Wang Qifeng membopong Zhang Yulan dan membawanya ke sebuah pondok kayu yang biasa digunakan pemburu untuk beristirahat ketika mereka datang ke hutan.
Setelah merebahkan tubuh Zhang Yulan di kasur, Wang Qifeng keluar sebentar untuk mengatur formasi pelindung sekaligus penghalang, sehingga hewan roh maupun manusia yang tidak berkepentingan tak bisa masuk ke pondok.
Gerakan lelaki itu terkesan luwes saat dia melempar beberapa batu roh level atas dan bendera formasi di beberapa sudut pondok, seakan dia sudah terbiasa melakukannya.
Setelah formasi terbangun dengan kuat, dia kembali masuk ke pondok dan menatap Zhang Yulan yang terbaring pingsan di kasur. “Tsk, malangnya dirimu.”
Menggunakan beberapa totokan qi, Wang Qifeng kemudian merobek pakaian di bagian dada Zhang Yulan untuk melihat lebih jelas luka di sana.
Segera saja, terekspos kulit putih mulus bagaikan giok terlihat beserta gundukan kenyal yang masih tertutupi kain bebat khas yang biasa dipakai kultivator wanita zaman itu.
Wang Qifeng menghela napas dan berusaha tetap fokus, dia merunduk untuk mengisap seluruh racun di tubuh Zhang Yulan melalui dadanya.
Hisapan mulutnya mengandung qi sehingga bisa segera menarik keluar racun dari Harimau Sayap Besi sebelumnya. Sayap setajam belati itu memang beracun, sehingga langsung menyerang otot dan kesadaran korbannya.
Ketika racun dimuntahkan dari mulut, terlihat cairan hitam pekat. Setelahnya, Wang Qifeng bergegas mengambil sebuah botol giok kecil, mengeluarkan sebutir pil alkimia dan ditelan agar racun yang ada di mulutnya tidak mengkontaminasi dirinya.
Setelahnya, dia mengeluarkan kotak giok dari cincin spasial dia dan mengoleskan semacam salep obat pada dada Zhang Yulan yang memiliki luka sayat cukup menganga.
Salep alkimia itu merupakan obat luka luar yang sangat manjur, itu lekas bereaksi pada luka Zhang Yulan. Hanya dalam waktu beberapa belas tarikan napas saja, lukanya mulai menutup dan tidak meninggalkan bekas apapun.
Wang Qifeng tahu bahwa wanita pastinya tak akan menyukai tubuhnya memiliki bekas luka yang pastinya memalukan.
Usai mengobati, Wang Qifeng mendudukkan wanita itu di kasur dengan dirinya turut serta naik ke sana dan duduk di belakang Zhang Yulan.
Menggunakan qi-nya, dia mengalirkannya untuk memberikan energi baru dan sekaligus memperbaiki meridian Zhang Yulan.
***
“Enghh ….” Zhang Yulan terbangun keesokan harinya. Ketika teringat bahwa terakhir kali dia sedang berhadapan dengan harimau roh besar dan berbahaya, dia bergegas bangkit, tapi langsung memegangi kepalanya yang pusing.
Akhirnya dia menyadari dia tidak terbaring di hutan melainkan di kasur. “Ini … di mana?”
“Pondok pemburu.” Suara Wang Qifeng langsung menyapa pendengaran Zhang Yulan sembari terbukanya pintu. Dia membawakan semangkuk ramuan obat yang sudah dia seduh dengan baik.
“Siapa kamu?” tanya Zhang Yulan bersikap waspada dan tatapannya tajam ke lelaki Wang yang mendekat.
“Kau tak ingat aku?” Wang Qifeng memasang wajah kecewa. “Hei, untuk apa kau waspada padaku? Kalau aku ingin mencelakaimu, untuk apa merawatmu dan bahkan aku pernah menyelamatkanmu di pasar.”
Ingatan Zhang Yulan segera terbang ke pasar. Kini dia ingat siapa lelaki di dekatnya ini. “Kenapa kau di sini?”
“Aku orang bebas yang pergi ke manapun aku ingin.” Sikap santai Wang Qifeng disertai senyum simpatiknya merupakan satu paket darinya. Dia duduk di bangku dekat tempat tidur dan menyodorkan mangkuk di tangannya.
“Apa ini?” tanya Zhang Yulan, menatap curiga.
“Kalau aku katakan itu racun, apa kau akan menenggaknya? Atau perlu kukatakan itu adalah air gula agar kau senang?” Wang Qifeng menggoda.
“Tsk!” Zhang Yulan mendecak dan membuang pandangan ke arah lain sambil meraih mangkuk di tangan Wang Qifeng lalu meneguknya sampai habis. “Pahit!”
“Itu karena hidupmu terlalu manis sehingga kau tak kuat dengan obat pahit.” Wang Qifeng seperti tak kehilangan kalimat untuk menggoda Zhang Yulan.
Ketika Zhang Yulan menatap dirinya, barulah dia sadar kalau pakaiannya berganti dengan yang baru dan bersih seperti dari toko. “Hei! Kenapa pakaianku—“
“Tentu saja aku ganti dengan yang lebih layak daripada pakaian compang-camping entah sejak kapan kau kenakan.” Wang Qifeng tidak menghindarinya dan mengakui.
“Kau!” Mata Zhang Yulan melotot galak. Meski dia tahu pakaiannya memang sudah sangat tidak layak karena itu merupakan pakaian 10 tahun lalu, tapi diganti oleh seorang lelaki asing, bukankah itu sangat memalukan?
“Tak perlu merasa ternoda. Aku tidak melakukan apapun yang tercela.” Wang Qifeng mengambil mangkuk kosong dan bersiap membawa keluar.
“Mana harimau roh itu?” Zhang Yulan tidak melupakannya.
“Oh, itu?” Kemudian, Wang Qifeng mengeluarkan sebuah kristal roh besar berwarna kuning dan menaruhnya di meja. “Ini dia. Untukmu.”
Dengan sekali lihat saja, Zhang Yulan mengetahui bahwa itu adalah kristal roh milik Harimau Sayap Besi sebelumnya. “Kau membunuhnya?”
“Kenapa tidak? Dia berani meracunimu, maka aku juga berani membunuhnya.” Wang Qifeng menyahut santai.
***
Beberapa hari tinggal di pondok bersama Wang Qifeng, Zhang Yulan mulai membangun kepercayaannya pada lelaki itu. Dia tak banyak bertanya mengenai identitas atau latar belakang Wang Qifeng karena dia juga tak ingin ditanya hal serupa.
Mereka bekerja sama memburu hewan roh di hutan dan Wang Qifeng akan memberikan semua kristal roh untuk Zhang Yulan.
***
Suatu hari, setelah berburu hewan roh dan kembali ke pondok, Zhang Yulan memasak daging roh hasil buruan. Itu sangat bergizi dan berguna untuk qi kultivator.
Wang Qifeng mengeluarkan arak simpanan dia dari cincin spasialnya ketika hidangan daging ditebar di meja oleh Zhang Yulan. “Tentunya makan daging tak akan nikmat tanpa arak, kan?”
“Tentu!” Zhang Yulan menyahut sambil mulai mengambil daging bagiannya untuk ditaruh di mangkuknya. Dia kini mulai lebih terbuka dan tidak sedingin dahulu.
Lelaki Wang melakukan hal sama setelah dia menuangkan arak untuknya dan Zhang Yulan. “Ini adalah pesta kita! Bersulang!”
“Bersulang!” Zhang Yulan menyesap araknya dan matanya berbinar. “Hm! Arak yang bagus. Wangi dan sedikit manis getir.”
“Ha ha ha! Namanya Arak 1000 Wanita. Karena sejatinya, wanita itu makhluk manis di dunia sekaligus membuat hati menjadi getir.” Wang Qifeng tertawa lepas menjelaskan filosofi araknya.
Zhang Yulan mendecih dan mulai meneguk lagi dan lagi arak itu sampai tak sadar wajahnya memerah karena mabuk. “Sial! Rasa araknya segetir hidupku!” Dia sudah merampungkan daging bagiannya dan mulai meracau.
“Bukankah hidupmu manis seperti wajahmu? Apalagi kau memiliki suami.” Wang Qifeng masih ingat kalimat dingin yang diucapkan Zhang Yulan di pasar waktu itu.
“Tsk! Suami apanya! Dia lelaki bedebah yang membuangku demi wanita lain yang dianggap lebih genius dariku!” Zhang Yulan tak sadar dirinya sudah meracau sejauh itu.
Mata Wang Qifeng menyala akan suka-cita. Tapi, dia tetap bersikap tenang dan berkata, “Merugi sekali lelaki seperti itu.”
“Benar! Padahal dia tahu aku yatim piatu sejak kecil dan apa kau tahu … aku melihat sendiri pembunuhan kedua orang tuaku! Umurku 7 tahun kala itu!” Zhang Yulan bercerita dalam kondisi mabuk.
“Saat itu, malam terlaknat di hidupku, aku melihat ayah ditebas lehernya oleh perampok, lalu ibu … hiks!” Zhang Yulan mulai menangis sedih. “Ibu … ibu dibuat terhina oleh beberapa dari mereka, padahal ibu sudah menangis dan mengiba agar mereka berhenti, tapi mereka … hiks!”
“Jangan ceritakan kalau kau sakit hati.” cegah Wang Qifeng.
Mengabaikan ucapan Wang Qifeng, Zhang Yulan melanjutkan ceritanya, “Lalu aku … aku mendadak saja merasa tubuhku ringan saat itu, dan ketika bangun, aku melihat mayat para perampok berserakan di halaman rumahku. Aku menguburkan ayah dan ibu di belakang rumah dan … dan aku bertemu … karavan … tapi … mereka menjualku ke sekte iblis!
“Para tetua mengatakan kalau aku berbakat dan tetua pertama mengangkatku menjadi murid langsungnya. Aku bahkan dinikahkan dengan anak tunggalnya, Yao Xiren.
“Yao Xiren keparat! Dia menjauhi aku begitu kultivasiku mandek di alam pertama dan Yao Xiuwen si rubah itu, dia menggoda suamiku! Tapi … tak ada yang membelaku dan aku makin dikucilkan. Sialan!
“Meskipun aku belum pernah disentuh oleh suamiku, tapi tidak seharusnya dia melakukan perselingkuhan seterang siang, kan? Ya, kan? Hatiku sakit sekali. Guru bahkan membela dan merestui mereka.
“Aku tak rela! Aku kabur dari sekte, tapi aku malah difitnah mencuri kitab guru dan aku … aku lompat dari tebing. Aku … si bodoh ini … ungghh ….” Lalu, setelah memburaikan kisah pahit hidupnya, Zhang Yulan pingsan, kepalanya terkulai di atas meja.
“Wanitaku … kasihan sekali dirimu.” Wang Qifeng menatap iba ke Zhang Yulan sebelum dia membopongnya ke kasur untuk direbahkan.
Baru saja dia selesai menaruh Zhang Yulan, datanglah anak buahnya ke pondok.
“Pangeran, ada situasi darurat yang harus Anda datangi.” Lelaki berpakaian serba hitam menghadap Wang Qifeng.
“Apakah tidak bisa yang lainnya?” Wang Qifeng terlihat kesal.
“Maaf, tidak bisa, Pangeran. Ini hanya bisa ditangani oleh Anda.” Anak buahnya menundukkan kepala sembari berlutut.
Wang Qifeng menoleh tak rela ke Zhang Yulan yang masih pingsan.
Zhang Yulan terbangun dengan pusing di kepala akibat terlalu banyak minum arak. Dia seharusnya ingat bahwa dia bukan peminum yang baik.Ketika duduk di tepi tempat tidur rotan, dia heran karena suasana terlalu sunyi. Apakah Wang Qifeng sedang di luar? Atau mungkin saja Lelaki itu masih berburu hewan roh?Segera, Zhang Yulan duduk bersila dan memutar energi qi dia untuk memulihkan diri. Sebagai kultivator yang sudah mencapai Alam Pemurnian Qi tingkat tinggi, tentunya mudah mengenyahkan efek mabuk.Dalam hitungan 5 helaan napas, Zhang Yulan sudah pulih sepenuhnya. Dia turun dari tempat tidur dan matanya menemukan surat di atas meja. Itu dari Wang Qifeng.“Ternyata dia pergi,” bisik Zhang Yulan usai membaca surat dan menyimpannya di cincin spasial.Dia memutuskan keluar kamar. Suasana benar-benar sunyi meski masih ada suara burung samar-samar di kejauhan.Sewaktu Zhang Yulan berdiri diam di depan pondok cukup lama, mendadak saja dia teringat akan kerangka gurunya. Bukankah dia ingin meng
Baru saja Zhang Yulan membatin betapa damai kehidupan di pondok, itu dipatahkan dengan adanya geraman rendah kawanan serigala yang terdengar dekat.Apakah serigala itu sedang meledek pemikirannya?Sebenarnya, pemikiran Zhang Yulan tidak salah karena Wang Qifeng sudah memberikan formasi pelindung di sekitar pondok kayu untuk menghalau hewan roh agar tidak menerjang masuk seenaknya.Maka, tak heran jika kawanan serigala roh hanya bisa mengepung pondok saja tanpa mereka bisa menerjang masuk.Ketika ada serigala yang mencoba menerobos pertahanan formasi buatan Wang Qifeng, hewan roh itu terpental dan mendengking kesakitan. Adegan ini dilihat Zhang Yulan saat dia mengintip keluar.Otak Zhang Yulan segera memproses kejadian tersebut. Dia hanya bisa menduga bahwa ada formasi yang mengelilingi pondok kayu. Pikirannya menentukan satu nama saja, Wang Qifeng.“Sepertinya memang perbuatan kak Feng.” Zhang Yulan berbisik rendah sambil menyebut nama pria Wang. Hubungan mereka sudah cukup akrab hing
Zhang Yulan benar-benar diam tak melakukan apa-apa ketika keenam pria itu mulai membasmi serigala roh yang tersisa. Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka mengumpulkan kristal roh.“Nona, kau baik-baik saja, kan?” tanya pemimpinnya. “Ah, maafkan aku langsung saja menyerbu kemari karena aku melihat pertarunganmu dengan para serigala itu sehingga membuatku cemas.”Akhirnya Zhang Yulan kembali ke nalarnya dan tersenyum. “Oh, aku baik-baik saja, terima kasih atas kepedulian kalian. Sungguh merepotkan kalian.” Dia melakukan soja (menangkupkan kedua tangan di depan dada atau wajah sebagai bentuk salam kesopanan).“Ah! Sama sekali tidak merepotkan! Sesama penghuni dunia Dixia ini tentu sudah sewajarnya saling menolong.” Pria itu tersenyum ramah sembari mengibaskan tangannya. Dia membalas soja dari Zhang Yulan dan berkata, “Mohon Nona tidak keberatan dengan kedatangan kami. Saya, Li Moyun, mewakili rekan pemburu mengucap salam ke Nona.”Kelima pria lainnya melakukan soja dan memperkenalkan
“Baiklah, silahkan saja tinggal di sini malam ini.” Zhang Yulan tidak menampik keinginan para kultivator pemburu. Toh, sebenarnya tingkat kultivasi dia lebih tinggi dari mereka, ini membuatnya percaya diri apabila mereka hendak berbuat macam-macam padanya.Malam itu, Zhang Yulan membuatkan teh hangat untuk enam pemuda menggunakan teh hutan yang rutin dia petik.“Kuharap kalian tidak keberatan dengan teh sederhana ini.” Dia menyuguhkannya di meja di ruang depan tempat keenam pemuda berada.“Wah, terima kasih sekali atas perhatian dan kebaikan Nona Zhang.” Li Moyun tersenyum gembira melihat Zhang Yulan datang dengan teh hangat. “Kami benar-benar merepotkan Nona.”“Sama sekali tidak merepotkan. Aku hanya kebetulan memiliki persediaan teh cukup banyak. Silahkan diminum.” Zhang Yulan bersiap kembali ke kamarnya sendiri.Namun, Li Moyun berkata, “Nona, apakah Anda akan segera berangkat tidur?”Zhang Yulan menoleh ke Li Moyun. “Ada apa, Tuan Li?”Li Moyun sedikit gugup ketika dia menggaruk b
Zhang Yulan tak tahu harus memberikan respon apa akan kalimat lamaran Li Moyun yang sangat mendadak. “K—Kak Yun ….”“A—ahh! Lupakan saja!” Li Moyun malah jadi salah tingkah, mengira dirinya sangat keterlaluan menyatakan lamaran secara tiba-tiba, padahal hubungan mereka baru sebatas teman akrab saja. “Lupakan tentang lamaranku tadi! Tapi, kumohon ikutlah kami ke kota, tak aman di sini.”Kepala Zhang Yulan tertunduk saat dia berkata, “Aku akan memikirkan hal ini, Kak. Tolong beri aku waktu semalam.”“Baiklah! Aku akan sangat menantikan jawabanmu, dan kuharap itu seperti yang aku inginkan.” Li Moyun sadar dia masih menggenggam tangan Zhang Yulan dan mulai melepaskannya sambil meminta maaf.Malam itu, Zhang Yulan berdiam di kamarnya, sendiri seperti biasanya. Dia terus memikirkan ucapan Li Moyun. Mengenai lamaran pemuda itu, termasuk kembali ke kota.Sudah begitu lama dia tinggal di hutan ini, dia sedikit merasakan kerinduan hawa kota, hawa kehidupan dengan manusia pada umumnya.Zhang Yul
Wajah Zhang Yulan tersipu ketika dia menundukkan kepalanya saat teman pemburu Li Moyun berbicara mengenai pernikahan.Sementara itu, mata Li Moyun membelalak ke Shang Weiyuan. “Kau ini! Kenapa mulutmu tidak memiliki penyaring?”“Ka—Kakak Li! Bukankah kau sendiri yang mengatakan pada kami di hari pertama kita di pondok hutan, bahwa kau sangat terpesona dengan kak Yulan?” Shang Weiyuan adalah anggota termuda dari kelompok mereka, dia juga masih berusia 18 tahun, maka wajar saja apabila dia bertingkah manja kepada senior yang sudah dia anggap kakak sendiri.Mata Li Moyun semakin mendelik, tangannya terangkat hendak memukul Shang Weiyuan meski itu hanya terhenti di udara karena tak serius.Sementara itu, Shang Weiyuan terkekeh nakal dan kawan Li Moyun lainnya menggoda hal serupa.“Sudahlah, saudara Li, kenapa masih menutupinya? Kalian ini sangat cocok bersama. Segerakan meminta restu pada langit dan bumi.” Zhou Liming menepuk pelan meja dengan gaya sedikit mendesak.Luo Penghao mengangguk
“Wah, wah … sungguh tidak disangka bisa melihat iblis betina ini di sini! Kau ini hantu atau manusia? Kenapa belum mati?” Suara Yao Xiuwen lantang menyeru sambil menatap Zhang Yulan penuh cemoohan.Yao Xiren yang pernah menjadi suami Zhang Yulan menatap mantan istrinya dari atas sampai bawah. “Tidak kusangka, kau sekarang menjadi orang dusun? Atau kau menjadi siluman yang menyamar menjadi manusia dusun?”Pakaian yang dikenakan Zhang Yulan memang tidak seglamor ketika dia dulu di sekte iblis Mogui Yao. Pakaiannya sebagai istri Li Moyun sangat sederhana dan jauh dari kesan nona muda kaya.Ini sungguh berbeda dengan yang biasa ditampilkan Zhang Yulan sebelum menikah.“Ka—kalian ….” Zhang Yulan rasanya ingin berbalik dan berlari saja ketika di depannya sudah ada pasangan Yao Xiren dan Yao Xiuwen. Terlebih, keduanya menghina dia sampai ada banyak mata mulai memandang ke arahnya.“Yulan, siapa mereka? Kerabatmu?” tanya Li Moyun karena heran dengan dua sosok yang menyapa istrinya.Yao Xiuwen
Zhang Yulan merasa tubuhnya diangkat terbang dan menjauh dari tempat sebelumnya dengan sangat cepat.Seketika dia sadar, aura energi ini adalah ….“Tuan Wang!” pekiknya setelah mereka berada cukup jauh dari pasar dan masih saja terbang sampai ke tepi kota.Sekali tebak saja, Zhang Yulan sudah bisa memastikan pelaku pelempar bom asap tadi pasti pria Wang itu.Wang Qifeng menoleh ke Zhang Yulan sambil tersenyum dan berkata, “Kenapa masih memanggilku begitu, Yulan? Bukankah aku sudah memintamu memanggil kakak saja daripada tuan?”Tak mau terus dipeluk dan dibawa terbang lagi, Zhang Yulan mendorong tubuh pria Wang yang membawanya dan dia terbang sendiri hingga menapak tanah tandus di perbatasan kota.“Kenapa—“ Belum sempat Zhang Yulan menuntaskan ucapannya, mendadak saja dia tak tahan dan memuntahkan seteguk darah. Tanpa bisa ditahan, satu lututnya tertekuk hingga menyentuh tanah. Segera dia pegangi dadanya sambil berjuang mengatur aliran qi di tubuhnya yang kacau.“Yulan!” Wang Qifeng te
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun