“Apa! Pemotretanku dihentikan lagi!” sosok wanita berambut merah mengamuk di dalam ruang riasnya.
“Ini sudah yang ketiga kalinya! Kali ini apa lagi!” Dia berujar dingin, tampak kesal pemotretannya dibatalkan.
“Saya juga tidak tahu, tiba-tiba saja pihak agensi membatal pemotretan Anda dan menggantikan anda dengan model lain.” Asistennya tergagap melihat kemarahannya.
Tatapan Melly menggelap memelototi asistennya. “Di mana Kevin! Aku ingin bicara dengannya sekarang juga!” dia berseru berang mencari manajernya.
Dia tidak akan semarah ini jika pihak agensinya sendiri sejak awal tidak memasukkannya dalam iklan ini jika ingin menganggantikannya dengan model lain.
Ini masalah harga dirinya di depan pra kru kamera saat mereka sudah tahu bahwa dia yang akan menjadi bintang dalam iklan ini, tetapi tiba-tiba saja digantikan dengan model tak dikenal.
“Apa yang terjadi di sini?” sosok pria tinggi muncul dengan ekspresi lelah di wajahnya melihat rua
“Kamu—” Melly tidak sempat berucap saat bibir pria itu menciumnya. Bau alkohol yang menyengat dari mulut laki-laki itu membuat Melly mengerutkan bibirnya. Matanya membelalak menatap wajah tampan yang tampak akrab yang tengah melumat bibirnya. “Mar— ahh!” Dia mengerang dalam mulutnya saat tangan kekar laki itu menyusup ke dalam jubahnya dan meremas dadanya. Marvin tampak mabuk dan asyik melumat bibir wanita di depannya dan tangannya menjalar ke tubuhnya. Melly merasakan firasat buruk saat lelaki itu hendak membuka tali jubahnya dan dia menyadari bahwa mereka masih berada di pintu apartemennya yang terbuka, di mana orang lain bisa saja lewat memergoki mereka. “Marvin … hentikan!” Dia mendorong tubuh Marvin sekuat tenaga. Lelaki mabuk, memudahkannya untuk mendorong tubuhnya. Marvin agak terdorong menjauh dari Melly dengan ekspresi linglung di wajahnya yang memerah mabuk. Melly secepat kilat menutup apartemennya dan berbalik menatap Marvin
Sejak di panti asuhan dia tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang begitu besar seperti yang diberikan Aleandro.“Cukup berada di sampingku dan melahirkan anak dengan sehat sudah cukup bagiku.” Alean mengulurkan tangannya untuk mengelus perut Yuriel yang membuncit.“Apa pun bisa kuberikan demi kalian. Bahkan seluruh dunia bisa kuberikan pada kalian berdua.” Dia tersenyum memikat menatap wanita dalam cermin itu.Yuriel mengangkat dagunya dengan senyum sombong.“Hmph, aku tidak jatuh dalam rayuanmu.” Namun pipimya bersemu dengan kebahagian. Wanita mana pun ingin mendengar kata-kata penuh cinta dari pria yang dicintainya.Menjadi anak yatim piatu dan tumbuh tanpa orang tua, Yuriel diam-diam selalu mengharapkan seseorang yang datang memberinya kasih sayang dan mencintai dengan sepenuh hati. Bisa dibilang dia orang sangat mendambakan kasih sayang dan cinta karena tumbuh menjadi yatim piatu. Alendro tanpa diduga
Aleandro membawanya ke ruangan lain yang terpisah dari aula pesta. Di dalam tampak sebuah ruang tamu. Saat mereka masuk, Kakek Hendry sedang tertawa berbicara dengan para tamu elite, ada Walikota Rollie dan putrinya di antara mereka. Cain dan Katherine menemaninya berbicara dengan para tamu.“Kakek, selamat ulang tahun ….” Aleandro membawa Yuriel untuk menyapa mereka.Semua orang menghentikan obrolan mereka dan menatap pasangan itu dengan tatapan tertarik, terutama wanita di sebelahnya yang tampak hamil.“Cucu menantuku, sudah lama tidak melihatmu.” Raut wajaha Kakek Hendry tampak sumringah melihat Aleandro datang bersama Yuriel.Tubuh wanita itu menjadi lebih berisi sejak terakhir kali dia melihatnya. Tatapan Kekek Hednry dengan gembira menatap perut Yurie yang agak menunjol di balik gaunnya.“Sini, duduk bersama Kakek, biarkan Kakek melihat cicitku.” Kakek Hendry menepuk
Sampai seorang staff yang mengawasi jalannya acara masuk ke dalam ruangan dan berhenti di samping Cain.“Tuan Komisaris, sudah waktunya penyambutan. Wartawan sudah dipersiapkan untuk konferensi pers perayaan berdirinya perusahaan Gilren,” ujarnya membungkuk dan berbisik di samping Cain.Selain ulang tahun Kakek Hendry, acara pesta ini juga merupakan perayaan berdirinya perusahaan Gilren.Cain mengangguk sopan mendengar pemberitahuan staff itu dan berdiri, menghampiri Kakek Hendry.“Ayah, sudah waktunya pembukaan pidato.”“Baiklah,” balas Kakek Hendry, lalu berdiri dengan bantuan tongkat yang selalu dipegangnnya. Cain juga membantunya berdiri tegak.“Tuan-tuan sekalian, terima kasih sudah hadir acara ini, mari kita pergi ke pesta,” ujar Kakek Hendry tersenyum sopan pada para tamu elite itu.Para tamu juga berdiri dari sofa dan berbasa-basi sebentar sebelum mengikuti Kakek Hendry ke
“Mana mungkin. Aku hanya menginginkan anak yang kamu lahirkan, aku tidak pedui wanita lain. Jika kamu tidak bisa hamil, kita masih mengadopsi anak untuk dibesarka,” ujar Aleandro membujuknya tanpa peduli dengan pandangan kaget orang-orang di sekitarnya.“Bohong!” Yuriel masih merajuk. Wajahnya memerah seperti anak kecil yang siap menangis.Ada banyak wanita cantik yang siap mengantre untuk menjadi wanita Aleandro dan melahirkan anak untuknya. Yuriel merasa dirinya tidak sebanding dengan mereka dan bukan siapa-siapa tanpa status keluarga dan hanyalah seorang anak yatim piatu.“Aku bisa bersumpah menjadi impoten jika kamu mandul,” Aleandro berkata dengan ekspresi serius.Apa pun yang dia lakukan untuk menyenangkan istri mudanya tanpa peduli image-nya di depan orang lain. Dia juga ingin menunjukkan bahwa istrinya sangat penting baginya pada orang lain hingga mereka tidak bisa menggertaknya lagi.Para tam
“Ah!”“Woah! Ada apa ini?!”Semua orang di aula pesta terkesiap terkejut dan membelalak kaget melihat adegan yang terjadi di depan mata mereka. Wajah keluarga Gilren berubah melihat seorang wanita tak dikenal menyiram Yuriel dengan cairan wine. Terutama Kakek Hendry yang memerah marah.“Siapa wanita itu?! Beraninya dia menyiram cucu menantu saya!” raungan kakek Hendry membuat orang bergidik dan mundur untuk menghindari kekacauan yang akan terjadi, membuat Yuriel dan wanita itu menjadi pusat di aula pesta.“Di mana penjaga keamanan?! Cepat seret wanita itu dari cucu menantu saya!” Kakek Hendry memerintah dengan marah.Dia takut sesuatu yang buruk jika terjadi perkelahian di antara mereka dan menyebabkan Yunifer mengalami keguguran.“Ayah tenang, mari kita dengarkan yang dikatakan wanita itu dan mengapa dia menyebut Yunifer sebagai penipu.” Katherine dengan cepat menghentikan Kakek He
Tanpa bisa dia kendalikan, kakinya dengan tergesa menaiki tangga mencari Aleandro. Di koridor tak jauh dari tangga, sebuah nampan dan gelas hamburan di lantai depan pintu kamar yang tertutup rapat.Dia berhenti depan kamar itu dengan perasaan campur aduk, tangannya gemetar hendak membuka kamar itu. Tapi suara di dalam membuatnya berhenti.“Ah! Alen … kumohon, pelan-pelan … Oh!”Pikiran Yuriel menjadi kosong, dia terhuyung mundur dengan linglung. Matanya memerah dengan air mata mengalir di pipinya. Dadanya berdenyut nyeri dan rasa sesak mengimpit dadanya membuatnya kesulitan bernapas. Pandangan Yuriel kabur oleh embun air mata menatap pintu kamar yang tertutup rapat. Suara sensual di dalam kamar masih terdengar.Dia tidak berani membuka pintu dan menyaksikan pemandangan mengerikan di mana Aleandro bercinta dengan perempuan lain.“Minggir, anakku tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu.” Terdengar gema suara
Sekarang Aleandro menjadi jelas siapa yang wanita yang memiliki aroma yang mirip dengan istrinya setelah mendengar suaranya. Dia mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya yang buram.“Sherly.”Ekspresinya menggelap dengan tatapan dingin. Meski obat perangsang memengaruhi tubuhnya, dia tidak memiliki selera untuk menyentuh Sherly.Yang dia inginkan adalah tubuh Yuriel yang menghangatkannya. Memikirkan istrinya membuat matanya semakin merah terbakar oleh api gairah. Dia dengan terburu-buru mendorong Sherly menyingkir dari pintu dan membuka pintu kamar, lalu keluar untuk mencari istrinya.“Alen!”Bagaimana Sherly bisa membiarkan Aleandro pergi dan menggagalkan semua rencananya. Dia mengisyaratkan pria yang tengah bersandar di koridor yang tak jauh dari kamar itu. Ini adalah rencana keduanya jika gagal menaklukkan Aleandro.Pria itu menyeringai dan menghampiri Aleandro yang berjalan sempoyongan di lorong, dari