Share

Chapter 62

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-03-07 17:21:08

“Kau cantik!” Lucas memeluk Lila dari belakang.

Lila baru saja menyelesaikan acara bersih-bersih tubuhnya. pergerakannya mengusap handuk ke rambut terhenti saat Lucas memeluknya.

“Aku tahu.” Lila mengangguk.

Lucas tertawa pelan. “Kau tahu? Kau sudah tahu kau cantik?”

“Hm.” Lila mengangguk dengan percaya diri. “Banyak yang menyebutku cantik. ya… meskipun aku tidak tahu wajahku seperti apa…”

“Tapi sepertinya memang cantik karena aku memiliki hidung yang lumayan tinggi.”

Lucas tertawa….

Ia mengambil handuk itu—kemudian mengambil alih pekerjaan Lila.

Mengusap handuk itu di rambut keemasan Lila dengan telaten. Sesekali menatap pantulan mereka berdua lewat cermin di depan.

“Biasanya, Bi Rosa yang membantuku,” ucap Lila. “Tapi sekarang kau…”

“Ternyata selain pintar membunuh orang. Kau juga bisa melakukan hal-hal seperti ini..”

“Berhenti meledekku.” Lucas menunduk dan mengecup leher Lila.

“Apa leherku ada banyak jejak kissmark?” tanya Lila. “Beritahu aku jika ada. Jang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 63

    Tidak disangka oleh Lila. Lucas menyuapinya dengan telaten. Bahkan tanpa mengomel tanpa decakan penolakan. Pria itu langsung menyanggupi permintaannya. Tanpa teras, sudut bibir Lila tersenyum saat mengunyah makanan yang disuapi oleh Lucas. “Dasar manja..” lirih Lucas. “Aku lupa rasanya di suapi seperti ini.” Lila meraba gelas yang berisi air putih. Tapi Lucas tidak membiarkannya. Pria itu justru mengambilkannya gelas dan membantunya minum. Setelah minum… “Aku tidak disuapi..bahkan waktu kecil. Aku lupa rasanya disuapi.” Lila tersenyum tipis. “Berkat kau…aku bisa merasakan disuapi..” Lucas tersenyum dan mengusap pelan puncak kepala Lila. “Aku akan menyuapimu jika kau menuruti semua keinginanku.” Lila sudah tahu. “Keinginan untuk bercinta.” “Kau pintar. Kau semakin pintar sering bergaul denganku.” Lucas terkekeh pelan. “Selain itu, kalau kau ingin aku menyuapimu. Kau harus makan yang banyak!” Lucas mengambil sisa makanan yang berada di sudut bibir Lila. Bibirn

    Last Updated : 2025-03-08
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 64

    Lucas menahan nafas saat melihat tubuh Lila yang hanya terbalut oleh dalaman berwarna hitam. Ia mengerjap pelan. “Lucas!” panggil Lila. “Mana pelampungnya..” “Iya-iya.” Lucas mendekat dan memasang pelampung itu di tubuh Lila. Sedangkan dirinya hanya menggunakan celana pendek. Ia tidak memerlukan pelampung itu untuk berenang. Lucas menarik pinggang Lila. “Aku bisa gila.” “kenapa? melihat tubuhku?” “Hm.” Lucas menunduk. Mengecup pipi Lila. Lila menggeleng pelan. “Kau sendiri yang membuka pakaianku. Tapi kau sendiri yang gila. lalu aku harus apa?” tanya Lila. Lucas yang membantunya membuka pakaiannya. Padahal Lila juga tidak ingin hanya menggunakan dalaman saja. Tapi pria itu memang pemaksa. “Bagaimana kalau kita ke dalam saja?” Lucas menarik pinggang Lila yang sudah terbalut dengan pelampung. Lucas menunduk dan mencium bibir wanita itu dengan rakus. Melumat dan menyesapnya dengan candu. Lila menepuk dada pria itu sampai ciuman mereka terlepas. “Ayo berenang!” Lucas me

    Last Updated : 2025-03-08
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 65

    Lila terbangun lebih dulu. Mereka masih berada di atas laut. Nafas Lucas mengenai tengkuknya—juga tangan pria itu yang berada di perut. Lila memutar tubuhnya. Meski tidak bisa melihat—ia bisa merasakan wajah pria itu begitu dekat dengannya. “Kau sudah bangun hm..” Lucas mengeratkan pelukannya. Tubuh mereka sama-sama polos di bawah selimut. Tangan Lila terangkat. Meraba wajah Lucas… Mengusap pipi pria itu pelan—sampai jemarinya turun menyentuh rahang. Rahang yang kasar karena ditumbuhi oleh bulu-bulu halus. Lucas masih memejamkan mata, membiarkan Lila yang menyentuh wajahnya. “Kau penasaran dengan wajahku? Atau kau penasaran seperti apa aku?” tanya Lucas. “Hm.” Lila mengangguk. Lucas membuka mata—dalam posisi berbaring dan menatap mata biru itu… Lucas tersenyum. Ia memang banyak tersenyum saat bersama Lila. Entah kenapa…. Rasanya damai saja. Lucas tidak memikirkan apapun saat bersama Lila. Moment mereka.. Kebersamaan mereka seolah membawa Lucas ke dala

    Last Updated : 2025-03-08
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 66

    “Aku akan memberitahumu…” balas Lila. “Tapi turunkan aku dulu.” Lucas meremas pinggang Lila sebentar. “Baiklah.” Lucas menurunkan tubuh Lila. Dengan posisi menyamping—mereka saling berhadapan. “Aku tidak tahu persis umur berapa aku saat itu. ketika aku lumayan besar, paman mengajakku ke tempat usahanya yang saat itu masih kecil.” “Kasino tempat paman dulu hanya menjual lotre kecil-kecilan. Jarang orang yang pergi ke sana.” “Lalu.. ketika aku hanya duduk di sana. orang-orang berdatangan. Mereka membeli dalam jumlah banyak dan membuat kasino paman begitu ramai.” “Paman pernah bilang dulu di antara pada maid, ada rumor yang mengatakan kalau aku pembawa keberuntungan. Tapi paman tidak terlalu mendengarkannya. Sampai hari itu, paman berkali-kali mengajakku ke tempatnya. Dan benar, aku selalu menarik pelanggan. Sejak saat itu aku dan paman menyadari kalau keberuntunganku memang ada.” Lucas menarik pinggang Lila. Memeluk pinggang wanita itu. dengan kaki yang menimpa kaki mung

    Last Updated : 2025-03-08
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 67

    “Karena aku percaya padamu,” balas Lila. “Kau tidak pernah menyakitiku—ah. Tidak!” Lila menggeleng. “Kau pernah menyakitiku tapi jarang..” Lucas melotot. “Kapan aku menyakitimu?” Tidak terima dikatakan menyakiti wanita itu. Kapan? Seorang Lucas yang kejam menyakiti wanita rapuh seperti ini? “Di mobil!” Lila menggebu-gebu. “Kau mengurungku di mobilmu dan menghukumku. Kau pikir aku tidak terluka dengan perbuatanmu?!” “Kau sendiri juga menikmatinya kan?” tanya Lucas. membawa tangan Lila ke dadanya yang telanjang. “Kau juga mendesah—” “Cukup!” Lila menarik tangannya. “Intinya saat itu aku tidak suka.” Lucas berdecak. “Yasudah!” tidak mau memperpanjang perdebatan mereka. “Pokoknya kenapa aku menceritakanmu semuanya. karena aku menganggapmu sebagai temanku yang bisa dipercaya. Kau orang kedua yang bisa aku ajak bicara dengan leluasa.” Lucas tersenyum miring. “Kau yakin kita hanya teman?” “Maksudmu?” tanya Lila. Lucas menunduk—menarik pinggang Lila hingga tubuh mereka m

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 68

    “Lucas..” panggil Lila. “Sebenarnya ada yang ingin aku katakan..” “Katakan saja..” jemari Lucas mengusap bibir bawah Lila. “Sebenarnya…” Lila sangat ragu. Tapi kapan lagi memberitahu Lucas. Bukankah saat ini adalah waktu yang tepat? “Sebenarnya anakku—” “Cek!Cek!” suara itu. Suara yang begitu keras terdengar dari atas. Lucas mendongak ke atas. di sanalah ia menemukan satu helikopter yang terisi anak buahnya. Satu dari mereka menggunakan sebuah toa untuk memanggilnya. “Sir, permisi. Saya ada ingin berbicara penting!” suara pria itu. Lucas memejamkan mata. Sebenarnya tidak suka kalau waktunya diganggu seperti ini. Apalagi… Lucas segera menoleh pada Lila. Wanita itu hanya menggunakan dalaman berwarna hitam. Tidak bisa! tidak ada yang boleh melihat tubuh Lila selain dirinya. Ia segera menyembunyikan Lila di belakangnya. “Katakan!” teriak Lucas. “Jika tidak penting, aku akan membunuhmu!” Lila yang berada di belakang Lucas berdecak mendengar perkataan pria

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 69

    Berada di dalam pabrik. Lucas menatap semuanya berantakan. Ada mesin yang berhasil di bawa kabur. Lucas berkacak pinggang. BRAAAK. Menendang apapun yang berada di sekitarnya dengan keras. “Siapa yang bertanggung jawab atas keamanan di sini?” tanya Lucas memutar tubuhnya. Dari banyaknya jajaran anak buahnya yang berada di hadapannya, ada satu orang yang berani maju. “Saya, Sir.” Lucas mendekat. tangannya mengepal dan memukul perut orang itu sampai mundur… Pria itu memegang perutnya yang terasa sangat keram setelah mendepat pukulan dari Lucas. “Aku tidak memperkerjakanmu untuk membuat kesalahan seperti ini!” Lucas benar-benar marah. Satu mesin saja bernilai ratusan ribu dollar. Belum lagi perlatan yang berantakan sseperti ini. Lucas memukul pria itu seperti samsak. Samsak kemarahannya. Ia melampiaskan kemarahannya pada pria itu sampai pria itu jatuh tersungkur. Lucas mengatur nafasnya. Darahnya terasa mendidih—ia memejamkan mata. Menggulung lengan kemejan

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 70

    Ketukan sebuah heels membuat Lucas mendongak. Beberapa hari ini ia disibukkan dengan pekerjaan kantor. Ia tidak menghubungi siapapun dan hanya bekerja terus-menerus. “Sibuk?” tanya Isabel yang datang. Wanita itu menggunakan dress ketat berwarna hitam. Dengan bibir yang merah menyala. Isabel mendekati Lucas dan mengambil duduk di pangkuan pria itu. “Aku merindukanmu.” memeluk leher Lucas. “Aku sungguh merindukanmu.” Lucas melepaskan kacamatanya. Membalas pelukan Isabel. Mencium bahu Isabel pelan. “Apa kau tidak merindukanku?” tanya Isabel. “Sepertinya tidak. Jika iya, kamu pasti menemuiku.” “Sudah aku bilang, aku sibuk,” balas Lucas. “Pekerjaanku akhir-akhir ini juga banyak.” Isabel melepaskan pelukannya. Kemudian menangkup wajah Lucas. “Tapi kamu punya waktu kalau dengan wanita itu.” Lucas terdiam sesaat. “Aku harus membuatnya hamil anakku.” “Aku sedikit cemburu.” Isabel mengerucutkan bibirnya. “aku tidak suka kamu bersama wanita lain.” Lucas mengusap pipi

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status