“Ah!”
“Woah! Ada apa ini?!”
Semua orang di aula pesta terkesiap terkejut dan membelalak kaget melihat adegan yang terjadi di depan mata mereka. Wajah keluarga Gilren berubah melihat seorang wanita tak dikenal menyiram Yuriel dengan cairan wine. Terutama Kakek Hendry yang memerah marah.
“Siapa wanita itu?! Beraninya dia menyiram cucu menantu saya!” raungan kakek Hendry membuat orang bergidik dan mundur untuk menghindari kekacauan yang akan terjadi, membuat Yuriel dan wanita itu menjadi pusat di aula pesta.
“Di mana penjaga keamanan?! Cepat seret wanita itu dari cucu menantu saya!” Kakek Hendry memerintah dengan marah.
Dia takut sesuatu yang buruk jika terjadi perkelahian di antara mereka dan menyebabkan Yunifer mengalami keguguran.
“Ayah tenang, mari kita dengarkan yang dikatakan wanita itu dan mengapa dia menyebut Yunifer sebagai penipu.” Katherine dengan cepat menghentikan Kakek He
Tanpa bisa dia kendalikan, kakinya dengan tergesa menaiki tangga mencari Aleandro. Di koridor tak jauh dari tangga, sebuah nampan dan gelas hamburan di lantai depan pintu kamar yang tertutup rapat.Dia berhenti depan kamar itu dengan perasaan campur aduk, tangannya gemetar hendak membuka kamar itu. Tapi suara di dalam membuatnya berhenti.“Ah! Alen … kumohon, pelan-pelan … Oh!”Pikiran Yuriel menjadi kosong, dia terhuyung mundur dengan linglung. Matanya memerah dengan air mata mengalir di pipinya. Dadanya berdenyut nyeri dan rasa sesak mengimpit dadanya membuatnya kesulitan bernapas. Pandangan Yuriel kabur oleh embun air mata menatap pintu kamar yang tertutup rapat. Suara sensual di dalam kamar masih terdengar.Dia tidak berani membuka pintu dan menyaksikan pemandangan mengerikan di mana Aleandro bercinta dengan perempuan lain.“Minggir, anakku tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu.” Terdengar gema suara
Sekarang Aleandro menjadi jelas siapa yang wanita yang memiliki aroma yang mirip dengan istrinya setelah mendengar suaranya. Dia mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya yang buram.“Sherly.”Ekspresinya menggelap dengan tatapan dingin. Meski obat perangsang memengaruhi tubuhnya, dia tidak memiliki selera untuk menyentuh Sherly.Yang dia inginkan adalah tubuh Yuriel yang menghangatkannya. Memikirkan istrinya membuat matanya semakin merah terbakar oleh api gairah. Dia dengan terburu-buru mendorong Sherly menyingkir dari pintu dan membuka pintu kamar, lalu keluar untuk mencari istrinya.“Alen!”Bagaimana Sherly bisa membiarkan Aleandro pergi dan menggagalkan semua rencananya. Dia mengisyaratkan pria yang tengah bersandar di koridor yang tak jauh dari kamar itu. Ini adalah rencana keduanya jika gagal menaklukkan Aleandro.Pria itu menyeringai dan menghampiri Aleandro yang berjalan sempoyongan di lorong, dari
Air matanya mengalir saat dia bergumam, “Maaf sayang … maafkan ibu ….” Dia memeluk perutnya dengan sangat protektif. “Kamu harus bertahan sayang … maafkan ibu,” isaknya merasakan sakit di perutnya. Mobil Aleandro akhirnya tiba di tempat lokasi Yuriel setelah memutar mobil mencari jalan pintas. Hatinya tenggelam sebuah mobil truk berbesar berhenti di pinggir jalan, dan mobil Rolls-Royce miliknya berhenti sisik lain pembatas jalan dengan keadaan miring. Mobil itu mengeluarkan asap dan klakson mobil berbunyi tanpa henti. Aleandro keluar dengan kecepatan kilat tanpa peduli air hujan membasahi tubuhnya dan berlari mendekati mobil itu. “Yuriel! Apa kamu baik-baik saja!” dia mencoba untuk membuka pintu untuk mengeluarkan Yuriel. Namun pintu mobil terkunci. “Riel! Bukan pintunya! Apa kamu baik-baik saja di dalam?!’” Dia memukul-mukul kaca jendela dengan keras. Sopir truk itu gemetar ketakutan di dalam mobilnya. Setelah menenangkan diri
Katherine dengan cepat menutup mulutnya. Takut suaminya semakin marah mengusirnya di depan keluarga Kindle dan membuatnya malu.Hubungan keduanya belum membaik sejak dia kembali ke rumah utama setelah diusir Kakek Hendry.Di lorong itu tampak hening, tidak ada yang berani bersuara. Keluarga Gilren tampak tegang menunggu kabar Kakek Hendry....Kondisi kakek Hendry sangat buruk seperti yang dikatakan Cain.Sorot mata Aleandro melembut melihat Kakek Hendry terbaring di ranjang pasien dengan masker oksigen menutupi mulutnya. Layar monitoring yang memantau kondisi Kakek Hendry tampak lemah dan tidak stabil. Ada seorang dokter dan perawar yang tengah memeriksa kondisinya dengan wajah serius. Dia menoleh mendengar suara pintu dibuka.Aleandro memakai masker dan gaun luar pembesuk yang dikhususkan untuk menjenguk pasien yang dirawat di kamar perawatan intensif.“Bagaimana kondisi Kakek sekarang?” Aleandro bertanya den
Dia sangat sensitif dengan pergerakan di sekitarnya dan gampang terbangun.Waktu telah menunjukkan pukul tiga dini hari dan Aleandro baru tertidur setengah jam yang lalu. Dia terjaga sepanjang untuk merawat Yuriel yang mengalami demam ringan. Dia baru tertidur setelah memastikan demamnya mereda.Tanpa membuka matanya yang terpejam, Aleandro menggenggam tangan Yuriel dan menuntun untuk menyentuh dahinya sebelum membawa telapak tangannya ke pipinya. Tangannya yang halus dan hangat menghangatkan pipinya.Yuriel tidak bisa menahan air matanya mengalir melihat sikap pria itu tidak berubah. Dia masih memperlakukannya dengan lembut saat sudah tidur dengan perempuan lain.“Sayang ….” Aleandro membuka mendengar Yuriel terisak di sampingnya. Hatinya sakit melihat air mata di wajah wanita yang dicintainya.“Jangan menangis,” ujarnya menghapus air mata Yuriel dengan ujung jarinya sebelum memeluknya dengan erat.Yuriel tida
Melihat Yuriel masih keras kepala ingin meninggalkan rumah sakit, salah satu suster mencoba membujuknya dengan membawa-bawa bayi dalam kandungannya.Tetapi pikiran Yuriel terlalu kalut dengan berita kematian Kakek Hendry hingga dia tidak mendengarkan suster itu.“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Aku mau menemui Kakek ... Untuk terakhir kalinya ….” Suaranya menjadi lirih di akhir kalimatnya dan tangisnya semakin keras setiap memikirkan tawa Kakek Hendry semalam.Raut wajah pengawal itu melunak, tetapi mereka tidak bisa membiarkannya meninggalkan rumah sakit.“Maaf Nyonya, Anda tidak bisa meninggalkan rumah sakit hari ini.” Salah satu pengawal berkata penuh penyesalan. Mereka dengan lembut mendorong Yuriel masuk ke dalam kamar.Melihat mereka tidak akan membiarkannya meninggalkan rumah sakit, Yuriel frustrasi dan kehabisan akal. Lalu, dia melihat seorang suster membawa sebuah gerobak besi yang berisi peralatan medis. Ad
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies