..“Iya, aku keberatan” ucap Laura.Noa menatap istrinya dengan tatapan bingung, “kenapa? Kamu tidak menyukainya?”Laura menggeleng, “bukan begitu, dia memang menyebalkan, tapi jika dia adikmu aku bisa menerimanya kok, hanya saja apartemen ini terlalu kecil untuk ditinggali dengan dia” ucap Laura.Noa terkekeh gemas, “jadi maksudmu, kamu ingin pindah ke rumah yang lebih besar? Itu tidak masalah, aku memiliki beberapa rumah yang lain, kita bisa menempatinya. Yang paling dekat dengan sekolah adalah villa di tepi pantai itu, mau tinggal di sana saja?” tawar Noa, Laura refleks mengangguk antusias.Laura sangat menyukai villa yang ada di tepi pantai, karena itu dekat dengan pantai, dan laut. Laura sangat menyukainya.Noa mengecup kening Laura dengan sayang, “aku tahu kamu menyukai pantai. Sepertinya kammu akan suka jika ku ajak bulan madu di Maldives.”“Maldives?” tanya Laura, masih saja antusias, istri kecil Noa terlihat sangat senang, belum ada tanda-tanda mengantuk darinya.“Iya, disan
..Laura merasa aneh pagi ini,Pertama, Arga sangat baik. Adik ipar Laura itu bukan hanya bangun sangat pagi, tapi dia juga menyiapkan sarapan serta bekal makan siang untuk semuanya. Laura tidak menyangka si Arga itu pintar memasak juga.Untuk sarapan, dia membuatkan nasi goreng seafood yang rasanya mirip sekali dengan yang ada di restoran. Laura merasa kalah, itu menyebalkan sekali.Lalu yang kedua, wajah Noa terlihat aneh sekali, dia makin protektif terhadap Laura. Atau, jangan-jangan itu hanya perasaan Laura saja ya?Entahlah, mungkin memang kakak beradik itu sedang aneh.Keanehan itu semakin Laura rasakan saat di sekolah.Noa yang menggantikan Bu Sela sebagai wali kelas Laura, memindah posisi duduk anak-anak di kelas. Tidak boleh ada anak laki-laki yang duduk di sekitar Laura.Beberapa siswa mengeluh kesal, namun para siswi senang sekali karena mereka duduk jauh dari para siswa yang suka ribut.Kemudian, Noa juga selalu memperhatikan Laura setiap ada kesempatan yang ada.Sampai L
..“Kenapa kita malah kesini?”Bukannya menjawab, Arga malah duduk di tepi pembatas atap gedung.Lira berdiri di belakangnya, tidak berani untuk melakukan hal yang sama dengan Arga. Karena itu sangat berbahaya.“Arga! Aku tinggal nih!” rengek Lira lagi.Arga pun menoleh pada gadis itu lalu menariknya untuk ikut duduk di sebelahnya.“Duduk aja kenapa sih, aku tuh mau ngomong!”“Emangnya kamu udah kenal sama aku? Kamu kan belum kenal” sindir Lira.Arga memutar bola matanya malas, “aku sudah tau, kau hanya tiba-tiba jadi kurus dan secantik ini, aku – aku minta maaf, karena selama ini berkata jahat padamu, aku tidak bermaksud seperti itu, aku menyesal, jadi maafkan aku” ucap Arga.Lira melirik Arga, lelaki itu menatap lurus ke depan, pemandangan kota yang padat namun juga cantik. Setelah Lira ikut menatap lurus ke depan, mungkin menatap apa yang dilihat Arga juga saat ini, dia mulai berkata.“Jika kau tidak bermaksud, lalu sebenarnya apa maksudmu, jika memang ingin menghinaku tidak apa ko
..Semua sangat cepat. Lira kebingungan tidak tahu harus bagaimana dia bereaksi. Hingga kemudian dia memilih diam, menikmati sentuhan bibir Arga yang melumat pelan bibirnya.Itu adalah ciuman pertama bagi Lira. Dia tidak pernah sedekat itu dengan siapa pun. Ada seperti rasa yang menggelitik di perut Lira saat Arga menyentuhnya.Saat bibir itu bergerak diantara belah bibirnya. Rasanya lembut, basah dan aneh. Namun, juga menyenangkan.Lira kehilangan muka saat Arga melepas ciuman mereka, karena dia sekarang malu untuk menatap lelaki tampan itu.Senang?Iya, ada perasaan senang di benak Lira. Dia merasa bodoh padahal harusnya dia marah karena Arga menyentuhnya tanpa permisi.harusnya Lira mencegah semua itu, tidak membiarkan siapa pun menyentuhnya karena dia tidak murahan.Namun, Lira hanya realistis. Arga tampan, hati kecil Lira menyukai Arga, meski kenyataannya Arga sering menghinanya. Lalu saat Arga mengungkapkan kelemahan di depannya, Lira mulai luluh.Tembok di hatinya mulai mencair
. . Berkali-kali Ruby menghembuskan nafas berat. Dia hanya sedang gugup. Laura dan Lira tidak ada bersama dengannya, sementara Diana duduk jauh dari tempat duduknya. Karena itu si ketua kelas tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya. Ruby sih diam saja, karena sebenarnya dia suka Dave duduk dengannya, meski Dave tidak mengajaknya mengobrol dan sibuk dengan belajar sendiri. Sebenarnya Dave tahu Ruby sedang gugup, jadi dia diam-diam meraih tangan Ruby yang berada diatas pahanya, lalu menggenggam tangan Ruby erat. Ruby yang diperlakukan seperti itu menjadi sangat gugup. Pertama gugup karena tangannya digenggam oleh Dave, kedua, karena dia takut ada yang curiga mereka sedang berkencan. Itu memang gila, Dave sungguhan menjemput Ruby pagi-pagi dengan motor matic biru muda. Itu sangat membingungkan sekaligus lucu disaat yang bersamaan. Karena Dave tidak pernah memakai motor seperti itu ke sekolah. “Dave!” Dave refleks melepas genggaman tangannya pada Ruby, lalu menoleh pada asal su
..“Ayo pulang bareng!”Laura yang sedang menunggu jemputan datang tiba-tiba dihampiri oleh Arga, yang membawa motor sport milik Noa.Karena Arga tinggal di apartemen Noa, dia tidak mau berangkat bersama dengan Laura menggunakan mobil.Laura mengangkat salah satu alisnya, tanda dia merasa heran dengan adik iparnya tersebut.“Tumben baik banget, ada maunya ya?” tuduh Laura.Arga berdecak malas, “gak usah ge-er deh, kakak minta aku jemput kamu, soalnya Satria tuh ada keperluan gitu sore ini, udah naik aja, ini helmnya” Arga menyodorkan helm hitam pada Laura, yang langsung diambil dengan malas oleh Laura.“Ya udah deh, jangan ngebut ya, awas kalo ngebut, gak aku bolehin makan kamu di rumah!”“Ya aku makan di luar, kok repot banget” sahut Arga tidak mau kalah.“Ya udah makan di luar aja sana!”“Yee, aku bilangin kakak nih!”“Tukang ngadu, udah ayo jalan!”“Gak jadi ah, turun kamu, males aku bareng kamu.”“Jangan jadi adek ipar laknat ya, udah jalan cepetan!”Arga terpaksa mengangkut kakak
..Noa benar-benar menyesal karena meremehkan ucapan istrinya.Bagaimana tidak?Setelah dia terpaksa mencari tahu tentang ibunya Laura, dia menyesal karena ternyata keadaan ibu Laura sedang kritis di rumah sakit. Ibu Laura mengalami kecelakaan.Walau penyebab kecelakaannya agak tidak bisa diterima Noa sih. Penyebabnya adalah ibu Laura nekat menerobos lampu merah saat sedang menyetir mobil baru yang dia beli dengan uang pemberian Noa dalam keadaan mabuk.Secara hukum ibunya Laura salah besar.Namun, keadaan yang kritis membuat Noa merasa bersalah karena sempat mengatakan keadaan ibu Laura tidak penting, karena sudah jahat menjual Laura.Memang ibu Laura jahat sekali, sangat jahat.Tapi Noa akan lebih jahat jika dia tidak membantu mertuanya yang sedang dalam kesulitan.Ibu Laura mengatakan agar Noa tidak mengatakan tentang keadaannya pada Laura.Itulah keapa meski Noa sudah menemukan ibu Laura di salah satu rumah sakit besar di Bandung, Noa hanya mengatakan masih mencari ibunya.Noa aka
..“Arga, kak Noa kok ga pulang-pulang?”Arga yang sedang memanggang roti melirik istri kakaknya itu sekilas. Kasihan sekali Laura, hari sudah berganti pagi tapi Noa belum pulang dengan Satria.Sejak Laura bangun dia terus menanyakan hal itu sampai malas memasak. Tapi menurut Arga sih, dia malas karena ingin Arga saja yang memasak sarapan.Kakak ipar menyebalkan sekali Laura itu.“Gak usah banyak bacot, mending mandi dan siap-siap berangkat sekolah aja, aku tinggal kalo lama-lama, masih mending aku mau disini ngurusin kamu ya, kalo bukan istri kakakku udah ku telantarin kamu!”Laura memukul lengan Arga sebelum berjalan kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap.“Kakak tuh kok bisa suka sama dia ya? Padahal banyak cewe cantik dan seksi lho, tapi gak apa-apa lah, kalo kakak sukanya sama Lira kan bisa bahaya” Arga buru-buru membekap mulutnya lalu menoleh pada tempat Laura menghilang.Arga menghembuskan nafas lega setelah tahu Laura sudah benar-benar pergi. Arga masih belum ingin m