Yuriel membuka botol obatnya dan mengeluarkan satu pil. Dia meminumnya tanpa air. Rasa pahit dari obat itu membuatnya mengernyit tetapi dia tetap menelannya.
Dia ingin sesuatu yang pahit untuk membuatnya selalu sadar bahwa tidak ada kehidupan yang manis. Seperti halnya hubungan yang dia jalani bersama Aleandro. Hubungan yang diawali dengan kebohongan telah menyakiti banyak orang, dan … Aleandro meminta imbalan darinya untuk kehidupan mewah yang dia berikan.
Yuriel tersenyum pahit. Dia pikir cinta dan kasih sayang Aleandro benar-benar murni. Tetapi perbuatannya tadi malam sangat mengecewakannya.
Saat Yuriel tenggelam dalam lamunannya, pintu ruangan pribadi yang dia yang pesan terbuka dan sosok wanita anggun masuk dengan angkuh.
Yuriel menoleh dan raut wajahnya berubah tidak suka.
“Kenapa kamu masuk ke sini? Aku tidak mengundangmu. Cepat pergi!” Yuriel mengusirnya dengan kasar. Dia dalam mood buruk untuk bersikap sopan.
Grac
Jika dia tidak bisa memberi pelajaran pada ibunya, maka dia hanya bisa mengandalkan ayahnya.Satu-satunya yang bisa memberi Katherine pelajaran keras adalah suaminya. Dia paling takut dengan amarah Cain. Cain sangat membenci orang-orang yang sangat tidak bermoral dan apa yang dilakukan Katherine melewati batas kesabarannya karena melibatkan kematian kakek Hendry.“Baik, Tuan,” jawab Viktor tidak membantah.“Dan untuk Thalia Gibson ….” Sudut bibir Aleandro terangkat membentuk seringai kejam. Sorot matanya bersinar seperti iblis.Entah mengapa Viktor bergidik dan merasakan firasat buruk.“Dia harus membayar semua perbuatannya. Hancurkan perusahaan keluarga Gibson dan tangkap Thalia Gibson. Siksa dia sampai dia mengaku. Setelah itu hancurkan tangannya yang sudah menyiram istriku dan lemparkan dia ke kandang kuda untuk melayani hewan yang sedang birahi.”Viktor menarik napas dingin dan buluk kuduk
Cain tidak bisa membendung amarahnya setiap kali teringat pada Grace.Grace adalah gadis anggun yang diharapkannya bisa menjadi menantunya. Dia tidak menyangka Grace meninggal dengan tragis diracuni oleh menantunya sendiri.Raut wajah Cindy tampak sangat bermasalah, lalu melirik Aleandro yang masih berdiri tak bergerak di depan ruang operasi seperti patung.“Baik Tuan, saya akan memberitahu Presdir.”Dia kemudian memberanikan diri untuk mendekati Aleandro tanpa memutuskan sambungan telepon.“Tuan Gilren, Komisaris mencari Anda,” ujarnya menyerahkan teleponnya pada Aleandro.Aleandro meliriknya dari sudut matanya dengan wajah tanpa ekspresi. Sorot matanya yang dingin menatap Cindy sepeti hewan buas yang mengamati mangsa di daerah teritorialnya.Cindy merasakan punggungnya menggigil melihat tatapan menakutkan bos besar. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapnya.“Aleandro, apa kamu
“Nona Sherly, apa yang harus aku lakukan. Aku hanya melakukan perintahmu untuk berkonspirasi mengungkapkan identitas Yuriel, bagaimana Tuan Gilren bisa menghancurkan perusahaan keluargaku! Ini tidak seperti yang kamu katakan di awal perjanjian.”Di dalam kamar hotel, Thalia berjalan mondar-mandir dengan cemas dan merutuki Sherly di telepon. Setelah mendengar perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan karena dieksekusi oleh Aleandro Gilren, dia melarikan diri dari rumahnya karena takut Aleandro akan menangkapnya untuk membalas setalah apa yang dia perbuat di pesta ulang tahun Kakek Hendry.Sekarang dia sangat menyesal sudah menerima tawaran Sherly berkonspirasi mengungkapkan identitas Yuriel jika dia tahu akhirnya akan menjadi seperti ini. Dia tidak mendapat rasa terima kasih dari keluarga Gilren karena sudah membeberkan identitas penipu Yuriel sebelum dia memeras habis harta Aleandro Gilren.Apa yang dia perbuat sudah menyebabkan kematian Tuan T
Yuriel berada di bawah tahanan rumah di vila Aleandro. Dia tidak ingin terkurung dan sangat membenci Aleandro. Dia terus membuat keributan menghancurkan semua barang-barang dalam vila dan berteriak ingin keluar.“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi!” Seperti biasa dia mencoba menerobos keluar dari vila.Setiap hari dia selalu melakukannya dan dicegah oleh pengawal Aleandro.Aleandro baru saja turun dari helikopter. Raut wajahnya kusam dan lelah. Mantelnya bahkan tampak kusut, penampilannya tidak terlihat serapi dulu.Dia melihat Yuriel dicegah di pintu masuk vila oleh pengawalnya keluar dari vila.“Nona, Anda tidak bisa meninggalkan tempat ini. Silakan kembali ke dalam.” Salah satu pengawal ingin mendorongnya masuk ke dalam.Yuriel dengan marah memukul tangannya dan memaki mereka.“Kalian hanya anjing-anjing Aleandro, beraninya kalian menyentuhku!”“Mengapa kamu berada di luar?”
Aleandro memijat pelipisnya yang berdenyut-denyut memeriksa laporan keuangan yang agak merosot akhir-akhir ini dan serangan media Walikota Rollies semakin intens.Tok! Tok!Ada ketukan lembut di pintu kantor Aleandro.“Masuk,” perintah Aleandro tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen di tangannya.Pintu dibuka dan sosok Viktor masuk dengan langkah berat. Dia menatap ragu-ragu bosnya yang tengah serius memeriksa dokumen keuangan di tangannya sambil memijat kepalanya.“Ada apa?” Aleandro mendongak dan bertanya dengan dingin melihat Viktor hanya berdiri di samping mejanya tanpa mengatakan apa pun.Viktor menatap sang bos dengan ekspresi meringis sebelum berkata, “Tuan, ada berita tentang Thalia Gibson.”“Berita apa? Apa kamu sudah membereskannya?” tanya Aleandro dengan acuh tak acuh dan kembali memeriksa dokumen di tangannya.“Tuan, Thalia Gibson melarikan diri setelah peru
Aleandro menatapnya dan mencibir, “Maka gugurkan saja. Kamu membuat seolah putrimu orang suci yang seolah tidak pernah tidur dengan orang lain.”“Aleandro! Aku tidak akan membiarkanmu menghina putriku! Jelas-jelas putriku saat itu masih perawan. Dia tidak mungkin tidur dengan pria lain karena dia hanya menyukaimu!” Celine menyingkirkan rasa takutnya dan berteriak membela putrinya.“Ibu, sudahlah. Bagaimana pun itu adalah kecelakaan. Itu bukan salah Aleandro.” Sherly pura-pura sedih menahan lengan Celina agar tidak menyerbu Aleandro.Dia menatap Aleandro dengan tatapan sedih dan memohon. “Tidak apa-apa jika kamu tidak menginginkan anak ini. Tapi aku mohon beri anakku nama keluarga. Dia tidak bisa hina oleh orang lain.”Aleandro sudah menjadi tidak sabaran dan tidak ingin menghabiskan tenaga untuk berdebat dengan mereka.“Maka pilihanmu cuma dua, gugurkan atau besarkan sendiri. Yang jelas, aku tid
Yuriel memandang kosong ke laut yang membentang luas di luar kaca jendela kamar. Matahari mulai terbenam dan sinar senja mengambang di permukaan laut. Burung-burung camar terbang bebas di langit.Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Dia tidak menghitung. Hari-hari yang dijalani dalam kurungan di dengan rantai yang mengikat tangan dan kakinya, merantai kebebasannya. Dia memandang burung-burung yang terbang di langit dan merasakan kerinduan untuk terbang bebas.Yuriel mengalihkan pandangannya memandang ke bawah lautan. Kamarnya berada tepi jurang. Ini mencegahnya memecahkan kaca untuk melarikan diri. Yuriel berpikir bagaimana jika dia memecahkan kaca dan melompat.Tidak masalah apakah dia akan mati tenggelam atau terbentur batu karang agar bisa terbebas dari tempat ini atau pria seperti iblis itu. Mati pun dia rela.Saat dia tenggelam dalam lamunannya, pintu kamarnya terbuka dan seorang pelayan dengan hati-hati memasuki kamar dengan nampan di tangan
“Alen!” Sherly menahan tangannya dengan sekuat tenaga.Aleandro kehabisan kesabaran dan menghempaskan tangannya dengan keras hingga membuat Sherly terdorong dan jatuh ke lantai. Kepalanya membentur kayu tepi ranjang dengan keras.“Ugh ….” Sherly meringis memegang kepalanya. Dia merasannya sangat sakit dan cairan hangat mengalir di pelipisnya.Air matanya mengalir melihat darah di kepalanya dan mendongak menatap lelaki berhati dingin dengan tatapan menyedihkan.Aleandro mendengus dan keluar dari kamar dengan acuh tak acuh.“Aleandro!” Sherly memanggilnya dengan putus asa dan terisak.Mengapa pria itu sangat kejam padanya. Dia hanya mencintainya tetapi dia memperlakukannya dengan dingin.Pintu kamar terbuka lebar dan beberapa pelayan yang sedang bekerja lewat menatap Sherly sambil berbisik-bisik.Sherly tampak sangat menyedih. Dia masih memakai gaun pengantin dan terduduk di lantai denga