Melihat Yuriel masih keras kepala ingin meninggalkan rumah sakit, salah satu suster mencoba membujuknya dengan membawa-bawa bayi dalam kandungannya.
Tetapi pikiran Yuriel terlalu kalut dengan berita kematian Kakek Hendry hingga dia tidak mendengarkan suster itu.
“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Aku mau menemui Kakek ... Untuk terakhir kalinya ….” Suaranya menjadi lirih di akhir kalimatnya dan tangisnya semakin keras setiap memikirkan tawa Kakek Hendry semalam.
Raut wajah pengawal itu melunak, tetapi mereka tidak bisa membiarkannya meninggalkan rumah sakit.
“Maaf Nyonya, Anda tidak bisa meninggalkan rumah sakit hari ini.” Salah satu pengawal berkata penuh penyesalan. Mereka dengan lembut mendorong Yuriel masuk ke dalam kamar.
Melihat mereka tidak akan membiarkannya meninggalkan rumah sakit, Yuriel frustrasi dan kehabisan akal. Lalu, dia melihat seorang suster membawa sebuah gerobak besi yang berisi peralatan medis. Ad
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Berita tentang kematian Kakek Hendry telah menyebar ke seluruh Capital karena keluarga Gilren bukan keluarga biasa dan sangat menarik perhatian. Beberapa orang tercengang melihat berita itu. Baru semalam mereka mendengar tentang pesta ulang tahun dan perayaan berdirinya perusahaan Gilren yang didirikan oleh Kakek Hendry. Rupanya malam itu menjadi hari kematiannya. Stasiun televisi juga mengabarkan berita itu dan tidak lupa menyorotkan tentang Thalia yang membeberkan identitas asli Yuriel Scott. Pranngkkk! “Nyonya Jenkins!” Seorang perawat yang baru saja masuk ke dalam kamar rawat berteriak melihat sosok wanita paruh baya kejang-kejang di atas ranjang pasien. Bunyi alat monitor yang memantau organ vitalnya berbunyi nyaring. Pecahan gelas kaca jatuh berserakan di atas lantai dan sebuah televisi menyala di depannya tengah yang tengah menjadi berita panas di seluruh Capital. “Diketahui bahwa istri Presdir Aleandro Gilren sebenarnya sudah m
Langit berubah gelap dari luar jendela, tetapi lelaki itu masih belum berhenti memacu pinggulnya di dalam tubuh Yuriel. Seolah-olah dia melampiaskan kerinduannya bercinta dengan Yuriel dan kesedihan serta frustrasi di dalam hatinya.“Aleandro Gilren … ahh … berhenti!” Yuriel mulai merasa lelah dan mendorong dada Aleandro menjauh. Aleandro menangkap tangan di dadanya dan menekan lengan mungil Yuriel di atas kepalanya.“Yuriel, kamu milikku.” Aleandro terus menggumamkan kalimat itu di tengah napasnya memburu karena nafsu.Dia membungkuk dan menggigit pundak mungil Yuriel, sementara tangannya mempermainkan bukit kembar Yuriel yang membengkak. Sedikit cairan putih keluar dari putingnya saat dia mencubit puncak merah mudanya.Bibir Aleandro turun dari pundak ke lehernya dan berhenti di nipple-nya. Dia menatap puting Yuriel yang mengeluarkan sedikit cairan putih. Nafsu membakar di matanya. Dia menundukkan kepa
Yuriel membuka botol obatnya dan mengeluarkan satu pil. Dia meminumnya tanpa air. Rasa pahit dari obat itu membuatnya mengernyit tetapi dia tetap menelannya.Dia ingin sesuatu yang pahit untuk membuatnya selalu sadar bahwa tidak ada kehidupan yang manis. Seperti halnya hubungan yang dia jalani bersama Aleandro. Hubungan yang diawali dengan kebohongan telah menyakiti banyak orang, dan … Aleandro meminta imbalan darinya untuk kehidupan mewah yang dia berikan.Yuriel tersenyum pahit. Dia pikir cinta dan kasih sayang Aleandro benar-benar murni. Tetapi perbuatannya tadi malam sangat mengecewakannya.Saat Yuriel tenggelam dalam lamunannya, pintu ruangan pribadi yang dia yang pesan terbuka dan sosok wanita anggun masuk dengan angkuh.Yuriel menoleh dan raut wajahnya berubah tidak suka.“Kenapa kamu masuk ke sini? Aku tidak mengundangmu. Cepat pergi!” Yuriel mengusirnya dengan kasar. Dia dalam mood buruk untuk bersikap sopan.Grac
Jika dia tidak bisa memberi pelajaran pada ibunya, maka dia hanya bisa mengandalkan ayahnya.Satu-satunya yang bisa memberi Katherine pelajaran keras adalah suaminya. Dia paling takut dengan amarah Cain. Cain sangat membenci orang-orang yang sangat tidak bermoral dan apa yang dilakukan Katherine melewati batas kesabarannya karena melibatkan kematian kakek Hendry.“Baik, Tuan,” jawab Viktor tidak membantah.“Dan untuk Thalia Gibson ….” Sudut bibir Aleandro terangkat membentuk seringai kejam. Sorot matanya bersinar seperti iblis.Entah mengapa Viktor bergidik dan merasakan firasat buruk.“Dia harus membayar semua perbuatannya. Hancurkan perusahaan keluarga Gibson dan tangkap Thalia Gibson. Siksa dia sampai dia mengaku. Setelah itu hancurkan tangannya yang sudah menyiram istriku dan lemparkan dia ke kandang kuda untuk melayani hewan yang sedang birahi.”Viktor menarik napas dingin dan buluk kuduk
Cain tidak bisa membendung amarahnya setiap kali teringat pada Grace.Grace adalah gadis anggun yang diharapkannya bisa menjadi menantunya. Dia tidak menyangka Grace meninggal dengan tragis diracuni oleh menantunya sendiri.Raut wajah Cindy tampak sangat bermasalah, lalu melirik Aleandro yang masih berdiri tak bergerak di depan ruang operasi seperti patung.“Baik Tuan, saya akan memberitahu Presdir.”Dia kemudian memberanikan diri untuk mendekati Aleandro tanpa memutuskan sambungan telepon.“Tuan Gilren, Komisaris mencari Anda,” ujarnya menyerahkan teleponnya pada Aleandro.Aleandro meliriknya dari sudut matanya dengan wajah tanpa ekspresi. Sorot matanya yang dingin menatap Cindy sepeti hewan buas yang mengamati mangsa di daerah teritorialnya.Cindy merasakan punggungnya menggigil melihat tatapan menakutkan bos besar. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapnya.“Aleandro, apa kamu
“Nona Sherly, apa yang harus aku lakukan. Aku hanya melakukan perintahmu untuk berkonspirasi mengungkapkan identitas Yuriel, bagaimana Tuan Gilren bisa menghancurkan perusahaan keluargaku! Ini tidak seperti yang kamu katakan di awal perjanjian.”Di dalam kamar hotel, Thalia berjalan mondar-mandir dengan cemas dan merutuki Sherly di telepon. Setelah mendengar perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan karena dieksekusi oleh Aleandro Gilren, dia melarikan diri dari rumahnya karena takut Aleandro akan menangkapnya untuk membalas setalah apa yang dia perbuat di pesta ulang tahun Kakek Hendry.Sekarang dia sangat menyesal sudah menerima tawaran Sherly berkonspirasi mengungkapkan identitas Yuriel jika dia tahu akhirnya akan menjadi seperti ini. Dia tidak mendapat rasa terima kasih dari keluarga Gilren karena sudah membeberkan identitas penipu Yuriel sebelum dia memeras habis harta Aleandro Gilren.Apa yang dia perbuat sudah menyebabkan kematian Tuan T
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro