Dia sangat sensitif dengan pergerakan di sekitarnya dan gampang terbangun.
Waktu telah menunjukkan pukul tiga dini hari dan Aleandro baru tertidur setengah jam yang lalu. Dia terjaga sepanjang untuk merawat Yuriel yang mengalami demam ringan. Dia baru tertidur setelah memastikan demamnya mereda.
Tanpa membuka matanya yang terpejam, Aleandro menggenggam tangan Yuriel dan menuntun untuk menyentuh dahinya sebelum membawa telapak tangannya ke pipinya. Tangannya yang halus dan hangat menghangatkan pipinya.
Yuriel tidak bisa menahan air matanya mengalir melihat sikap pria itu tidak berubah. Dia masih memperlakukannya dengan lembut saat sudah tidur dengan perempuan lain.
“Sayang ….” Aleandro membuka mendengar Yuriel terisak di sampingnya. Hatinya sakit melihat air mata di wajah wanita yang dicintainya.
“Jangan menangis,” ujarnya menghapus air mata Yuriel dengan ujung jarinya sebelum memeluknya dengan erat.
Yuriel tida
Melihat Yuriel masih keras kepala ingin meninggalkan rumah sakit, salah satu suster mencoba membujuknya dengan membawa-bawa bayi dalam kandungannya.Tetapi pikiran Yuriel terlalu kalut dengan berita kematian Kakek Hendry hingga dia tidak mendengarkan suster itu.“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Aku mau menemui Kakek ... Untuk terakhir kalinya ….” Suaranya menjadi lirih di akhir kalimatnya dan tangisnya semakin keras setiap memikirkan tawa Kakek Hendry semalam.Raut wajah pengawal itu melunak, tetapi mereka tidak bisa membiarkannya meninggalkan rumah sakit.“Maaf Nyonya, Anda tidak bisa meninggalkan rumah sakit hari ini.” Salah satu pengawal berkata penuh penyesalan. Mereka dengan lembut mendorong Yuriel masuk ke dalam kamar.Melihat mereka tidak akan membiarkannya meninggalkan rumah sakit, Yuriel frustrasi dan kehabisan akal. Lalu, dia melihat seorang suster membawa sebuah gerobak besi yang berisi peralatan medis. Ad
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Berita tentang kematian Kakek Hendry telah menyebar ke seluruh Capital karena keluarga Gilren bukan keluarga biasa dan sangat menarik perhatian. Beberapa orang tercengang melihat berita itu. Baru semalam mereka mendengar tentang pesta ulang tahun dan perayaan berdirinya perusahaan Gilren yang didirikan oleh Kakek Hendry. Rupanya malam itu menjadi hari kematiannya. Stasiun televisi juga mengabarkan berita itu dan tidak lupa menyorotkan tentang Thalia yang membeberkan identitas asli Yuriel Scott. Pranngkkk! “Nyonya Jenkins!” Seorang perawat yang baru saja masuk ke dalam kamar rawat berteriak melihat sosok wanita paruh baya kejang-kejang di atas ranjang pasien. Bunyi alat monitor yang memantau organ vitalnya berbunyi nyaring. Pecahan gelas kaca jatuh berserakan di atas lantai dan sebuah televisi menyala di depannya tengah yang tengah menjadi berita panas di seluruh Capital. “Diketahui bahwa istri Presdir Aleandro Gilren sebenarnya sudah m
Langit berubah gelap dari luar jendela, tetapi lelaki itu masih belum berhenti memacu pinggulnya di dalam tubuh Yuriel. Seolah-olah dia melampiaskan kerinduannya bercinta dengan Yuriel dan kesedihan serta frustrasi di dalam hatinya.“Aleandro Gilren … ahh … berhenti!” Yuriel mulai merasa lelah dan mendorong dada Aleandro menjauh. Aleandro menangkap tangan di dadanya dan menekan lengan mungil Yuriel di atas kepalanya.“Yuriel, kamu milikku.” Aleandro terus menggumamkan kalimat itu di tengah napasnya memburu karena nafsu.Dia membungkuk dan menggigit pundak mungil Yuriel, sementara tangannya mempermainkan bukit kembar Yuriel yang membengkak. Sedikit cairan putih keluar dari putingnya saat dia mencubit puncak merah mudanya.Bibir Aleandro turun dari pundak ke lehernya dan berhenti di nipple-nya. Dia menatap puting Yuriel yang mengeluarkan sedikit cairan putih. Nafsu membakar di matanya. Dia menundukkan kepa
Yuriel membuka botol obatnya dan mengeluarkan satu pil. Dia meminumnya tanpa air. Rasa pahit dari obat itu membuatnya mengernyit tetapi dia tetap menelannya.Dia ingin sesuatu yang pahit untuk membuatnya selalu sadar bahwa tidak ada kehidupan yang manis. Seperti halnya hubungan yang dia jalani bersama Aleandro. Hubungan yang diawali dengan kebohongan telah menyakiti banyak orang, dan … Aleandro meminta imbalan darinya untuk kehidupan mewah yang dia berikan.Yuriel tersenyum pahit. Dia pikir cinta dan kasih sayang Aleandro benar-benar murni. Tetapi perbuatannya tadi malam sangat mengecewakannya.Saat Yuriel tenggelam dalam lamunannya, pintu ruangan pribadi yang dia yang pesan terbuka dan sosok wanita anggun masuk dengan angkuh.Yuriel menoleh dan raut wajahnya berubah tidak suka.“Kenapa kamu masuk ke sini? Aku tidak mengundangmu. Cepat pergi!” Yuriel mengusirnya dengan kasar. Dia dalam mood buruk untuk bersikap sopan.Grac
Jika dia tidak bisa memberi pelajaran pada ibunya, maka dia hanya bisa mengandalkan ayahnya.Satu-satunya yang bisa memberi Katherine pelajaran keras adalah suaminya. Dia paling takut dengan amarah Cain. Cain sangat membenci orang-orang yang sangat tidak bermoral dan apa yang dilakukan Katherine melewati batas kesabarannya karena melibatkan kematian kakek Hendry.“Baik, Tuan,” jawab Viktor tidak membantah.“Dan untuk Thalia Gibson ….” Sudut bibir Aleandro terangkat membentuk seringai kejam. Sorot matanya bersinar seperti iblis.Entah mengapa Viktor bergidik dan merasakan firasat buruk.“Dia harus membayar semua perbuatannya. Hancurkan perusahaan keluarga Gibson dan tangkap Thalia Gibson. Siksa dia sampai dia mengaku. Setelah itu hancurkan tangannya yang sudah menyiram istriku dan lemparkan dia ke kandang kuda untuk melayani hewan yang sedang birahi.”Viktor menarik napas dingin dan buluk kuduk
Cain tidak bisa membendung amarahnya setiap kali teringat pada Grace.Grace adalah gadis anggun yang diharapkannya bisa menjadi menantunya. Dia tidak menyangka Grace meninggal dengan tragis diracuni oleh menantunya sendiri.Raut wajah Cindy tampak sangat bermasalah, lalu melirik Aleandro yang masih berdiri tak bergerak di depan ruang operasi seperti patung.“Baik Tuan, saya akan memberitahu Presdir.”Dia kemudian memberanikan diri untuk mendekati Aleandro tanpa memutuskan sambungan telepon.“Tuan Gilren, Komisaris mencari Anda,” ujarnya menyerahkan teleponnya pada Aleandro.Aleandro meliriknya dari sudut matanya dengan wajah tanpa ekspresi. Sorot matanya yang dingin menatap Cindy sepeti hewan buas yang mengamati mangsa di daerah teritorialnya.Cindy merasakan punggungnya menggigil melihat tatapan menakutkan bos besar. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapnya.“Aleandro, apa kamu