Share

Aileen Sakit

Author: Writergaje23_
last update Huling Na-update: 2021-06-15 06:55:18

Entah karena terlalu lelah atau mungkin belum terbiasa terpapar AC, Aileen yang sering merasa tidak enak badan sejak tinggal di rumah Arsen kini mulai tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Seluruh tubuhnya terasa remuk redam, badannya terasa panas namun perempuan itu menggigil kedinginan.

Ayres yang menyadari sang Bibi tidak kunjung keluar kamar dan menyiapkannya sarapan seperti biasa, tentu saja mencari Aileen ke kamarnya. Lalu, begitu melihat Aileen masih berbaring di ranjangnya dengan gulungan selimut tebal, bocah sipit itu segera naik ke atas kasur.

"Bibi kenapa? Sakit? Mau disuntik Dokter? Aku kira orang hebat enggak butuh obat," gumam Ayres sambil mengguncang-guncangkan bahu Aileen.

Perempuan itu kontan membuka mata. Manik cokelat madunya yang terlihat berair menatap Ayres sayu.

"Bibi lagi enggak hebat, makanya sakit. Kamu minta Bi Rindi siapin sarapan dulu, ya?" pinta Aileen yang diangguki bocah yang biasanya keras kepala itu patuh.

"Bentar, ya?" ucap Ayres sebelum kemudian melompat turun dari kasur dan berlari keluar kamar.

Aileen hendak protes. Tapi, perempuan itu bahkan tidak punya cukup tenaga untuk bicara.

"Dingin banget, ya ampun," ringis Aileen sambil mempererat selimut yang melingkupi tubuh mungilnya.

Dia jadi menyesal karena tidak menuruti perintah Namira untuk tidur sebelum jam 12 malam. Kadang, karena takut Arsen lapar atau butuh sesuatu ketika pulang kerja, Aileen selalu terjaga menunggu hingga tengah malam.

Tidak heran sekarang kepalanya terasa berdenyut nyeri. Sepertinya, Aileen juga terlalu banyak begadang.

"Kamu sakit apa?" Beberapa menit setelah kepergian Ayres, Arsen masuk ke kamar Aileen dengan wajah cemas.

Aileen menoleh kemudian bangkit duduk. Tapi, karena kepalanya yang terasa berputar hebat, perempuan itu memilih bersandar di sandaran ranjang.

"Baring aja kalau emang nggak sanggup. Jangan maksain diri!" tegur Arsen sambil membantu perempuan itu berbaring lagi.

Ayres mengekori di belakang sang Ayah. Dua sipit itu terlihat sama-sama memasang wajah khawatir membuat perasaan Aileen tanpa sadar sedikit menghangat.

Bahkan, Ayahnya yang sudah tinggal sejak kecil dengannya tidak pernah terlihat secemas itu pada Aileen. Saat Aileen sempat di-opname selama seminggu di rumah sakit karena typus pun, pria itu justru lebih banyak marah karena biaya rumah sakit yang mahal.

Tapi Ayres dan Arsen ... mereka bahkan baru bertemu terhitung hari. Bagaimana bisa mereka sepeduli ini padanya?

Menyadari itu, tanpa sadar Aileen mulai menangis. Saat sakit begini, perasaannya memang lebih sensitif. Perempuan itu juga cengeng dan begitu perasa.

"Eh ... kamu kenapa? Sakit banget, ya? Bentar lagi Dokter dateng kok, saya udah teleponin tadi." Arsen bertanya panik begitu melihat asisten kesayangan putranya mulai menangis dalam diam.

Aileen menggeleng panik. Tapi, air matanya justru merembes semakin banyak. Itu membuat Arsen berpikir bahwa kali ini sakit perempuan itu memang sudah lumayan parah.

"Enggak. Enggak pa-pa," jawab Aileen singkat. Suara perempuan itu bahkan gemetar membuat Arsen meringis tidak tega.

Begitu Dokter sampai, pria berkaca mata dengan jas putih itu kemudian memeriksa Aileen. Namira yang mengetahui bahwa perempuan itu sakit, pada akhirnya menemani sang pembantu---atau bisa disebut cucu angkatnya tanpa mau meninggalkan Aileen barang sejenak.

Kehadiran Namira justru semakin menambah kecengengan Aileen. Perempuan itu tidak bisa berhenti menangis membuat Arsen berangkat kerja dengan perasaan gelisah. Tentu saja juga Ayres yang berangkat sekolah sambil menangis keras karena tidak mau meninggalkan Bibinya yang sedang sakit.

***

"Udah agak mendingan, Sayang?" Pertanyaan Namira siang ini membuat Aileen yang tengah berbaring gelisah menoleh.

Perempuan itu kemudian mengangguk. Meski pada nyatanya tidak. Setelah dipikir-pikir, dia sudah terlalu banyak merepotkan orang-orang baik di rumah ini sejak pagi tadi.

"Katanya Arsen bentar lagi pulang. Dia beli bubur ayam buat kamu. Jadi makan siangnya nanti dulu, ya?" tawar Namira yang diangguki Aileen sekali lagi.

Sebenarnya, dia cukup terkejut begitu mengetahui Arsen pulang secepat ini. Biasanya, pria itu paling cepat pulang sore. Itupun hanya pernah sekali. Tapi, Aileen tidak punya cukup tenaga untuk berbicara dan menanyakan alasan sang majikan pulang secepat itu.

"Arsen pulang katanya karena nggak tenang. Soalnya calon istrinya di rumah lagi sakit," cerita Namira yang tidak terlalu didengar Aileen dengan jelas karena dengungan nyeri di kepala.

Tapi, sentuhan lembut Namira di punggung tangannya membuat Aileen mendongak. "Arsen kelihatan seneng banget sejak kamu tinggal di sini. Karena Ayres akhirnya bisa lebih penurut dan bisa diatur. Dia nggak tau kamu pakai sihir atau apa, tapi katanya dia bersyukur banget karena putranya bisa kenal kamu. Makasih ya, Aileen?"

Aileen tidak tahu cerita panjang lebar Namira sebenarnya mengarah kemana, tapi, di mata perempuan tua itu, ia dapat melihat tatapan penuh harap di sana. Hanya saja, Aileen tidak tahu perempuan itu mengharapkan apa darinya.

"Kalau aja bisa, Nenek juga pasti seneng banget kalau kamu bisa bener-bener jadi Ibunya Ayres. Jadi istrinya Arsen, bukan hal yang buruk juga, kan?" tanya Namira yang seketika membuat Aileen menoleh tidak santai.

"Hah?" tanya perempuan itu tidak mengerti.

"Gimana? Kamu udah ngerasa mendingan?" Pertanyaan dari Arsen yang tahu-tahu sudah berdiri di ambang pintu kamar membuat fokus Aileen mendadak buyar.

Perempuan itu menoleh kemudian mengangguk saja. Tapi, pria itu sepertinya tidak percaya. Jadi, Arsen berjalan mendekat kemudian menempelkan punggung tangannya pada kening sang ART.

"Apaan? Masih panas gini juga," gumam Arsen kesal sambil mendelik tajam pada Aileen.

Aileen meringis tidak enak hati karena ketahuan berbohong. Namira yang melihat interaksi putranya dengan Aileen hanya terkekeh geli sebelum kemudian pamit keluar.

"Ini, ada bubur. Ayo makan!" suruh Arsen sambil meletakkan bubur di atas nakas.

Aileen bangkit duduk kemudian bersandar di sandaran ranjang. Perempuan itu kemudian menerima bubur yang disodorkan Arsen beserta sendoknya.

"Kan udah saya bilang berapa kali sih, Aileen? Makan yang banyak, karena kamu kerjanya banyak. Tidur yang cukup, jangan nungguin saya yang pulang kerja larut malem. Kalau udah waktunya istirahat, jangan kerja mulu. Sakit kan sekarang jadinya!" omel Arsen panjang lebar yang hanya dibalas Aileen dengan tundukan menyesal.

"Sekarang ayo habisin buburnya! Setelah itu minum obat. Kamu harus cepet sembuh, kasihan juga si Ayres nangis terus gara-gara ngira kamu bakalan pergi kayak Mamanya dulu," titah pria sipit itu lagi yang seketika membuat Aileen mengernyit bingung.

"Emang Mamanya Ayres pergi kemana, Om?" tanya perempuan itu penasaran.

Sejenak, Arsen terdiam. Beberapa saat kemudian, pria itu memasang wajah galak lagi. "Enggak perlu tau! Enggak usah banyak tanya, makan aja!" kesal Arsen yang membuat Aileen cemberut.

Dia kan hanya bertanya. Mana Aileen tahu bahwa Arsen akan menjawab seketus itu. Memangnya salah jika Aileen hanya ingin tahu?

Melihat wajah tersinggung Aileen atas responnya yang tidak menyenangkan, Arsen sedikit gelagapan. Pria itu kemudian bangkit berdiri secara tiba-tiba membuat Aileen mendongak kaget.

"Maksud saya, kamu emang nggak perlu tau. Sekarang kan, yang saya anggep Mamanya Ayres itu kamu."

Setelah mengatakan itu, Arsen melangkah cepat keluar kamar. Bahkan, tanpa sadar pria sipit itu malah membanting pintu.

Aileen menggeleng tidak habis pikir. Duda galak itu ... kenapa suka sekali mengejutkannya?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Datang Bulan

    Begitu merasa sedikit membaik dan pulih, Aileen memutuskan untuk bekerja lagi. Perempuan itu bahkan mulai membantu Bi Rindi di dapur juga menyiapkan segala kebutuhan Ayres di sekolah maupun di rumah.Arsen dan Namira yang melihat betapa keras kepala perempuan 19 tahun itu akhirnya cuma bisa menghela berat. Bingung harus mencegah seorang Aileen Nayara bagaimana lagi. Perempuan itu terlalu keras kepala."Aileen." Panggilan bernada dingin itu dibalas Aileen dengan deheman.Perempuan yang siang ini tengah mengepel lantai rumah dengan setelan baju tidur yang masih melekat di tubuh bahkan tidak berniat memandang Arsen sama sekali. Seolah wajah tampan majikannya kalah menarik dari lantai keramik yang basah."Lepas alat pelnya!" titah Arsen tegas yang dibalas Aileen dengan gelengan."Enggak bisa. Aku harus kerja, biar enggak dikira makan gaji buta," jawab perempuan itu sambil kembali melanjutkan kegiatan mengepelnya.Arsen mendengkus sebal. Kemudian, tanpa aba-aba, pria itu merebut alat pel d

    Huling Na-update : 2021-06-16
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Tidak Sadarkan Diri

    Untuk kesekian kalinya, Aileen menyembunyikan wajahnya di balik bantal kamar. Menyadari bahwa Arsen melihat darah haidnya justru membuat perempuan pendek itu semakin badmood dan malu.Pasti sekarang duda menyebalkan itu tengah menertawai seberapa jorok dirinya. Aish ... memikirkannya malah membuat Aileen semakin malas keluar dari kamar.Tidak peduli bahwa pekerjaan rumah belum ia kerjakan pagi ini."Bibi Ai ... laper," keluh Ayres dari depan pintu kamarnya.Aileen bangkit duduk. Perempuan pendek itu kemudian berdiri dan segera berlari membuka pintu kamar."Kamu mau makan apa? Maaf, Bibi lupa seduhin susu hangat sama masakin sarapan," ucap Aileen penuh sesal begitu menemukan wajah lesu putra sang majikan di depan kamarnya."Kata Papa, aku enggak boleh ganggu Bibi Ai. Katanya Bibi Ai masih sakit, buktinya kemarin berdarah gitu. Tapi kan aku lapar, Bibi. Kalau Bibi Rindi yang masakin, rasanya kurang enak," adu Ayres polos yang hanya dibalas Aileen dengan wajah cemberut."Yaudah, ayo kita

    Huling Na-update : 2024-03-01
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Amnesia Retrograde

    "Pa, Bibi Ai enggak akan mati, kan?" tanya Ayres untuk kesekian kalinya.Tapi, sama seperti sebelumnya, pria sipit itu hanya diam termenung sambil memeluk erat Ayres yang ada di pangkuan. Bahkan untuk memastikan bahwa Aileen masih bisa selamat kepada putranya saja, Arsen tidak berani."Papa jangan diem aja. Aku takut," rengek Ayres yang kini mulai menangis.Untuk pertama kalinya, Arsen bahkan tidak mampu menyadari kehadiran Ayres. Jiwa pria itu seolah masih tertinggal di suatu tempat.Namira yang baru saja sampai tentu saja langsung mengambil alih sang cucu dari gendongan putranya. Tanpa berucap apa-apa, Namira membawa Ayres menjauh dan mengantar bocah itu pulang dengan beberapa bujukan.Karena lebih daripada Ayres, Arsen lebih butuh untuk ditolong. Untuk pertama kalinya, Namira melihat lagi ketakutan di mata pria itu. Antara lega sekaligus sedih, perempuan tua itu akhirnya duduk di samping Arsen."Arsen," panggil Namira sambil menyentuh sisi bahu Arsen.Seketika, Arsen yang baru ters

    Huling Na-update : 2024-03-02
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Aku Sayang Bibi Ai

    Rasanya, Aileen masih terlalu bingung dengan semua yang terjadi. Perempuan itu merasa linglung dan telah kehilangan banyak hal. Seolah ... ada sesuatu yang ia harus ingat tapi terus Aileen lupakan."Apa kabar?" Sapaan singkat berikut pintu ruang rawat yang terbuka membuat perempuan pendek itu menoleh.Rupanya, pria yang sebelumnya memperkenalkan diri dengan nama Arsen itu sudah kembali. Pria yang mengaku sebagai calon suaminya itu tampak tersenyum hangat begitu Aileen terus memandangnya lekat.Rasanya ... seperti terlalu tiba-tiba. Apa benar pria di depannya ini adalah calon suaminya? Pasalnya, Aileen terlihat jauh lebih muda dari Arsen.Ketimbang disebut pasangan suami istri, teman-temannya pasti akan mengira bahwa Arsen adalah pamannya."Saya beli ini tadi di jalan. Siapa tau aja kamu mau. Lagian ... makanan di rumah sakit enggak ada yang enak, kan?" Arsen mulai mengeluarkan isi dari kresek belanja bawaannya.Di dalam sana, ada ayam geprek, pop ice rasa cokelat, beberapa snack dan c

    Huling Na-update : 2024-03-03
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Menemukan Bahagia Lagi

    "Kalian habis kemana?" Aileen bertanya bingung begitu mendapati Ayres dan Arsen baru kembali dengan banyak tas belanjaan di tangan.Kedua orang yang katanya Ayah dan anak itu tampak tersenyum cerah. Aileen sebenarnya masih bingung kenapa dia bisa menjadi pembantu sang duda sekaligus calon istrinya.Kapan mereka menjalin hubungan? Di ingatannya ... dia bahkan masih merasa berumur 17 tahun. Siapa yang sangka kata Arsen sekarang dia sudah menginjak 19 tahun hampir 20."Mereka Bunda suruh buat beliin kamu pakaian dan keperluan kamu lainnya. Bentar lagi kan kalian nikah, jadi dari sekarang putranya Bunda harus menuhin semua kebutuhan dan keinginan kamu." Namira yang tengah duduk di samping Aileen menjelaskan sambil tersenyum menggoda.Dengan alasan yang entah, Aileen tersipu malu. Meski perasaannya pada Arsen masih terasa abu---mungkin akibat amnesia yang dideritanya, tetap saja Aileen tidak bisa berbohong kalau Arsen itu tipe calon suami idaman.Tampan, iya. Kaya, tidak perlu ditanyakan

    Huling Na-update : 2024-03-04
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Malam Pertama

    Setelah seluruh rangkaian acara usai, Ayres sudah kembali tidur ke kamarnya, dan Aileen pindah ke kamar suaminya, barulah Arsen menyadari bahwa mereka sudah sah menjadi suami-istri. Pria itu tidak mengharapkan apa-apa di malam pertama mereka. Apalagi mengingat kondisi Aileen yang drop karena dipaksa banyak berinteraksi sejak semalam.Tidak terjadi apa-apa di antara keduanya. Tapi ... melihat Aileen tidur di sampingnya untuk pertama kali, sudah cukup membuat perasaan bahagia membuncah di dada Arsen.Dia tidak tahu sejak kapan perempuan ini mengisi lubang kosong di hatinya. Tapi, bagaimana cara Aileen merawat Ayres dengan baik serta memenangkan hati Namira di pertemuan pertama, membuat Arsen tanpa sadar malah jatuh cinta.Sesederhana itu."Saya seharusnya ketemu Ayah dia, kan?" gumam Arsen sambil membelai pipi Aileen pelan. Takut perempuan itu terbangun dari tidurnya yang lelap sekali.Sebenarnya, Arsen merasa bersalah karena secara tidak langsung telah menikahi Aileen secara terpaksa.

    Huling Na-update : 2024-03-05
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Hampir Melakukan Kesalahan yang Sama

    "Seharusnya kamu enggak perlu nurutin kemauan dia. Istirahat aja di rumah. Kemarin aja habis tepar sok-sok'an mau nganter anak saya ke sekolah," tegur Arsen setelah keduanya menjauh dari TK tempat Ayres bersekolah selama dua tahun belakangan.Aileen menoleh sejenak sebelum kemudian memilin ujung bajunya sambil menunduk. "Lagian ... bosen." Perempuan itu menjawab apa adanya.Semenjak pulang dari rumah sakit, Aileen tidak pernah dibiarkan menyentuh pekerjaan rumah selain sedikit menyapu kamar dan membereskan tempat tidur. Arsen terus melarang dan memberikannya peringatan lewat tatapan tajam yang membuat nyali perempuan itu ciut seketika."Kamu mau sesuatu?" tanya Arsen begitu menyadari wajah suntuk dan murung istrinya.Aileen menggeleng. Dia sebenarnya juga tidak tahu sedang menginginkan apa. Semua hal terasa membosankan belakangan ini. Hal itu juga mempengaruhi mood Aileen yang tidak beraturan selepas datang bulan."Setelah check-up ke dokter, kamu ada mau kemana kek gitu?" tanya Arsen

    Huling Na-update : 2024-03-06
  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Tenggelam

    Sejak kejadian di jalan pagi tadi, sampai siang ini Aileen mendadak keki. Mungkin karena sebelumnya Aileen hampir kehilangan nyawa karena kecelakaan, oleh karena itu Arsen begitu takut saat Aileen hendak menyeberang tadi.Tapi ... tetap saja Aileen merasa malu luar biasa. Pelukan hangat Arsen dengan aroma maskulin parfumnya, bahkan masih terasa melekat di baju Aileen.Rasanya seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya pada Arsen. Padahal, kata pria itu, mereka sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama dua tahun."Kamu enggak mau ikut jemput Ayres?" tanya Arsen yang siang ini baru keluar kamar dan turun dari lantai dua.Aileen menoleh sekilas sebelum kemudian menggeleng keras. Tapi, begitu menyadari jawaban spontannya, perempuan pendek itu mengangguk tak kalah keras."Ayo! Tadi pagi Ayres udah minta biar aku juga ikut jemput dia," jawab Aileen sambil bangkit berdiri.Sejenak, dilupakannya fakta bahwa saat ini Aileen tengah menahan salah tingkah kala bertemu dengan suaminya

    Huling Na-update : 2024-03-08

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Sosok di Balik Masalah

    "Apa aku sebaiknya pergi dari rumah aja, ya?" Aileen bertanya pada Arsen.Arsen yang malam ini hampir terlelap karena sudah luar biasa mengantuk, kontan saja terbangun dan melotot galak. "Kamu gila?!" bentak Arsen sebal.Aileen menggeleng yakin. "Enggak. Seharusnya aku emang pergi sejak awal. Kalau kayak gitu, mungkin Ayres enggak bakal diteror lagi. Dia juga enggak mungkin takutin apapun lagi setelah ini," jelas Aileen memaparkan spekulasinya jika sampai ia benar-benar pergi dari rumah ini."Kamu pikir cuma Ayres aja yang bisa butuh kamu? Saya juga bisa! Apa selama ini kamu tinggal di rumah ini buat Ayres aja?" tanya Arsen tidak habis pikir.Mendengar omelan suaminya, Aileen jadi merasa bersalah. Perempuan itu kemudian berbaring membelakangi Arsen sambil mengusap air mata yang diam-diam mengalir dari sudut mata."Bukan gitu. Aku cuma enggak tahan liat Ayres ketakutan di rumahnya sendiri. Aku enggak bisa liat dia nangis terus-terusan kayak gitu gara-gara aku. Dia keliatan takut banget

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Orang Dalam

    Aileen tidak tahu apa yang salah dengan putranya. Tapi, sejak ia menemukan bocah itu sudah kembali di rumah mereka, kenapa Ayres malah jadi takut padanya?Ada apa? Apa sebelumnya Aileen sempat melakukan kesalahan? Apa Ayres hanya sedang marah pada Aileen karena semalam Aileen berhenti mencarinya dan memilih tidur di rumah?"Sayang ... kamu enggak mau makan? Mau Mama bikinin atau beliin sesuatu?" tanya Aileen untuk kesekian kalinya.Mencoba mengajak bocah sipit berbicara. Tapi, lagi dan lagi, bocah itu tetap tidak mau menyahutinya. Yang dilakukan Ayres hanya bersembunyi di pelukan Papanya. Ayres seolah tidak berani dekat-dekat dengan Aileen."Udah, kamu balik aja sana ke kamar dulu. Ntar kalau udah tenang dan mau cerita, mungkin dia mau bicara sama kamu. Kamu istirahat aja, kalau saya butuh sesuatu nanti saya panggil Bi Rindi." Arsen menegur sambil mengelus punggung tangan istrinya.Pada akhirnya, Aileen menjawab dengan satu anggukan. Perempuan itu juga kasihan dengan Ayres yang terus

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Percaya Sama Saya

    Aileen menggigit kuku jemarinya gusar. Perempuan itu terus memandangi sekitar jalanan panik. Sedangkan Arsen, hanya menggenggam sebelah tangan Aileen erat. Berniat menenangkan sang istri sekaligus dirinya sendiri."Apa kita balik ke kebun binatang aja ya, Mas? Kita cari di sana sekali lagi. Mungkin aja dia masih di sana cuma kita belum cari yang bener aja," pinta Aileen yang dibalas Arsen dengan gelengan."Di sana udah ada yang jaga. Lagian gerbang kebun binatangnya juga udah dikunci, biar enggak ada yang bisa keluar masuk lagi. Kalau emang Ayres ketemu di sana, pasti mereka hubungin kita." Arsen menjelaskan yang dalam hati dibenarkan Aileen.Perempuan itu kemudian menatap jalan yang mereka lewati lagi. Takut jika sampai sang putra malah tidak tertangkap matanya."Kita pulang dulu, ya? Ini udah larut banget. Kamu juga belum makan, kan?" tanya Arsen yang ditanggapi Aileen dengan gelengan."Enggak," jawab Aileen final. Terdengar tidak ingin dibantah atau bernegosiasi lagi."Kalau gitu k

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Ayres Hilang

    "Udah bawa botol minumnya, kan?" Aileen bertanya sekali lagi.Ayres mengangguk. "Udah, Mama. Udah bawa bekal juga. Terus aku juga bawa wortel mentah," jawab bocah sipit itu tanpa mau melunturkan senyumnya.Aileen mengernyit bingung. "Kamu buat apa bawa wortel mentah? Kalau mau lauk wortel, Mama masakin aja." Perempuan pendek itu bertanya heran."Emang kapan aku suka wortel, Mama? Aku kan mau kasih makan kelinci. Pasti di kebun binatang ada kelinci," sahut Ayres yang dibalas Aileen dengan cubitan gemas di pipi gembul putranya."Yaudah sana! Berangkat sama Papa ke sekolah. Inget loh ya, jangan jauh-jauh dari Bu Guru!" peringat Aileen sambil mengaitkan tas bocah itu di punggungnya.Ayres menempelkan tangan di pelipis; memasang posisi hormat. Berikutnya, bocah itu berlari keluar diikuti Aileen dari belakang.Tapi, begitu sudah membuka pintu mobil, bocah itu malah berbalik dan berlari lagi menuju sang Mama. Aileen mengernyit. Apa lagi?"Kamu ketinggalan sesuatu?" tanya Aileen begitu Ayres

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Malam Termanis

    "Mama Ai Mama Ai!" Ayres memanggil begitu pagi ini Aileen bahkan belum bangun dari tempat tidurnya."Kenapa, Sayang?" jawab Aileen lembut dengan suara serak khas bangun tidurnya."Besok aku udah bagi raport. Mau sekolah SD dooong. Mama Ai sama Papa pergi ambilin, ya? Kata Bu Guru, harus diambilin sama orang tua. Eh, tapi Mama Ai kan masih muda." Bocah itu bercerita panjang lebar."Yaudah, suruh aja Nenek. Nenek kan udah tua tuh. Berarti dia orang tua," sahut Arsen malah semakin menyesatkan teori yang diyakini sang putra.Aileen mencubit pinggang suaminya begitu pria itu duduk di sisi ranjang. "Kamu ini!" kesal Aileen yang hanya dibalas Arsen dengan kekehan geli."Ntar Papa yang ambilin raport kamu. Jangan Mama, dia lagi sakit. Gara-gara semalam main hujan kayak anak kecil. Beneran bukan orang tua banget kan, Res?" ucap Arsen yang dibalas bocah itu dengan anggukan setuju."Kenapa Mama boleh main hujan? Aku kan juga mau tapi selalu dilarang," tanya Ayres protes.Arsen terkekeh geli begi

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Jangan Diulangi Lagi

    "Saya anter sampai sini aja. Udah sana masuk!" usir Arsen begitu mobilnya sudah terparkir di parkiran butik melati.Aileen menoleh aneh. Tumben sekali Arsen tidak mengantarnya sampai dalam. Apa pria sipit ini sedang sibuk?"Kamu lagi sibuk, ya? Seharusnya kan aku dianter sama supir aja," ucap Aileen merasa bersalah.Arsen menoleh bingung. "Kapan aku bilang aku sibuk?" tanya pria itu heran."Buktinya kamu mau langsung pergi. Biasanya nganter aku dulu sampai dalem," jawab Aileen polos.Arsen terkekeh geli sambil menjawil sebelah pipi Aileen gemas. "Enggak sibuk kok. Cuma lagi belajar percaya aja. Jangan curigaan terus sama istri sendiri. Dikira begini begitulah. Bosen saya marahan cuma karena hal kekanakan kayak gitu," jelas Arsen yang dibalas Aileen dengan 'ooo' yang panjang."Kamu enggak mau turun nih? Biar saya culik terus jadiin pajangan di ruangan saya," tanya Arsen yang dibalas Aileen dengan delikan."Nanti kalau aku jadi pajangan, bukan cuma kamu doang yang liat dong?" jawab Aile

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Maaf, Ya?

    Aileen cemberut. Begitu sampai rumah, Arsen malah tidak ingin berbicara dengannya. Pria itu benar-benar marah hanya karena Aileen lupa meminta izin untuk pergi dengan Tama."Mas, mau kopi?" Aileen bertanya sambil merangkul pundak sang suami dari belakang.Pria sipit itu mendengkus kemudian menepis lengan Aileen yang melingkar di lehernya. "Saya lagi sibuk! Jangan ganggu," tegur Arsen ketus yang tentu saja tidak membuat Aileen menyerah untuk membujuknya."Aku lapar, belum masak. Pesenin sesuatu di go food dong!" Di saat Arsen tengah marah begitu, Aileen malah sempat-sempatnya meminta dibelikan makanan.Tentu saja Arsen mengabaikan sambil terus melanjutkan pekerjaannya di laptop. "Kamu marah banget, ya?" tanya Aileen begitu tidak mendapat respon apapun dari sang suami."Yaudah deh, terserah kamu aja! Aku juga enggak ngapa-ngapain kok sama Tama. Kalau kamu enggak percaya ya terserah. Intinya aku udah jujur." Kali ini, Aileen malah ikut-ikutan sensi.Tapi, meski sudah mengomel sepanjang

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Aileen dan Tama

    "Wah ... Aileen udah masuk lagi ya, sekarang? Kemarin kemana aja? Kok enggak dateng?" tanya Tama menyapa begitu perempuan pendek itu sampai di tempat kursus.Aileen yang baru saja akan menjawab, langsung diam begitu melihat pelototan Arsen di sampingnya. Jadi demi menghindari Arsen mengomel season dua, perempuan itu hanya diam saja. Membiarkan sang suami menjawabnya."Dia lagi sibuk. Dia kan bukan remaja kemarin sore. Yang kerjaannya kalau enggak belajar atau ekskul, ya main hp." Arsen menjawab dengan nada sedikit sewot.Aileen mendelik protes sekaligus tidak terima. "Aku dulu enggak main hp kok! Dulu aku enggak punya hp soalnya," sanggah perempuan pendek itu tidak tahu suasana yang dibalas Tama dengan kekehan geli."Kabarin saya lagi kalau saya peduli," balas Arsen yang semakin membuat Aileen menghentakkan kaki sebal."Yaudah, saya berangkat dulu. Kamu yang serius belajarnya, jangan malah kebanyakan bercanda sama Tama!" tegur Arsen yang niatnya menyindir pria berkaca mata itu.Tama

  • Istri Kecil untuk Bos Duda   Istri Cantik Saya

    Sejak pulang dari tempat kursus jahit, Arsen lebih banyak marah-marah pada Aileen. Aileen yang tidak tahu alasannya apa tentu saja bertanya-tanya.Lebih dari Almarhumah Bundanya, sang suami terus mengomeli setiap hal yang sebenarnya tidak perlu. Padahal biasanya, Arsen paling malas berbicara."Mas mau ngopi?" tawar Aileen berniat meredakan sensitifitas pria sipit itu.Arsen yang tengah mengetik sesuatu entah apa di laptopnya, hanya membalas dengan lirikan tajam. Aileen mendadak tergagap melihat sikap galak suaminya yang terlalu mendadak."Mau kopi nggak? Kalau enggak aku lanjut bantu Bi Rindi di dapur nih," tanya Aileen sekali lagi sedikit takut."Tadi siang kamu bikinin Tama kopi tanpa nanya dulu di sana. Kok sekarang kamu tanya saya? Ya mau lah! Ga liat mata saya ini udah ngantuk berat?" tanya Arsen sewot yang akhirnya membuat Aileen menyimpulkan satu hal.Arsen ingin minum kopi.Beberapa saat kemudian, Aileen segera berlalu ke dapur. Tidak butuh waktu lama untuk membuat perempuan p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status