"Mobilnya berhasil di angkat, dan ditemukan jenasahnya disana! Sekarang dalam proses autopsi!" jawab Zevin.
Deg!Cesa terkejut dengan ucapan Zevin, apakah benar Demon memilih bunuh diri daripada balas dendam?Melihat cara dia dulu menginginkan Cesa, membuat Cesa tak yakin akan hal tersebut...Namun Cesa tetap mengangguk, "Semoga benar dia dan segera dimakamkan dengan agar tenang!" jawab Cesa.Zevin mengangguk, "Kini Arga akan segera kembali setelah mengurus bisnismu disana!" ucap Zevin."Terima kasih, Om!"Bersamaan dengan itu,"Mommy, Daddy!" pekik Vista dan Dares sambil berlari menuju orang tua mereka.Kedua anak itu ingin masuk ke dalam pelukan Daddynya juga, "Mommy curang, kenapa Mommy mengambil Daddy sendiri!" keluh Vista ikut mendusel.Cesa dan Zevin tertawa mendengar celoteh Vista dan justru Cesa semakin mengeratkan pelukannya pada Zevin."Biar saja, Kan Daddy s"Ada Paparazi!" ucap Zevin sambil menyerahkan tabletnya. Sontak Cesa terbelalak kala melihat berita yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Hotline! Foto mereka berempat pagi tadi saat memasuki lobi perusahaan menjadi sampul dari berita itu. [Hotnews, Presdir PBC yang dingin dan belum move on dari mantan istrinya tertangkap kamera bersama perempuan dan kedua anak kembar]Deg! Seketika jantung Cesa berdebar melihat berita yang tengah menjadi sorotan banyak pasang mata. Sejujurnya Cesa sudah tau jika dia memutuskan kembali bersama Zevin, dia pasti akan menjadi perbincangan karena Zevin merupakan Presdir terkenal yang selalu masuk majalah top pengusaha. Namun, Cesa tidak menyangka akan secepat ini. Benar-benar tidak menyangka! Cesa yang dihantui rasa penasaran, memutuskan untuk membuka berita itu dan membaca berita itu. "Kembalikan tabletnya, Sayang! Biarkan Dion yang mengurusnya!" ucap Zevin. Namun Cesa tak ingin mendengarkan Zevin, Cesa terus membaca dengan teliti
Sore hari ini, Cesa terpaksa keluar dari perusahaan saat sudah sedikit tenang bersama kedua anak buah yang Zevin tugaskan. Zevin tidak bisa mengambil resiko jika ada orang yang paparazi dengan dirinya. Beruntung foto pertama resolusi sangat buruk dan wajah Cesa, Dares, Vista tidak terlihat jelas. Hal itu membuat Zevin bersyukur! Zevin sendiri saat ini tengah menumpukan dahinya pada meja kebesarannya, memikirkan hal apa yang akan dia lakukan. Membayangkan tangisan ratapan Cesa membuat Zevin mendidih. "Aku tak akan memaafkan dalang dalam kesakitan istriku!" gumma Zevin. Yah, saat ini Zevin telah mengejar orang yang sudah menjual fotonya dan keluarganya ke media. Zevin kemudian memilih kuat untuk menjadi pelindung orang-orang yang sangat dia sayangi. Yah, Demi orang-orang terkasih! Zevin kemudian memerintah Arga kembali mengurus [ Davisain Colection] milik sang istri. Tapi Zevin akui, Cesa sangat hebat hingga memiliki banyak cabang tanpa relasi dalam empat tahun terakhir ini.
"Apa kamu begadang untuk membuat ini, Om?" gumam Cesa sambil terus menggeser hingga ke halaman terkahir. Cesa benar-benar seperti sudah mengurusnya dengan para pekerjanya, padahal itu kerjaan Zevin seorang diri. "Eughhh!" lenguh Zevin saat mulai membuka mata, "Sayang, kamu disini?" tanya Zevin kemudian. Zevin terkejut sebenarnya, saat membuka mata dan menemukan istrinya menatap dirinya intens. Cesa mengangguk, "Apa maksud ini semua, Om?" tanya Cesa menuding layar laptopnya. Zevin kemudian tersenyum dan menggeser tubuhnya sedikit ke belakang, kemudian menepuk-nepuk pahanya, "Duduk, Sayang!" Cesa kemudian menurut dan duduk di pada suaminya yang masih terasa otot kekarnya walaupun belum seperti sedia kala. Zevin kemudian mengscroll halaman demi halaman, "Mana yang kurang menurut kamu?" tanya Zevin.. Cesa menggeleng, "Tidak ada, Om! Semuanya sama persis dengan yang ada dalam konsepku!"Zevin kemudian membuka emailnya, "Semua konsepmu sudah dikirim oleh, Arga! Maka dari itu aku men
Namun belum sempat Zevin melakukan hal yang lebih, Cesa lebih dulu mendorong Zevin, "Om, Stop!" ucapnya dengan dada yang naik turun. Begitu juga dengan Zevin, Zevin hanya mengangguk sambil mengusap bibir basah Cesa, "Terima kasih, Sayang!"Sontak Cesa cemberut, "Om, Mesum!" pekiknya. Zevin pura-pura terkejut, "Apa memangnya yang aku lakukan, Sayang?" "Ih, Om cium-cium Cesa! Om sudah janji kan, kalau tidak akan melakukan hal tak senonoh sebelum Om benar- benar sembuh!" omel Cesa sambi terus menekuk bibirnya. Zevin tersenyum mendengar ocehan itu sambil menikmati rona merah di wajah istrinya. Zevin tau jika Cesa pasti sangat malu dengan tindakan impulsifnya sendiri. "Aku? Bukankah kamu yang menciumku terlebih dahulu? Aku hanya melanjutkan, Sayang!" ucap Zevin justru semakin membuat Cesa semakin malu, "Menolak wanita hanya akan membuat wanita merasa tak diinginkan!" belanya. Cesa kemudian berdiri, "Taulah, Om tua! Dasar Om - Om Mesum!" pekiknya sambil berlari menuju kamar mandi sam
Zevin tampak terkejut saat putranya seolah sudah sangat paham dengan treding. "Tau dari mana kamu, Nak?" tanyanya. Dares kemudian menunjukkan sebuah aplikasi tempatnya menanam saham, "Aku main ini sejak dulu, Dad!" ucapnya. Ha! Zevin semakin saat melihat putranya sudah sangat mahir memainkan sahamnya. "Apa lima juta ini prospek?" tanya Zevin. Dares mengangguk, "Lihatlah Dad, perusahaan ini sudah termasuk dalam pengelolaan negara, jadi semakin lama saham kita akan meroket!" jawab Dares.. God job! Zevin kemudian membuka ponselnya dan masuk ke akun banknya, setelah itu menyerahkan ponselnya pada Dares, "Ini transfer sendiri kalau Dares bisa!" Dares hanya mengangguk dan mulai memainkan ponsel Zevin dan mentransfer pada e-money miliknya. Zevin mengusap puncak kepala Dares dengan sangat bangga, putranya bahkan belum genap lima tahun, tapi sudah sangat cerdas menjalankan otaknya. "Daddy bangga padamu, Nak!" ucap Zevin. Dares mengangguk, "Darah Mommy dan Daddy!" sombongnya. Hal
Zevin yang tengah menggendong Vista didalam kursi roda dan memegang Dares tidak sengaja menabrak kaki seseorang. Bersama itu, wanita yang ditabrak Zevin tampak terkejut, "Maa—fMas Zevin!" pekiknya. Zevin tampak dingin dan terus melakukan kursi rodanya tanpa berbicara sepatah katapun dengan wanita itu. Hal itu membuat Dares tersenyum, Dares merasa Daddynya keren mengabaikan wanita selain mommynya. Namun, siapa sangat wanita itu justru mengejar, "Mas Zevin, Tunggu!" pekiknya. Hal itu membuat Zevin menghembuskan nafas kasar dan berhenti, karena Zevin tak mau wanita itu tau dimana ruangan yang dia booking dan bertemu dengan Cesa. Hubungannya baru saja membaik dengan Cesa, Zevin tidak ingin kehadiran ulat bulu itu membuat Cesa salah paham dan menjauhinya lagi. "Ada apa lagi, Diandra!" ketusnya. "Kamu sekarang lumpuh, Mas? Aku kesini karena melihat di berita tentan
Cesa hanya bisa menelan ludahnya dengan berat mendengar bisikan dari suaminya itu. Daddy? Mommy? Rasanya aneh sekali, tapi Cesa bertekad ingin memperjuangkan pernikahan dan rumah tangganya, sehingga dia akan berusaha memulai dari dirinya juga. Cesa melirik sekolah pada suaminya, "Oh ya? Daddy benar-benar suka?" tanyanya menggoda Zevin. Sontak Zevin terbelalak! Zevin tidak menyangka jika kejailannya pada Cesa, rupanya disambut dengan tangan terbuka oleh sang istri. Jantung Zevin semakin bertalun-talun mendengar suara lembut istri kecilnya itu, 'Aduh, seperti remaja puber aja kamu ini Zevin!' runtuknya pada diri sendiri. Benar-benar membuat Zevin terpaku sambil berkedip-kedip seolah tidak percaya dengan penerimaan Cesa. 'Apa karena dia sedang senang untuk pembukaan perusahaannya?' batin Zevin. Melihat Zevin terkejut membuat Cesa
'Apa aku bisa mempercayakan hatiku pada orang yang tak memikirkan diriku?' batin Cesa. Cesa dilema! Cesa hanya bisa menetralkan hatinya kembali, mencoba memahami jika suaminya hanya bercanda. "Mungkin ini juga ujian hatiku agar tetap teguh pada keputusan awal! Mungkin Allah ingin tau kesungguhan hatiku!" gumamnya mencoba lebih berbesar hati.Yah, Cesa berbesar hati untuk takdir yang menghampirinya. Mencoba memaafkan candaan suaminya itu, mengerti jika jarak usia dan waktu yang telah hilang diantara mereka merubah sudut pandang dan tidak mengerti apa yang dialami masing-masing. Begitupun dengan Cesa yang tidak mengerti lika Zevin, tak mengerti jika ada bagian dari ucapannya yang membuat hati Zevin terluka. Cesa mencoba berada di posisi Zevin yang ada di hubungan canggung dengannya. Cesa memilih beristighfar untuk ketenangan hatinya.Ditempa diluar sana bertahun-tahun membuat Cesa bisa berfikir jer
"EVE! MENYENTUH ISTRIKU SAMA SAJA MENGALI KUBURMU SENDIRI!" teriak Zevin marah. Marah, kesal, khawatir menjadi satu memenuhi dada Zevin hingga naik turun, pasalnya Eve tengah menggunakan rompi Bom. Zevin juga bisa melihat controlnya ada di genggaman tangannya. Entah dimana otak Eve dan kejahatan apa lagi yang dia rencanakan, hingga melakukan hal senekad ini. "Bahkan aku sudah menggali kuburanku sendiri, Zevin! Hingga kau tak perlu susah payah menyiapkannya untukku!" jawab Eve tanpa rasa takut. "Apa maumu?" tanya Zevin. Tidak!Apapun yang terjadi, Cesa dan anak-anak harus aman! Zevin tidak akan biarkan Eve atau siapapun menyentuh mereka. "Aku tidak ingin apa-apa! Aku hanya menjemput sepupuku untuk pulang bersama!" jawab Eve santai. "Kau gila! Kau tidak waras!" pekik Zevin kemudian menoleh sekejap, "Masuk, Sayang! Aku mohon masuklah, kau dan bayi kita harus selamat!" lirih Zevin. "Gak, Dad! Kau juga harus selamat! Ayo kita masuk bersama!" ajak Cesa. "Iya, Masuklah dulu, Saya
Cesa tiba-tiba teringat saat suaminya bermandikan darah saat tertabrak truk untuk menyelamatkannya. "Ya, kejarlah mereka dan jangan pernah lepaskan, Dad!" ucap Cesa. "Iya, Daddy harus melakukan itu! Agar tidak ada lagi korban dan juga keluarga kita aman, Sayang!" "Iya, Dad! Maafkan Mommy ya! Mommy hanya takut Daddy kenapa-napa? Semuanya bertubi-tubi dan daddy selalu terluka!" lirih Cesa. "Tapi Daddy tetap kuat dan masih bersama kamu, Sayang!" lirihnya. "Ya, Benar! Daddy sangat kuat menggendong Dares sepanjang memasuki hutan! Daddy keren! Daddy hebat!" timpal Dares. "Benar, Vista juga sangat bangga pada Daddy!" lanjut Vista. Semuanya mendukung Daddy mereka dan itu membuat Cesa tersenyum bahagia. Bersama dengan anak-anak dan suami yang sangat dia cintai adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. "Ya, Daddy hebat!" jawab Cesa. Zevin pun demikian, tersenyum manis saat kedua buah hatinya membelanya. Hatinya menghangat saat seluruh keluarganya merasa aman dalam perlindungannya
Dengan cepat Arga menggendong Dares dan Vista, walaupun mereka berontak dan menangis. "Daddymu akan di gendong uncle Jack, Daddy harus mendapat pertolongan! Jadi jangan menangis, ayo segera keluar dari hutan ini!" ucap Arga. Sontak keduanya terdiam! Mereka mengerti dan membiarkan Daddy nya di gendong oleh seseorang berbadan kekar dan besar. Menempuh beberapa jam untuk keluar dari dalam hutan. Beruntung, kembar sangat kooperatif sekali, walaupun sesekali Vista masih menangis dipundak Arga, "Daddymu sangat kuat, tidak mungkin Daddy kalah dengan tembakan itu, Sayang!" lirih Arga. "Daddy pernah tidur lama dan tidak bangun, Uncle! Vista takut!" "Percayalah padaku!" Arga terus meyakinkan gadis kecil itu jika Daddy nya akan baik-baik saja. Empat jam lebih waktu yang digunakan untuk bisa keluar dari dalam hutan itu, dan mereka langsung menuju rumah sakit karena Zevin masih belum sadar. Hari sudah hampir petang saat mereka keluar dari dalam hutan, dan mau tidak mau, Arga harus menelp
Deg! "Kau juga bukan ayahku, Demon!" Tes! Air mata Vista tak bisa lagi ditahan saat mendengar kata-kata menyakitkan itu, sambil menatap ke atas melihat Demon. Demon pun secara reflek menatap mata tajam gadis kecilnya dulu, "Vista!" Telihat jelas jika putri kecilnya yang selama hampir lima tahun dia rawat berdua dengan Cesa.Tidak! Hatinya seperti tergerak melihat bola mata Cesa pada mata Vista. Mata itu penuh gurat kesakitan. "Kau juga bukan Ayah Zetian lagi, Kau Demon yang nakal! Kau menculikku dan akan membunuhku! Kau jahat!" ucap Vista. Dan itu membuat Demon terpaku! Bohong, jika mata itu tidak mempengaruhi Demon saat ini! Bohong, jika tidak ada rasa cinta setelah membantu Cesa merawat kembar selama empat tahun lebih. Glek! Tanpa mereka sadari, saat adegan itu membuat semua orang membeku, Zevin masuk ke dalam air pantai dan menyelam. Tujuannya adalah naik ke kapal putrinya! Zevin tidak membiarkan kesempatannya hilang begitu saja. Beruntung, kapal tak jauh dari bibir
Kemudian Dares mengambil sebuah japit warna merah muda yang cukup jauh dari jalan tempatnya, "Ini jepit, Adek, Dad!" Deg! "Kita harus ke sana!" seru Zevin menunjuk ke arah yang ditunjukan putranya. Satu yang Zevin lupakan, jika Dares dan Vista telah tumbuh di dalam rahim Cesa berdua, bersama bahkan sejak belum berbentuk. Ikatan batin antara mereka tak akan pernah berkhianat! Setidaknya, Zevin akan mempercayai itu saat ini. Disaat semua alat pelacak telah hilang dari tubuh putrinya, kini hanya Dares yang Zevin percaya akan membawanya menuju tempat Vista. Mereka kemudian terus berlari mengikuti Dares dan Zevin yang sudah memimpin rombongan. Beberapa juga sudah berpencar ke arah lain dari hutan ini sesuai instruksi dari Zevin. Hampir satu jam, mereka sudah berlari semakin masuk dan masuk lagi ke dalam hutan. Semakin dalam dan jauh. Zevin mulai mengkhawatirkan putranya yang sudah beberapa kali tersungkur. Dares tetaplah anak kecil yang belum terbiasa dengan keadaan fisik yang
"Kalau di Dusseldorf?" tanya Zevin pada Dares. "Demon yang mengajari!" Deg! "Demon?" lirih Zevin. Selain terkejut Demon mengajari anaknya yang masih tergolong kecil untuk senjata yang berbahaya itu. Zevin juga terkejut jika Dares tidak lagi memanggil Demon dengan 'Ayah Zetian' lagi. "Apa, Mommy tau jika Dares dan Ayah Zetian, belajar menggunakan senjata api itu?" tanya Zevin mencoba memancing Dares. Dares menggeleng, "Tidak, Dad! paman Demon selalu bilang untuk tidak memberitahu, Mommy!" "Paman?" tanya Zevin. "Yah, dia bukan lagi Ayahku! Dia jahat! Dia menculik Vista!" jawab Dares marah. Terlihat jelas wajah penuh kekecewaan Dares. Zevin kemudian sejenak merengkuh sang putra untuk masuk ke dalam pelukannya. Zevin tau jika putrnya sedang kecewa. Tidak bisa Zevin rubah, jika putranya memilik
Deg! "Putar Balik!" pekik Zevin, "Kembali ke sekolah anak-anak!" Ciiitttt! Suara ban yang beradu dengan aspal beserta rem membuat para pengendara lain ikut mengumpat. Ditambah manuver Arga yang sangat tiba-tiba, membuat beberapa mobil lain ikut menginjak rem. Menghindari terjadinya kecelakaan beruntun. Segala cacian keluar dari mereka yang baru saja berhasil menghindari mobil Zevin. "Kecepatan penuh, Ga!" titah Zevin. Tidak! Tidak akan pernah Zevin biarkan, Demon menyentuh kembar seujung kuku pun! Jangan harap! Jika ada yang tergores sedikitpun dari mereka, Jangan pernah berharap maaf darinya. Bukan polisi lagi yang akan bertindak! Tapi dirinya, bahkan Zevin bersedia membunuh Demon dem
"Supir truk yang menabrak kita, sudah di temukan!" Deg! "Dengan, Eve?" tanya Cesa. Ekspresi Cesa yang sedikit tegang, membuat Zevin mendekat dan memeluk sang istri dengan erat. Tidak! Zevin tidak ingin istrinya banyak pikiran, "Sayang, tenang!" lirihnya. "Apa, Eve berulah lagi, Dad? Please, jangan tutupi apapun dari, Mommy!" pinta Cesa. Zevin kemudian mengurai pelukannya dan menangkup wajah sang istri sambil mengangguk. "Tapi janji, kalau Mommy, tidak boleh banyak pikiran ya!" ucapnya. Cesa mengangguk, "Dad, kali ini, kita harus berjuang bersama untuk rumah tangga ini!" jawabnya. Sejujurnya, Cesa tak ingin suaminya berjuang sendirian, dan mengorbankan dirinya. Bagaimana, Cesa bisa hidup nantinya jika kehilangan, Zevin? Membayangkannya saja sudah sakit! "Mom yakin, kita bisa lewa
"Tidak mudah, Tuan! Eve bekerja sama dengan Demon!" ucapnya. Deg!"Apa?" pekik Cesa terkejut. Tidak!Bukan hanya Cesa, tapi juga Zevin! Zevin tidak pernah memperkirakan jika Demon akan secepat ini bangkit apalagi setelah semua miliknya, orang-orang organisasinya hancur. "Bagaimana bisa mereka bekerja sama?" tanya Zevin dengan dada yang mulai bergemuruh. "Saya juga belum tau, Tuan! Pastinya selama ini, Demon sudah mengintai dan memanfaatkan momen ini!" jawab Arga. Deg! "Anak-anak!" pekik Zevin, "Ga, perketat penjagaan anak-anak! Apapun yang terjadi, jangan biarkan anak-anak jadi korban, Demon!" ucapnya."Iya, Tuan! Sudah saya tambah dan perketat pengawalan anak-anak, Tuan!" "Dad!" lirih Cesa. "Waktunya sudah tiba, Mom! Dia pasti datang untuk mengambilmu, sekaligus menuntut balas karena, Daddy, menghancurkan organisasi mereka!" ucap Zevin. "Lalu, Bagaimana ini