“Your Highness! Anda tidak boleh melakukan ini!”Rela mengangkat gaunnya sampai setinggi lutut, di mana itu adalah hal yang kurang etis untuk kaum wanita, terutama orang berdarah bangsawan sepertinya, inilah yang dilakukan oleh anak bungsunya sang Duke of Yoargi, Putri Mahkota Kerajaan Gupenhileum, Mirabella La Yoargi.“Anda mengatakan kepada Saya tadi, bahwa Anda akan memungut wanita terkutuk itu?”Hal ini semua bisa sampai terjadi itu dikarenakan, karena dirinya mendengar secara jelas bahwa tunangannya, sang Putra Mahkota, Felaise Zevaron Gupenhileum, … terang-terangan menyatakan akan segera menjadikan kakak kandungnya, Qilistaria, untuk menjadi ratu.“Dia sedang mengandung anak pria rendahan! Itu membuktikan bahwa dirinya sudah dicampuri oleh status yang menjijikkan!”Yah, kalaupun yang pada akhirnya akan menjadi ratu itu dirinya, tetap saja putra mahkota bersikeras untuk menarik kakak buruk rupa tersebut untuk menjadi selir.“Lagi pula, apa Anda tega meninggalkan Saya yang sedang
“Tsuhh!”Meludahkan air liur bercampur darah dengan nafas yang tersengal-sengal dan tubuh sempoyongan, seorang pria berambut dan bermata merah yang kemerahannya kini tampak kalah dari merahnya darah yang keluar dari luka aniaya, … yang tak lain ternyata ialah Derian, bergegas memaksakan diri tuk kembali ke rumah.Ya.Tanpa mengingat bahwa ia akan segera kembali ke kedai dagang Pak Roran terlebih dahulu tuk mengambil hadiah yang sudah dipesan, Derian betul-betul pulang dengan terburu-buru.“Kumohon, kumohon, kumohon. Tetaplah baik-baik saja.”Apa alasannya berdoa seperti ini, dengan hati yang memanjatkan harapan bukan untuk kebaikannya meski dirinya sendiri saja sedang terluka, akan tetapi untuk kebaikan yang lain?“Tidak apa-apa jika keanehan yang baru terjadi ini sampai melukaiku. Asalkan, untuk kamu dan anak kita ….”Lebih tepatnya, untuk kebaikan ….“… Kalian baik-baik saja."… Istrinya yang ia cinta.Ini adalah yang pertama.Pertama kalinya seorang yang sehati-hati Derian terhadap
“….”Derian dan Rifa memandang kosong ke arah kepergiannya rombongan.Baru setelah memastikan semuanya benar-benar pergi menjauh dari mereka berdua, pria yang padahal sebentar lagi akan menjadi seorang ayah itu, jatuh tersungkur.Dia terduduk di atas permukaan tanah yang kasar, dengan sangat keras.“Apa ….”TES!“A-apa yang harus aku lakukan?”Air mata berjatuhan.Datang dengan cepat membasahi kedua pelupuk mata, dan pergi menjatuhi gersangnya tanah selepas melewati curamnya pipi Derian.“Jika menurut Rifa, Qilia masih hidup. Lantas, ….”Pria berambut merah itu menoleh.Dia memutar kepalanya ke belakang, dan melihat wajah sang adik dengan raut muka yang benar-benar hancur.“… Aku harus mencarinya ke mana?”“… Ukh.”Rifa tercekat.Tenggorokannya seperti tercekik, sewaktu ingin memberikan penjelasan.
CLANK!Denting gelas alkohol beradu.Bunyinya sangat nyaring karena dimunculkan secara bersamaan, dalam luang lingkup ruang pesta istana kerajaan hari ini.Hari bahagia, di mana putra mahkota akhirnya menduduki takhta dan menjadi raja muda.“….”Derian, Baron Aesundaeristha, hanya diam memandangi gelas anggur miliknya di sudut ruang.Ada banyak pikiran yang berkecamuk di dalam benak.Terutama, ketidaknyamanan dirinya berada dalam tempat bersosialisasi orang-orang dari kalangan papan atas, yang sangat membuatnya—bangsawan baru—agak merasa kagok.“Lihatlah, lihatlah dia!”“Bukankah dia yang pernah gempar menjadi bahan perbincangan soal menikahi putri yang terkutuk itu?”“Psst! Kecilkan suaramu!”Habisnya, dia tidak pernah menjadi seorang bangsawan sejati sejak lahir.Jadi, … untuk masalah tata krama dan etika kebangsawanan, Derian tak pern
Jangan bilang, … itu adalah hal buruk yang tengah Rifa pikirkan sekarang.Yakni, punggung seseora—!—GRABB!“Kyahkhh?!”Benar saja.Belum juga mencoba menoleh ke belakang dalam waktu yang cukup lama, tiba-tiba seseorang yang dadanya menabrak punggung Rifa itu mengulurkan satu lengan yang ditekuk, supaya mencekik dan mengunci pergerakan leher dari belakang.“Selamat, Nona.”Rifa berusaha memukul-mukul lengan yang mencekiknya itu, yang telah membuat dadanya mulai terasa sesak akibat jalur pernafasannya tersumbat.“Anda mendapatkan suatu kehormatan untuk menjadi selir kesayangan Yang Mulia Raja.”“Ap—?! Ukhuk, l-lepas!”Apa yang baru saja ia dengar barusan?!Raja? Dia akan dijadikan selir raja?!Bagaimana mungkin?!“A-aku bukan seorang—khuk, b-bangsawan. Jadi, raja tak bisa mengambil sembarang wanita tuk dijadikan istri, bukan
SRUKK!“Hm~!”Mata biru safir yang cerah nun indah, bergulir merasa bosan memantapkan pandangannya tuk menatap langit-langit ruangan kerjanya, selagi menyandarkan diri pada kursi.Rambutnya yang berwarna putih keperakan tampak indah memesona, tersirami oleh hangatnya sinar mentari pada sore hari.“Bagaimana hasilnya?” Tanyanya demikian, kepada sesosok orang yang ada di ruangannya tuk memberikan pelayanan kapan pun itu diperintahkan.“Apakah calon selirku akan segera tiba di sini, Kanselir?”Dia adalah Raja Gupenhileum, Felaise Zevaron Gupenhileum, yang sudah menduduki kursi takhta selama kurang lebih enam tahun.Menikahi saudara dari perempuan yang lenyap entah ke mana itu, entah mati atau masih hidup, entah ada atau mungkin tidak ada, … membuat sang raja merasa hampa.“I-itu … Saya belum menerima kabar dari dua utusan elite kita.”Ngomong-ngomong soal Ratu Gupenhileum
“Tidak, tidak, tunggu! Hei!”Rifa panik.Pria yang sudah dikonfirmasi olehnya bahwa ia memang adalah Yurish yang dikenalnya, mengingat ia terdiam sewaktu dipanggilkan namanya, … lekas berbalik dan berlari pergi menjauhinya tanpa banyak kata.“Aku bilang tunggu!”Dia sudah menantikan waktu ini.Sembilan tahun lamanya, Rifa berharap ingin bertemu dengan Yurish lagi.Lalu, sekarang … saat Yurish yang dicarinya jelas-jelas menampakkan eksistensi di hadapan dengan keinginannya sendiri, apakah Rifa bisa dengan mudah mengabaikannya?Tentu saja tidak dong!“Tunggu sebentar!”Gadis berambut merah itu ikutan berlari juga saat Yurish pergi melarikan diri.Dia melewati gang kecil tempat dua mayat penculiknya tadi diletakkan oleh Yurish, lalu segera berusaha tuk mempercepat laju lariannya supaya bisa me
“Kakak iparku …!”Ah.Lama tidak berjumpa.Rasanya, waktu telah berlalu secara lambat, untuk mempertemukannya kembali dengan sesosok gadis yang saat ini tengah menindihnya sekarang.“Di mana kakak iparku?!”Yurish, pria yang barusan sempat dipanggil dengan sebutan “Your Highness” oleh Rifa, mengingat dia masihlah seorang pangeran walaupun telah dilupakan orang-orang, … hanya mengatupkan bibirnya rapat-rapat sekarang.Netra birunya yang berkilau akibat mulai terasa berkaca-kaca, terfokus tuk memerhatikan setiap gerak-gerik gadis berambut merah di atas.“Cepat katakan! Di mana kakak iparku sekarang?!”Dunianya serasa hening untuk sesaat.Dia seperti menjadi orang tuli dalam waktu yang tiba-tiba.Alih-alih cepat menjawab pertanyaan dari Rifa yang suaranya semakin ke sini semakin diteriakkan supaya bernada tinggi, yang Yurish lakukan hanya diam menatap lamat-
TEP! “Selesai.” “Huh?” Tak terasa, satu tarian dansa pun rampung diselesaikan. “Uh, … u-uh.” Apa yang sebenarnya Rifa rasakan saat ini? Dia tahu bahwa tariannya bersama Yurish selesai, … akan tetapi, entah mengapa, ia tak mau melepaskan tangannya dari saling bertaut. “Tariannya sudah selesai, Milady. Anda boleh melepaskannya sekarang,” tukas Yurish memberitahu, seraya mencoba untuk melepaskan sendiri tangannya dari genggaman Rifa. “Anda sudah dimaafkan. Ah, sejujurnya ….” SHA~! Manik mata biru Yurish menyorot sendu, di dramatisasi oleh damainya cahaya rembulan. “… Sedari awal pun, Anda tidak memiliki kesalahan.” “….” “Justru, Saya sendirilah yang sepatutnya meminta ampun. Entah dari kakak Anda, ataupun Anda sendiri.”
“Huff, …! Haah~!”Yurish mengambil nafas dan mengembuskannya secara berulang kali, dengan pasrah.Dia menempatkan kedua sikunya tuk bertumpu pada pagar balkon yang terbuat dari beton, dan menengadahkan wajahnya ke arah langit malam bertabur bintang-bintang yang berkelap-kelip dengan sangat bercahaya.Suasana aman dan tenang sekali.Sampai, ….KLOTAK!… Suara sepatu hak tinggi yang berhenti selepas membuka pintu balkon ini, menginterupsi kedamaian yang tengah Yurish nikmati.“….”“….”Di bawah cahaya rembulan yang lebih menyorot dibandingkan biasanya, Yurish dan pemilik sepatu yang menghasilkan suara nyaring pada barusan itu, … saling bertatap muka.Sorot mata mereka yang berbeda warna, berserobok satu sama lain secara intens.Merasa ada yang perlu dibicarakan oleh perempuan yang dilihat-lihat, memiliki mata sedikit membengkak akibat sudah menangiskan
KRIETT!“…!”“…!”Suara gerbang raksasa yang terbuka secara perlahan itu, mengejutkan sepasang kakak-beradik yang masih memusatkan perhatian dan arah gerak dari tubuh mereka kepada raja di hadapan, supaya tersentak hebat.Mereka berdua yang masih belum memiliki keberanian untuk membalikkan diri dan melihat akan siapa gerangan orang yang muncul dari pintu besar tersebut secara jelas, … lebih memilih untuk mengepalkan tangan masing-masing, dan meneguk ludah kegugupan.“…?”Berbeda dengan kedua orang berambut merah yang mengapit dirinya dari sisi kiri dan kanan, Kairyuuki, … bocah kecil berambut hitam itu bertingkah mewakili.Dia lekas melepaskan pegangan tangan dari sang ayah untuk pergi berlari ke arah orang yang tengah berjalan menghampiri, seraya meneriakkan sesuatu.“Ibu~!”Sebuah panggilan.“Ryuuki~!”DEG!Seperti jantu
“Dengarkanlah! Ini adalah dekret dari His Majesty!”ZRAK!“Atas beralihnya pemerintahan selepas mendiang raja terdahulu kalah dalam perebutan kekuasaan, kalian berdua, mantan Ratu Kerajaan Gupenhileum, Putri Mirabella, serta yang terhormat, Ibu Suri, … akan diasingkan ke tempat asal kalian berada.”Satu orang ksatria yang dikawal oleh dua bawahannya, kini bisa dengan bangganya mengenakan baju zirah berlambang bunga kamelia, membukakan dan membacakan isi dari gulungan surat secara saksama.“Jangan pernah berpikiran bahwa kalian berdua, masih memiliki kesempatan untuk menempati istana Kerajaan Camerine ini lebih lama lagi. Jika kalian berdua masih ingin menjalani hidup dengan tenang, maka, pergilah sekarang.”Seminggu telah berlalu semenjak hari besar itu.Kini, para ksatria kecil yang merasa dahulu mereka tidak terlalu berguna bagi kerajaan, … justru tengah disibukkan ke sana kemari tuk mendatangi setiap r
“Berita panas! Berita panas!”“…?”“Berita panas dari istana! Siapa yang mau dengar?”Seorang anak kecil yang mondar-mandir di depan restoran sembari berteriak-teriak demikian, berhasil menyita perhatian Rifa untuk keluar meninggalkan Ryuuki di dalam restoran, dan mencari tahu apa yang tengah heboh.“Berita panas! Berita panas!”Anak yang berteriak-teriak itu berhasil mengumpulkan orang lain, selain dari Rifa.Mereka berkumpul membentuk lingkaran besar terlebih dahulu, barulah si anak melanjutkan cerita.“Raja tirani itu … dia sudah berhasil dikudeta!”“Apa?!”“Yang benar?!”'”Itu benar! Dia dikudeta oleh Pangeran Yurishien!”Semuanya menjadi heboh.Bahkan, Rifa sendiri pun membelalakkan matanya dengan lebar.“Yurishien? Bukankah dia pangeran yang telah lama mati bersama dengan ibu dan semua saudaranya, baik yang
SRING!“Grrk! Urghh!”“…?!”Felaise terkejut bukan kepalang, begitu pedang yang hendak ia tusukkan sekuat tenaga supaya bisa menembus dada Yurish yang tertutup baju zirah, dipegang dan ditahan langsung oleh kedua telapak tangan.Tak ayal, itu membuat telapak tangan berbalut sarung tangan besi tersebut, menimbulkan suara terkikis yang membuat gigi terasa linu.Hal ini semakin membuat keadaan di antara mereka semakin sengit, di mana saudara tiri yang berbagi paras serupa itu saling bertatapan muka dalam jarak yang sangat dekat.“Cukup sekali …! Aku …!” Yurish mengernyit dan menggemeretukkan giginya kuat-kuat.Dia berusaha sekeras mungkin, agar pedang yang ditahannya dari menusuk dada itu supaya terdorong menjauh.Namun, ia adalah pengguna tangan kanan, sedangkan … tangan dominannya ini sedangkan terluka untuk sekarang.Hal itu membuat kecemasannya menjadi naik berkali lipat, akiba
“U-uh … apa yang harus kita lakukan?” Para bangsawan yang berkumpul di ruang aula pesta ini sebagai tamu undangan ulang tahun raja, memandang khawatir akan beberapa pasang orang yang bertarung dengan sengit di tengah-tengah ruang tersebut. “T-tidak ada yang bisa kita lakukan!” “B-benar. Kita tidak boleh mengambil risiko.” “S-setuju. Jika mereka saja kesulitan, maka bagaimana dengan kita?” Secara perlahan-lahan, para bangsawan laki-laki yang tadi sempat berlari secara heboh untuk menghampiri raja, … mulai memundurkan langkah kaki mereka ke belakang, dan berniat untuk bergerombol balik dengan para bangsawan lain. “Kalau sudah begini … ekhem!” Para bangsawan yang ada di sana saling memandang satu sama lain, dan memamerkan satu sorotan mata serupa, berupa inginnya mengeluarkan diri dari sana. Mumpung sang tokoh utama pesta ini disibuk
“Pertemuan terakhir?”Felaise mengulang sebentar ucapan yang baru saja dikatakan oleh adik tirinya, Yurish.Tak lama kemudian, bibirnya yang mencebik kesal, keningnya yang berkerut marah, dan sorotnya yang menatap tajam, … mulai berubah.“Pfft …!”Dia melemaskan otot wajahnya, lalu ….“Buhahahaha!”… Tertawa terbahak-bahak, membuat semua orang yang ada di sana merasa heran.“Baiklah.”SRAA~!Felaise mengusap poni rambutnya supaya ke belakang tuk memamerkan dahinya, dengan disisir oleh jari.Tak lama kemudian, ….“Mari kita lihat, siapa yang akan bertahan dan mengklaim bahwa pertemuan terakhir itu dimenangkan oleh dirinya, okay?”… Secara perlahan, aura sihir berwarna putih perak itu mengumpul di tangan kanan Felaise.“Dengan senang hati, aku akan mengabulkan harapanmu sebelum mati ….”
Kyahaha~!”“Hei, tunggu kau!”“Anak-anak, jangan berlarian!”Suara hiruk-pikuk ramainya ibukota tampak hangat sekali.Semuanya terlihat sibuk dengan urusan masing-masing.BRUAKK!“Uwaahh!”“Tuh kan?! Apa yang sudah ibu bilang?! Jangan lari-larian karena nanti terjatuh!”“Huwaa—huh?”Sampai ….“Ibu, kenapa tanahnya terasa bergetar?”“Apa maksudmu? Jangan mengada-ada dan cepatlah bangu—!”—QUOONG~!… Suara trompet besar yang memekakkan telinga, muncul.Bersusulan dengan itu, suara derap langkah yang banyak lagi terdengar rapat, bergemuruh semakin jelas mendekati ibu dan dua anaknya itu yang sekarang seperti membeku di tempat.QUOONG~!“Menyingkir! Hoi! Cepat menyingkir!”Bapak-bapak yang kebetulan sedang lewat di bahu jalan menyuruh ibu dan anak yang berada di