Keesokan harinya Zizah sudah sampai di Indonesia dari Turki. Sebab, ia diminta oleh keluarga Abraham untuk mendatangi Jihan karena ingin memastikan bahwa mereka kembar atau tidak.Wanita itu sangat mudah untuk membohongi keluarga Abraham. Sebab, semua yang mengetahui asal-usulnya sudah meninggal dunia. Jadi, tidak akan tahu rahasianya.Zizah dijemput oleh sopir Abraham di bandara menuju ke rumah pria itu. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka telah sampai di kediaman Abraham Wijaya."Non, silakan masuk! Barang-barangnya biar saya yang bawah," ujar supir dengan lembut sambil membukakan pintu untuk Zizah."Terima kasih banyak Pak sopir, saya masuk ke dalam dulu," ujar Zizah dengan sangat lembut dan berjalan masuk ke dalam dengan perlahan.Setibanya di ruang tamu semua orang menatap dirinya dari ujung kaki hingga ujung rambut tak berkedip sedikitpun. Sebab, dirinya memang benar-benar sangat mirip Jihan. Bahkan, mereka seperti bercermin jika berhadapan tidak memiliki perbedaan."Kamu Ji
Semua orang berkumpul di ruang tamu. Kemudian, membiarkan Zizah beristirahat di kamar dan gadis cantik itu bergegas masuk ke dalam kamar.Sedangkan Abraham dan lainnya masih di ruang tamu, membahas tentang Zizah yang mereka inginkan tetap tinggal di sini. Sebab, Jihan sedih jika berpisah dengan saudara kembar yang baru ditemui."Ya, kita juga harus membicarakan hal ini padanya. Karena, semua keputusan ada di tangannya," jelas Abraham."Iya, benar itu. Mungkin dia memiliki kekasih di sana dan orang tua angkatnya, pasti merindukannya," tambah Seem.Jihan diam. Sebab, dia masih ingin berlama-lama dengan saudaranya. Namun, tidak bisa. Karena, wanita itu memiliki saudara yang lain di Turki."Baiklah, nanti aku tanyakan dulu padanya," sahut Jihan lirih.Wanita itu bergegas pergi dari sana masuk ke dalam kamarnya. Sebab, ingin menenangkan pikiran dan hatinya. Karena, masih menginginkan Zizah tetap ada di sini.Pada saat itu juga ketiga anaknya pulang dan langsung menghampiri Abraham yang ada
Zizah terkejut saat mendengar Jihan bertanya kenapa dia memiliki tato, dan langsung melihat tato yang ada di lehernya. Kemudian, ia terdiam bingung harus menjawab apa sebab tatonya sudah lama berada di lehernya.'Mampus, aku harus mengatakan apa padanya?' batin Zizah cemas."Oh ya, Jihan ini tatonya sudah lama. Karena, dulu aku pernah suka kepada pria yang memiliki kita tato seperti ini. Jadi, aku membuatnya agar kami selalu bersama. Tapi, nyatanya dia malah menikah dengan wanita lain," jelas Azizah lirih.Jihan merasa sedih akan cerita dari saudara kembarnya. Kemudian, dia memeluknya dengan sangat lembut dan menguatkannya, bahwa pria di luar sana masih banyak yang tulus mencintai sisa ketik bak pria yang meninggalkannya itu."Saya yakin masih banyak pria yang mencintai kamu dengan tulus, tidak seperti dia malah meninggalkan kamu," ujar Jihan dengan lembut.Zizah melepaskan pelukan mereka. Kemudian, dia tersenyum menatap saudara kembarnya dan berkata, "Terima kasih banyak Jihan, aku s
Abraham langsung melemparkan berkas yang ada di tangannya tepat ke wajah Angga yang baru saja tiba. Sebab, pria itu mengatakan siap menikahi Zizah. Padahal, dia sudah memiliki anak yang seumuran dengan Inara."Kalau ngomong itu besok-besok tolong disaring dulu! Jangan seperti itu jika Azizah mendengarnya apa kamu mau tanggung jawab?!" tanya Abraham dengan kesal."Tidak Mas, aku hanya bercanda saja karena nama mereka itu hampir sama Azizah dan Zizah membuat aku hampir bingung memilih istriku yang mana," jelas Angga.Namun, Abraham sama sekali tidak mempercayai ucapan pria itu.Sebab, ia tahu Angga dulu pernah sangat mencintai Jihan. Jadi, jika dia mencintai Zizah itu hanya ingin menjadi pelampiasan karena tidak bisa memiliki Jihan.Sedangkan Seem hanya diam. Karena, dia masih berpikir bagaimana nantinya jika sudah bertemu dengan teman Abraham apakah Zizah mau atau tidak.***Malam yang ditunggu-tunggu telah tiba dan teman Abraham yang menyandang status duda, tengah berada di sebuah rest
Jihan sangat terkejut saat Abraham membentak dirinya untuk yang pertama kali sebab permasalahan yang terjadi karena Zizah."Pa, kenapa Papa marah seperti ini? Memang benar Mama tidak pernah menjodohkan Zizah dengan pria lain, hanya dengan teman Papa saja," jelas Jihan dengan lirih, sambil terus menatap wajah sang suami yang terlihat sangat marah kepadanya.Namun, Abraham sama sekali tidak percaya ucapan sang istri untuk yang pertama kalinya. Karena, dia sangat mempercayai ucapan sang sahabat sudah lama ia kenal, yang mengatakan bahwa Zizah sudah memiliki calon suami yang diberikan oleh Jihan."Jika kamu sudah memiliki pasangan untuknya, kenapa kamu minta saya untuk mencarikannya pendamping lagi!" marah Abraham dengan sangat kesal. Karena, dia malu kepada sang sahabat. Sebab, sang istri yang mempermalukan dirinya."Pa, mama memang benar tidak pernah menjodohkan Zizah dengan pria lain, untuk apa mama menjodohkannya dengan orang lain dan meminta bantuan Papa untuk mencarikan pasangan unt
Abraham tidak pernah mendengar Zizah berbicara dan mengeluarkan suara pria, membuat dia bingung dan menerka-nerka apakah benar wanita itu adalah kembaran Jihan, atau hanya berpura-pura demi menjalankan misi?"Sebaiknya kalian semua harus waspada kepada Zizah, bukan bermaksud apa-apa. Tapi, aku takut kalian semua yang terkena bahaya karena kejadian ini, bisa saja dia itu adalah mata-mata," ucap Firman.Abraham berpikir hal yang sama dengan Firman. Namun, ia tidak ingin mengotori pikirannya dengan hal negatif itu dan berpikir positif, kalau memang benar juga adalah saudara kembar sedikit tomboy begitulah pikirannya.'Semoga saja yang diucapkan oleh Firman salah, memang benar Zizah adalah kembaran Jihan, dia hanya sedikit tomboi saja makanya berbicara dan bersuara layaknya seorang laki-laki,' batin Abraham.Abraham bergegas turun dari mobil Firman dan masuk ke dalam rumah melihat tidak ada Zizah, Jihan di ruang tamu, membuat dia yakin mereka berbicara di dalam kamar dan ingin menguping p
Abraham sangat terkejut saat ini ditampar oleh sang istri dengan tiba-tiba, membuat dia langsung bergegas bangun dari duduknya dan menatap Jihan dengan sangat tajam."Kenapa kamu menampar saya?" tanya Abraham dengan nada yang sedikit tinggi membuat Jihan tercengang."Kenapa Papa mengatakan mama yang sudah mencarikan pria untuk Zizah? Sedangkan dia mengatakan, Papa sendiri yang mengatakan itu semua padanya? Lantas kenapa marah kepada mama?!" kesal Jihan.Abraham menggelengkan kepala. Karena, dia sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkan oleh sang istri, sehingga terjadilah pertengkaran di antara mereka berdua.Pada saat itu juga Zizah menyaksikan pertengkaran saudara kembarnya, membuat dia benar-benar sangat puas dan bahagia apa yang diinginkan telah tercapai."Lalu, kenapa bisa kamu menampar saya?!" tanya Abraham dengan sangat emosi. Karena, dirinya sudah terus-menerus di pojokan oleh Jihan. Bahkan, wanita itu menuduh dia sengaja ingin memarahi dirinya tanpa alasan yang jelas."Su
Zizah sangat terkejut saat dirinya ditampar oleh Abraham. Sebab, ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Namun, tiba-tiba berbuat kasar kepadanya."Apa masalahmu padaku?" tanya Zizah dengan sangat keras, sehingga membangunkan ketiga anak Abraham.Abraham mengelengkan kepala. Karena, Zizah berpura-pura tidak mengetahui kesalahannya. Padahal, wanita itu yang membuat pertengkaran diantaranya dan juga Jihan."Jangan berpura-pura tidak tahu! Karena, kamu adalah dalang atas pertengkaran saya dan juga Jihan!" kesal Abraham."Kalau kamu bertengkar dengan istrimu, jangan pernah libatkan orang lain dalam rumah tangga kalian!" balas Zizah yang tidak terima disalahkan oleh Abraham. Ya walaupun memang benar itu adalah kesalahannya. Namun, ia tidak terima.Pada saat itu juga ketiga anak Abraham datang dengan mengintip mereka, yang tengah bertengkar. Inara merasa sedih, dan janggal atas pertengkaran yang terjadi di antara kedua orang tuanya."Kak Jibran, apa kalian sadar kalau sebenarnya Tante
Tidak terasa hari-hari yang dijalani oleh keluarga Abraham benar-benar sangat membahagiakan. Karena, saat ini mereka sudah sampai di negara asal Mikhaela dan mereka kini tengah di perjalanan menuju rumah kediaman orang tua Mikhaela."Baru kali ini kami berada di sini Papa, ternyata tempatnya begitu indah ya. Tapi kenapa malah bu Mikhaela memilih tinggal di Indonesia?" tanya Inara dengan polos.Abraham menjelaskan jika Mikhaela diusir dari rumah karena tetap ingin menikah dengannya, dan keluarga wanita itu pergi ke negara asal mereka dan meninggalkan Mikhaela sendiri di Indonesia, hal itu juga diketahui oleh Jihan sebab orang tuanya sudah bekerja lama dengan orang tua Mikhaela sejak ia masih kecil."Sekarang kita sudah sampai jangan lupa nanti bila bertemu dengan nenek dan kakek kalian, yang sopan ya anak-anak papa," pesan Abraham kepada ketiga anaknya."Tentu saja Pa kami akan bersikap sopan k
Angga dan juga Seem langsung menatap tajam Abraham. Sebab, pria itu mengatakan mereka berdua adu domba di ranjang. Padahal, di sini ada lima remaja yang masih belum mengerti adegan dewasa yang mereka tengah bicarakan."Mas, kamu nih ngomong apa sih malu didengar anak-anak," berisik Jihan sambil mencubit lengan sang suami."Sudah kalian lupakan semua ya, ini orang-orang tua nggak ada akhlak bicara yang bukan-bukan!" tegas Abraham. Padahal, dirinya juga termasuk tetapi ia malah tidak merasa."Padahal dia juga sudah mencemari pikiran anak remaja ini. Tapi, dia tidak ingin mengaku," sindir Seem."Sudahlah tidak usah ribut-ribut lagi, sekarang kita makan malam setelah itu pulang soalnya aku lelah sekali ingin segera beristirahat. Karena, sejak tadi banyak sekali mengurus masalah," ucap Angga dengan bijak.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing. Kemudian, memakan makanan yang sudah terhidang di meja makan dengan sangat lahap.Selama makan mereka hanya diam tidak ada yang berbic
Kini keluarga Abram sudah berada di kediaman mereka. Karena, Inara sudah diperbolehkan pulang karena dia tidak mengalami luka berat jadi tidak perlu dirawatnya. "Semuanya saat weekend nanti kita akan pergi ke luar negeri ya, anggap saja sekalian jalan-jalan dan bertemu dengan keluarga ibu sambung kalian," jelas Abraham."Hore, kita jalan-jalan lagi!" ucap ketiga anak Abram secara bersamaan.Mereka sangat bahagia. Karena, akan pergi ke luar negeri untuk berjalan-jalan ya walaupun sekalian ingin menghampiri semua keluarga Mikhaela, tetap mereka bahagia bisa menghabiskan waktu di sana."Mas, apa sebaiknya saya tidak usah pergi saja biar kalian yang pergi takutnya keluarga kak Mikhaela tidak menerima saya, dan menganggap saya ini adalah seorang pelakor," ujar Jihan dengan lirih.Abraham menatap sang istri. Kemudian, dia memegang tangan istrinya dengan lembut dan berkata, "Tidak akan ada orang
"Papa!" teriak Inara saat memeluk sang papa dia senang papanya datang menghampirinya, itu artinya semua urusan sama papa sudah selesai."Kamu jangan sedih ya sayang, semua sudah beres papa sudah memasukkan Zizah ke penjara yang ternyata adalah buronan di sini dulu," ucap Abraham dengan lembut.Jibran menghampiri sang papa. Kemudian, dia ingin berbicara empat mata dengan papanya dan Abraham menyetujui permintaan Putra pertamanya sehingga mereka keluar dari ruang rawat Inara."Sebaiknya uang yang diinginkan oleh tante Zizah berikan saja kepadanya, Jibran tidak masalah jika uang itu diberikan kepadanya, lagipula itu ada hak dia juga malah tidak memiliki hak apapun," ucap Jibran dengan lembut.Sebab, dia tidak ingin lagi adanya orang yang mengusik kedamaian keluarga kecil mereka seperti yang sudah-sudah. Bahkan, mereka juga akan menghampiri keluarga Mikhaela yang berada di luar negeri sebab ini menjelaskan kepergian wanita itu."Ya sudah kamu tenang saja nanti semuanya akan diurus sama pa
Abraham membawa sang anak ke rumah sakit terdekat, dan Inara sudah ditangani oleh Dokter. Sekarang gadis itu sudah pulih dari traumanya. Ya walaupun ia baik-baik saja tetap tadi trauma. Karena, kejadian itu cepat sekali berlalu."Adik manis jangan lupa minum obatnya ya, nanti setelah diberikan makan oleh suster langsung minum obatnya," ujar Dokter tampan tersebut."Baik Dok, saya akan minum obat tepat waktu," sahut Inara dengan lembut.Dokter muda tampan itu bergegas pergi dari sana, dan Jihan langsung memeluk sang anak. Karena, dia masih sangat cemas dan tidak habis pikir mengapa Zizah tega melakukan untuk kepada keluarganya sampai ingin melenyapkan sang Putri."Di mana papa, Ma? Inara ingin memeluk papa," ucap Inara dengan sangat manja."Papa tidak ada sayang, papa pergi untuk menyelesaikan kasus tante Zizah. Ya, semoga saja dia dapat pelajaran yang setimpal," sahut dengan lirih.Jihan masih berharap jika Zizah itu saudara kembarnya. Tetapi dia sudah melihat sendiri jika wanita itu
Jihan menampar pipi Zizah dengan sangat kuat. Sebab, sakit hati saat anak hampir saja dilenyapkan untung dia dan sang suami cepat datang jika mereka terlambat maka Inara akan lainnya dari dunia ini."Saya pikir kamu itu adalah saudara saya kita memiliki dara yang sama. Tapi, ternyata kamu itu musuh untuk keluarga saya, kamu hampir saja melenyapkan anak saya! kesal Jihan dengan sangat emosi.Zizah hanya diam karena semua rencananya telah terbongkar. Padahal, ia hampir saja melenyapkan Inara tadi jika dia menit saja mereka tidak datang, maka gadis cantik itu akan lenyap suaranya dan muka bumi ini maka dendamnya akan terbalas."Saya tidak menyangka kamu rela merubah wajahmu agar mirip dengan saya, hanya untuk menghancurkan keluarga saya. Sebenarnya apa keinginanmu biar saya berikan, agar kamu tidak mengusik keluarga kami lagi?!" tanya Jihan dengan sangat emosi. Bahkan, semua orang yang berada di sana langsung berkerumun menyaksikan p
Seem menolak dan mengatakan jika dia sudah kenyang. Kemudian, dia meminta agar Zizah yang memakannya. Namun. ia tidak mau karena sama sekali tidak suka membuatnya dan aman."Inara bisa temani Tante tidak untuk berkeliling di pantai ini?" ujar Zizah dengan lembut. Namun, tidak jelas dari wajahnya jika wanita itu memiliki niat yang buruk pada anak-anak Abraham."Tentu saja mau Tante, ayo kita pergi sekarang. Kak Jibran kami pergi dulu ya," ucap Inara dengan sangat gembira sambil mengedipkan sebelah mata.Sebab, itu adalah pertanda jika dia meminta bantuan kepada kedua kakaknya, dan mereka pun mengerti. Seem dan juga Jibraham serta Jibran meminta agar Angga dan juga kedua orang tua mereka datang. Karena, saatnya inilah mereka memergoki Zizah akan berbuat yang tidak-tidak kepada keluarga mereka."Di mana Inara?" tanya Jihan dengan sangat cemas saat baru saja tiba, dia berpikir jika Jibraham lah yang pergi dengan saudara k
Seem cepat-cepat keluar dari mobil. Karena, dia takut digebuki oleh Zizah. Kemudian, dia berlari mencari ketiga keponakannya tanpa disadari oleh Seem, ternyata Angga dan juga Abraham beserta Jihan ada di tempat yang sama. Namun, mobil mereka sedikit berjauhan agar tidak ketahuan. Sebab, mereka berada di sini juga."Ngapain Seem berada di dalam mobil bersama dengan Zizah, apa dia mulai lesbian," celetuk Angga sambil terus menetap sang sahabat yang berlari."Kalau ngomong tolong di filter sedikit saja!" ancaman Abraham. Sebab, dia tidak ingin Jihan berpikir yang bukan-bukan dan akan semakin stress karena ucapan Angga tadi.Karena, dia tahu di dalam hati Jihan masih berharap kalau Zizah itu benarlah seorang wanita dan dia lebih berharap lagi jika wanita itu memang saudara kembarnya."Maaf, apa sebaiknya kita langsung menjalankan rencana kita yang poin kedua?" tanya Angga yang mengalihkan pembicaraan. Sebab, dia tidak ing
Inara memberitahu kedua saudaranya kalau Zizah itu memang benar wanita, dan ia mengatakan Zizah memiliki gunung kembar seperti seorang wanita sesungguhnya. Bahkan, juga datang bulan hal itu sudah dipastikan seratus persen adalah seorang wanita."Hah, yang benar saja dia itu wanita. Tapi, kelakuannya terlihat seperti laki-laki, apa dia sudah merubah semuanya," gumam Jibran sambil terus menatap layar ponselnya yang terlihat pesan dari sang adik."Sudahlah Kak, mungkin dia memang ingin jadi laki-laki seperti itu sedikit tomboy. Ya sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula kita itu akan memberinya pelajaran nanti tidak peduli dia itu wanita atau laki-laki," sahut Jibraham."Kamu ini gila atau apa sih? Aku tidak pernah menyakiti wanita karena adikku seorang wanita ibuku juga seorang wanita. Jadi, jika dia wanita sesungguhnya aku tidak sanggup melukainya," jelas Jibran.Jibraham hanya menggelengkan kepala. Sebab, dia rasanya ing