CLANK!
Denting gelas alkohol beradu.Bunyinya sangat nyaring karena dimunculkan secara bersamaan, dalam luang lingkup ruang pesta istana kerajaan hari ini.Hari bahagia, di mana putra mahkota akhirnya menduduki takhta dan menjadi raja muda.โโฆ.โDerian, Baron Aesundaeristha, hanya diam memandangi gelas anggur miliknya di sudut ruang.Ada banyak pikiran yang berkecamuk di dalam benak.Terutama, ketidaknyamanan dirinya berada dalam tempat bersosialisasi orang-orang dari kalangan papan atas, yang sangat membuatnyaโbangsawan baruโagak merasa kagok.โLihatlah, lihatlah dia!โโBukankah dia yang pernah gempar menjadi bahan perbincangan soal menikahi putri yang terkutuk itu?โโPsst! Kecilkan suaramu!โHabisnya, dia tidak pernah menjadi seorang bangsawan sejati sejak lahir.Jadi, โฆ untuk masalah tata krama dan etika kebangsawanan, Derian tak pernJangan bilang, โฆ itu adalah hal buruk yang tengah Rifa pikirkan sekarang.Yakni, punggung seseoraโ!โGRABB!โKyahkhh?!โBenar saja.Belum juga mencoba menoleh ke belakang dalam waktu yang cukup lama, tiba-tiba seseorang yang dadanya menabrak punggung Rifa itu mengulurkan satu lengan yang ditekuk, supaya mencekik dan mengunci pergerakan leher dari belakang.โSelamat, Nona.โRifa berusaha memukul-mukul lengan yang mencekiknya itu, yang telah membuat dadanya mulai terasa sesak akibat jalur pernafasannya tersumbat.โAnda mendapatkan suatu kehormatan untuk menjadi selir kesayangan Yang Mulia Raja.โโApโ?! Ukhuk, l-lepas!โApa yang baru saja ia dengar barusan?!Raja? Dia akan dijadikan selir raja?!Bagaimana mungkin?!โA-aku bukan seorangโkhuk, b-bangsawan. Jadi, raja tak bisa mengambil sembarang wanita tuk dijadikan istri, bukan
SRUKK!โHm~!โMata biru safir yang cerah nun indah, bergulir merasa bosan memantapkan pandangannya tuk menatap langit-langit ruangan kerjanya, selagi menyandarkan diri pada kursi.Rambutnya yang berwarna putih keperakan tampak indah memesona, tersirami oleh hangatnya sinar mentari pada sore hari.โBagaimana hasilnya?โ Tanyanya demikian, kepada sesosok orang yang ada di ruangannya tuk memberikan pelayanan kapan pun itu diperintahkan.โApakah calon selirku akan segera tiba di sini, Kanselir?โDia adalah Raja Gupenhileum, Felaise Zevaron Gupenhileum, yang sudah menduduki kursi takhta selama kurang lebih enam tahun.Menikahi saudara dari perempuan yang lenyap entah ke mana itu, entah mati atau masih hidup, entah ada atau mungkin tidak ada, โฆ membuat sang raja merasa hampa.โI-itu โฆ Saya belum menerima kabar dari dua utusan elite kita.โNgomong-ngomong soal Ratu Gupenhileum
“Tidak, tidak, tunggu! Hei!”Rifa panik.Pria yang sudah dikonfirmasi olehnya bahwa ia memang adalah Yurish yang dikenalnya, mengingat ia terdiam sewaktu dipanggilkan namanya, … lekas berbalik dan berlari pergi menjauhinya tanpa banyak kata.“Aku bilang tunggu!”Dia sudah menantikan waktu ini.Sembilan tahun lamanya, Rifa berharap ingin bertemu dengan Yurish lagi.Lalu, sekarang … saat Yurish yang dicarinya jelas-jelas menampakkan eksistensi di hadapan dengan keinginannya sendiri, apakah Rifa bisa dengan mudah mengabaikannya?Tentu saja tidak dong!“Tunggu sebentar!”Gadis berambut merah itu ikutan berlari juga saat Yurish pergi melarikan diri.Dia melewati gang kecil tempat dua mayat penculiknya tadi diletakkan oleh Yurish, lalu segera berusaha tuk mempercepat laju lariannya supaya bisa me
โKakak iparku โฆ!โAh.Lama tidak berjumpa.Rasanya, waktu telah berlalu secara lambat, untuk mempertemukannya kembali dengan sesosok gadis yang saat ini tengah menindihnya sekarang.โDi mana kakak iparku?!โYurish, pria yang barusan sempat dipanggil dengan sebutan โYour Highnessโ oleh Rifa, mengingat dia masihlah seorang pangeran walaupun telah dilupakan orang-orang, โฆ hanya mengatupkan bibirnya rapat-rapat sekarang.Netra birunya yang berkilau akibat mulai terasa berkaca-kaca, terfokus tuk memerhatikan setiap gerak-gerik gadis berambut merah di atas.โCepat katakan! Di mana kakak iparku sekarang?!โDunianya serasa hening untuk sesaat.Dia seperti menjadi orang tuli dalam waktu yang tiba-tiba.Alih-alih cepat menjawab pertanyaan dari Rifa yang suaranya semakin ke sini semakin diteriakkan supaya bernada tinggi, yang Yurish lakukan hanya diam menatap lamat-
โโฆ.โRifa mengerjapkan matanya tuk beberapa kali.Mau sesering apa pun ia renungkan, hal yang barusan Yurish ajukan sebagai bentuk negosiasi, โฆ bukankah itu terdengar tidak masuk akal?Gerangan siapa yang dengan gilanya akan menerima tawaran tersebut secara mentah-mentah?!โRiโ!โโDUAKK!Benar.Ini adalah keputusan yang paling tepat.โAckk?! H-hidungku u-urghh!โRifa lekas beranjak dari tubuh Yurish, segera setelah gadis berjiwa panas itu melayangkan kepalanya supaya dihantamkan sebagai pemotong ucapan, tepat ke muka sang pangeran yang telah lama dilupakan kerajaan.Lebih tepatnya, mengenai hidung sang penerima tonjokkan tersebut, sampai-sampai membuat darah mimisan mengucur melintasi bibir.โHa! Setelah semua hal paling buruk pernah terjadi, mana mungkin aku masih mempercayaimu!โ dengus Rifa secara ketus, seraya memandang rendah aka
โHaa โฆ.โHelaan nafas berat berulang kali Rifa keluarkan.Gadis berambut merah, yang masih melajang di usianya yang sudah menginjak dua puluh lima tahunโdi mana itu dianggap sebagai perawan tua di daerah sanaโmerasa bimbang sekali.Hatinya sangat risau.โHaa โฆ.โUntuk bekerja dalam restonya sendiri saja, ia tak mampu fokus.Sudah seminggu lamanya, Yurish tak memunculkan eksistensi lagi.Hal ini tentu membuat Rifa khawatir.โTahu begini, seharusnya aku menangkap dan mengikatnya saja di rumah!โ batinnya menggerutu, kesal terhadap diri sendiri.KRINING!Di tengah gundah gulana yang tengah menguasai atmanya itu, terdengarlah suara bel bergerincing.Sebagai pemilik sekaligus pekerja di resto utamanya ini, tentunya Rifa yang tadinya sedang mengelap meja, langsung menoleh tuk memberikan sambutan.Akan tetapi, โฆ.โSelamat datโ!โ
โTerima kasih atas makanannya. Ini, kembaliannya untuk Anda saja.โโโฆ."Rifa menatap uang yang Yurish berikan tepat pada telapak tangannya, dengan pandangan datar.Dia menerima tiga keping koin emas, di mana untuk membayar dua porsi makanan yang dipesan tadi โฆ hanya dibutuhkan lima keping koin perunggu, atau satu keping koin perak saja.Berarti, uang yang diterima oleh Rifa โฆ sudah lebih dari cukup.Malahan, itu kebanyakan.โAyo, Ryuuki~!โโYa, Papa~!โPandangan Rifa yang tadinya masih berkutat dengan uang pembayaran yang sah itu, mulai digulirkan.Sepasang netranya beralih tuk memerhatikan kepergian dua punggung yang berbeda ukuran.KRINING~!Bel kembali terdengar, menandakan adanya seseorang yang melewati pintu.Tak ingin menyia-nyiakan waktu, di mana ia bisa saja kehilangan jejak Yurish, Rifa segera menaruh uang pada laci, melepas cel
SCRATCH~! SCRATCH~! Ini adalah hari yang sibuk seperti biasanya, bagi Count Aesundaeristha, Derian. โHaa โฆ,โ helanya lemah, menatap lelah akan tumpukkan kertas di samping. Sedari pagi-pagi buta sampai hari sudah mau menjelang siang ini, dirinya terus berkutat pada meja kerja tuk mengurusi laporan keuangan. Selain dari mengurus keuangan untuk keperluan kerajaan seperti yang dipercayakan oleh pemimpin negara kepadanya, ia juga harus mengurusi keuangan dalam kediamannya sendiri. Maka dari itu, hal yang harus ia kerjakan sudah pasti akan sangat menumpuk, dan tak akan selesai begitu saja. TEP! Derian berhenti menggerakkan lengannya tuk menari-narikan jari-jemari di atas kertas yang tengah ia fokus kerjakan. Sepasang manik mata merahnya yang nampak indah, bergulir ke arah lain, selain dari memandangi meja kerja yang membosankan. Di
-โBagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?โ--โโฆ.โ-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-โUnggaa~!โ-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-โMungil~!โ- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-โBu, memangnya ada ya โฆ makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!โ--โHoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya โฆ Ian.โ--โMana mungkin! Ian sudah besal tahu!โ--โPfft! Begitu ya?โ-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya โฆ ternyata menerima keha
โโฆ.โHening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, โฆ tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?โโฆ.โTidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.โSebenarnya, siapa kโ!โโQUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka
โLadang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?โโYa.โโAyah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?โโHarusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.โโAyah pernah menjadi seorang petani?!โPerjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.โApa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?โโHanya โฆ kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.โโHei, kamu ini โฆ!โDerian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.โAku bicara apa adany
โโฆ!?โYurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.โDuh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,โ gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.โAyo kita pergi lagi,โ ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.โT-tunggu!โSebelum p
โDibeli~! Dibeli~!โโSotongnya kak? Sotongnya dek~!โโSuvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!โHiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.โPak, beli sosis bakarnya dua ya.โโSiap, Nona muda!โYurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di
โDia sudah tidur?โ Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.โEh-hm. Begitulah,โ balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.โBagaimana dengan Rifa?โ Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, โDia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.โโBegitu ya?โโKalau sudah begini, Qilia โฆ.โโHm? Kenapa, Ian?โโโฆ Pindah ke kamar, yuk?โ~โขโขโข~โWoah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?โRifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa
โHuhhh? Apa ini?!โ Ryuuki memekik histeris. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam tuk menahan rasa pegal sewaktu mengendarai kereta kuda, hal yang dihadapi oleh Ryuuki saat ini adalah โฆ pedesaan?! Apa maksudnya ini?! Apakah mereka akan melakukan piknik di tempat yang kumuh?! Kalau benar begitu, mendingan Ryuuki tinggal di Duchy saja! โIni adalah tempat yang bersejarah untuk Ibu, Ryuuki.โ โEhh?!โ Yang benar saja?! Tempat ini?! Sebuah rumah kecil yang sepi bertempat di tengah-tengah hutan, jauh ke pemukiman penduduk?! โIni adalah rumah tempat ayah dan bibimu menghabiskan masa kecilnya, dan juga tempat pertama di mana Ibu merasa diterima.โ Benar, itu adalah rumah yang sempat ditinggali oleh Qilistaria, sebuah rumah panggung yang luasnya dapat ditinggali oleh tiga, sampai lima orang sekaligus. Rumah yang ditinggalkan karena dijual, untuk menambah biaya pindah tempat tinggal ke kawasan yang lebih tenang, selepas kejadian tak mengenakan menimpa Qilistaria dulu. Derian kembali
โHumm~!โ Ryuuki merajuk. Dia mengerutkan keningnya dan menekuk bibir akibat merasa sebal. Anak itu berlaku cemberut untuk sekarang, dikarenakan sudah seminggu lamanya, โฆ ia tak dapat berdekatan dengan sang ibu. Di mana, ia sudah dilarang untuk tidur bersama, dimandikan oleh ibunya, dan belajar di ruang kerja โฆ secara tegas. โAda apa, Tuan muda?โ Berdiri di samping meja belajarnya yang kali ini kembali ke tempat asalnya ia biasa belajar, โฆ adalah sang ajudan dari Duke, Estevan. Estevan yang berwajah cerah, bersikap riang, dan berhati lapang, โฆ karena gajinya dinaikkan sebanyak dua kali lipat akibat sarannya terhadap sang Duke sangat efektif dan juga begitu membantu. Buktinya, Estevan bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini. Yakni, sang Duchess kembali menaruh perhatian baru terhadap majikan utamanya. โApa Anda kesulitan dengan sesuatu? Beritahu Saya!โ seru Estevan sembari tersenyum lebar, yang entah mengapa terasa begitu mengesalkan di mata Ryuuki. โKau tak perlu
โโฆ?โ Qilistaria memberanikan diri tuk sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Begitu ia menoleh seperti itu, dirinya pun langsung dipertemukan dengan wajah suaminya, Derian, yang menyorotkan netra merah menyala miliknya supaya memandang Qilistaria lamat-lamat. Manik mata yang seindah batu rubi itu berkontak mata dengan milik Qilistaria secara intens, seolah-olah โฆ dirinya tengah memancarkan segenap perasaannya, hanya lewat lirikkan mata. โโฆ H-hp!โ Qilistaria mengulum bibir. Dia membelalakkan mata, dan spontan menahan nafas sewaktu menyadari kalau wajah Derian semakin mendekat. Bahkan, pangkal hidung mereka saja sempat bersinggungan untuk sebentar. Tak kuat dengan aksi yang membuat wajahnya jauh semakin memerah lagi, wanita berstatus ibu satu anak itu pun memejamkan matanya pasrah. Dia akan menerima apa pun yang hendak Derian berikan saat ini secara senang hati, dan dengan dada yang menggebu-gebu akibat jantung berdebar kencang. Namun, โฆ. โUghh! Minggir~!โ SRUAK