Share

Butuh Pelarian

Valen merapikan beberapa barang di rak yang sedikit berantakan. Dia tidak suka dengan pelayan tokonya yang baru karena kurang rapi dan telaten dalam merapikan barang-barang. Saat dia meliriknya, anak itu malah diam-diam memainkan ponselnya.

“Anak jaman sekarang, gitu itu tuh kelakuannya!” Valen ngedumel kesal. Dia tentu serba salah jika sudah dihadapkan pada kelakuan pelayan tokonya. Dikerasi mogok gak kerja, cari ganti secepatnya belum tentu ada. Tapi kalau dibiarkan jadi seenak hatinya.

“Ngapain sih Bu? Pagi-pagi sudah ngedumel mlulu!” Devano mengagetkan Valen yang komat-kamit itu.

“Eh, kamu juga ya, sukanya bikin orang jantungan mlulu!” Valen memukul bahu Devan karena sudah mengejutkannya. Devan menepisnya dengan lengan sambil menyodorkan sekuntum mawar merah padanya.

“Mawar merah?” Valen menyipitkan matanya menatap Devan. “Untuk seorang sahabat, harusnya kau memberi mawar putih.” Valen mengingatkan namun dia sudah mencium harum mawar itu sambil tersenyum.

“Mulai sekarang, aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status