Home / Rumah Tangga / Istri Kecil Tuan Billionaire / Bertemu Calon Istri Kecil

Share

Bertemu Calon Istri Kecil

Author: Lisa Morgan
last update Last Updated: 2023-03-02 19:19:52

"Tidak masalah."

Sharena tidak terlalu terkejut dengan hal ini, sejak kecil ia juga sudah diiming-imingi akan menikah dengan Lukas, tetapi bukankah pria itu yang selalu menolak dengan keras? Lalu kenapa sekarang dia datang setelah sebelas tahun dan ingin menikah?

"Aku tidak keberatan, Kakek."

"Jangan memberatkan dirimu, Ren. Tidak apa-apa jika kamu ingin menolak Lukas. Jangan menganggap pernikahan sebagai balas budi."

Justru itulah yang dipikirkan oleh Sharena. Ia ingin membalas budi atas kebaikan keluarga yang baik ini, mana ada keluarga yang mau menghidupi dirinya selama sebelas tahun dengan kehidupan yang serba ada. 

"Aku tidak keberatan, Kakek. Paman Lukas memang harusnya menikah denganku, kan?"

Setidaknya jika menikah dengan Lukas bisa menolong keluarga ini, ia ikhlas. Sharena juga tahu berapa banyak yang dikeluarkan oleh keluarga ini hanya untuk dirinya.

Rasanya tidak pantas untuk menolak. Sharena harus tahu diri, kalau sudah dibantu setidaknya ia harus membantu keluarga ini kembali.

"Jadi ... Jadi kamu mau menikah dengan Lukas."

"Kalau Paman Lukas mau, aku juga tidak masalah dengan hal itu, Kakek."

Pria yang disebut kakek itu tersenyum simpul mendengar jawaban dari Sharena. Ia yakin kalau Lukas akan menerima Sharena dengan baik, begitu juga sebaliknya.

"Kalau kamu tidak betah pada Lukas, mungkin pada taraf yang tidak bisa dimaafkan lagi. Maka bercerai saja," ucap sang kakek yang membuat Sharena menipiskan bibirnya. 

Bercerai? Sharena bahkan belum memikirkan tentang ujung dari sebuah pernikahan. Apakah ia akan bercerai dengan Lukas suatu hari nanti?

"Aku sudah menerima konsekuensinya, Kakek."

"Baiklah, kalau begitu, tunggu Lukas datang."

"Paman Lukas akan datang hari ini?"

"Ya. Dia akan datang hari ini, Ren. Sambut calon suamimu dengan baik, ya."

"Iya, Kakek."

"Oh, iya. Mungkin tiga hari lagi kakek akan datang ke sini bersama kedua orangtua Lukas untuk membicarakan tanggal pernikahan kalian."

Sharena merasakan degupan jantungnya lebih cepat berdebar dari beberapa menit yang lalu. Ia akan menikah dengan seorang pria dewasa yang belum dijumpai selama sebelas tahun lamanya.

"Kakek mau pergi lagi?"

"Iya, Ren. Ada urusan yang harus diselesaikan hari ini." Kakek Gerald menyesap teh yang disediakan sebelum beranjak dari sofa empuk itu. "Jaga dirimu baik-baik, ya, Ren."

"Iya, Kakek. Hati-hati," sapa Sharena sebelum mobil hitam itu melaju dan tak terlihat sampai ke ujung pagar.

Sharena bahkan tidak tahu bagiamana caranya melatih diri untuk menjadi istri yang baik di usia yang baru menginjak dua puluh satu tahun.

"Kira-kira bagaimana wajah Paman Lukas setelah sebelas tahun, ya? Berjanggut, kah? Atau perutnya sudah buncit dengan kepala plontos?" tanya Sharena yang kini membayangkan wajah pria dengan kisaran umur seperti Lukas. "Apa aku akan tahan dengan pria seperti itu?"

Sharena menggelengkan kepalanya ringan. "Bagiamana pun wajahnya, aku harus menerima Paman Lukas. Aku sudah berjanji dan uangnya sudah banyak keluar untuk aku selama sebelas tahun." 

Benar, pada akhirnya Sharena mau menikah dengan Lukas hanya karena balas budi. Ia tidak mau dicap sebagai anak tidak tahu diri setelah dibantu malah tidak mau menolong.

Walaupun sebelas tahun tidak berjumpa dengan Lukas, namun Sharena tahu apa yang selalu menjadi permalasahan dari keluarga kaya raya ini.

"Mereka menginginkan keturunan agar bisa melanjutkan perusahaan, kan? Paman Lukas adalah anak satu-satunya, jadi dia yang diharapkan bisa memberi keturunan."

Sharena menopang dagu saat sudah berada di meja belajar dalam kamar. "Permalasahan orang kaya selalu ringan dan dibuat seolah sulit. Lukas tampan dan kaya, perempuan mana yang akan menolak dia untuk dijadikan suami? Eh, tapi ... Apa dia masih tampan? Sepuluh tahun yang lalu tampan, sih, tapi tidak tahu kalau sekarang."

Sharena menyandarkan punggungnya di kursi putar layaknya kantor itu dalam ukuran mini itu. "Atau mungkin banyak perempuan yang menolak Paman Lukas karena dia berperut buncit dan kepala plontos?" Sharena menggeleng lagi. "Tidak mungkin, pasti banyak perempuan yang tidak akan menolak kalau pria itu kaya, kan?" 

Gadis cantik itu selalu berperang dengan perasaanya sendiri setelah Lukas Adnan akan datang ke kota ini.

"Ya sudahlah, aku sudah bilang akan menerima konsekuensinya."

Sharena berjalan pelan ke arah kamar mandi setelah melepas semua pakaiannya tanpa handuk. Ia selalu melakukan hal itu karena di lantai atas hanya ada kamarnya seorang.

Bibi pun tidak akan sembarang membuka kamar Sharena jika memerlukan sesuatu.

"Ah, segarnya," gumam Sharena saat air shower mengguyur pucuk kepala sampai telapak kaki. 

Di sisi lain, sepasang sepatu pantofel datang memasuki kamar yang sudah sebelas tahun ia hiraukan. Pria yang masih cukup tampan dengan usianya itu mengernyit saat kamarnya berubah menjadi lebih banyak barang.

"Kenapa—"

Lukas berhenti berbicara karena sepatunya menginjak benda yang sedikit keras. "Ini pelindung dada?" 

Pria itu memperhatikan benda yang berserakan di bawah sepatunya, ada celana dalam, pelindung dada, tank top dan celana pendek. "Apa dia selama ini tinggal di kamarku?"

Pria itu mengambil pelindung dada yang kaitan besinya sedikit menempel di tapak sepatu Lukas. "Dia ... sudah besar," ucap Lukas pelan.

Di detik yang sama, suara teriakan menggema dari dalam ruangan. Sharenalah yang berteriak ke arah Lukas dan ia terlihat sedang memandangi pelindung dada milik sang pemilik kamar baru.

"Kamu siapa?! Kenapa memegang ..." Sharena mengambil paksa pelindung dadanya dari tangan Lukas. 

Pria itu menatap Sharena dari atas ke bawah, perempuan yang sedang memakai handuk pendek dengan ikatan kepala itu menatap marah ke arah Lukas. Ia mungkin sedang bingung antara marah atau apa. Lukas sedikit bingung dengan ekspresi yang berbeda tiap detiknya itu. 

Tapi Lukas memiliki satu kesimpulan saat menatap Yarena. Perempuan sebelas tahun yang lalu ini sangat cantik dengan handuk yang sedang dikenakannya. Apa dia baru siap mandi atau baru setengah mandi, tetapi Lukas menganggunya?

"Kau sudah besar ternyata."

Sharena mencoba mengingat lagi wajah dingin ini dengan baik. Apa dia Lukas? Paman yang sudah meninggalkannya selama sebelas tahun?

"Kau Sharena, kan?" 

Suara berat dengan kepribadian yang lebih dingin ini benar-benar terasa berbeda dengan Lukas yang dulu. Mungkin karena sudah berbeda umur.

Lukas terlihat lebih dewasa, postur tubuhnya juga sangat kekar dan tinggi. Bisa dibilang dia seperti orang Inggris asli.

"Kenapa kau menatap aku seperti itu?" Lukas menatap ceruk leher Sharena yang begitu membuat dirinya terpancing. "Apa seperti ini caramu menyambut suami?"

Pria itu mengelus dagu Sharena sembari mendekatkan wajahnya. "Kau sudah cukup dewasa untuk menikah, kan?" Lukas menyeringai ke arah sang calon istri. "Menikah denganku sedikit agak sulit, kau harus tahan, ya, Gadis kecilku."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yanti NeiiNeii
begini doank ceritanya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Perjodohan Terlalu Dini

    "Sekarang anak ini tinggal bersamamu."Lukas memandangi seorang bocah perempuan itu dengan sinis. Ia bukan tipe penyang anak dan rumah ini juga tidak membuka label penampungan seorang anak."Kalau orangtuanya tidak mau mengurus, buang saja ke panti asuhan, kenapa harus ke rumahku?" tanya pria dia puluh lima tahun itu dengan nada jengkel.Tadinya ia hendak pergi berangkat ke kantor, namun adik dari sang ayah justru datang ke rumah dengan membawa seorang anak perempuan."Aku tahu rumahmu bukan tempat penampungan anak.""Lalu kenapa paman bawa dia ke sini?""Aku akan menjawabnya setelah kau menyuruh kami berdua masuk ke dalam dan duduk sambil berbicara.""Aku akan berangkat bekerja dan aku sebentar lagi akan mengadakan pertemuan penting dengan salah satu—""Aku tidak peduli dengan segala ucapan atau kesibukanmu hari ini." Pria paruh baya itu tersenyum kecut ke arah Lukas. "Bisakah sopan sedikit dan mengajak pamanmu masuk terlebih dahulu?"Lukas tidak berekspresi apapun. Ia hanya menggese

    Last Updated : 2023-03-02
  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Diselingkuhi

    "Sial, semua orang sudah sinting! Apa ada virus yang menyerang semua otak manusia akhir-akhir ini? Kenapa semua terasa aneh dimataku?" rutuk Lukas yang sedari tadi berbicara tanpa henti. Ia masih menyetir dengan pikiran yang sama sekali tidak pernah berhenti mengumpat."Belum lagi tawaran untuk mengerjakan proyek di Inggris yang memakan waktu bertahun-tahun. Aku bahkan belum bisa memberikan jawaban atas tawaran gila itu." Lukas memijat keningnya resah. "Keuntungannya sangat besar, tetapi aku tidak mungkin meninggalkan Ariana di sini."Lukas memberhentikan mobilnya di sebuah lahan parkir khusus petinggi perusahaan. Ia masuk ke dalam ruangan dan merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk bewarna hitam metalik itu."Aku sudah bosan sekali dengan rutinitas seperti ini. Apa sebaiknya aku mengajak Ariana ke Inggris? Kami bisa merubah rutinitas membosankan ini ketika di inggris."Lukas tersenyum dan mencoba mengambil ponsel di dalam saku celananya. Pria itu ingin menelpon Ariana untuk membicarak

    Last Updated : 2023-03-02
  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Pembalasan Dendam Akibat Diselingkuhi

    "Kau tidak tahu? Tapi kau pacanya, kan? Ah, aku baru ingat, kau pacar ATMnya, ya?" Pria itu tertawa renyah ke arah Lukas dan ia tahu kalau tawaan itu adalah sebuah penghinaan. "Ariana sedang bekerja di hotel tengah kota samping mall. Aku yakin kau pasti tahu cara memergoki orang selingkuh.""Apa maksudmu?" tanya Lukas dengan rahang yang mengetat. "Aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu. Sekarang minggir."Lukas tetap pada posisinya seolah ingin menentang pria itu untuk masuk. "Ini apartemen yang setiap bulan aku sewa untuk Ariana, kenapa kau yang jadi memakainya?"Pria itu tertawa lagi, kali ini lebih nyaring dari yang sebelumnya. "Kau membayar sewa apartemen yang sudah aku beli dari tiga tahun yang lalu?" "Tiga tahun yang lalu?""Ariana memang perempuan yang 'hebat'. Dia menjadikan beberapa pria kaya sebagai pacar yang bisa membayar semua keperluannya. Dan sekarang perempuan sundal itu malah menjadikan apartemenku sebagai sumber kebohongannya!""Tapi Ariana pernah ma

    Last Updated : 2023-03-02
  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Sebelas Tahun Kemudian ...

    Sebelas tahun kemudian ..."Aku terlambat!" Sharena berlari dari prodi jurusan ke kelas yang di mana telah dialihkan ke gedung B. "Kenapa harus dialihkan, sih?!"Gadis cantik dengan rambut sepunggung itu tampak berlari cepat menyusuri lorong gedung B untuk mencapai kelas yang telah diubah dari dua jam yang lalu. "Aku sudah terlambat saja di hari pertama semester tujuh."Sharena telah sampai di depan kelas dan menghirup udara dalam-dalam untuk menetralkan pernapasan karena habis berlari dari jarak yang cukup jauh. "Kamu dari tadi ke mana?""Aku ke prodi dulu mengurus surat aktif berkuliah.""Untuk apa?""Aku ingin ikut organisasi. Nanti pulang kuliah, kami ada acara kumpul temu."" Oh, kamu ingin bersama dengan gebetanmu itu?""Bu-bukan, akhir-akhir ini aku suka bermain musik. Jadi—"Sharena terdiam saat pesan masuk lewat notifikasi ponselnya. Ia tidak tahu siapa pemilik nomor ponsel itu, tetapi deretan nomor di sana telah menanyai keberadaan Sharena beberapa kali.[Kamu di mana?]"Ja

    Last Updated : 2023-03-02

Latest chapter

  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Bertemu Calon Istri Kecil

    "Tidak masalah."Sharena tidak terlalu terkejut dengan hal ini, sejak kecil ia juga sudah diiming-imingi akan menikah dengan Lukas, tetapi bukankah pria itu yang selalu menolak dengan keras? Lalu kenapa sekarang dia datang setelah sebelas tahun dan ingin menikah?"Aku tidak keberatan, Kakek.""Jangan memberatkan dirimu, Ren. Tidak apa-apa jika kamu ingin menolak Lukas. Jangan menganggap pernikahan sebagai balas budi."Justru itulah yang dipikirkan oleh Sharena. Ia ingin membalas budi atas kebaikan keluarga yang baik ini, mana ada keluarga yang mau menghidupi dirinya selama sebelas tahun dengan kehidupan yang serba ada. "Aku tidak keberatan, Kakek. Paman Lukas memang harusnya menikah denganku, kan?"Setidaknya jika menikah dengan Lukas bisa menolong keluarga ini, ia ikhlas. Sharena juga tahu berapa banyak yang dikeluarkan oleh keluarga ini hanya untuk dirinya.Rasanya tidak pantas untuk menolak. Sharena harus tahu diri, kalau sudah dibantu setidaknya ia harus membantu keluarga ini kem

  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Sebelas Tahun Kemudian ...

    Sebelas tahun kemudian ..."Aku terlambat!" Sharena berlari dari prodi jurusan ke kelas yang di mana telah dialihkan ke gedung B. "Kenapa harus dialihkan, sih?!"Gadis cantik dengan rambut sepunggung itu tampak berlari cepat menyusuri lorong gedung B untuk mencapai kelas yang telah diubah dari dua jam yang lalu. "Aku sudah terlambat saja di hari pertama semester tujuh."Sharena telah sampai di depan kelas dan menghirup udara dalam-dalam untuk menetralkan pernapasan karena habis berlari dari jarak yang cukup jauh. "Kamu dari tadi ke mana?""Aku ke prodi dulu mengurus surat aktif berkuliah.""Untuk apa?""Aku ingin ikut organisasi. Nanti pulang kuliah, kami ada acara kumpul temu."" Oh, kamu ingin bersama dengan gebetanmu itu?""Bu-bukan, akhir-akhir ini aku suka bermain musik. Jadi—"Sharena terdiam saat pesan masuk lewat notifikasi ponselnya. Ia tidak tahu siapa pemilik nomor ponsel itu, tetapi deretan nomor di sana telah menanyai keberadaan Sharena beberapa kali.[Kamu di mana?]"Ja

  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Pembalasan Dendam Akibat Diselingkuhi

    "Kau tidak tahu? Tapi kau pacanya, kan? Ah, aku baru ingat, kau pacar ATMnya, ya?" Pria itu tertawa renyah ke arah Lukas dan ia tahu kalau tawaan itu adalah sebuah penghinaan. "Ariana sedang bekerja di hotel tengah kota samping mall. Aku yakin kau pasti tahu cara memergoki orang selingkuh.""Apa maksudmu?" tanya Lukas dengan rahang yang mengetat. "Aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu. Sekarang minggir."Lukas tetap pada posisinya seolah ingin menentang pria itu untuk masuk. "Ini apartemen yang setiap bulan aku sewa untuk Ariana, kenapa kau yang jadi memakainya?"Pria itu tertawa lagi, kali ini lebih nyaring dari yang sebelumnya. "Kau membayar sewa apartemen yang sudah aku beli dari tiga tahun yang lalu?" "Tiga tahun yang lalu?""Ariana memang perempuan yang 'hebat'. Dia menjadikan beberapa pria kaya sebagai pacar yang bisa membayar semua keperluannya. Dan sekarang perempuan sundal itu malah menjadikan apartemenku sebagai sumber kebohongannya!""Tapi Ariana pernah ma

  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Diselingkuhi

    "Sial, semua orang sudah sinting! Apa ada virus yang menyerang semua otak manusia akhir-akhir ini? Kenapa semua terasa aneh dimataku?" rutuk Lukas yang sedari tadi berbicara tanpa henti. Ia masih menyetir dengan pikiran yang sama sekali tidak pernah berhenti mengumpat."Belum lagi tawaran untuk mengerjakan proyek di Inggris yang memakan waktu bertahun-tahun. Aku bahkan belum bisa memberikan jawaban atas tawaran gila itu." Lukas memijat keningnya resah. "Keuntungannya sangat besar, tetapi aku tidak mungkin meninggalkan Ariana di sini."Lukas memberhentikan mobilnya di sebuah lahan parkir khusus petinggi perusahaan. Ia masuk ke dalam ruangan dan merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk bewarna hitam metalik itu."Aku sudah bosan sekali dengan rutinitas seperti ini. Apa sebaiknya aku mengajak Ariana ke Inggris? Kami bisa merubah rutinitas membosankan ini ketika di inggris."Lukas tersenyum dan mencoba mengambil ponsel di dalam saku celananya. Pria itu ingin menelpon Ariana untuk membicarak

  • Istri Kecil Tuan Billionaire   Perjodohan Terlalu Dini

    "Sekarang anak ini tinggal bersamamu."Lukas memandangi seorang bocah perempuan itu dengan sinis. Ia bukan tipe penyang anak dan rumah ini juga tidak membuka label penampungan seorang anak."Kalau orangtuanya tidak mau mengurus, buang saja ke panti asuhan, kenapa harus ke rumahku?" tanya pria dia puluh lima tahun itu dengan nada jengkel.Tadinya ia hendak pergi berangkat ke kantor, namun adik dari sang ayah justru datang ke rumah dengan membawa seorang anak perempuan."Aku tahu rumahmu bukan tempat penampungan anak.""Lalu kenapa paman bawa dia ke sini?""Aku akan menjawabnya setelah kau menyuruh kami berdua masuk ke dalam dan duduk sambil berbicara.""Aku akan berangkat bekerja dan aku sebentar lagi akan mengadakan pertemuan penting dengan salah satu—""Aku tidak peduli dengan segala ucapan atau kesibukanmu hari ini." Pria paruh baya itu tersenyum kecut ke arah Lukas. "Bisakah sopan sedikit dan mengajak pamanmu masuk terlebih dahulu?"Lukas tidak berekspresi apapun. Ia hanya menggese

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status