Melihat Yao Yulan melompat ke jurang, alangkah kesalnya Yao Xiuwen. Dia sibuk mengumpat, “Sial! Tidak kusangka si bodoh itu punya nyali untuk bunuh diri!” Dia benar-benar kesal karena tak berhasil menyiksa saingannya.
Di matanya, Yao Yulan adalah duri dalam daging. Namun, kini, meski tak berhasil menangkap untuk dia siksa, setidaknya dia puas karena Yao Yulan sudah mati di jurang yang terkenal sangat dalam itu. Tak pernah ada kabar seseorang berhasil selamat usai melompat dari sana.
“Adik Xiuwen, bagaimana ini? Kita kembali tanpa hasil?” tanya salah satu murid luar tetua pertama.
“Huh! Dia sudah mati, mau bagaimana lagi? Ayo kembali saja ke sekte! Laporkan si bodoh sudah mati!”” Yao Xiuwen hendak melangkah.
Namun, murid lainnya bertanya, “Lalu, bagaimana dengan mayat pelayan ini?” Sembari dia menunjuk jasad Yao Mingyi.
Yao Xiuwen melirik sekilas ke jasad Yao Mingyi, teringat bahwa gadis pelayan itu sempat memaki dia jelek di depan Yao Yulan sebelumnya. “Biarkan saja mayatnya di sini agar dimakan anjing! Ayo!” Dia memimpin rombongan kembali ke sekte.
Semua orang memang berpikir Yao Yulan tak mungkin selamat setelah jatuh ke jurang itu. Maka, mereka patuh kembali ke sekte tanpa mengetahui bahwa sebenarnya Yao Xiuwen yang mencuri kitab dari laci kamar gurunya, tetua pertama, Yao Yimao.
Hati Yao Xiuwen berbunga-bunga gembira. Sebentar lagi dia pasti menjadi murid utama sekte setelah menjadi pasangan putra tunggal dari tetua pertama. Apalagi dia sudah dijuluki sebagai genius di antara genius karena mampu mencapai alam kultivasi bela diri tingkat kedua, yaitu Pemurnian Qi, di usia sangat muda, usia 18 tahun.
Dia senang karena selain berhasil mengalahkan reputasi genius Yao Yulan—sebelum saingannya akhirnya mandek di alam tingkat 1, Pengumpulan Qi—dia juga berhasil merebut suami Yao Yulan.
Di dunia Dixia (dunia rendah) tempat mereka berpijak ini, alam kultivasi bela diri memiliki 3 tingkatan mayor.
Tingkat dasar adalah permulaan seseorang menjalani kultivasi, disebut tingkat Pengumpulan Qi, terdiri dari beberapa level minor, yaitu level rendah, menengah, dan tinggi. Biasanya dikuasai di rentang usia 8 hingga 40 tahun.
Kemudian, tingkat 2 atau lanjutan, disebut Pemurnian Qi. Juga ada 3 level minor: rendah, menengah, dan tinggi. Penguasa tingkat ini biasanya di kisaran usia 40 hingga 80 tahun. Inilah kenapa Yao Xiuwen disebut genius di antara genius, karena berhasil memasuki tingkat ini di usia 18 tahun.
Setelahnya, tingkat teratas yang disebut Kondensasi Qi, juga memiliki 3 level minor: rendah, menengah, dan tinggi. Yang menguasai biasanya di usia 80 tahun hingga mati.
Usia kultivator biasanya mencapai ratusan tahun, bahkan ada yang ribuan tahun jika dia memang sangat kuat.
Sekarang, dengan matinya Yao Yulan, gelar wanita tercantik dan paling genius di sekte bisa Yao Xiuwen dapatkan! Mana mungkin dia tidak gembira?
Hanya saja, takdir memiliki caranya sendiri untuk bercanda. Yao Yulan yang disangka mati, ternyata tersangkut di rimbunan dahan pohon yang menjulur keluar dari dinding tebing. Dia tidak jatuh sama sekali dan hanya pingsan.
Tak berapa lama ketika mentari menyorotkan sinarnya ke bumi, kian lama menghangatkan seluruh alam dan mengakibatkan seorang gadis siuman dari pingsannya akibat silau. Mungkin ini memang cara semesta membangunkan Yao Yulan.
Wanita itu terkejut mendapati situasi dirinya masih utuh, tidak mati. Matanya segera melihat sekeliling, menemukan dirinya di antara rerimbunan daun dan dahan pohon buah yang tidak dia ketahui.
Kemudian, matanya menangkap cekungan mirip pintu di dinding tebing di depannya. “Apakah itu pintu gua? Di tebing securam ini?” Dia menggumam heran dan berusaha bangkit.
Merasakan tubuhnya sakit akibat luka yang diberikan Yao Xiuwen, darah juga masih terlihat di beberapa tempat, termasuk dahi dan lengan.
Ketika dia berhasil tiba di bagian atas pangkal pohon, dia meyakini itu bentuk pintu, bahkan seperti ada semacam tombol seukuran tapak tangan berbentuk bundar di sana. “Ada mekanisme pembukanya. Ughh … sakit sekali kepalaku.”
Tak sengaja, telapak tangan yang berlumuran darah menapak dan menekan ke tombol itu ketika dia sedikit limbung karena pusing.
Greekk!
Terdengar bunyi seperti batu saling bergesek dan terbukalah pintu di depannya. Yao Yulan tertegun. “Sungguh sebuah gua!” Dia pastinya tak akan mengira bahwa telapak berdarah itu adalah satu-satunya cara untuk membuka tombol mekanik gua tersebut.
Dia bergegas masuk ke dalam gua. Bau pengap segera menyeruak, namun tidak menyurutkan niatnya. Dia penasaran kenapa gua ini sampai memiliki tombol mekanik? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan seseorang sampai harus diatur seperti itu?
Alih-alih menemukan harta karun, mata Yao Yulan malah menangkap bayangan seseorang duduk bersila, namun ketika dia mendekat dan menajamkan pandangannya, dia pun tahu bahwa itu hanyalah tengkorak.
“Tengkorak yang duduk bersila?” Dia memiringkan kepala dengan kebingungan. “Memangnya ada manusia mencari mati di dalam gua begini? Tsk, sungguh orang aneh.” Dia mengitari tengkorak itu dan melihat banyaknya debu dan sarang laba-laba menyelimuti tengkorak tersebut.
“Tuan, siapapun dirimu, aku tidak bermaksud mengganggumu. Hanya saja ….” Yao Yulan meraih sarang laba-laba tebal di kepala tengkorak lalu menggunakan robekan gaunnya untuk membersihkan debu di sana. Dia gadis yang suka bersih-bersih, tak tahan melihat sesuatu yang kotor.
Namun, sungguh mengejutkan ketika dia selesai membersihkan kepala tengkorak itu, mendadak muncul kotak dari batu di lantai belakang tubuh tuan tengkorak.
Di dalam kotak batu terdapat beberapa benda, salah satunya adalah pedang bertuliskan “Youzu” pada bilahnya. Dia meyakini bahwa itu merupakan nama dari pedang tersebut. “Pengelana? Nama yang aneh untuk pedang. Apakah tuanmu seorang pengelana? Hm, mungkin saja!”
Pedangnya terlihat kokoh dan You Yulan yakin itu dibuat dari besi pilihan oleh kultivator senjata yang andal.
Selain pedang, dia melihat sebuah cincin dari giok, bentuknya tidak begitu lebar, berwarna biru tua. “Ah! Ini pasti cincin spasial!” Matanya terbelalak ketika dia yakin itu benar-benar cincin spasial.
Untuk mempertebal keyakinannya, dia segera meneteskan darahnya ke cincin sebagai cara menghapus segel kepemilikan terdahulu. Benar saja, usai melakukannya, cincin tersebut berkilau sekejap. Yao Yulan lekas menaruh kesadarannya ke dalam cincin untuk memeriksa apa saja yang ada di dalamnya.
Dia sungguh tidak mengira akan mendapatkan benda hebat impiannya. Dia selalu mendambakan memiliki cincin spasial, namun di sekte, hanya ketua dan tetua sekte saja yang bisa memiliki cincin semacam itu.
Ketika kesadarannya masuk ke cincin spasial, dia menemukan berbagai benda, seperti kitab-kitab bela diri dan yang paling menarik matanya adalah banyaknya tumpukan tinggi batu roh berbagai jenis dari yang berkualitas rendah sampai yang tinggi.
Batu roh dihasilkan di tambang, memiliki fungsi sebagai mata uang dan juga bisa digunakan untuk berkultivasi membantu memperkaya qi pada dantian seseorang.
Yao Yulan merasa kaya mendadak saat ini.
Setelah mengeluarkan kesadarannya dari cincin spasial, dia melihat benda lain di kotak batu. Itu merupakan kitab cukup tebal berbahan kulit hewan.
Mata Yao Yulan membaca tulisan di bagian sampul kitab, “Kitab manual Xianjian Xiulian? Ini … ini kitab Kultivasi Pedang Abadi!” Matanya terbelalak lebar. “Sepertinya ini kitab yang bagus. Eh? Apa itu?” Pandangannya menangkap lembaran kulit lainnya yang bertuliskan mirip seperti surat.
Dia ambil lembaran kulit itu dan membacanya. “Aku adalah kultivator pedang. Tak perlu tahu namaku yang tak penting ini. Aku sudah menghitung hari di sini dan tercatat sudah 477 tahun aku hidup. Setelah aku menuntaskan dendamku, aku memutuskan pergi ke dunia rendah dan bermeditasi sambil menunggu dewa langit menjemput ajalku di gua ini.
“Kelak, siapapun yang menemukan kotak batuku, itu berarti kau orang baik karena sudi menyeka debu pada mayatku. Sebagai ucapan terima kasihku, aku bisa menjadikanmu murid jika kau berkenan mempelajari kultivasi ilmu pedangku. Semoga saja kita berjodoh sebagai guru dan murid.” Dia selesai membaca dan hatinya tersentuh.
Yao Yulan melihat sekali lagi buku kultivasi Pedang Abadi warisan tuan tengkorak—demikian dia menamainya—dan membaca sejenak.
“Ini … ini kultivasi yang sangat bagus, sesuai dugaanku! Sepertinya cocok denganku yang sudah memiliki qi pedang. Baiklah, aku ingin mempelajari ini saja. Aku harus membuang kultivasi terdahuluku!” Kemudian, dia menghapus kultivasi sekte iblis yang ada di tubuhnya dan mengganti dengan mempelajari kultivasi Xianjian Xiulian.
Dia pasti tidak akan mengira bahwa kitab kultivasi warisan tuan tengkorak merupakan benda yang diincar dan diperebutkan banyak kultivator selama ratusan tahun silam.
Hari demi hari dihabiskan Yao Yulan di dalam gua untuk mempelajari kultivasi baru yang ternyata memang sangat cocok dengannya.Pada hari ke-10, dia merasakan tubuhnya lebih kuat dan dipenuhi qi pedang yang menyegarkan.“Hm, aku sudah menghapus kultivasi sekte iblis dan mengganti dengan kultivasi guru tengkorak. Rasanya aku tak perlu memakai nama sekte lagi.” Yao Yulan mulai memikirkan ini.Di dunia Dixia, ketika seseorang memasuki sebuah sekte, maka nama keluarganya berganti dengan nama marga pendiri sekte.Setelah dia keluar dari sekte iblis, maka dia tak perlu lagi memakai nama pendiri sekte. Dia kini akan kembali menggunakan nama keluarganya, Zhang Yulan.“Ya, aku adalah Zhang Yulan!” Matanya memancarkan pendar keyakinan teguh.Setelah berhari-hari di dalam gua, dia ingin keluar sejenak mencari udara segar.Saat kakinya menginjak area luar gua, dia menatap pohon tempatnya tersangkut kala itu. Dia melihat-lihat pohon dengan lebih seksama.“Ternyata pohon ini memiliki buah berwarna u
Zhang Yulan benar-benar meneguhkan niatnya berpetualang di luar. Ini dilakukan agar kultivasi bela dirinya semakin matang dan memperkaya pengalaman.Dia harap, dengan melakukan petualangan, dia bisa menerobos ke alam Kondensasi Qi, tingkat kultivasi paling tinggi di dunia Dixia.Kemajuan kultivasi seseorang tidak hanya ditentukan dari pil alkimia, buah roh, batu roh, dan meditasi tertutup semata, tapi juga dari banyaknya pertarungan hidup dan mati sang kultivator yang akan membuat ilmunya makin matang secara organik.Dia benar-benar membutuhkan banyak pengalaman pertempuran nyata.Tak lupa, sebelum dia keluar dari gua, dia membawa serta tuan tengkorak di cincin spasialnya. Dia tak tega meninggalkan sang guru di gua dan berniat menguburkannya secara layak di dalam tanah.Selain itu, dia juga mengambil semua buah Qishu di pohonnya untuk bekal petualangan dia. Toh, pohon itu akan kembali berbuah nantinya.Menggunakan langkah ringan, Zhang Yulan menuruni dinding tebing dengan berpijak dar
Wang Qifeng membopong Zhang Yulan dan membawanya ke sebuah pondok kayu yang biasa digunakan pemburu untuk beristirahat ketika mereka datang ke hutan.Setelah merebahkan tubuh Zhang Yulan di kasur, Wang Qifeng keluar sebentar untuk mengatur formasi pelindung sekaligus penghalang, sehingga hewan roh maupun manusia yang tidak berkepentingan tak bisa masuk ke pondok.Gerakan lelaki itu terkesan luwes saat dia melempar beberapa batu roh level atas dan bendera formasi di beberapa sudut pondok, seakan dia sudah terbiasa melakukannya.Setelah formasi terbangun dengan kuat, dia kembali masuk ke pondok dan menatap Zhang Yulan yang terbaring pingsan di kasur. “Tsk, malangnya dirimu.”Menggunakan beberapa totokan qi, Wang Qifeng kemudian merobek pakaian di bagian dada Zhang Yulan untuk melihat lebih jelas luka di sana.Segera saja, terekspos kulit putih mulus bagaikan giok terlihat beserta gundukan kenyal yang masih tertutupi kain bebat khas yang biasa dipakai kultivator wanita zaman itu.Wang Qi
Zhang Yulan terbangun dengan pusing di kepala akibat terlalu banyak minum arak. Dia seharusnya ingat bahwa dia bukan peminum yang baik.Ketika duduk di tepi tempat tidur rotan, dia heran karena suasana terlalu sunyi. Apakah Wang Qifeng sedang di luar? Atau mungkin saja Lelaki itu masih berburu hewan roh?Segera, Zhang Yulan duduk bersila dan memutar energi qi dia untuk memulihkan diri. Sebagai kultivator yang sudah mencapai Alam Pemurnian Qi tingkat tinggi, tentunya mudah mengenyahkan efek mabuk.Dalam hitungan 5 helaan napas, Zhang Yulan sudah pulih sepenuhnya. Dia turun dari tempat tidur dan matanya menemukan surat di atas meja. Itu dari Wang Qifeng.“Ternyata dia pergi,” bisik Zhang Yulan usai membaca surat dan menyimpannya di cincin spasial.Dia memutuskan keluar kamar. Suasana benar-benar sunyi meski masih ada suara burung samar-samar di kejauhan.Sewaktu Zhang Yulan berdiri diam di depan pondok cukup lama, mendadak saja dia teringat akan kerangka gurunya. Bukankah dia ingin meng
Baru saja Zhang Yulan membatin betapa damai kehidupan di pondok, itu dipatahkan dengan adanya geraman rendah kawanan serigala yang terdengar dekat.Apakah serigala itu sedang meledek pemikirannya?Sebenarnya, pemikiran Zhang Yulan tidak salah karena Wang Qifeng sudah memberikan formasi pelindung di sekitar pondok kayu untuk menghalau hewan roh agar tidak menerjang masuk seenaknya.Maka, tak heran jika kawanan serigala roh hanya bisa mengepung pondok saja tanpa mereka bisa menerjang masuk.Ketika ada serigala yang mencoba menerobos pertahanan formasi buatan Wang Qifeng, hewan roh itu terpental dan mendengking kesakitan. Adegan ini dilihat Zhang Yulan saat dia mengintip keluar.Otak Zhang Yulan segera memproses kejadian tersebut. Dia hanya bisa menduga bahwa ada formasi yang mengelilingi pondok kayu. Pikirannya menentukan satu nama saja, Wang Qifeng.“Sepertinya memang perbuatan kak Feng.” Zhang Yulan berbisik rendah sambil menyebut nama pria Wang. Hubungan mereka sudah cukup akrab hing
Zhang Yulan benar-benar diam tak melakukan apa-apa ketika keenam pria itu mulai membasmi serigala roh yang tersisa. Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka mengumpulkan kristal roh.“Nona, kau baik-baik saja, kan?” tanya pemimpinnya. “Ah, maafkan aku langsung saja menyerbu kemari karena aku melihat pertarunganmu dengan para serigala itu sehingga membuatku cemas.”Akhirnya Zhang Yulan kembali ke nalarnya dan tersenyum. “Oh, aku baik-baik saja, terima kasih atas kepedulian kalian. Sungguh merepotkan kalian.” Dia melakukan soja (menangkupkan kedua tangan di depan dada atau wajah sebagai bentuk salam kesopanan).“Ah! Sama sekali tidak merepotkan! Sesama penghuni dunia Dixia ini tentu sudah sewajarnya saling menolong.” Pria itu tersenyum ramah sembari mengibaskan tangannya. Dia membalas soja dari Zhang Yulan dan berkata, “Mohon Nona tidak keberatan dengan kedatangan kami. Saya, Li Moyun, mewakili rekan pemburu mengucap salam ke Nona.”Kelima pria lainnya melakukan soja dan memperkenalkan
“Baiklah, silahkan saja tinggal di sini malam ini.” Zhang Yulan tidak menampik keinginan para kultivator pemburu. Toh, sebenarnya tingkat kultivasi dia lebih tinggi dari mereka, ini membuatnya percaya diri apabila mereka hendak berbuat macam-macam padanya.Malam itu, Zhang Yulan membuatkan teh hangat untuk enam pemuda menggunakan teh hutan yang rutin dia petik.“Kuharap kalian tidak keberatan dengan teh sederhana ini.” Dia menyuguhkannya di meja di ruang depan tempat keenam pemuda berada.“Wah, terima kasih sekali atas perhatian dan kebaikan Nona Zhang.” Li Moyun tersenyum gembira melihat Zhang Yulan datang dengan teh hangat. “Kami benar-benar merepotkan Nona.”“Sama sekali tidak merepotkan. Aku hanya kebetulan memiliki persediaan teh cukup banyak. Silahkan diminum.” Zhang Yulan bersiap kembali ke kamarnya sendiri.Namun, Li Moyun berkata, “Nona, apakah Anda akan segera berangkat tidur?”Zhang Yulan menoleh ke Li Moyun. “Ada apa, Tuan Li?”Li Moyun sedikit gugup ketika dia menggaruk b
Zhang Yulan tak tahu harus memberikan respon apa akan kalimat lamaran Li Moyun yang sangat mendadak. “K—Kak Yun ….”“A—ahh! Lupakan saja!” Li Moyun malah jadi salah tingkah, mengira dirinya sangat keterlaluan menyatakan lamaran secara tiba-tiba, padahal hubungan mereka baru sebatas teman akrab saja. “Lupakan tentang lamaranku tadi! Tapi, kumohon ikutlah kami ke kota, tak aman di sini.”Kepala Zhang Yulan tertunduk saat dia berkata, “Aku akan memikirkan hal ini, Kak. Tolong beri aku waktu semalam.”“Baiklah! Aku akan sangat menantikan jawabanmu, dan kuharap itu seperti yang aku inginkan.” Li Moyun sadar dia masih menggenggam tangan Zhang Yulan dan mulai melepaskannya sambil meminta maaf.Malam itu, Zhang Yulan berdiam di kamarnya, sendiri seperti biasanya. Dia terus memikirkan ucapan Li Moyun. Mengenai lamaran pemuda itu, termasuk kembali ke kota.Sudah begitu lama dia tinggal di hutan ini, dia sedikit merasakan kerinduan hawa kota, hawa kehidupan dengan manusia pada umumnya.Zhang Yul
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun