa. Jika kalian tidak mau pun tidak apa-apa. Kalian akan tahu sendiri apa konsekuensinya jika kalian menolak!" tegas Tuan Aryan, mampu membuat Shanaya dan Farraz semakin bingung.

Jika mereka menolak, akan ada konsekuensi yang harus mereka terima. Tetapi jika mengiyakan ... apakah mereka harus menikah atas dasar perjodohan hanya demi memenuhi persyaratan? Takdir macam apa ini Tuhan.

Shanaya memberanikan diri melihat ke arah pria yang tidak kalah kesalnya. "A-aku akan menyetujui persyaratan yang Pak Aryan berikan, asalkan Pak Aryan bebaskan Daddy," lirihnya, suaranya bergetar dan nyaris tak terdengar.

Farraz semakin tercengang, dia makin murka saja karena Shanaya dengan gamblang menyetujui persyaratan konyol Ayahnya ini.

"Ck, gadis bodoh! Aku tidak akan setuju menikah lagi!" Setelah mengatakan itu, Farraz memilih untuk pergi dari hadapan mereka. Tanpa mengucap sepatah kata pun dia tidak menghiraukan seruan sang Ayah.

Birlah sang putra menolak, toh dia juga sudah memberikan pilihan, soal itu biarkan putranya memilih.

***

"ARGH! SIALAN!"

Di kediamannya, Farraz langsung mengamuk, melampiaskan segala kekesalahannya dengan sikap semena-mena Ayahnya. Awalnya dia setuju, tetapi kenapa rasanya sulit sekali?

Dia merasa bersalah pada istrinya itu, andai saja istrinya sadar, mungkin kehadiran Grisella mampu mengobati segala apa yang dirasakan olehnya.

Dari kantor polisi, Farraz memang tidak kembali ke kantor. Sudah malas rasanya disutuasi seperti ini disibukkan dengan pekerjaan. Itu hanya membuat pikirannya samakin kacau.

"BAJINGAN KAU ARYAN! FUCK SIALAN!"

Tak bisa menahan amarah yang menghantam dada, Farraz membanting semua barang yang ada disekitarnya dengan amarah memuncak.

Dia paling tidak suka jika hidupnya diatur oleh siapa pun, termasuk Ayahnya. Andai saja Ayahnya tidak punya wewenang tertinggi, ia tidak akan jadi pengecut seperti sekarang.

"Kau sudah bilang pada Ayahmu ini akan patuh dengan permintaanku, kenapa kau malah berubah pikiran? Bukankah gadis yang aku pilihkan gadis cantik dan menarik?" Gerakan tangan Farraz berhenti, saat menyadari jika ada suara pria paruh baya yang sangat ia benci.

Farraz membalikkan badan dengan mata merah. "DIAM! KAU TIDAK BERHAK MENGATURKU TUAN ARYAN ARSAWIJAYA!"

Tuan Aryan terhenyak, saat Farraz membentaknya dan menatapnya dengan murka.

Tuan Aryan mengedikkan bahu tak acuh. "Jika kau tidak setuju, tidak apa-apa. Besok jangan kembali ke kantor, aku akan alihkan tugasmu pada Prayoga dan siap-siap angkat kaki dikeluarga Arsawijaya!" jelas Tuan Aryan.

Tangan Farraz mengepal kuat, seoalah ingin malayangkan kepalan tangan itu ke wajah Ayahnya. Jika bukan Ayahnya, sudah ia habisi derik ini juga karena sudah memancing amarahnya.

"Dari dulu kau memang egois, kau memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang di sekitarmu, Tuan Aryan. Anda saja jika memilih, aku tidak ingin dilahirkan ke dunia ini. Apalagi mempunyai Ayah sepertimu!" sarkas Farraz.

Perkataan sarkas Farraz, tentu saja menyesakkan dada Tuan Aryan. Yang ia lakukan juga demi anaknya, agar punya penerus di masa depan.

"Tanpa kau perjalas pun Ayahmu ini pria brengsek, Farraz. Ayah tidak bisa menjadi Ayah yang baik untukmu. Dengar Nak ... ada hal yang ingin Ayah katakan, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat. Keputusan Ayah ini bukan semata-mata demi keuntungan pribadi. Ayah ingin kau mempunyai pewaris Arsawijaya di suatu hari. Agar Arsawijaya Copration bertahan dan semakin berkembang," papar Tuan Aryan.

Memejamkan mata, Farraz menahan sesak. Sekeras-kerasnya hati Farraz, soal Ayahnya ia pasti akan lemah juga. Apalagi Tuan Aryan adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya.

Tanpa didikan dan kasih sayang Ayahnya, dia tidak akan menjadi sehebat sekarang. Dari dulu sampai sekarang, Ayahnya paling menomer satukan dirinya, hingga sang Ayah berkata jika dirinya putra kebanggaannya.

"Baiklah, aku akan menyetujui permintaanmu. Asal berikan aku kesempatan untuk mengeluarkan pendapatku," ujar Farraz pada akhirnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lina
Ceritanya kurang sinkron
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 11. Rencana Pernikahan

    Sesuai kesepakatan kedua belah pihak, rencana pernikahan kini akan dibahas di kediaman Arsawijaya. Tuan Aryan memberitahukan pada Farraz dan Shanaya agar datang, untuk turut ikut andil dalam membahas hal ini.Tuan Aryan ingin pernikahan ini segera dilangsungkan. Dia ingin segera mempunyai cucu dari pernikahan kedua anaknya ini.Soal proses penghukuman Pak Amir, sudah ada yang mengurus. Saat ini Pak Amir harus kehilangan rumah mewah dan aset lainnya yang ia beli dari hasil penggelapan dana."Sebenarnya gadis seperti apa calon istri keduamu itu? Apakah di atas Grisella atau justru lebih rendah dari istrimu?" tanya Prayoga ketika berpas-pasan dengan Farraz di bar rumahnya.Di kediaman Arsawijaya, ada banyak fasilitas di dalamnya. Ada bar kecil yang disediakan untuk bersantai dan menikmati minuman.Farraz tidak menggubris, hanya menganggapnya angin lalu. Sebelum bertemu dengan Shanaya, ia membutuhkan waktu untuk menerima keadaan."Mulut lancangmu itu tidak berhak menyebut nama istriku. Ji

    Last Updated : 2024-01-11
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 12. Wedding Day

    Mengetahui jika yang akan dinikahi oleh adik tirinya adalah mantan kekasihnya, saat itu juga Prayoga merasa sangat geram, lantaran Farraz selalu saja mengambil apa yang menjadi miliknya.Baru ia ketahui jika Shanaya adalah anak dari Manajer keuangan di perusahaan yang sama. Jika tahu begini, dia sudah menanyakan Shanaya saja kepada Ayahnya.Bertahun-tahun ia mencari keberadaan Shanaya, sekalinya bertemu, Shanaya akan menjadi calon istri adiknya."ARGH! KENAPA KAU MERENGGUT SEMUA MILIKKU FARRAZ!""KENAPA KAU SELALU MENJADI PENGHALANGKU!"Dengan emosi yang memuncak, Farraz menyapu semua barang yang ada di kamarnya hingga barang itu berserakan di lantai.Mendengar kagaduhan di kamar putranya, Arsinta langsung masuk dengan panik.Matanya membelalak ketika melihat banyaknya barang berserakan di kamar Prayoga, juga terlihat wajah putranya yang diselimuti oleh amarah."Astaga Yoga! Apa yang sedang kau lakukan?!" Arsinta menarik kasar tangan anaknya agar tidak menghancurkan barang disekitarny

    Last Updated : 2024-01-12
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 13. Resepsi

    Guna menghilangkan ketakutan dan kegugupan yang Shanaya rasakan, Shanya hanya bisa menahan segala sesak yang menghantam dadanya. Harusnya dihari yang berbahagia ini, kedua mempelai merasa senang seperti pengantin pada umumnya.ini justru sebaliknya, Hanya ada keheningan ketika mereka sudah berdua dan duduk di kursi pelaminan, bahkan duduk saja Farraz sampai mengikis jarak, seakan tidak mau berdekatan dengan Shanaya.Dihari pernikahan ini, Shanaya bagai menelan pil pahit. Dia harus mengukir senyum paksa ketika berhadapan dengan para tamu undangan. Tidak mungkin juga 'kan dia terlihat menyedihkan hanya karena diabaikan sang suami dihari pernikahannya."Lihat saja, jika kau berani bicara macam-macam tentangku kepada keluargaku. Aku akan memberimu pelajaran, Shanaya!" ancam Farraz, yang menyadari perubahan raut wajah Shanaya yang kian menyendu.Bukannya merasa iba dan kasihan, Farraz justru merasa puas dan senang dengan wajah menyedihkan Shanaya. Polesan make up tipis membuat paras istrin

    Last Updated : 2024-01-13
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 14. Ke Hotel

    Sepanjang perjalanan, tidak ada yang membuka suara antara keduanya. Sepasang pengantin baru itu sama-sama diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Shanaya juga tidak berani angkat bicara. Sebab, ia masih shock ketika Farraz membentaknya di parkiran rumahnya.Seumur hidupnya, Shanaya baru merasakan yang namanya dibentak oleh seorang pria. Bahkan, Ayahnya saja tidak pernah berbuat kasar seperti itu. Ini pertama kalinya. Dan itu pun oleh suaminya sendiri.Mobil sport hitam mewah itu melaju di atas kecepatan rata-rata, mobil milik Farraz Arsawijaya membelah jalanan ibukota dengan sangat cepat. Diamnya Farraz, Shanaya jadi menciut. Farraz sangat menyeramkan jika sedang marah, padahal mereka baru kenal, Farraz memiliki aura yang sangat kuat."Mas Farraz, pelan Mas. Bahaya kalau kamu nyetir mobil terlalu cepat!" Sontak Shanaya berpegangan pada kursi mobil. Dirinya memekik kaget, seakan hatinya akan loncat dari tempatnya. Kendaraan yang mereka tumpangi, malah semakin menambah laju kecepatan

    Last Updated : 2024-01-13
  • Istri Kedua Tuan Farraz   15. Awal Penderitaan

    Mata Shanaya mengerjap beberapa kali saat merasakan cahaya menerpa wajahnya, mata sayu gadis itu perlahan terbuka, mata sembabnya memicing ketika berhadapan dengan cahaya mentari yang masuk dicelah ventilasi jendela hotelnya.Shanya menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal karena posisi tidurnya yang tak nyaman.Dia tidak tahu, jika dirinya Ketiduran dan tertidur pulas seorang diri. Malam pengantin yang harusnya diisi dengan kegiatan suami-istri, ia malah ditinggalkan begitu saja sampai pagi hari kembali menyapa.Suara handle pintu, Shanaya langsung menatap lurus ke arah pintu. Dia langsung duduk ketika yang membuka adalah suaminya."Mas Farraz ..." panggil Shanaya dengan suara parau. Dia masih berada diposisi duduk, tidak berani mendekat. Takut jika Farraz akan mengasarinya lagi seperti semalam.Yang dipanggil hanya menoleh sekilas, bahkan tanpa ekspresi. Farraz melempar bingkisan ke arah Shanaya."Pakai itu dan ganti pakaianmu!" titah Farraz.Shanaya membuka bingkisan

    Last Updated : 2024-01-14
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 16. Ketidaksukaan Mertua

    Shanaya bingung, harus masuk atau menunggu orang di dalam sana berhenti berdebat. Shanaya sendiri tidak tahu, mereka sedang mempermasalahkan apa.Tuan Aryan memijat pangkal hidungnya. Selalu pusing sendiri ketika anak dan istrinya adu mulut."Hentikan, Farraz! Bagaimana malam pengantinmu? Apa kau merasa bahagia?" tanya Tuan Aryan.'Jauh dari bahagia,' batin Farraz. Sayangnya, dia hanya mampu menahan isi hatinya. Jika dia gegabah, sang Ayah pasti akan mengancamnya lagi. Tubuh Farraz berbalik, memperhatikan Shanaya yang bergeming di ambang pintu."Tanpa kujawab, kau sendiri pasti tahu," ujar Farraz.Tuan Aryan melempar senyum ke arah wanita yang kini sudah menjadi menantunya. Yang membuat Tuan Aryan kaget yaitu melihat rambut basah Shanaya. Sebagai seorang yang sudah menikah dan berpengalaman, Tuan Aryan sudah tahu apa yang dilakukan pengantin baru itu.Shanaya membalas sapaan Ayah mertuanya, tetapi senyuman di bibirnya memudar saat melihat wajah tak bersahabat Ibu mertuanya. Entah dos

    Last Updated : 2024-01-15
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 17. Kediaman Baru

    Selang beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil milik Farraz berhenti, tepat di halaman rumah mewahnya. Baru Shanaya ketahui, jika jarak rumah antara Ayah dan anak itu cukup jauh. Sampai-sampai, Shanaya merasakan pegal di bagian bokongnya akibat melakukan perjalanan terus-menerus pagi ini.Shanaya turun dari mobil, kediaman suaminya ternyata tidak kalah mewah dengan kediaman Aryan Arsawijaya. Memang pasalnya mereka itu berasalah dari konglomerat, tidak heran jika rumah mereka tampak besar dan mewah bak istana.Farraz menarik napas dalam-dalam. Dia merasa bersalah, karena sudah membawa wanita lain ke kediamannya bersama istri, walaupun Shanaya istrinya, Farraz keberatan jika gadis itu tinggal di kediamannya.Kediaman Farraz dan Grisella, di tempat inilah mereka sering menghabiskan waktu bersama. Melihat kedatangan Shanaya, para penjaga dan para pelayan tampak terkejut dengan kedatangan majikan barunya. "Jadi itu istri keduanya Tuan Farraz? Walah-walah, masih muda kelihatanny

    Last Updated : 2024-01-16
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 18. Sifat Kejam Suami

    Mulai hari ini dan seterusnya, Shanaya harus menjalani kehidupan barunya sebagai seorang istri. Jujur, dia tidak tahu apa saja pekerjaan istri. Tetapi dia tahu sedikit, ketika melihat mendiang Ibunya selalu melayani sang Ayah.Selepas mandi, Shanaya mengeringkan rambut basahnya dengan hair dyer. Lalu memoleskan make up tipis yang selalu ia gunakan seperti biasanya.Gadis cantik berkulit putih bersih, bulu matanya terlihat lentik juga hidung mancungnya membuat wajah Shanaya nyaris sempurna dengan pahatan alaminya. Tanpa memakai make up pun, gadis itu tetap terlihat cantik."Selamat pagi Nyonya muda," sapa Nuri dan Alya, ketika berpaspasan dengan majikan barunya. Shanaya tersenyum ke arah dua maid di kediaman suaminya.Dua maid itu masih terlihat muda, seperti tidak jauh dengan umurnya. Shanaya tersenyum, senyuman yang membuat dua maid itu semakin terpesona dengan wajah cantik majikannya."Selamat pagi," balas Shanaya.Nuri dan Alya sumringah, mendengar sapaan ramah majikannya. "Perkena

    Last Updated : 2024-01-17

Latest chapter

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status