Share

78 - Saingan Feli?

Author: Putri_Pratama
last update Last Updated: 2024-01-22 11:00:16

Alih-alih menunjukan ekspresi senang selepas mendapati Feli melakukan tindakan juga jawaban yang mengarah pada sebuah persetujuan – atau benar-benar mengijinkannya melakukan apa yang sebelumnya ia tanyakan, Nathen malah menatap Feli dengan tatapan penuh selidik.

"Kau ini sebenarnya kenapa, Felicia?" Nathen bertanya dengan nada suara dinginnya.

Sontak Feli yang kala itu mengira jika Nathen akan tanpa ragu mencium dirinya, tepat di detik pertama ia selesai berucap, sukses dibuat keheranan.

Padahal Feli sudah mati-matian berusaha untuk mempersiapkan diri, jika saja saat ini Nathen langsung melancarkan serangan, benar-benar melakukan apa yang sudah dikatakan, yaitu melakukan ciuman dengan dirinya.

Melihat rupanya Nathen malah bereaksi seperti itu, Feli mengernyitkan kening, hampir membuat kedua alisnya yang bersebrangan jadi saling bertautan.

Manik matanya gemetar, mencoba menilik setiap inci dari pahatan sempurna yang terpampang nyata berupa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Dadakan Paman Nathen   79 - Bertingkah Layaknya ABG Labil

    "Alasan sikap perempuan berubah." Nathen yang kembali duduk di sofa selepas mengusir Feli, bergumam pelan sembari menundukan pandangan.Pribadi tampan itu membiarkan manik matanya terfokuskan pada permukaan layar ponsel yang menyala dalam genggaman, sedang bantalan kedua ibu jari tangannya mengetik di papan keyboard ponselnya tersebut, berselancar di sebuah aplikasi pencarian.Saat kata kunci yang ia masukan pada kolom pencarian di aplikasi tersebut menunjukan beberapa opsi artikel yang berkaitan, Nathen berdesis pelan sambil memiringkan kepalanya sekilas.Lantas, pria berusia seperempat abad itu meng-klik satu artikel paling atas dan membaca setiap inti point dari hal yang saat ini memang sedang ingin ia ketahui.Sejatinya Nathen sedang dilanda kebingungan juga keheranan yang dalam satu waktu mendera relung, terkait perubahan sikap Feli yang cukup segnifikan, bahkan tidak sampai dalam kurun waktu satu hari satu malam.Nathen yang tidak t

    Last Updated : 2024-01-23
  • Istri Dadakan Paman Nathen   80 - Video Call Dadakan

    "Paman Nathen?" Feli bergumam pelan sembari menghentikan ayunan tungkai dan menundukan pandangan, membiarkan manik matanya menatap layar ponsel yang menyala dalam genggaman, menunjukan kontak milik Nathen melakukan sebuah panggilan video padanya.Feli saat ini sedang berada di lobby dari perusahaan milik Dean. Mengedarkan pandangan, mencoba menelisik keadaan sekitar, Feli mendapati suasana di sana cukup ramai, tidak memungkinkan dirinya untuk langsung menjawab panggilan video dari Nathen."Kenapa tiba-tiba mau melakukan video call, sih?" Feli berkeluh kesal sembari melanjutkan ayunan tungkai dan tak henti-hentinya mengedarkan pandangan, guna mencari spot yang tidak terlalu ramai.Tepat saat manik matanya berhasil menangkap beberapa rendetan kursi dan meja yang tertata di sudut area lobby yang biasa digunakan untuk menunggu, Feli langsung mempercepat ayunan langkah dan menempati salah satunya.Mendudukan diri di kursi yang letaknya bersebelahan den

    Last Updated : 2024-01-24
  • Istri Dadakan Paman Nathen   81 - Berbaikan

    Sebuah senyum senang memeta di permukaan bingkai birai Anna, saat wanita cantik yang tengah duduk di sofa tunggal yang ada di ruang kerja sang suami itu, membiarkan manik matanya menatap bahagia ke arah Bastian.Bastian yang duduk di sofa panjang yang saling bersebelahan dengan sofa yang Anna duduki, membuang napas kasar, lalu menengadah, menoleh ke arah sang istri.Permukaan kening Bastian mengernyit, membersamai matanya yang agak memicing, menatap Anna, nanar. "Kenapa kau menatapku sambil tersenyum seperti itu?"Terkekeh kecil, Anna menundukan pandangannya sekilas, lalu menggeleng. "Tidak ada alasan khusus. Aku hanya senang saja, melihatmu mau menghabiskan makanan yang aku bawakan untukmu.""Tidak ada yang spesial dengan itu." Bastian meluruskan pandangan, menilik permukaan meja di hadapan yang di atasnya terdapat beberapa wadah kotor bekas makan siang yang telah ia habiskan isinya. "Memang biasanya aku selalu menghabiskan makanan yang sering ka

    Last Updated : 2024-01-25
  • Istri Dadakan Paman Nathen   82 - Situasi Penghadir Rasa Sakit

    Sebuah kekehan sinis yang memberi kesan sedang meremehkan, menguar dari mulut Dean, bersamaan dengan pandangannya yang tertunduk, sengaja memutuskan kontak mata dengan Feli meski hanya sesaat, selepas mendengar apa yang putri cantiknya itu tuturkan.Seakan tidak lebih dari sekadar menganggap tuturan Feli tersebut hanyalah sebuah guyonan, Dean sama sekali tidak menunjukan gelagat, bahwa dirinya memberi reaksi dengan serius.Membuang napas kasar, detik selanjutnya pria paruh baya itu malah tersenyum, saat manik matanya dan Feli kembali beradu pandang dan mendapati sang putri menatapnya, kebingungan. "Kau pasti sedang bercanda dengan Ayah kan, Feli?"Feli menggeleng tidak percaya. Manik matanya yang berkaca dan sudah dikelilingi iris yang memerah itu, menyorotkan tatapan lekat, syarat akan rasa kecewa yang begitu membuncah. "Tidak. Aku sama sekali tidak sedang bercanda," tegasnya, meski masih dengan suara yang terdengar begitu pelan, bahkan parau juga gemetar

    Last Updated : 2024-01-26
  • Istri Dadakan Paman Nathen   83 - Menggali Informasi

    Keheningan yang cukup mecekam itu pada akhirnya tak dapat terelakan, terjadi begitu saja, selepas suara gema tamparan keras tadi mengudara.Baik Feli maupun Dean, keduanya sam-sama membeku di tempat mereka masing-masing berdiri.Ruang kerja Dean didominasi suara deru napas Feli yang memburu, sesekali diiringi isak tangis juga senggukan dalam, yang terdengar begitu menyesakan.Sungguh, sampai saat ini benak Feli sama sekali belum bisa mencerna, terkait apa yang sebarnya baru saja terjadi dan menimpa diri.Momen penggiring rasa sakit yang menghujam relung itu, berlangsung begitu cepat sekali.Nyatanya, tamparan dari Dean yang berlabuh di permukaan pipi Feli, tak hanya memberi efeksi sakit di titik di mana tamparan tersebut mendarat, tetapi juga sukses menjelma menjadi ratusan pisau belati tajam, yang detik itu juga mengoyak hati Feli secara brutal.Saking sakitnya, Feli sampai tidak bisa merasakan, jika kedua tungkainya saat ini masih menapak di lantai.Manik mata hazel Feli yang berkaca

    Last Updated : 2024-02-01
  • Istri Dadakan Paman Nathen   84 - Pecahnya Tangis Sedih Feli

    "Nenek ...!" Seruan yang diiringi isak tangis dari Feli itu mengudara, begitu sang pemilik suara berjalan memasuki kediaman Elena, diekori oleh seorang asisten rumah tangga yang bekerja di sana – yang beberapa saat lalu, membukakan pintu untuk Feli.Leya – asisten rumah tangga Elena, dikagatekan oleh kemunculan Feli di depan pintu tadi, sambil menangis terisak.Darah yang mengering di sudut bibir Feli, tak gagal tertangkap oleh pandangan Leya, hingga tak dapat dipungkiri, sukses memantik rasa penasaran yang menelusup ke dalam relung, bersamaan rasa khawatir."Nyonya ada di ruang kerjanya, Nona." Leya memberi tahu Feli, saat melihat wanita muda itu menghentikan langkah dan celingukan, agaknya sedang mencoba menerka arah yang musti ditujunya, agar bisa secepatnya bertemu dengan Elena.Mengendus udara dengan serakah, memastikan cairan di hidung tak ke luar dan meleleh, Feli menyempatkan diri memberi Leya lirikan. "Terima kasih, Bi."Wanita c

    Last Updated : 2024-02-01
  • Istri Dadakan Paman Nathen   85 - Rasa Bersalah yang Terlambat

    Dean terlihat duduk termenung di salah satu sofa tunggal yang tertata di hadapan meja kerja dalam ruangannya.Selepas kepergian Feli, Dean belum melakukan terlalu banyak pergerakan, hanya terduduk selagi membiarkan manik mata hitamnya menyalang, menatap tajam ke arah titik di mana Feli sempat berdiri, tepatnya saat ia melabuhkan tamparan kelewat keras di wajah cantik sang putri.Apa yang sudah terjadi, seakan terus terulang lagi dan lagi dalam penglihatan Dean, maupun dalam ingatannya.Mengerang geram, pria paruh baya itu menjambak marah surainya dengan kedua telapak tangan dengan sekuat-kuatnya sambil menundukan kepala dan pandangan, mencoba melampiaskan frutrasi yang dirasa.Deru napas Dean memburu, terengah dan terdengar cukup menyesakan. Saat pelupuk dari mata lelah itu memejam, bayangan di mana Feli menatap kecewa dan sedih ke arahnya, muncul bak sebuah rekaman video yang memiliki resolusi tinggi.Permukaan bibir Dean mulai gemetaran

    Last Updated : 2024-02-02
  • Istri Dadakan Paman Nathen   86 - Sudah Retak Sejak Lama

    Sudah bukan lagi menjadi rahasia bagi Elena, jika biduk rumah tangga Zea – sang putri, memang sudah tidak berjalan baik-baik saja, sedari lama.Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan, saat sekitar lima tahun silam, untuk kali pertama ia melihat Zea mangis sampai tersedu di hadapannya.Kala itu, kebetulan Elena melakukan kunjungan mendadak ke kediaman sang putri, untuk hanya sekadar mampir dan bercengkrama, karena terhitung sudah cukup lama, mereka tidak menghabiskan waktu bersama.Akan tetapi, Elena malah dikagetkan dengan kemunculan Zea yang menyambutnya di pintu utama, dengan wajah pucat, mata sembab, bahkan pelupuknya masih basah, oleh air mata.Tentu tanpa membuang waktu, Elena mengajak Zea untuk bebincang bersama, dengan tujuan untuk mencari tahu, apa gerangan hal yang telah membuat putri semata wayangnya itu menangis.Pun karena Zeana tidak memiliki tempat lain untuk mengadu – mengutarakan segala keluh, selain pada sang ibu, ia

    Last Updated : 2024-02-02

Latest chapter

  • Istri Dadakan Paman Nathen   150 - Akhir yang Bahagia

    "Feli?" Nathen menyeru seraya melangkah, mendekati Feli yang masih duduk, menikmati film yang diputar pada layar kaca di hadapannya."Siapa yang datang, Paman?" Feli menengadah, menatap nanar sosok sang suami yang berdiri tepat di samping sofa yang ia duduki.Nathen tersenyum. "Ikut denganku. Ada yang ingin bertemu denganmu. Mereka sudah menunggu di ruang tamu."Pribadi tampan itu mengulurkan tangan ke arah Feli, membuat Feli menunduk, menatap tangan sang suami, bingung."Siapa?" tanyanya Feli, sembari menengadah, mempertemukan lagi pandangannya dengan Nathen.Nathen mendesis pelan, membungkukan tubuh, mencondongkannya ke arah Feli, sebab istri cantiknya itu tak kunjung menerima uluran tangannya. Ia menepikan remot kontrol yang kala itu berada dalam genggaman Feli, meraih telapak tangan istri cantiknya, membuatnya membangkitkan diri."Lihat saja sendiri," tukas Nathen sambil tersenyum hangat, menuntun Feli menuju ruang tamu.Dengan rasa penasaran pun bingung yang mulai mendera relung,

  • Istri Dadakan Paman Nathen   149 - Menghabiskan Waktu Bersama

    Akhir pekan lain ... satu minggu setelah akhirnya Feli dan Nathen saling mengakui perasaan yang telah bersemayam dalam hati mereka, yakni mencintai satu sama lain.Seperti akhir pekan sebelumnya ... hari ini, Feli dan Nathen kembali memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak pergi ke mana-mana, hanya diam di rumah, menonton rendetan film yang sudah Feli list menjadi jadwal kegiatan wajib, ketika memiliki cukup banyak waktu luang.Sepasang suami istri yang tengah hangat-hangatnya menikmati kehidpan berumah tangga itu, kini saling duduk berdampingan. Lebih tepatnya, Feli berada dalam dekapan hangat tubuh gagah Nathen di bawah naungan selimut yang sama. Semenjak malam setelah perayaan hari ulang tahun Feli, Nathen memang jadi semakin lebih sering menunjukan sikap manjanya yang suka sekali menempel pada sang istri. Suka sekali berdekatan dengan Feli, seperti sering tiba-tiba memeluk, tak jarang membuat Feli terkejut. Meski dari sebelumnya ia memang sudah begitu, tapi kini frekuen

  • Istri Dadakan Paman Nathen   148 - Suasana Jadi Lebih Hangat

    "Paman?" Feli menyeru pelan setelah dirinya yang saat ini tengah duduk di salah satu kursi yang tertata mengitari meja makan, sedikit memutar tubuh, begitu mendengar suara derap langkah dan manik matanya berhasil menangkap sosok Nathen, si pelaku."Hemmm?" Nathen menyahut sambil tersenyum sumbringah, berjalan menghampiri sang istri dan menatapnya dengan tatapah penuh cinta."Paman habis melakukan apa dulu? Kenapa lama sekali turunnya?"Nathen menghentikan langkah, tepat di samping kursi yang Feli duduki. Mengusap kelewat lembut punggung bagian atas Feli lantas membungkukan tubuh, untuk melabuhi puncak kepala sang istri kecupan sayang. Melempar senyum manis, pribadi tampan berusia sepertiga abad itu tidak langsung memberi jawaban pada Feli, meski sempat membiarkan manik mata mereka saling bersitatap, sebelum kemudian menoleh.Nathen menilik area dapur, mendapati di sana hanya ada Aira ‐ salah satu asisten rumah tangga yang ia perkajaan, sedang sibuk sendiri, membersihkan meja pantry.

  • Istri Dadakan Paman Nathen   147 - Pengungkapan Rasa

    Dada Nathen ikut sesak rasanya selepas mendengar perkataan Feli, seakan ada kepalan tangan besar seseorang yang seketika mendaratkan bogeman mentah di sana.Mendapati Feli seketika menundukan pandangan, sengaja sekali memutuskan kontak mata dengan dirinya, buru-buru Nathen merubah posisi berbaring jadi memiring, menghadap ke arah Feli secara utuh, sebelum kemudian mempererat rengkuhan pada tubuh istri kecilnya itu.Tak lupa, Nathen juga melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Feli, pun memberi punggung istri kecilnya itu usapan lembut penuh makna secara berkala.Sementara Feli ... wanita cantik itu berusaha meredam mati-matian rasa sesaknya, tetapi berakhir dengan menghadirkan air mata yang menggenang, memenuhi pelupuknya.Membenamkan wajah di permukaan dada bidang Nathen sembari balas memeluk suami tampannya itu, ia memejam, membuat air matanya seketika tumpah ruah di sana.Tangis sedih Feli pecah dalam keheningan, mengakibatkan tubuhnya gemetaran dalam pelukan sang suami."Apa pu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   146 - Teman SMP

    Manik mata hitam Liam tampak gemetar, menilik sosok gadis cantik yang sedang berjalan menujunya yang saat ini tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang utama dari unit apartemennya.Gadis cantik itu bernama Kesha. Ia merupakan sahabat masa kecil Liam yang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah resmi menjadi kekasih dari teman satu universitas Feli itu.Kesha melempar senyum manis, manakala pandangannya bersitatap dengan Liam. "Ada apa?" tanyanya seraya ikut mendudukan diri, tepat di samping sang kekasih, "kenapa menatapku seperti itu?"Liam berdesis pelan sembari memiringkan kepalanya, sekilas. "Kau mengenal Felicia?"Permukaan kening Kesha mengernyit, hingga nyaris membuat kedua alisnya yang bersebrangan, jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Liam, nanar.Tawa kecil menguar dari mulut gadis cantik berusia dua puluh dua tahun itu. "Maksudmu, Felicia yang tadi kita hadiri acara pesta ulang tahunnya?"Kepala Liam mengangguk. "Hemmm. Felicia yang itu. Tadi

  • Istri Dadakan Paman Nathen   145 - Kejutan

    "Paman benar-banar mau mengerjaiku, ya?" celoteh Feli, bertanya dengan nada setengah merengek, ketika ia harus berjalan dengan perasaan takut juga was-was, sebab matanya ditutup menggunakan kain veil oleh Nathen.Sudah dari semenjak separuh perjalanan sebenarnya Feli terus merengek, menanyakan hal yang sama pada Nathen, ke mana suaminya itu akan membawanya, apakah sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjainya.Pertanyaan yang sama terus saja menguar dari mulut Feli, apa lagi setelah tiba-tiba Nathen sempat menghentikan laju mobil, hanya untuk sekadar menutupi matanya, tadi.Meski setengah ogah-ogahan, juga harus sedikit kesusahan Nathen membujuk Feli agar mau matanya ditutup, pada akhirnya ... istri kecilnya itu manut saja, dengan konsekuensi, kerewelannya berlipat ganda.Mulut Feli jadi benar-benar semakin tidak mau diam, setelah matanya ditutup. Bukan hanya sekadar melontarkan kalimat-kalimat tanya bernada rengekan, wanita cantik itu juga bahkan tak segan, melontarkan segala pradu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   144 - Truth or Trick?

    "Paman ini mau membawaku ke mana, sih?" tanya Feli dengan nada setengah merengek, selagi dirinya berjalan dengan agak sedikit ogah-ogahan, ketika Nathen menuntunnya berjalan, ke luar dari sebuah salon mewah, menuju mobilnya.Tidak terasa, nyaris dua minggu sudah berlalu dari malam di mana akhirnya Feli mengetahui fakta jika ternyata Vivian memiliki hubungan gelap dengan Davian, bahkan mereka berencana melakukan sebuah pernikahan.Dua minggu berjalan, sungguh Nathen sama sekali tidak mengira, jika alih-alih marah atau merasa kecewa pada dirinya, Feli malah menunjukan, jika istri cantiknya itu merasa cukup tersentuh atas apa yang telah dilakukannya.Hubungan pernikahan mereka bahkan bisa dikatakan berjalan sangat baik-baik saja, terutama setelah akhirnya mereka sepakat untuk menempati rumah baru mereka.Hampir seharian ini, Feli dibuat sibuk juga kebingungan dalam satu waktu, ditemani oleh Helen yang mendadak mengajaknya berbelanja baju baru, hingga mempercantik diri di salon.Feli sung

  • Istri Dadakan Paman Nathen   143 - Pertama Kali Kebenaran Terungkap

    Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan Nathen, ayalnya rekaman video yang diputar di depan pelupuk mata dengan resolusi tinggi, bagaimana tiga minggu sebelum pernikahannya dan Feli dilangsungkan, ia bertemu lebih dulu dengan Vivian.Pertemuan pertama selepas nyaris satu bulan Nathen sama sekali tidak mendapat kabar dari calon istrinya itu, karena seakan menghilang tanpa jejak, ayalnya ditelan bumi.Itu pun terjadi secara mendadak sekali, di kediaman Hayden, ketika sahabat dari Nathen itu tiba-tiba meminta Nathen datang, katanya ada hal darurat yang musti dibahas.Begitu tiba dikediaman Hayden, Nathen malah dikagetkan dengan keberadaan Davian dan Vivian di sana, duduk saling berdampingan di ruang tamu.Nathen yang kala itu berjalan sambil dirangkul oleh Hayden, gegas menghentikan langkah, mencoba menelaah, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Keterkejutan yang dirasakannya, mungkin nyaris sama, seperti bagaimana terkejutnya Feli melihat Davian membawa serta Vivian di pertemuan mere

  • Istri Dadakan Paman Nathen   142 - Menjadi Prioritas Sejak Awal

    Keheningan canggung itu tak terelakan, terjadi begitu saja, menyelimuti kebersamaan antara Nathen dan Feli, begitu keduanya memasuki mobil.Acara makan malam – lebih ke pertemuan yang Nathen adakan secara khusus dengan Davian, telah berakhir.Kini, Feli yang sudah mengetahui segala kebenarannya, sedari tadi telah sukses dibuat tidak bisa berkata-kata.Selepas Davian memberi penjelasan pada dirinya, dari mulai alasan sebenarnya mengapa Vivian memilih urung untuk menikah dengan Nathen, sampai Nathen yang rupanya telah membayar Jane untuk menutupi fakta bahwa Davian dan Vivian bersama – untuk sementara darinya, membuat Feli jadi lebih banyak diam.Tidak banyak kata yang terlontar dari mulut wanita cantik itu. Bukan karena tidak ada kalimat yang ingin ia utarakan, hanya saja ... Feli lebih ke merasa bingung, harus memulainya dari yang mana terlebih dahulu.Terlalu banyak kalimat berbentuk tanya yang saat ini tengah berkecamuk dengan begitu hebatnya dalam benak Feli, membuat perasaannya ja

DMCA.com Protection Status