Share

Ingin Bulan Madu

Ardhan sudah berdiri di samping mobil dan bersiap hendak masuk ke dalam saja untuk menyeret tangan Alea agar pulang. Bilangnya hanya sebentar, ini sudah hampir dua jam tapi tidak juga kunjung keluar. Apa begitu lamanya hanya untuk membeli kuaci?

Aaaah! Kenapa masih percaya dengan alasan kuaci itu? Lain kali dia harus berpiikir lebih cerdas agar sang istri tidak selalu mendapatkan alasan untuk bisa bermain-main terus.

Sudah terkonsep di otaknya untuk memperingatkan Alea agar tidak lupa waktu. Apalagi dia sedang hamil dan tidak boleh teralu capek. Kalau perlu dia ingin mencubit pipinya itu dengan gemas. Namun melihat wanita itu melambai sambil tersenyum keluar dari toko Valen, entah kemana pikiran yang sudah terkonsep itu menguap?

“Kakak menunggu lama, ya?” ucap Alea yang berjalan mendekat.

“Enggak, ayo buruan masuk!” ujar Ardhan membukakan pintu mobil dan bergegas berjalan ke pintu kemudi. Mana berani dia bilang kelamaan.

“Maaf ya, Kak! Tadi keasyikan ngobrol dengan Valen,” ucap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status