Share

Sebuah Keputusan.

Author: Wiedy_wynk
last update Last Updated: 2023-08-20 13:37:24

Tidak ada suara pisau dan garpu yang berdenting, hanya ada sunyi ketika tiga manusia itu bersama mengelilingi sebuah meja besar dengan berbagai hidangan. Sesekali lain yang panjang tergantung di sisi jendela itu bergerak tertiup angin. Gadis muda itu terus saja memotong makanannya dalam diam tanpa kata.

"Jareth mengundang kita makan malam di rumahnya, sekaligus membicarakan tentang pernikahan," kata Irvin yang tiba-tiba memecah kesunyian.

"Pernikahan siapa?" Ariana dengan acuh menjawab.

"Di sini yang belum menikah hanyalah kamu Ariana, berhenti menanyakan hal yang tidak perlu," kata Elina yang segera meletakkan pisau kecilnya.

"Aku masih ingin sekolah lagi, mungkin melakukan kolaborasi dengan beberapa pelukis di kota, masih banyak hal yang masih ingin aku lakukan, aku masih punya cita-cita," sergah Ariana berusaha menolak lagi.

"Cita-citamu tidak akan lari hanya karena kamu menikah Ariana. Kamu tetap bisa kolaborasi dengan siapapun bahkan setelah menikah. Jareth bukan orang yang kolot." Irvin kembali berusaha meyakinkan putri bungsunya. "Aku juga tahu kalau dia adalah pecinta seni, dia pasti akan mendukungmu, tidak perlu kuatir."

Elina mengamati gadis dengan gaun berenda yang duduk tidak jauh dari kursinya itu. "Entah kenapa aku jadi curiga. Apakah kamu sudah punya pacar?" tanyanya.

Ariana menggeleng dengan keras. "Tidak," ucapnya.

"Lalu kenapa kamu begitu keras kepala? Apakah kamu lebih suka berkencan dengan seorang pengangguran atau pemabuk jalanan?" tanya Elina dengan sinis.

"Pikiran buruk apa itu? Ini hanya, ini hanya belum waktunya Ayah, Ibu. Aku baru 22 tahun dan kalian menjodohkan aku dengan seorang pria, yang ... berusia 45 tahun." Ariana memekik marah. "Apakah kalian sedang berusaha menghancurkan aku?" tanyanya dengan raut wajah berapi-api.

Irvin mengelap bibirnya, bicara apa anaknya ini. Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu. Ayah dan ibunya hanya ingin menyingkirkan dia dengan menitipkannya kepada temannya yang mana adalah sosok yang dianggap paling pantas dan bisa dipercaya, bukan sedang mengirimkan ke camp kerja paksa atau ke neraka.

Tidak ada yang ingin menghancurkannya, hanya saja Irvin sudah lelah bersama keluarganya. Setelah menikahkan Ariana dianggapnya kewajibannya itu berakhir dan pernikahannya dengan Elina itu juga akan diakhirinya. Hingga saat itu, mereka berdua harus pura-pura semua baik-baik saja dan itu rasanya lama sekali baginya.

"Kamu akan berterimakasih kepada kamu nantinya Ariana, saranku ... sebaiknya terima saja," kata Elina dengan senyum keibuan yang entah palsu atau tulus, tidak bisa dibedakan.

Ariana sudah kehilangan selera, dengan kasar piring itu didorongnya bagai wanita yang tidak bertata krama. "Kalian merusak selera sarapanku," ujarnya.

Elina dan Irvin saling pandang, harus bagaimana lagi konspirasi ini harus dijalankan. Ariana harus segera keluar dari rumah ini lalu mereka berdua akan segera mengakhiri hubungan itu. Pernikahan mereka sudah seperti panggung boneka, kalau bukan karena Eleanor dan Gabriel tua itu, pasti mereka sudah tenang menjalani hidup masing-masing, tidak harus setiap hari harus berjalan di atas api.

"Setelah pukul 6, kamu harus sudah siap. Ayah sudah bilang kepada Wendy dan mengirim gaun yang pantas untuk kamu kenakan. Jangan membuat ayah malu, uncle Jareth itu adalah teman baik ayah," kata Irvin dengan tegas mengambil keputusan.

Ariana berdiri dengan kasar, tanpa menunggu pelayan menarikkan kursinya. Dia melangkah pergi dengan luka yang tidak tampak dari luar. Ada hati yang berdarah tapi hanya dirinya sendiri yang merasa. Kenapa orang tuanya begitu tega kepadanya. Uncle Jareth itu baik, tapi dia ... tua.

Dan jarak usia 23 tahun itu, astaga.

***

Rumah dengan nuansa putih yang baru saja dia masuki pelatarannya ini sama sekali tidak asing, berapa kali Ariana datang kemari sudah tidak terhitung lagi. Beberapa kali pesta kebun, wine party dan yang paling diingatnya adalah pesta pernikahan megah yang dihadirinya ketika usianya belum genap 10 tahun. Ketika seorang Jareth Lee menikah dengan Charlotte Davis.

Ariana bergumul dalam pelik, sosok yang biasanya dipeluknya dengan kasih sayang bagaikan seorang keponakan dengan seorang paman itu kini harus berubah. Terbayang nanti mereka duduk bersama di pelaminan, lalu pergi berlibur menikmati bulan madu. Di tengah itu semua apalagi yang akan mereka lakukan, melucuti pakaian satu persatu di depan uncle Jareth, astaga tidak bisa dibayangkan.

"Jareth, semoga kami tidak terlambat," kata Irvin menyalami kawannya.

"Kalau pun terlambat, aku tetap bisa memaklumi. Membuat para wanita itu jadi demikian cantik itu memang perlu waktu," kata Jareth memandang Ariana dan Elina yang berdandan dengan cukup baik.

Ariana menunduk, semua sudah tidak sama lagi seperti dulu yang mana dia dengan bebas menempel pada pria itu bagaikan keluarga sendiri. Sosok tegap dengan rambut yang mulai terlihat memutih itu akan menjadi suaminya. Hidup yang dirangkainya dengan indah ini akan hancur begitu saja mungkin, menjadi nyonya besar dari seorang duda tua sama sekali bukan cita-citanya.

"Beri salam kepada calon suami kamu Ariana, tunjukkan kalau 3 tahun waktu yang kamu habiskan dengan sekolah tata krama itu ada gunanya." Elina bicara dengan putrinya dengan sorot mata yang begitu tajam.

Ariana susah payah mendongak, menatap wajah yang melihatnya dengan tatapan yang terlihat tulus. Apakah pernikahan ini akan baik-baik saja nanti? Jarak demikian jauh itu mengingatkan dia akan yang namanya pedofilia, ah ini berlebihan. Pemikirannya sungguh berlebihan.

"Selamat malam Uncle," sapa Ariana dengan gugup.

"Selamat malam Ariana, apa kamu sakit? Kamu terlihat pucat," tanya Jareth mengecup lembut tangan itu.

"Aku baik-baik saja, mungkin hanya kedinginan. Baju ini terlalu terbuka," kata Ariana sekenanya.

"Oh cepatlah masuk, aku bisa mengambilkan kamu mantel," kata Jareth terlihat kuatir.

"Ide bagus," balas Ariana tersenyum dan melirik ke arah kedua orang tuanya. Akhirnya dia bisa memisahkan diri dengan mereka.

Jareth berjalan di depan dan Ariana mengikutinya. "Mari, kamu sudah berapa kali kemari, anggap rumah sendiri."

"Tentu saja Uncle," kata Ariana yang dengan riang melangkahkan kaki di belakang pria itu.

Pria itu tampak memanggil seorang pelayan dan mengatakan apa yang diinginkannya. Dia menyebutkan sebuah mantel yang berada di kamar mendiang Charlotte Davis.  Ariana harus mengakui kalau Jareth itu begitu lembut dan penyayang, tapi ketika 22 menikah dengan 45 apakah itu tidak bisa disebut dengan kejahatan? Ya Tuhan Ariana semakin pusing.

"Uncle, apakah Uncle akan meninggalkan aku di sini sendirian dengan orang lain?" tanya Ariana dengan memelas ketika pria itu pamit akan ke bawah menemui Irvin dan Elina.

"Pelayan akan memberimu mantel dan akan mengantarkan kamu turun Ariana. Tidak ada yang perlu ditakutkan," kata Jareth menatapnya dengan heran. Sejak kapan dia jadi semanja itu?

"Tapi Uncle, aku juga ingin bicara," kata Ariana berjalan mendekat.

"Oh, baiklah Ariana. Apa yang akan kamu bicarakan? Aku di sini mendengarkan kamu," kata Jareth membalikkan tubuhnya.

Ariana bingung harus mulai dari mana, melihat mata Jareth yang tulus itu rasanya tidak tega. Tapi tentu saja dirinya tetap memiliki pilihan bukan? Dan menikah muda bukanlah pilihannya, apalagi dengan duda.

"Uncle, aku tahu pasti ayahku telah bicarakan ini dan makan malam ini untuk apa. Tapi bagaimana kalau aku punya keputusan sendiri? Bagaimana kalau ... aku belum ingin menikah?" tanyanya dengan memandang lekat pria itu.

Jareth tampak terkejut, semua sepertinya baik saja hingga saat ini dan gadis ini malah berkata kalau tidak ingin menikah. Kejutan ini tentu sangat tidak diharapkannya.

"Oh," gumam Jareth , kalimat yang sama sekali tidak disangkanya. Penolakan ini mengejutkan mengingat kalimat dari Irvin begitu meyakinkan.

Ariana tahu, pria itu pasti terkejut. Segaris kecewa itu terlihat jelas di sela bibirnya yang memaksa untuk tersenyum seakan semua masih baik-baik saja. Uncle Jareth itu orang baik, dia pasti mengerti.

***

Related chapters

  • Istri Kedua Sang Duda   Kenyataan Pahit.

    Ayahnya pergi entah kemana, dia tampak marah sekali dan beberapa kali menghancurkan barang. Tidak ada yang melukai Ariana secara fisik, tapi hati gadis itu jelas babak belur. Sudah diduganya semua akan kesal, meski Jareth berkata tidak apa-apa karena Ariana berhak juga memiliki pendapat."Kau, anak yang tidak tahu diuntung," kata Elina menuang lagi minumannya. Asap rokok itu terlihat lagi setelah terhembus dari bibir itu."Ini hidupku Ibu," kata Ariana dengan kesal."Tahu apa kamu tentang hidup? Sebaiknya kamu menurut saja. Lihat kakak kamu semua, mereka bahagia dengan pilihan kami," kata Elina dengan percaya diri."Tapi mereka tidak dijodohkan dengan kakek-kakek," kata Ariana memekik."Jangan berteriak di depanku, Nona muda. Aku melahirkan kamu." Elina kembali menghisap tembakau itu dan meracuni tubuhnya. "Aku menikah dengan pilihanku sendiri, waktu itu aku cukup buta untuk tahu bagaimana kelakuan orang yang menjadi suamiku, astaga aku menyesal.""Ibu, jangan bicara yang buruk tentan

    Last Updated : 2023-08-20
  • Istri Kedua Sang Duda   Keputusan Besar.

    Wajahnya memanas, dikiranya rumah yang sudah panas setiap hari itu sudah buruk tapi ini lebih buruk lagi. Jelas sekali di sana, di dekat asisten ayahnya itu adalah sosok yang bernama Irvin, manusia yang menyumbang benih hingga dirinya terlahir ke dunia.Wanita itu jelas sekali bukan ibunya yang tubuhnya semakin lama semakin tambun karena gaya hidup memburuk juga kebiasaan minumnya. Itu adalah wanita seksi yang pakaiannya mungkin untuk ukuran balita, bagian belakangnya itu hanya menutupi pantat saja, berani taruhan kalau dia membungkuk kain itu akan semakin ke atas."Aria, kamu baik saja?" tanya Cassy melontarkan kalimat yang konyol. Bagaimana mungkin dirinya ini baik saja.Tanpa pamit Ariana meraih tasnya dan beranjak pergi, diikuti dengan tatapan aneh kedua kawannya lalu Leona berusaha menyusulnya tapi terlambat. Gadis itu telah pergi dan menyetir sendirian tanpa tujuan yang jelas. Ini adalah sebuah penghianatan, ayahnya telah mengkhianati seluruh keluarganya. Cinta ibunya, dirinya j

    Last Updated : 2023-08-20
  • Istri Kedua Sang Duda   Tangga Di Depan Mata.

    "Kami menunggumu tuan putri, apa yang membuatmu lama sekali?" tanya Cassia yang baru saja membuka pintu.Tidak segera menjawab, Ariana hanya melangkah masuk ke dalam kamar yang begitu luas itu. Suara dialog dari film yang diputar pada sebuah televisi layar datar lebar itu terdengar nyaring bersahutan, rupanya temannya ini lagi-lagi menonton Barbie. Tas tangan yang dibawanya itu diletakkannya perlahan. Ariana membuang napas dengan sedikit kasar yang mana membuat Leona yang sedang mengecat kukunya itu menoleh lalu menatapnya dengan heran. Masih tidak bersuara dia merebahkan tubuhnya dan mengambil botol kecil yang berwarna merah bagaikan darah itu. "Jawab pertanyaanku," ucap Cassia dengan sedikit kesal. "Bukan aku yang lama, mungkin kalian saja yang terlalu cepat menggelar pesta." Ariana meletakkan kembali botol kecil itu, sama sekali tidak menarik perhatiannya. Leona yang merasakan seperti ada yang aneh itu akhirnya bertanya, "Perasaanku saja atau sebenarnya ada sesuatu?"Mau tidak

    Last Updated : 2023-09-02
  • Istri Kedua Sang Duda   Hati Yang Mulai Terbuka.

    Pria itu menunggunya di luar, rasanya aneh sekali situasi ini. Dia menikah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, beberapa berspekulasi kalau wanita itu telah hamil dulu. Ketika melihat perut yang masih rata dan ramping itu berbagai tuduhan itu menguap dengan sendirinya. Gaun yang dikenakannya ini begitu berat, seberat hatinya yang merasa dunia ini begitu tidak adik kepadanya. Calon pengantinnya sekarang sedang menunggu di sana, bagaimana pakaian pengantin itu apakah pas dipakainya atau mereka akan merombaknya di beberapa bagian yang diperlukan. Dirinya menikahi seorang duda kaya raya dan yang seperti itu bukanlah hal besar, apapun gaun yang dimintanya sudah pasti uncle Jareth akan mampu membayarnya, kecuali mungkin Ariana ingin di bagian dada bertabur debu yang berasal dari cincin Saturnus atau bertatahkan batu dari planet Jupiter. "Anda terlihat cantik sekali," wanita muda memakai seragam itu memuji setelah memasangkan pakaian megah itu. Ariana menatap bayangannya di cermin. "Ak

    Last Updated : 2023-09-03
  • Istri Kedua Sang Duda   Bye Charlotte Davis.

    “Aku tidak tahu harus berkomentar apa,” ucap Leona ketika mereka berada di sebuah ruangan bersama.“Bilang saja aku cantik.” Ariana berdiri tegak dengan pakaian yang masih apa adanya, riasan di wajahnya itu tampak begitu sempurna.Usianya baru 22, Ariana baru menyelesaikan sekolahnya dan berkeinginan melanjutkan di bidang seni seperti yang disukainya. Kalau ilmu bisnis yang pernah dia geluti itu, entah kapan akan berguna. Kata ayahnya, seorang wanita tidak perlu hidup sengsara, itu tugas dari seorang pria untuk bersusah payah mencari uang. Sebuah nasihat yang sesat dan dirinya tidak pernah setuju dengan itu, tapi sama sekali memang tidak pernah Ariana diberi kesempatan untuk mengurus usaha itu, hanya cipratan saham beberapa persen yang dibagi rata.Kini dirinya akan menikah dengan duda kaya raya seperti yang dikatakan oleh ibunya, dirinya akan segera menjadi seorang nyonya besar. Tidak berlebihan yang diucapkannya itu, seorang Jareth Lee memang terkenal sebagai pebisnis yang sukses da

    Last Updated : 2023-09-05
  • Istri Kedua Sang Duda   The Wedding.

    Gaun yang berat itu dikenakannya, di sampingnya ada ayahnya yang menggandengnya dengan erat. Di matanya manusia bernama Irvin itu memang pernah tercela tapi bagaimanapun dia adalah tetap ayahnya. Tanpa ada pria itu tentu Ariana tidak akan pernah terlahir ke dunia, mungkin inilah saatnya dia harus memaafkan tapi tetap tidak bisa melupakan.Sepasang sepatu yang tinggi itu dikenakannya dan kakinya berjalan dengan pelan, ada rasa yang campur aduk di sini terutama ketika dia mulai melangkahkan kaki dan menapaki karpet itu. Dengan segenap hati dia memberanikan diri untuk mendongak, tampak calon suaminya yang berdiri tegap di sana dengan penampilan yang lumayan menawan untuk orang seusianya.Hari ini resmi Ariana menikahi pria yang berusia 45 tahun di usianya yang masih 23. Kalau melihat angka tentu saja mereka itu seperti ayah dan anak, untung saja Jareth Lee itu selalu menjaga tubuhnya dan dia berolahraga. Wajahnya masih tampak seperti pria yang berusia 30 tahun lebih. Tidak ada perut memb

    Last Updated : 2023-09-06
  • Istri Kedua Sang Duda   Pengantin Baru.

    "Butuh bantuan?" tanya Jareth ketika Ariana yang berada di depan cermin itu berusaha melepas kalung itu. Ariana menoleh, entah kapan datangnya pria ini, dia tiba-tiba saja berada di kamar ini. Senyum yang tipis segera disinggungkan berikut kepalanya yang mengangguk pelan. Yang berada di dalam dada terasa berdegup dengan kencang, mereka kini hanya berdua saja di ruangan yang megah dan luas ini. Terasa jari hangat itu menyentuh tengkuk berikut kalung yang dilepaskan dengan perlahan, benda itu kini telah berada pada torso yang terletak di atas meja. Mereka bersentuhan fisik memang bukan yang pertama kali, dahulu sering sekali tapi hanya terbatas pada pelukan juga kecup kecil di dahi ketika ada hari istimewa. Sekarang orang itu telah resmi menjadi suaminya. "Terima kasih," ucap Ariana dengan pelan, rasa canggung itu begitu menguasainya. "Butuh bantuan lain?" tanya Jareth ketika melihat jari lentik itu kesulitan mencapai resleting yang berada di punggung itu. "Padahal kamu tinggal bila

    Last Updated : 2023-09-08
  • Istri Kedua Sang Duda   Satu Persatu.

    Rumah mereka kini boleh dikatakan lengang setelah pernikahan Ariana Putri bungsunya. Hanya ada mereka berdua saja kini dan juga para pelayan juga asisten rumah tangga yang entah jumlahnya berapa. Rasanya beban yang ada di pundak mereka itu runtuh setelah Jareth memperistri putrinya.“Kamu pasti menganggapku sebagai istri dan ibu yang jahat, seandainya mereka juga tahu apa yang telah kamu lakukan. Ariana sepertinya sudah tahu tapi dia memilih diam, sampai kapan kamu akan melakukan perilaku bejat seperti itu Irv?” tanya Elina ketika pengacara yang mengunjungi kediaman mereka baru saja pergi.“Kamu juga sama tidak sucinya dengan aku El, jadi kenapa tidak kita sudahi saja basa-basi ini? Aku tidak akan datang sekalipun ke pengadilan, aku sudah begitu menginginkan perceraian ini. Dan kamu kalau butuh alimoni sebutkan saja jumlahnya dari awal dan aku tidak ingin hal itu menjadi hambatan ketika kita bercerai.” Irvin dengan lugasnya berkata di depan istrinya.“Kamu tidak perlu kuatir, aku akan

    Last Updated : 2023-09-19

Latest chapter

  • Istri Kedua Sang Duda   Ganjalan Di Dalam Hati.

    "Aku pikir kamu tidak akan datang," kata Lilah begitu melihat Ariana melenggang menghampirinya.Ariana berdiri tegak di depan ibu hamil itu dan berkata, "Bukankah aku sudah berjanji untuk datang? Lagipula aku tidak ada masalah dengan ini, katamu kita akan bersenang-senang menghabiskan uang suami. Jadi, tunggu apalagi?"Lilah melengos mendengar kalimat itu. "Kamu sudah beradaptasi dengan baik rupanya, bagus sekali."Wanita muda itu segera memutar tubuhnya dan mengerutkan kening. "Beradaptasi apa maksudnya?""Ah tidak." Lilah mengibaskan tangannya. "Maksudku, kamu sudah begitu cepat menyesuaikan diri menjadi istri Jareth, meski tetap belum begitu sempurna." Dengan enteng wanita hamil itu berlalu tapi memberi isyarat agar Ariana mengikutinya.Meski kesal Ariana mengikuti juga langkah dari sepupu suaminya itu. Lilah ini kalau bicara memang kerap menjengkelkan. Entah ada masalah apa dalam hidupnya, kalimat-kalimat yang terlontar beberapa kali membuat dirinya bingung kenapa. Seperti yang te

  • Istri Kedua Sang Duda   Impian Pengantin Baru.

    "Hati-hati di jalan Sayang, aku menunggumu." Ariana meletakkan smartphone itu dan kembali menikmati minumnya. Dirinya dan suaminya telah bertolak ke Italia sejak beberapa hari, bukan karena ini adalah salah satu negara yang romantis tapi karena Jareth ada urusan di Milan. Kalau ditanya, jelas sekali itu adalah urusan bisnis yang Ariana tidak banyak tahu. Bukannya dia sama sekali tidak paham bisnis, tapi menjadi istri dari Jareth Lee saja baru berapa lama, segala aset dan usaha milik suaminya dia belum tahu semua. Kopi itu dinikmatinya perlahan, jangan banyak makan dulu atau nanti ketika suaminya kembali perutnya sudah penuh terisi makanan. Dia mengedarkan pandangannya, suasana tenang layaknya sebuah restoran megah ini dinikmatinya dengan penuh ketenangan dalam kesendirian. Tidak mengapa, nanti dia akan memuaskan dirinya setelah suaminya kembali.Matanya terantuk pada sosok yang berada di sana, seorang wanita yang perutnya membuncit entah hamil beberapa bulan. Ariana mengumpulkan seg

  • Istri Kedua Sang Duda   Persaingan Yang Aneh.

    "Waktunya makan malam, Tuan ... Nyonya," ucap seorang pria tua yang biasa dipanggil dengan Sebastian itu.Ariana dan Jareth telah menghabiskan beberapa hari di rumah besar itu, mendengar suara Sebastian, mereka yang sedang bercengkerama bersama memandangi kebun itu segera menoleh dan melirik ke arah pergelangan tangan. Berbeda dengan suaminya yang segera tersenyum mengiyakan, wanita itu hanya menunduk sesaat sebelum bangkit.Di sini, tidak ada bedanya dengan berada di rumahnya, kalau diingat lagi sepertinya keadaan lebih parah yang di sini. Ketika di rumah kapan harus begini dan begitu seperti sudah diatur dan waktu makan pun demikian. Kapan sarapan, makan siang dan makan malam itu selalu saja tepat waktu setiap harinya dan mereka akan menuju ruang makan hanya setelah Sebastian itu datang memberi tahu.Siapa bilang hidup seperti tuan puteri seperti yang dijalaninya ini begitu indah, sebagian memang indah ketika berada di bagian bisa kemana pun tanpa harus memikirkan finansial. Tapi ke

  • Istri Kedua Sang Duda   Pesona Sang Duda.

    "Apakah ada masalah?" tanya Jareth ketika masuk ke dalam kamar dan mendapati istrinya melamun di depan jendela besar dengan kaca itu.Ariana terkejut untuk sesaat tapi kemudian menyunggingkan senyum, tidak ada masalah apapun kecuali dialog yang terdengar tanpa sengaja tadi. Baru saja menginjakkan kakinya di sini dirinya sudah dibandingkan dan menerima kenyataan kalau pelayan saja tidak menyukai kehadirannya. Entah kapan suaminya itu datang ke kamarnya, bahkan suara Langkah kaki dan pintu yang terbuka itu luput dari telinganya. Ariana terlalu sibuk bergulat dengan hati, Bukan meratapi nasib tapi hanya bertanya-tanya saja kenapa selalu saja ada yang mengganggu, padahal Ariana hanya ingin hidup dengan sederhana dan tenang. dengan cepat Ariana menggeleng. "Tidak, aku hanya ... mengagumi kebun yang indah itu dari sini. Tukang kebunmu sudah bekerja dengan keras." Wanita itu membalikkan tubuhnya menyambut suaminya.Jareth segera tersenyum dan meralat kalimat istrinya. "Sejak kamu menjadi i

  • Istri Kedua Sang Duda   Satu Persatu.

    Rumah mereka kini boleh dikatakan lengang setelah pernikahan Ariana Putri bungsunya. Hanya ada mereka berdua saja kini dan juga para pelayan juga asisten rumah tangga yang entah jumlahnya berapa. Rasanya beban yang ada di pundak mereka itu runtuh setelah Jareth memperistri putrinya.“Kamu pasti menganggapku sebagai istri dan ibu yang jahat, seandainya mereka juga tahu apa yang telah kamu lakukan. Ariana sepertinya sudah tahu tapi dia memilih diam, sampai kapan kamu akan melakukan perilaku bejat seperti itu Irv?” tanya Elina ketika pengacara yang mengunjungi kediaman mereka baru saja pergi.“Kamu juga sama tidak sucinya dengan aku El, jadi kenapa tidak kita sudahi saja basa-basi ini? Aku tidak akan datang sekalipun ke pengadilan, aku sudah begitu menginginkan perceraian ini. Dan kamu kalau butuh alimoni sebutkan saja jumlahnya dari awal dan aku tidak ingin hal itu menjadi hambatan ketika kita bercerai.” Irvin dengan lugasnya berkata di depan istrinya.“Kamu tidak perlu kuatir, aku akan

  • Istri Kedua Sang Duda   Pengantin Baru.

    "Butuh bantuan?" tanya Jareth ketika Ariana yang berada di depan cermin itu berusaha melepas kalung itu. Ariana menoleh, entah kapan datangnya pria ini, dia tiba-tiba saja berada di kamar ini. Senyum yang tipis segera disinggungkan berikut kepalanya yang mengangguk pelan. Yang berada di dalam dada terasa berdegup dengan kencang, mereka kini hanya berdua saja di ruangan yang megah dan luas ini. Terasa jari hangat itu menyentuh tengkuk berikut kalung yang dilepaskan dengan perlahan, benda itu kini telah berada pada torso yang terletak di atas meja. Mereka bersentuhan fisik memang bukan yang pertama kali, dahulu sering sekali tapi hanya terbatas pada pelukan juga kecup kecil di dahi ketika ada hari istimewa. Sekarang orang itu telah resmi menjadi suaminya. "Terima kasih," ucap Ariana dengan pelan, rasa canggung itu begitu menguasainya. "Butuh bantuan lain?" tanya Jareth ketika melihat jari lentik itu kesulitan mencapai resleting yang berada di punggung itu. "Padahal kamu tinggal bila

  • Istri Kedua Sang Duda   The Wedding.

    Gaun yang berat itu dikenakannya, di sampingnya ada ayahnya yang menggandengnya dengan erat. Di matanya manusia bernama Irvin itu memang pernah tercela tapi bagaimanapun dia adalah tetap ayahnya. Tanpa ada pria itu tentu Ariana tidak akan pernah terlahir ke dunia, mungkin inilah saatnya dia harus memaafkan tapi tetap tidak bisa melupakan.Sepasang sepatu yang tinggi itu dikenakannya dan kakinya berjalan dengan pelan, ada rasa yang campur aduk di sini terutama ketika dia mulai melangkahkan kaki dan menapaki karpet itu. Dengan segenap hati dia memberanikan diri untuk mendongak, tampak calon suaminya yang berdiri tegap di sana dengan penampilan yang lumayan menawan untuk orang seusianya.Hari ini resmi Ariana menikahi pria yang berusia 45 tahun di usianya yang masih 23. Kalau melihat angka tentu saja mereka itu seperti ayah dan anak, untung saja Jareth Lee itu selalu menjaga tubuhnya dan dia berolahraga. Wajahnya masih tampak seperti pria yang berusia 30 tahun lebih. Tidak ada perut memb

  • Istri Kedua Sang Duda   Bye Charlotte Davis.

    “Aku tidak tahu harus berkomentar apa,” ucap Leona ketika mereka berada di sebuah ruangan bersama.“Bilang saja aku cantik.” Ariana berdiri tegak dengan pakaian yang masih apa adanya, riasan di wajahnya itu tampak begitu sempurna.Usianya baru 22, Ariana baru menyelesaikan sekolahnya dan berkeinginan melanjutkan di bidang seni seperti yang disukainya. Kalau ilmu bisnis yang pernah dia geluti itu, entah kapan akan berguna. Kata ayahnya, seorang wanita tidak perlu hidup sengsara, itu tugas dari seorang pria untuk bersusah payah mencari uang. Sebuah nasihat yang sesat dan dirinya tidak pernah setuju dengan itu, tapi sama sekali memang tidak pernah Ariana diberi kesempatan untuk mengurus usaha itu, hanya cipratan saham beberapa persen yang dibagi rata.Kini dirinya akan menikah dengan duda kaya raya seperti yang dikatakan oleh ibunya, dirinya akan segera menjadi seorang nyonya besar. Tidak berlebihan yang diucapkannya itu, seorang Jareth Lee memang terkenal sebagai pebisnis yang sukses da

  • Istri Kedua Sang Duda   Hati Yang Mulai Terbuka.

    Pria itu menunggunya di luar, rasanya aneh sekali situasi ini. Dia menikah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, beberapa berspekulasi kalau wanita itu telah hamil dulu. Ketika melihat perut yang masih rata dan ramping itu berbagai tuduhan itu menguap dengan sendirinya. Gaun yang dikenakannya ini begitu berat, seberat hatinya yang merasa dunia ini begitu tidak adik kepadanya. Calon pengantinnya sekarang sedang menunggu di sana, bagaimana pakaian pengantin itu apakah pas dipakainya atau mereka akan merombaknya di beberapa bagian yang diperlukan. Dirinya menikahi seorang duda kaya raya dan yang seperti itu bukanlah hal besar, apapun gaun yang dimintanya sudah pasti uncle Jareth akan mampu membayarnya, kecuali mungkin Ariana ingin di bagian dada bertabur debu yang berasal dari cincin Saturnus atau bertatahkan batu dari planet Jupiter. "Anda terlihat cantik sekali," wanita muda memakai seragam itu memuji setelah memasangkan pakaian megah itu. Ariana menatap bayangannya di cermin. "Ak

DMCA.com Protection Status