Sekarang Aleandro menjadi jelas siapa yang wanita yang memiliki aroma yang mirip dengan istrinya setelah mendengar suaranya. Dia mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya yang buram.
“Sherly.”
Ekspresinya menggelap dengan tatapan dingin. Meski obat perangsang memengaruhi tubuhnya, dia tidak memiliki selera untuk menyentuh Sherly.
Yang dia inginkan adalah tubuh Yuriel yang menghangatkannya. Memikirkan istrinya membuat matanya semakin merah terbakar oleh api gairah. Dia dengan terburu-buru mendorong Sherly menyingkir dari pintu dan membuka pintu kamar, lalu keluar untuk mencari istrinya.
“Alen!”
Bagaimana Sherly bisa membiarkan Aleandro pergi dan menggagalkan semua rencananya. Dia mengisyaratkan pria yang tengah bersandar di koridor yang tak jauh dari kamar itu. Ini adalah rencana keduanya jika gagal menaklukkan Aleandro.
Pria itu menyeringai dan menghampiri Aleandro yang berjalan sempoyongan di lorong, dari
Air matanya mengalir saat dia bergumam, “Maaf sayang … maafkan ibu ….” Dia memeluk perutnya dengan sangat protektif. “Kamu harus bertahan sayang … maafkan ibu,” isaknya merasakan sakit di perutnya. Mobil Aleandro akhirnya tiba di tempat lokasi Yuriel setelah memutar mobil mencari jalan pintas. Hatinya tenggelam sebuah mobil truk berbesar berhenti di pinggir jalan, dan mobil Rolls-Royce miliknya berhenti sisik lain pembatas jalan dengan keadaan miring. Mobil itu mengeluarkan asap dan klakson mobil berbunyi tanpa henti. Aleandro keluar dengan kecepatan kilat tanpa peduli air hujan membasahi tubuhnya dan berlari mendekati mobil itu. “Yuriel! Apa kamu baik-baik saja!” dia mencoba untuk membuka pintu untuk mengeluarkan Yuriel. Namun pintu mobil terkunci. “Riel! Bukan pintunya! Apa kamu baik-baik saja di dalam?!’” Dia memukul-mukul kaca jendela dengan keras. Sopir truk itu gemetar ketakutan di dalam mobilnya. Setelah menenangkan diri
Katherine dengan cepat menutup mulutnya. Takut suaminya semakin marah mengusirnya di depan keluarga Kindle dan membuatnya malu.Hubungan keduanya belum membaik sejak dia kembali ke rumah utama setelah diusir Kakek Hendry.Di lorong itu tampak hening, tidak ada yang berani bersuara. Keluarga Gilren tampak tegang menunggu kabar Kakek Hendry....Kondisi kakek Hendry sangat buruk seperti yang dikatakan Cain.Sorot mata Aleandro melembut melihat Kakek Hendry terbaring di ranjang pasien dengan masker oksigen menutupi mulutnya. Layar monitoring yang memantau kondisi Kakek Hendry tampak lemah dan tidak stabil. Ada seorang dokter dan perawar yang tengah memeriksa kondisinya dengan wajah serius. Dia menoleh mendengar suara pintu dibuka.Aleandro memakai masker dan gaun luar pembesuk yang dikhususkan untuk menjenguk pasien yang dirawat di kamar perawatan intensif.“Bagaimana kondisi Kakek sekarang?” Aleandro bertanya den
Dia sangat sensitif dengan pergerakan di sekitarnya dan gampang terbangun.Waktu telah menunjukkan pukul tiga dini hari dan Aleandro baru tertidur setengah jam yang lalu. Dia terjaga sepanjang untuk merawat Yuriel yang mengalami demam ringan. Dia baru tertidur setelah memastikan demamnya mereda.Tanpa membuka matanya yang terpejam, Aleandro menggenggam tangan Yuriel dan menuntun untuk menyentuh dahinya sebelum membawa telapak tangannya ke pipinya. Tangannya yang halus dan hangat menghangatkan pipinya.Yuriel tidak bisa menahan air matanya mengalir melihat sikap pria itu tidak berubah. Dia masih memperlakukannya dengan lembut saat sudah tidur dengan perempuan lain.“Sayang ….” Aleandro membuka mendengar Yuriel terisak di sampingnya. Hatinya sakit melihat air mata di wajah wanita yang dicintainya.“Jangan menangis,” ujarnya menghapus air mata Yuriel dengan ujung jarinya sebelum memeluknya dengan erat.Yuriel tida
Melihat Yuriel masih keras kepala ingin meninggalkan rumah sakit, salah satu suster mencoba membujuknya dengan membawa-bawa bayi dalam kandungannya.Tetapi pikiran Yuriel terlalu kalut dengan berita kematian Kakek Hendry hingga dia tidak mendengarkan suster itu.“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Aku mau menemui Kakek ... Untuk terakhir kalinya ….” Suaranya menjadi lirih di akhir kalimatnya dan tangisnya semakin keras setiap memikirkan tawa Kakek Hendry semalam.Raut wajah pengawal itu melunak, tetapi mereka tidak bisa membiarkannya meninggalkan rumah sakit.“Maaf Nyonya, Anda tidak bisa meninggalkan rumah sakit hari ini.” Salah satu pengawal berkata penuh penyesalan. Mereka dengan lembut mendorong Yuriel masuk ke dalam kamar.Melihat mereka tidak akan membiarkannya meninggalkan rumah sakit, Yuriel frustrasi dan kehabisan akal. Lalu, dia melihat seorang suster membawa sebuah gerobak besi yang berisi peralatan medis. Ad
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Ekspresi Sherly menggelap dan dia memelototi gadis yang melontarkan kalimat itu. Gadis balik melotot, dia adalah teman Grace."Apa liat-liat, bukankah itu benar?! Kamu jalang yang naik ke tempat tidur Tuan Muda Aleandro." Dia menatap Sherly dengan tatap provokatif.Sherly sangat marah dan ingin mendampratnya. Namun, dia ingat harus menjaga citra anggunnya dan tidak boleh membuat keributan di pemakaman Kakek Hendry. Sherly dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menembakkan tatapan belati pada gadis itu.Tunggu saja sampai dia menjadi Nyonya Gilren, dia akan membungkam mulut-mulu kotor itu dan membuat mereka menjilat padanya.Sambil mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan gadis itu, dia menghampiri keluarganya dengan payung di tangannya.Banyak orang yang menghampiri Cain untuk mengucapkan belasungkawa, beberapa ingin menjilat keluarga Gilren. Cain tanpa ekspresi membalas mereka dengan sopan dan memberi batas sangat jelas.Walikota Rollies
Berita tentang kematian Kakek Hendry telah menyebar ke seluruh Capital karena keluarga Gilren bukan keluarga biasa dan sangat menarik perhatian. Beberapa orang tercengang melihat berita itu. Baru semalam mereka mendengar tentang pesta ulang tahun dan perayaan berdirinya perusahaan Gilren yang didirikan oleh Kakek Hendry. Rupanya malam itu menjadi hari kematiannya. Stasiun televisi juga mengabarkan berita itu dan tidak lupa menyorotkan tentang Thalia yang membeberkan identitas asli Yuriel Scott. Pranngkkk! “Nyonya Jenkins!” Seorang perawat yang baru saja masuk ke dalam kamar rawat berteriak melihat sosok wanita paruh baya kejang-kejang di atas ranjang pasien. Bunyi alat monitor yang memantau organ vitalnya berbunyi nyaring. Pecahan gelas kaca jatuh berserakan di atas lantai dan sebuah televisi menyala di depannya tengah yang tengah menjadi berita panas di seluruh Capital. “Diketahui bahwa istri Presdir Aleandro Gilren sebenarnya sudah m
Langit berubah gelap dari luar jendela, tetapi lelaki itu masih belum berhenti memacu pinggulnya di dalam tubuh Yuriel. Seolah-olah dia melampiaskan kerinduannya bercinta dengan Yuriel dan kesedihan serta frustrasi di dalam hatinya.“Aleandro Gilren … ahh … berhenti!” Yuriel mulai merasa lelah dan mendorong dada Aleandro menjauh. Aleandro menangkap tangan di dadanya dan menekan lengan mungil Yuriel di atas kepalanya.“Yuriel, kamu milikku.” Aleandro terus menggumamkan kalimat itu di tengah napasnya memburu karena nafsu.Dia membungkuk dan menggigit pundak mungil Yuriel, sementara tangannya mempermainkan bukit kembar Yuriel yang membengkak. Sedikit cairan putih keluar dari putingnya saat dia mencubit puncak merah mudanya.Bibir Aleandro turun dari pundak ke lehernya dan berhenti di nipple-nya. Dia menatap puting Yuriel yang mengeluarkan sedikit cairan putih. Nafsu membakar di matanya. Dia menundukkan kepa