Share

18. Racun

“Apa kamu mau pindah lagi?!” Ajeng terkejut ketika Bima melihat-lihat brosur apartemen.

“Iya sekalian sewa saru untuk Siti di sebelah.”

“Kamu gila ya Bim, masa cewek kayak gitu kamu biarin tinggal di apartemen. Di sebelah kamu lagi.”

Bima menjauhkan brosur dari wajahnya. “Kan kamu yang suruh biar dia cepet pindah.”

“Ya tapi enggak di sebelah juga. Apalagi kalau kita sudah nikah dan satu rumah. Aku enggak mau tetanggan sama cewek gila itu.”

“Jeng, aku udah terlanjur terikat kerja sama dengan dia, dan dalam surat itu aku yang harus menjamin keselamatan dia.”

“Ya kamu batalin aja kerja samanya susah amat!”

Bima mengusap wajahnya, permintaan Ajeng membuat dia pening. “Jeng, dikit lagi mungkin aku bisa mendapat simpati Pak Gunadi lalu bisa kembali ke tugas lamaku. Apa kamu mau aku tetap jadi polantas?”

Ajeng mendengkus sebal. Kenapa harus perempuan gila itu yang membuat Bima ketergantungan dan sepertinya Siti sengaja menekan Bima dengan surat perjanjian mereka. “Tahu lah Bim, kamu b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status