Share

Bab 22. Dia Cuma Pesuruh

Mata Leona berbinar senang dan menyerahkan paket itu ke Amir sebelum mendengus ke petugas yang tadi. Lalu pergi dengan senyum puas.

Setelah Leona pergi, Amir berkata ke rekan petugas, “Bro, terima aja kalo ada paket dari dia, tapi nggak usah kasi ke Nona Dania. Dia itu kan yang ada di foto dan rekaman yang dulu kubagikan itu, loh!”

Petugas di depan Amir langsung membelalakkan matanya, “Oh! Ternyata itu dia! Ayo, Pak, cepat buka paketnya! Lumayan ada barang baru! Hehe!”

***

Siang itu, jalanan Ivory terasa lebih padat dari biasanya. Mobil-mobil bergerak pelan, terjebak dalam kemacetan yang sudah menjadi pemandangan sehari-hari di sana. Di antara deretan kendaraan yang nyaris tidak bergerak, sebuah mobil mewah berwarna hitam ikut terhimpit di kemacetan jalan. Di dalamnya, seorang pria bernama Hizam duduk dengan tidak sabar, jemarinya mengetuk-ngetuk setir mobil.

"Sialan! Malah macet!"

Hizam melirik jam tangannya untuk kesekian kali, mendecakkan lidah kesal karena keterlambatannya ke sebua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status