“Aku tahu kamu mencemaskanku karena peduli padaku, Vina. Tapi, aku harap kamu tak ikut-ikutan terlibat membahas gosip tentang tuan Jason dan Adam! Biarkan aku yang menutup gosipnya!” ucap Yuna sungguh-sungguh, walaupun ia tahu wanita di hadapannya tak akan mau mengerti.Benar saja, Vina justru mendesis tak suka dengan jawabannya. “Sepertinya bener apa kata Ryan ... kamu sekarang berubah. Apalagi setelah kamu menjadi dokter pribadinya tuan Jason,” ujarnya menunjukkan raut wajah menahan kesal.“Kamu bahkan sulit dihubungi dan tak pernah ada seperti dulu. Sepertinya aku sudah tak lagi dibutuhkan,” tambah Vina dengan nada sedih. “Apa yang diperbuat tuan Jason hingga kamu berubah? Kamu sudah tak pernah mau mendengarkanku.”Vina memasang wajah kecewa. Wanita itu bahkan bangk
“Tunggu, Yuna!” Jason berkata seraya menarik tangan wanitanya.Yuna yang hendak memutar tubuhnya untuk menegur Vina, langsung terhenti. Ia lantas menatap Jason yang menatapnya tegas. Adam yang berada di antara mereka tampak bingung dan memberikan tatapan tanya pada Jason.“Kita tidak tahu apakah Vina pelakunya,” ujar Jason mencoba tenang.“Tapi, barusan saja wanita itu yang mengatakan hal tersebut, Jason. Aku lebih tahu kepribadian busuknya Vina” seru Yuna dengan nada menggebu.Adam melongo mendengar pernyataan Yuna. “Apa maksudnya, Dokter Yuna?” tanyanya penasaran.“Dokter Yuna baru saja berbincang dengan Vina saat coffe time. Wanita itu mengatakan padanya tentang gosip yang tertulis di postingan web … aku dan kamu adalah sepasang kekasih terlarang,” jelas Jason.“Apa?!” Adam tersentak terkejut.Tatapan lelaki berahang tegas semakin terkejut saat Yuna mengangguk, membenarkan ucapan Jason. Kemudian Adam langsung berpindah pada atasannya. Jason masih menatap ponsel miliknya yang berisi
“Ternyata kalian dikelilingi orang-orang munafik.”Tamara mengintip di balik dinding dekat gudang rooftop, tak jauh dari gazebo tempat Yuna dan Vina berada. Dari sana dia bisa mendengar jelas percakapan keduanya, meskipun bagian lainnya harus terganggu karena bisingnya mesin blower. Wanita itu masih bisa menangkap jelas percakapan mereka hingga ke intinya.Selesai keduanya berbincang dan masuk ke dalam gedung, Tamara mengukir senyuman licik. “Akan kubantu kamu memangkas orang-orang licik, Jason,” gumamnya.Kemudian wanita itu pun bergegas memasuki gedung dengan langkah percaya diri. Ia harus memperbaiki citra buruknya di depan Jason. Terbesit niat buruk yang mungkin saja bisa menghancurkan nama baik Jason.Akan tetapi, ia percaya Jason bukan orang yang bodoh. Tamara hanya perlu mengganggu fokus lelaki itu saja. Yakin Jason pasti bisa menangani masalah yang akan ia timbulkan.Bak diberi jalan yang lurus. Tepat saat menuruni tangga masuk gedung, ia berpapasan dengan seorang OB yang teng
“Ini sepertinya Vina?”“Laki-lakinya mirip tuan Arka.”Jam istirahat di kantin perusahaan ABR Company Group dihebohkan dengan video vulgar yang beredar di media sosial. Walaupun wajah pelaku adegan vulgar itu sudah disensor, tetap saja mereka seolah bisa mengenalinya. Dari bentuk tubuh pelaku dalam video itu adalah jawabannya.“Sepertinya tempatnya di ruangan kerja tuan Arka.”Bisik-bisik dari mereka yang menyantap seraya berbincang tentang gosip tersebut terdengar bersahutan. Ya, itu semua adalah ulah dari Nisa. Wanita sengaja mengedarkan video tersebut di akun media sosial dengan anonim.Tentu saja terjadi kehebohan. Sengaja Nisa mempostingnya di akun media sosial, bukan situs web y
“Terima kasih pada Tuan dan Nyonya yang sudah hadir dalam rapat darurat ini.” Jason mengali pembukaan meeting yang diadakan darurat dengan para dewan direksi.Jika dulu mereka berkumpul karena Brian yang berencana memecatnya sebagai CEO, kini Jason berencana memecat Arka. Tentu saja tanpa pemberitahuan seperti yang dilakukan papanya dulu. Jason sungguh tak peduli.“Tentu saja, Anda harus melibatkan kami karena ini menyangkut nama baik perusahaan. Apalagi semua mengarah pada bawahan Anda!”Jason mengangguk dan tersenyum tulus. Dalam hatinya bersorak riang, mereka menunjukkan kepercayaan pada dirinya. Raut wajah kepanikan dan kecemasan dari mereka yang menaruh harapan padanya untuk menyelesaikan masalah.Brak! Pintu ruangan terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Arka masuk dengan wajah dipenuhi amarah dan napas yang tersengal. Serentak semua anggota dewan direksi menoleh ke arahnya.“Berani sekali kamu, Jason!” geram Arka menatap penuh amarah pada lelaki yang menjadi pemimpin rapat daru
“Apa Anda yakin file itu benar? Bisa saja itu sudah direkayasa untuk menjatuhkan Tuan Arka ... bukankah Anda dan Tuan Arka bersaudara, bagaimana bisa Tuan Jason berniat mencoreng nama baik saudaranya serta menyingkirkannya juga.” Tuan Bima, anggota dewan yang membela Arka mencibir Jason.Tentu saja Jason hanya bisa tersenyum tipis. Ia sama sekali tak tersinggung, apalagi amarahnya terpancing. Sejak awal pun Jason sudah tahu kalau lelaki itu berusaha mencari kesalahannya.“Tuan Bima, ini adalah rapat darurat membahas perkembangan bisnis perusahaan bukan rapat keluarga! Bagi saya, jika karyawan perusahaan ini mencoreng nama baik perusahaan ... wajib ditindak tegas, sekalipun dia adalah anggota keluarga saya!” papar Jason lugas, bahkan ia sengaja memberikan penekanan pada setiap katanya. Jason menunjukkan ketegasannya sebagai seorang pemimpin.“Ah, saya hampir lupa. Karena Tuan Bima menyangkut pautkan tentang keluarga, saya harus bertanya ... bagaimana sikap Anda dulu saat rapat darurat
“Prof. Liam Demos membalas email-ku? Hampir saja aku melupakan tentang dokter spesialis terapi kelumpuhan paraplegik yang dialami Jason,” ucap Yuna tak bisa menyembunyikan rasa girang.Benar, Yuna hampir lupa dirinya meminta bantuan untuk penjelasan terapi yang dilakukan Prof. Liam Demos, dokter spesialis yang menangani kelumpuhan saat di masa depan. Yuna mencari informasi tentang penanganan proses terapi itu dari pengalamannya di masa depan. Mungkin karena sewaktu di Hongkong ia dibantu oleh dokter Aaron.Akan tetapi, berbagai sumber informasi yang didapatnya adalah ilmu. Yuna membacanya dengan teliti, hingga profesor tersebut memberinya beberapa video tentang penjelasan terapinya. Senyuman Yuna semakin mengembang.“Aku yakin Jason akan segera bisa berjalan,” guman Yuna seraya memutar
“Apa yang harus aku lakukan, Jason?” tanya Yuna pada Jason.Kali ia menunggu keputusan lelaki tersebut. Yuna sudah menyerahkan hidupnya pada Jason, jadi biarkan lelaki itu yang menentukan jalannya. Jason terdiam sebentar dengan wajah berpikir. Tentu saja semua konsekuensi dari tindakannya harus diperhitungkan secara matang.“Panggil pemadam kebakaran untuk membantu evakuasi!” perintah Jason pada Adam. “Undur waktu jumpa pers dam minta para wartawan untuk membantu mengawal penyelamatan Vina!” tambahnya.Kemudian Jason pun menatap pada Yuna. “Kamu bisa membujuknya?” tanyanya.“Aku tidak yakin, tapi akan kuusahakan,” jawab Yuna menunjukkan kesungguhannya.Jason mengangguk memberikan persetujuan. Adam langsung bergegas keluar dan menjalankan perintah atasannya. Sebelum Yuna keluar meninggalkan Jason, ia memastikan mesin infrared-nya berfungsi dengan baik.“Aku mengaturnya dengan waktu 15 menit, cukup untuk membuat saraf pada kakimu rilex! Jangan bergerak dulu sampai waktunya habis, menger