Share

BAB : 9

Penulis: Soffia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tak ingin panik, tak ingin cemas dan berharap tak ingin menghiraukan keadaan Justin. Entah kenapa rasanya kok sulit sekali ia lakukan. Bahkan rasanya seolah tak ingin beranjak sebelum dia sadarkan diri. Setidaknya ia akan ada di sini hingga Alice datang.

Duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Justin, kini matanya justru memandang kearah cincin yang melingkar di jari manisnya. Kemudian beralih pada cincin yang ada di jari cowok yang belum sadarkan diri itu. Berniat menyentuh tangan dia, tapi dorongan pintu dengan kasar membuatnya tersentak kaget.

"Justin! Kamu kenapa? Apa yang terjadi sama kamu, sih?"

Hana sampai menutup kedua telinganya saat mendengar rentetan panjang dengan volume level tinggi itu. Ya, siapa lagi yang punya mulut serombeng itu kalau bukan Alice.

Kini fokus Alice beralih pada Hana dan berjalan mendekat. "Kamu ... pasti semua gara-gara kamu! Benar, kan? Apa yang kamu lakukan pada Justin?! Dasar gadis penggoda! Perusak rumah tangga orang. Harusnya kamu tak data
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Neng Nengsih
jdi jatoh hatii dehh ***
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 10

    Justin melepaskan Hana dari pelukannya, memastikan keadaan gadis yang tiba-tiba saja membuatnya jatuh cinta. "Ada apa? Kenapa menangis? Katakan padaku, Han?" tanya Justin. Hana melepaskan tangan Justin yang bertengger di kedua pundaknya. "Om, jangan bersikap seperti ini terus padaku! Aku capek dengan masalah yang ku hadapi. Apa perlu aku bersujud di kaki mu, agar mau melepaskanku dari semua ini?!" "Melepaskan? Maksudmu melepaskan kamu dari tanganku. Begitukah?" Justin terkekeh. "Jangankan melepaskan kamu dari kehidupanku, membiarkanmu lepas dari genggamanku beberapa detik saja tak akan ku biarkan. Jadi, jangan berharap banyak untuk itu, Hana." Hana berniat pergi dari sana, tapi dengan cepat Justin kembali menarik lengan dan mendorongnya hingga jatuh ke sofa. Tak hanya itu, kini Justin mencengkeram kedua lengannya dan menindihnya. "Sudah ku katakan, kan ... kamu nggak akan pergi dan nggak akan bisa kemana-mana tanpa ijin dariku. Paham?!" "Lepasin, Om ... ini sakit," ringisnya saa

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 11

    Justin sibuk di ruang kerjanya dengan setumpuk kertas dan map dihadapannya. Tak ke kantor, bukan berarti ia akan tidur-tiduran nggak jelas. Ayolah, ini adalah kebiasaan yang sudah ia lakukan semenjak lama. Jadi, tak akan ada keluhan dengan semua ini. Malah lebih heran lagi jika semua pekerjaan tak berada di sekelilingnya.Sebuah ketukan pintu membuat fokusnya buyar. Diam, tak merespon dan kembali menatap tumpukan kertas dihadapannya.Lagi, ketukan itu kini membuatnya rada kesal. Berani-beraninya orang di rumah ini merusak konsentrasinya bekerja.Beranjak dari kursi dan dengan langkah cepat berjalan menuju pintu. Ia ingin tahu, siapa pelaku dan calon korban kemarahannya kali ini.Pintu dibuka, hendak langsung emosi, tapi semua itu seolah menghilang dari niatnya saat mendapati siapa yang ada dihadapannya kini."Hana," gumamnya."Maaf aku mengganggu. Aku cuman mau nganterin ini," ujarnya menyodorkan satu gelas teh hangat pada Justin.Justin langsung menerima itu."Takutnya Om masuk angin

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 12

    Setelah selesai berbenah diri, Hana turun dan berjalan menuju meja makan ... dengan tas ransel yang ia jinjing. Saat sampai, terlihat Justin sudah ada di sana, begitupun dengan Alice. Ayolah, pagi ini ia disambut tatapan menjengkelkan dari wanita itu. Kalau tak ada Justin di sini, mungkin ia akan dicekek oleh tante-tante itu.Hana tak langsung duduk, tapi malah menghampiri Justin ... berdiri dihadapan laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu."Om Justin, aku ...""Jangan berpikir untuk tak sarapan," timpal Justin menyanggah perkataan Hana. "Ayo duduk dan sarapanmu," perintahnya seakan tahu saja niat Hana.Jujur saja, ia tak nyaman berada di sini. Apalagi dengan adanya Alice, seolah ia sedang dihadapkan dengan orang yang paling membencinya di dunia. Ya, pada kenyataannya memang begitu.Hana duduk di kursi yang ada di sebelah Justin dan mulai menikmati sarapan yang sudah tersedia. Diam, bahkan ia tak melemparkan pandangan ke arah Alice ataupun Justin sedikitpun. Ingin menghabiskan

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 13

    Hana berjalan menuju kelasnya yang terletak di lantai dua. Yap, baru beberapa hari tak datang ke kampus, membuat ia rindu. Apalagi para sahabat dan juga ... kekasihnya.Langkahnya semakin ia percepat saat hendak mencapai kelas, tapi seolah mobil yang direm ... langkahnya terhenti seketika saat melihat sebuah adegan. Iya, ini bukan adegan mesum, tapi meski begitu sukses membuatnya patah hati.Niatnya yang menuju kelas ia kesampingkan. Melangkah menghampiri seorang cowok dan cewek yang posisinya ada dekat pintu masuk kelas sebelah. Iya, hanya ngobrol, tapi jujur saja ... ia melihat ada rasa antara keduanya. Terlihat sekali dari sikap dan raut wajah mereka saat bicara dan menatap."Noval," panggil Hana.Panggilan itu membuat si pemilik nama langsung berbalik badan saat namanya dipanggil. Ya, ekspressi kaget seperti ketahuan selingkuh, itulah yang terpancar di wajah si cowok saat mendapati Hana ada dihadapannya."Hana ... kamu kok ada di sini?"Hana terkekeh mendengar pertanyaan yang ditu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 14

    "Han, lo bawa mobil atau dianterin?" tanya Rhea saat pulang."Dianterin," jawabnya."Kalau gitu ayok gue anter pulang," ajak Rhea."Eh, nggak usah ... ada yang jemput. Kok," tolak Hana cepat.Yakali Rhea mengantarkannya pulang. Sobatnya kan enggak tahu kalau ia dan orang tuanya sedang bermasalah. Bisa-bisa terbongkar semuanya termasuk hubungannya dengan Justin. Untuk saat ini ia belum sanggup untuk menghadapi kedua sobatnya."Papa lo?"Belum sempat Hana menjawab, tiba-tiba seorang laki-laki berbadan kekar menghampiri Hana dan berdiri sedikit menundukkan kepalanya tanda hormat."Maaf, Nona ... Tuan meminta saya untuk menjemput," ujarnya.Clara, Rhea dan Leta memasang tampang heran. Siapa orang ini? Bahkan ketiganya mengenal sopir keluarga Hana dan yang pasti bukan laki-laki ini.Hana sudah deg-deg'an. Ya, takut sahabatnya mulai bertanya tanya."Gue balik duluan, ya," ujarnya segera pamit.Dengan cepat ia melangkah menuju di mana mobil terparkir. Sampai di dekat mobil, sang sopir langsu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 15

    Noval membuatnya sakit hati dan patah hati ... membuat air matanya seolah terbuang percuma saja. Menangisi sesuatu yang tak penting, mungkin apa yang dikatakan Justin memang benar. Ia seakan gila di sini, tapi Noval di luaran sana malah sebaliknya. Kadang ia berpikir, kalau masalah percintaan, yang tersakiti justru lebih banyak pihak perempuan.Menangis berjam-jam, itu membuat capek bathin dan perasaan. Hingga Justin datang dan menyediakan tempat bersandar. Tak bisa membohongi perasaannya, berada di dekapan cowok ini memang lebih nyaman daripada memeluk sebuah guling tak bernyawa.Tengah malam, entah kenapa ia terbangun. Mendapati dirinya tidur berbantalkan kedua paha Justin dengan posisi dia yang tertidur duduk bersandar di sandaran tempat tidur. Tangan itu berada di pucuk kepalanya, seakan akan sedang berusaha membuatnya nyaman."Ya ampun, gue ketiduran," gumamnya perlahan-lahan bangun agar gerakannya tak membuat cowok itu terbangun.Ia tahu betul kalau Justin pasti capek dengan pek

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 16

    Saat ia berniat melepaskan kemeja itu dari badannya, tiba-tiba saja Hana malah menahan niatnya."Kenapa?""Om mau ngapain?" tanya Hana dengan wajah cemas."Buka baju, gerah," katanya."Nggak boleh," larang Hana kekeuh menahan tangan Justin agar tak melanjutkan niat itu.Justin tersenyum melihat tingkah Hana yang menurutnya suka berpikiran yang tidak tidak."Masih kecil, jangan memikirkan yang tidak-tidak," balasnya malah membelai lembut kepala Hana. "Kalau aku mau, aku bisa melakukannya kapanpun. Toh, aku ini suamimu, kan. Tapi aku masih mengingat statusmu saat ini. Atau, kamu justru memang ingin aku melakukannya?"Tatapan mesum itu menerpanya. Ayolah, ia tak seberani itu juga, loh, melawan Justin. Hanya sesekali keberaniannya muncul. Malah lebih banyak takutnya ketimbang berani.Ia segera menghindari Justin, baik tatapan ataupun posisinya. Kemudian menyambar guling dan memilih untuk pindah menuju sofa."Ngapain kamu di sofa?""Menghindari sesuatu yang menakutkan," jawabnya langsung s

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 17

    Hembusan napas menerpa wajahnya ... membuat tidur nyenyaknya seolah sengaja dibangunkan. Matanya melek seketika dan dikejutkan dengan Justin yang lagi-lagi ada dihadapannya.Oke, ini bukan yang pertama kali terjadi. Mau kaget pun sepertinya akan aneh. Yang jelas cowok ini masih berada di jalur aman, tak melakukan sesuatu yang membuatnya terkena serangan jantung di pagi hari.Ingin segera bangun, tapi wajah tidur dan tenang itu tiba-tiba saja membuat niatnya terhenti. Ia terhipnotis untuk terus memandangi. Bahkan jarinya kini dengan tak tahu dirinya menyentuh wajah itu. Ayolah, ia tak bermaksud apa-apa, tapi jarinya tak bisa dikondisikan.Padahal lagi fokus-fokusnya, tiba-tiba kaget saat Justin seketika membuka mata dan langsung menatap ke arahnya. Dengan cepat ia singkirkan tangannya dari wajah itu dan bangun.'Ini memalukan,' pikirnya membatin sambil menggetok kepalanya dengan tangan."Kamu kenapa?" tanya Justin"Ah, enggak kenapa-kenapa, kok, Om," jawabnya yang tiba-tiba jadi gugup.

Bab terbaru

  • Istri Kedua Sang Billionaire    ENDING

    Semalam akhirnya yang menjaga Riga adalah Tian dan Willy bersama Justin. Sedangkan Hana, Rhea dan Vio pulang ke rumah. Itupun penuh drama malam tengah malam, karena Vio tak ingin pulang jika Riga tak pulang bersamanya. Akhirnya dengan bujukan kakaknya itu semua bisa kelar. Sudahlah, kalau Vio mulai merengek dan tak terima akan sesuatu, bersiap saja untuk mendengar dia menangis dan mewek mewek. Dan pagi ini, tepat saat sarapan bersama Hana, gadis kecil itu kembali berulah. Dia nggak mau sarapan dan sekolah, jika tak bersama Riga. Membuat Hana dibuat pusing di pagi hari. “Riga nggak pernah suka dengan apa yang kamu lakukan ini, Sayang.” “Aku mau dia di sini denganku. Aku janji, Ma ... nggak akan berbuat yang bikin dia kesal. Aku janji nggak akan merengek dan berteriak teriak lagi di dalam rumah. Tapi, bawa kakak pulang.” Lihatlah, mukanya sudah memerah, menahan air mata yang sudah mengenang di kelopak matanya. Tapi sepertinya dia sedang menahan rasa itu. “Apa sekarang kamu mau ikut

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 134

    Tian mendorong kursi roda, dengan Riga yang duduk di sana. Sementara Willy memgangi tabung cairan infus, agar berada tetap di posisi lebih tinggi. TadinyaTadinya Riga meminta dokter agar infusnya dilepaskan, tapi dokter ternyata tak menginjinkan. Dikarenakan kondisi tubuhnya yang memang belum stabil.Sampai di depan sebuah ruang perawatan, Tian menghentikan langkahnya. Sedikit berjongkok dihadapan bocah 9 tahun itu.“Ga, kamu ingat, kan, apa yang dokter bilang.”Mengangguk pertanda ia paham apa yang di maksud oleh Tian.“Aku janji nggak akan bikin Papa khawatir, aku juga nggak ingin Papa sakit hanya karena memikirkanku. Kau baik baik saja, dan akan selalu baik baik saja,” terangnya.Bahkan hanya mendengar putranya berkata seperti itu saja, mampu membuat hati Hana teriris. Dia sakit, bisa dikatakan sakit parah ... tapi lihatlah, sikap yang dia tunjukkan bahkan seolah tak sedang sakit. Hal yang membuatnya benar benar bangga memiliki Riga.Willy membuka pintu ruangan itu. Melangkah masu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 133

    Sudah hampir satu jam Semuanya pergi dan sekarang tentu saja Rhea merasa was was. Apa yang tengah terjadi, kenapa semuanya belum kembali satu orang pun? Jadi makin dibuat bingung karena Riga terus bertanya kenapa orang tua dia belum kembali.“Tante, kenapa Papa sama Mama belum kembali?”Rhea tersenyum manis pada Riga, kemudian mengelus wajah manis itu dengan lembut.“Sabar, ya, Sayang. Mungkin Mama sama Papa kamu lagi mendengarkan penjelasan dokter dulu. Atau, mungkin dokternya lagi ada pasien, jadinya mereka harus nunggu deh.”“Alasan yang nggak meyakinkan,” responnya dengan nada tak terima akan penjelasan Rhea yang berpatokan pada kata mungkin.Ayolah, dihadapkan pada posisi di mana dirinya hanya berdua dengan Riga, itu begitu sulit. Karena dia adalah tipe anak yang punya pikiran cerdas dan nggak akan gampang dibohongi.“Perasaanku nggak enak,” gumamnya perlahan.Di saat yang bersamaan, Tian datang. Seketika Riga langsung bangun dari posisi tidurnya dan berharap jika orang tuanya j

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 132

    Seperti yang sudah direncanakan semalam, hari ini Riga akan melanjutkan pemeriksaan menyeluruh termasuk tes lab. Berharap jika apa yang diperkirakan Dokter semalam tak benar benar terjadi. Entah apa yang akan ia lakukan jika hal buruk itu terjadi pada putranya.Lagi lagi hanya bisa menunggu ketika putranya harus menjalani pemeriksaan dalam waktu yang lama. Bahkan berjam jam. Sungguh, ini rasanya menyakitkan hatinya sebagai seorang ibu.Dari kejauhan tampak dua orang berjalan cepat mengarah pada Hana dan Justin. Ya, Tian da Rhea.“Han, gimana Riga?” tanya Rhea langsung pada Hana.Bukannya menjawab pertanyaannya, Hana justru langsung memeluknya erat. Tentu saja itu membuat hatinya justru tak tenang. Ditambah lagi dengan dia memasang wajah sendu. Tak hanya Hana, raut muka Justin juga tampak tak baik baik saja. seperti baru saja mendengar sebuah kabar tak mengenakkan.“Ada masalah sama Riga?” tanya Tian ikut bertanya pada Justin. “Dia baik baik aja, kan?”Justin hanya mengangguk. Ia sanga

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 131

    Hana dan Justin berada di depan ruang UGD, menunggu dokter keluar dari sana untuk memberikan hasil tentang keadaan dan kondisi Riga. Raut cemas tampak begitu jelas di wajah keduanya, terutama Hana yang sedari tadi terus saja menangis.Sedangkan Justin, jangan ditanya lagi seperti apa perasaannya saat ini. Bahkan saat mendapati kondisi Riga ketika sampai di rumah, nyaris membuat otaknya seperti sedang dihantam sebuah kenyataan yang menyakitkan. Bukan berniat untuk berprasangka buruk, tapi kejadian ini membuatnya benar benar tak bisa tenang.Justin membawa Hana ke pelukannya, berharap istrinya ini bisa tenang. Karena dengan melihat dia begini, jujur saja ia semakin cemas. Dan tak berharap jika kebiasaannya juga akan ikut kambuh. Itu tentu saja membuat istrinya seakan makin bingung.“Jangan nangis terus ... anak kita akan baik baik saja, Sayang,” bisik Justin menenangkan hati Hana.“Aku takut Riga kenapa kenapa, Je. Aku nggak mau dia sampai sakit,” balas Hana.“Aku tahu, tapi kalau kamu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 130

    Hana langsung tersentak ketika mendapatkan telepon seperti itu dari putranya. Darahnya seketika berdesir hebat, saat suara ringisan putranya masih terdengar di pendengarannya.“Ada apa?” tanya Justin kaget melihat raut khawatir di wajah Hana.“Kita pulang sekarang. Terjadi sesuatu sama Riga,” jawab Hana langsung beranjak dari posisi duduknya dan membawa Vio segera mengikutinya.Justin langsung mengikuti langkah Hana yang sudah lebih dulu berlalu keluar dari restoran.“Kak Riga kenapa, Ma?” tanya Vio saat berada dalam mobil, karena bingung dengan sikap kedua orang tuanya.Tak ada jawaban yang diberikan Hana pada pada putrinya. Ia fokus menelepon seseorang, hingga mengabaikan pertanyaan Vio.“Hallo, Mbak Reni ... cek Riga di kamar sekarang, ya,” pinta Hana dengan nada cemas.“Memangnya ada apa, Bu?”“Cepetan!” emosinya ketika perintahnya malah dibalas pertanyaan.“I-iya, Bu.”Hana bisa mendengar langkah cepat sang pengasuh anak anaknya itu melangkah cepat menuju lantai atas, karena terd

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 129

    Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, kalau malam ini akan makan di luar. Tentu saja bukan makan malam berdua, karena harus diingat, ada Vio dan Riga.Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, si princess yang sudah dari tadi siap, hanya bisa mondar mandir seperti setrikaan rusak saat orang tuanya dan juga kakaknya belum menampakkan diri dihadapannya. “Udah siapa, Sayang?” tanya Hana pada Vio yang akhirnya duduk di sofa dengan muka cemberut.“Udah dari tadi, Mama. Tapi semua orang malah belum apa apa.”Justin tersenyum dengan tingakh putrinya yang satu ini. Pokoknya kalau mau pergi pergi, dia yang paling gercep untuk siap siap.“Riga mana?” tanya Justin karena tak mendapati putranya di sana.“Aku nggak mau ikut,” sahutnya menuruni anak tangga dari lantai atas ... masih dengan pakaian rumahannya.“Loh, kok nggak ikut?” tanya Hana menghampiri Riga yang seperti biasa ... sikapnya selalu kalem seakan tak memiliki perasaan.“Nggak kenapa kenapa, kok, Ma ... cuman males aja. Ada tugas jug

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 128

    Perlahan tapi pasti, hal hal yang dianggap baru dan asing juga akan terbiasa menghiasi hari hari. Begitupun dengan apa yang sedang dialami oleh Hana. Yang tadinya ia hanya berdua dengan Justin, kini semua terasa ramai ketika ada dua anak yang seakan membuat suasana di rumah terasa hangat.Justin yang tadinya hanya fokus mengurus pekerjaan meskipun di rumah, kini seolah merombak jadwal dan aktifitasnya. Saat di rumah, dia hanya akan fokus untuk keluarga. Tak ada lagi pekerjaan kantor yang dibawa pulang.Semakin terbiasa tanpa adanya bantuan perkara urusan si kecil, membuat Hana merasa benar benar full jadi ibu seutuhnya. Semua dilakukan sendiri, meskipun harus mendengar ocehan Justin yang menganggap dirinya kecapean.Jujur saja, ini rasanya memang capek ... hanya saja semua rasa itu seolah sirna ketika melihat mereka tersenyum padanya, seakan mengatakan terimakasih.Rasanya satu hari itu berlalu begitu cepat. Masih berputar putar dan fokus pada Riga dan Vio, tiba tiba saat selesai hari

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 127

    Rasanya benar benar terasa lega, ketika akhirnya setelah beberapa hari di rumah sakit, kini kembali ke rumah. Tentunya pulang dengan tambahan dua anggota baru yang akan menghiasi suasana rumah.Sebelumnya hanya berstatus sebagai seorang istri, sekarang bertambah dengan status ibu dua anak. Ayolah, itu rasanya benar benar sulit dipercaya dengan dirinya yang masih berusia 20 tahunan.Justin membantu Hana turun dari mobil dengan si kembar yang berada dalam gendongan dua orang suster. Jangan berprasangka buruk dulu kalau dirinya akan menggunakan jasa dalam merawat anak anaknya, bukan seperti itu. Ini hanya untuk beberapa hari ke depan, setidaknya sampai luka bekas operasinya mulai membaik dan aman untuk banyak bergerak.Tak lama, dua mobil tampak memasuki area pekarangan. Bisa ditebak siapa yang datang. Itu mobil Tian dan Willy, yang artinya ... pasti pasangan mereka juga ikut.Melanjutkan langkah memasuki rumah, tempat yang membuatnya tiba tiba rindu, meskipun kadang menyebalkan juga kar

DMCA.com Protection Status