Share

Chapter 36

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-02-28 13:48:17

“Maksudku…”

Lila tersenyum canggung. “Maksudku—”

“Sekarang di mana dia?” tanya Lucas.

Seperti desakan. Lila tahu—lucas mencoba mengulik sesuatu tentangnya.

Lila meremas tangan Lucas yang menggenggam tangannya.

“Tidak ada hal buruk tentang ayah anakku. Seperti yang aku katakan padamu. aku ingin balas dendam pada orang yang menyakitiku. Ayah anakku tidak termasuk.”

“Tapi aku ingin melupakannya. Bisakah kau tidak membahasnya?”

Lucas tersenyum miring. “Aku tidak akan membahasnya jika kita melakukan hal lain…”

Mendekat—mendekatkan bibirnya dengan telinga kanan Lila. “Sesuatu yang menyenangkan dan sedikit bergairah..”

“Lucas.” Lila bergeser—tapi Lucas ikut bergeser.

Hingga tubuh Lila terhimpit dengan tembok.

Lucas menunduk—mendekat…

Lila memejamkan mata…

Lucas malah tertawa—kemudian meniup pelan hidung Lila.

“Apa yang kau pikirkan?” tanya Lucas terkekeh.

“Ka-kau..” Lila mencebikkan bibirnya. “Kau menjahiliku ya?”

Lucas mundur—ia bahkan melupakan tujuan awalnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 37

    Lila tidak tahu ke mana mereka. Saat ia memejamkan mata—Lucas sudah mengguncang lengannya. Pria itu benar-benar tidak memperbolehkannya untuk sekedar tidur. Ia tidak ingin menggunakan kekuatannya. Tapi Lucas lebih dulu berpikir buruk. “Jika aku mengantuk, apa aku juga tidak boleh tidur Lucas?” tanya Lila. Lucas menoleh—tatapannya menyipit. “Kau tidak boleh tidur. Ini masih pagi.” “Udaranya mendukungku tidur.” Lila mengeraktkan coat yang digunakannya. Sudah memasuki musim dingin. Dan udara berubah menjadi lebih dingin kian hari. “Kau ini masih muda. Jangan tidur pagi-pagi. Tidak baik untuk kesehatan,” omel Lucas. Pria itu masih fokus pada tabletnya. Entah berapa banyak pekerjaan pria itu. Tapi Lucas memang sangat sibuk. Perusahaannya saja ada dua. Legal dan ilegal. Lila tertawa. “Perkataanmu seperti orang yang sudah lama tinggal di bumi.” “Setidaknya aku lebih tua darimu,” balas Lucas. “Berapa tahun?” tanya Lila. Bocah ini menantangku! “Umurmu 25 kan?”

    Last Updated : 2025-02-28
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 38

    “Kenapa?” tanya Lucas. “Ada orang yang ingin membeli tanah di sekitar rumah lama anda Sir. Dia menawarkan harga tinggi. katanya, dia akan membuat perumahan mewah dan mall di sana,” jelas Victor. Orang yang paling dipercayanya untuk membantunya menangani bisnis legalnya. Lucas mengernyit. kebingungan. Rumah lamanya… Yang artinya rumah itu adalah rumah yang dihuni Lila saat ini. Rumah itu dikelilingi oleh lahan kosong. bahkan ada tanah yang terisi dengan tanaman dan rumput liar. Rumah itu lumayan jauh dari pemukiman. Sampai detik ini, Lucas belum menemukan ide tentang tanah di sekitar rumah lamanya. “Siapa?” tanya Lucas. “Gold Property, Sir.” Lucas tersenyum. perusahaan properti yang besar. Kenapa tiba-tiba tertarik dengan lahan di sana. Padahal selama ini, tidak ada perusahaan properti yang menghubunginya mengenai tanah itu. “Aku perlu bertemu dengannya,” balas Lucas. “Saya akan menjadwalkan anda agar bertemu dengan salah satu perwakilannya. Tapi saya jamin

    Last Updated : 2025-03-01
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 39

    “Lila..” panggil paman Charles. “Sebenarnya aku penasaran dengan hubungamu dengan tuan Lucas.” Lila berpikir dahulu. Mengembungkan pipinya—ia tidak tahu harus menjawab apa. Tapi Lucas setuju untuk tidak memberitahu banyak orang kalau dirinya istri pria itu. “Teman?” Lila tersenyum. “Ya, Mungkin bisa disebut seperti itu.” Charles tertawa. “Kalian sungguh lucu. Bagaimana bisa berteman. Apa kekasih tuan Lucas tidak marah?” “Kekasih?” ulang Lila. Bodyguard yang tadinya diam mendadak melotot pada Charles. Memberi isyarat pada Charles agar menutup mulut. Charles menatap Bodyguard dengan kebingungan. Yang tahu tentang pernikahan Lucas dan Lila hanyalah anak buah yang sering bekerja dengan Lucas. Charles hanya menangani Kasino Lucas. Tidak terlalu sering bertemu sehingga harus tahu bahwa Lucas telah menikah. Charles menepuk mulutnya. “Ah..” “Paman,” panggil Lila. “Apa paman sedang membohongiku?” “Tadi paman bilang, Lucas punya kekasih?” tanya Lila lagi. Charles semak

    Last Updated : 2025-03-01
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 40

    Lucas menunduk dan menyentuh tangan Lila yang membawa es krim. Mengarahkan es krim itu ke mulutnya. Memakan es krim itu hingga tinggal sedikit saja. “Lucas!” teriak Lila. “Jika kau mau mintalah pada paman Charles.” Lila mengerucutkan bibirnya. “Es krimku pasti tinggal sedikit..” Lila memakan es krimnya yang terakhir kali. Begitu kesal dengan pencuri es krimnya. Tapi si pencuri malah terkekeh pelan. Mengambil beberapa langkah mundur. “Milikmu lebih enak.” Lucas mengusap sisa es krim di sudut bibirnya. Lila mendengus pelan. tidak rela berbagi es krimnya dengan Lucas. “Dengarkan aku.” Lucas menatap Lila. “Jangan menggunakan kekuatanmu. Aku akan menanganinya sendiri.” Lila mengangguk saja. terserah Lucas saja. Angin yang menerpanya membuatnya memeluk boneka lebih erat. “Di mana kau mendapatkan boneka jelek itu?” Lucas baru menyadari jika boneka yang sedang di peluk dan diciumi oleh Lila itu jelek. “Ini Elsa, Lucas. Dia cantik loh. Jangan menghinanya.” Lucas men

    Last Updated : 2025-03-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 41

    Lila menelan kalimat yang akan keluar dari tenggorokannya. “Baiklah.” Lila meraba pintu sebelum berjalan masuk dengan pelan. Sebelum memasuki bilik toilet—ia meraba pintu. memastikan pintu itu terbuka. Lila masuk dan mengunci pintu toilet dengan pelan. Membuka jas yang melilit pinggangnya. Menaruhnya pelan di atas. Lalu membuka dressnya—menyentuh bagian yang basah. Membersihkan noda di sana dengan air. Lila tidak yakin noda itu akan menghilang begitu saja. tapi masih ada jas Lucas untuk menutupi bekas noda itu. Setelah selesai dengan semuanya—Lila duduk di atas toilet. Merogoh sebuah alat untuk membantunya mengeluarkan asinya. Lila terdiam sembari memompa asinya. Sampai ada suara pintu yang terbuka. “Apa kau melihat wanita yang dibawa tuan Lucas?” suara wanita itu. “Hm. Aku melihatnya. Dia terlihat sangat polos. Tapi apakah dia buta? Tatapannya kosong. Seperti tidak bisa melihat apapun.” Lila menebak ada dua orang di sana. Salah satu perempuan itu tertawa. “Tap

    Last Updated : 2025-03-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 42

    Lucas memang kembali setelah mengantar Lila. Ia juga menugaskan anak buahnya untuk berjaga. Namun, ia menjadi cemas karena tidak kunjung kembali. Ia menyusul ke bawah lagi. Meski bibirnya tidak berhenti mengomel. Kata anak buahnya yang berjaga di depan, Lila memang belum keluar. Untuk itu—ia langsung mendobrak saja pintu toilet. “BRAK!” Biar saja rusak. Lagipula tempat ini miliknya. Yang pertama Lucas lihat adalah dua perempuan yang sedang mencengkram pergelangan tangan dan lengan Lila. “Apa yang kalian lakukan?” tanya Lucas dengan mata yang memincing. Lucas mendekat. Dua wanita itu menggeleng—segera menjauh dari Lila. “Tidak. Kami tidak melakukan apapun.” Wanita itu saling memandang dan segera pergi menjauh. “Tunggu!” teriak Lucas. Ia menatap pergelangan tangan dan lengan Lila yang memerah. Lila hanya diam—ia menunggu apa yang akan dilakukan Lucas pada wanita itu. Jujur ia sedikit kesal. tapi apa boleh jika ia berharap Lucas sedikit membalas wanita itu?

    Last Updated : 2025-03-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 43

    “Lucas,” panggil Lila. Mereka berada di dalam mobil yang sedang berjalan. Lila merasa Lucas marah padanya. “Apa?!” setengah berteriak. Lucas melempar ipadnya sembarang arah. “Kenapa kau teriak-teriak?” tanya Lila. “Memangnya kenapa?! aku memang seperti ini!” Lucas masih berteriak. “Kau berniat audisi menjadi penyanyi opera ya?” *Opera adalah bentuk seni pertunjukkan yang memadukan musik, vokal, tari dan dialog. Biasanya dinyanyikan dengan nada tinggi. Seperti berteriak. Seperti yang dilakukan Lucas… Pffffttt!!! Dua orang di depan itu tidak bisa menahan tawanya. Meskipun sudah mati-matian menahannya. Tapi tetap tidak bisa—mereka menutup mulutnya rapat. Menepuknya karena keceplosan tertawa. “Kalian tertawa?” tanya Lucas kesal. matanya menajam penuh amarah. “Ampun, Sir!” ucap mereka berdua. Lila mengulurkan tangannya. Menyentuh lengan Lucas pelan. “Siapa nama kalian?” tanya Lila. “Omar nona, saya bodyguard.” “Saya Gate. Saya sopir, Nona.” Lila terseny

    Last Updated : 2025-03-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 44

    21++ Lucas menekan satu tombol hingga ruangan dalam mobil berubah menggelap. Kesunyian ini membawa Lila bertanya. “Ini di mana…” Lila memejamkan mata. Ia akan menggunakan kekuatannya untuk melihat di mana mereka berada sekarang. Namun, sebelum itu terjadi—tengkuknya sudah lebih dulu ditarik. Lucas menciumnya—Lila mencengkram bahu Lucas. Lucas menghisap dan menyecap bibir Lila dengan rakus. Tangannya mengusap pinggang wanita itu pelan. “Ini hukumanmu…” lirih Lucas—memberi ruang agar Lila bisa bernafas. “Apa?” Lucas kembali menarik tengkuk Lila dan kembali mencium bibir wanita itu kembali. Tangannya bergerak melepaskan kancing depan dress yang digunakan oleh Lila. Buah dada wanita itu menonjol—Lucas meremasnya pelan. Kenyal dan lembut. Lila merintih… Entah kesakitan atau justru menikmatinya? Lucas menunduk—menyesap puncak dada Lila dengan rakus. Menyesap air yang keluar dari dada wanita itu. Menelannya seakan air. Lucas menikmatinya—tangannya tidak berhent

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 225

    “Berhenti!” Ruby menoleh ketika ada yang berani menyentuh tangannya. “Berhenti. Dia bisa mati!” Pria itu menunjuk salah satu cctv yang ada di pojok bangunan. “Jika kau ingin membunuhnya. Lakukan di tempat yang aman. Setidaknya jangan di depan orang-orang!” Ruby menatap sekitarnya. Banyak orang ternyata. Ia menjatuhkan tubuh Dario begitu saja. Ruby mengusap rambutnya kasar. Beginilah…. Ia hilang kendali… Berakhir dengan menggunakan kekuatannya yang sudah lama ia sembunyikan. Ruby menatap pria itu. “Terima kasih atas bantuannya. Suatu hari aku pasti akan membalasmu. Aku juga akan mengganti sepatumu.” “Dan maaf. Aku muncul di hadapanmu. Tapi setelah ini aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu.” Ruby melewati pria itu. Ia mendekati Stormi yang masih saja tidur. “Kalau begitu, berikan aku kartu namamu,” ucap pria itu. Ruby mengerjap. kartu nama… Apakah ia masih punya. Kartu nama yang mana. kartu nama sebagai barista, pelayan klub atau penjaga roti.. atau bisa j

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 224

    Dario mendekat. Namun—Ruby lebih dulu menangkis pukulan pria itu. Ruby berkacak pinggang. Dario mundur beberapa langkah. “Sini. kau tidak akan berhenti sampai kau pingsan!” Ruby sedikit meregangkan tubuhnya. Takutnya kalau terlalu banyak bergerak—dressnya bisa sobek. Tapi ternyata aman saja. Dress ini sangat lentur, jadi ia bisa bergerak dengan bebas. Emosi Dario semakin memuncak. Egonya terluka atas kekalahaannya memukul Ruby. Dario berlari—kali ini ia bersiap menendang perut Ruby. Namun Ruby lebih dulu menedang lebih dulu kaki pria itu. Ruby menendang kaki Dario menggunakan seluruh kekuatannya. Sehingga—tubuh Dario sampai melayang. Jatuh ke tanah dengan posisi terlentang! BRUUUK Ruby mengusap rambutnya. “Menyebalkan!” “Jika dia mati. Aku bisa berurusan dengan polisi.” Ruby berlari—menunduk dan melihat Dario lebih dekat. Menyentuh tangan pria itu dengan jijik. Lalu memeriksa denyut nadi pria itu masih berdetak. Dario masih hidup! namun Ruby tidak bisa

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 223

    Dario… Pria itu ada di sini. Penampilan pria itu terlihat kumuh. Tidak ada lagi pakaian mewah yang selalu membalut tubuh pria itu. Akhirnya Dario mau keluar dan membawa Stormi bersamanya. Masih memeluk Stormi seakan wanita itu adalah kekasihnya. Sedangkan, Stormi yang sudah mabuk tidak punya kendali atas tubuhnya untuk melawan. Ruby frustasi melihatnya. “Lepaskan temanku!” “Beri aku lima belas ribu dollar.” Dario tersenyum miring. Ruby berdecih pelan—mimpi saja. Ruby melepaskan heels yang berada di kakinya. menggulung rambut panjangnya. “Kau masih ingat dengan pelajaran olahraga dulu?” tanya Ruby. “Apa kau tidak trauma setelah bola itu mengenai tubuhmu?” tanya Ruby. Dario tertawa. “Dulu itu kau hanya beruntung. Tidak sekarang!” Dario membawa tubuh Stormi ke belakang—menududukkan Stormi di tembok belakangnya. “Kau harus ingat kalau aku juga pemegang sabuk hitam bela diri.” Dari tersenyum miring. “Jangan melawanku dan beri saja aku uang!” “Hidupku berantakan ka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 222

    “Kau gila?!” Stormi menyeka bibirnya—tidak lupa mengusap meja dengan tisu. Ia menoleh—menunduk dan membisikkan sesuatu pada Ruby. “Dia yang tadi di kereta!” Ruby melebarkan mata. Bagaimana? pria itu bilang jangan pernah bertemu lagi. bagaimana sekarang? apakah Ruby harus pergi? Ruby terpaku—tubuhnya membeku. Pria itu juga menatapnya. Namun untungnya hanya sekilas. “Dia tidak mengingat kita. kau diam saja. jangan membuat keributan!” Ruby membungkam bibir Stormi. Dari sudut matanya—Ruby melihat pria itu berjalan kemudian duduk di salah satu bangku yang sepertinya sangat spesial. Bangku itu berada di tengah. Menggunakan sofa besar. Meja panjang yang dipenuhi dengan berbagai minuman dan makanan. Ruby mengalihkan pandangannya. Jangan sampai pria itu menyadarinya. “Haruskah kita pergi?” tanya Stormi. “Aku takut dia mengingat kita dan membalas dendam karena sepatunya!” Ruby menoleh. “Tidak masalah. Dia tidak akan mengingat kita. lagipula kita tidak se

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 221

    Stormi menggeleng. “Kau sakit.” Semua testpack yang digunakan oleh Ruby bergaris satu. Ruby mundur—mengusap perutnya. “Mungkin aku memang lapar.” Stormi mendesah kecewa. “Aku sangat antusias menyambut bayimu. Tapi yasudahlah…” Ruby mengambil duduk di sofa. setelah meminum obat yang diberikan oleh Stormi, ia akhirnya makan. Untungnya Stormi membeli banyak obat. Ia bisa memilih obat mana yang bisa ia minum. “Bagaimana dengan suamimu…” ucap Stormi. “Apa dia tidak mencarimu?” “Mungkin.” Ruby mengangguk. “Dia bisa mencariku dengan mudah—bahkan menemukanku. Tapi kalau hari ini aku melihatnya, aku tidak akan bisa menahan emosiku.” “Aku bertengkar dengannya.” Ruby menoleh. “Itulah kenapa—aku ingin sedikit menenangkan diri dari dia. Jika aku melihatnya saat ini—aku akan marah lagi.” Stormi mengangguk dengan paham. “Siapa suamimu? Aku penasaran.” “melihat kartu yang ada di dompetmu, pasti suamimu orang kaya kan?” tanya Stormi. “Sangat kaya,” balas Ruby. “Dia bahkan bisa melakukan ap

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 220

    “Hueek!” Ruby kembali muntah. Tubuhnya serasa lemas. Selain memang lapar, ia juga lelah ditambah kembali muntah. Ruby memegang wastafel. “Apa yang terjadi denganku…” “Sebentar lagi layanan makan akan datang.” Stormi mendekat. “Sebenarnya…” Stormi menatap Ruby. “Aku curiga pada satu hal.” Stormi menyipitkan mata. “Apa kau punya pacar?” Ruby menggeleng. “Ah..” Stormi mengangguk. “Kalau begitu mungkin memang kau sedang kelalahan dan mabuk perjalanan saja—” “Aku punya suami. Tapi sebentar lagi—” “APA?!” nampak Stormi sangat kaget. “Kau punya suami dan kau baru bilang sekarang?” Stormi mendekat—tiba-tiba saja mengusap perut Ruby. “Bagaimana jika kau hami? Kau mual kan? Itu gejala orang hamil. Kenapa kau tidak berpikir ke arah sana?” “Atau kau selalu menggunakan pengaman?” tanya Stormi lagi. Ruby menggeleng. “Aku tidak pernah menggunakannya…” Tidak pernah. sekalipun tidak pernah. Leonard dan dirinya memang menginginkan bayi. Mereka sepakat untuk tidak menggunak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 219

    Kota Ardotalia terletak di ujung barat negeri ini. Kota yang memiliki suhu paling rendah. Memiliki penduduk yang juga sedikit. Di kelilingi pegunungan. Terlihat modern dengan bangunan tinggi meski desain bangunan ala eropa kuno. Udaranya begitu sejuk. “Kita harus membeli jaket.” Stormi menarik Ruby untuk masuk ke sebuah toko. Di sanalah ada berbagai jenis jaket. Uniknya semua jaket di jahit sendiri oleh si penjahit yang di sini. Bahkan mereka bisa memesan dahulu. Seperti yang dilakukan oleh beberapa orang di sana. Mereka nampak mengukur tubuh mereka. Ruby memilih untuk membeli langsung. Namun… Apakah uangnya cukup? Ia mengeluarkan dompetnya dari dalam tas. Perjalanan panjang ini ia hanya membawa tas kecil yang ia selempangkan di bahunya. “Uangku tidak cukup.” Ruby menghitung uang yang berada di dompetnya. Stormi juga—uangnya hanya cukup membeli satu jaket saja. Namun matanya cemerlang ketika melihat satu kartu hitam yang berada di dompet Ruby. “Kau bisa me

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 218

    Ruby terbelalak. Muntahannya terkena sepatu pria itu. “Maaf. Maafkan aku!” Ruby menunduk. ia hendak menyeka sepatu pria itu dengan roknya. Namun—perutnya bergejolak lagi. Ruby menutup mulutnya lagi. Ia segera berlari ke toilet. Di dalam toilet. Ruby memuntahkan seluruh isi perutnya. Hueeek! Hueeek! Ruby memejamkan mata—perutnya terasa langsung kosong. Di belakangnya—Stormi mengusap punggungnya. Tidak lupa mengambil tisu. Ia mengusapkan tisu di bibir Ruby. “Kau sepertinya mabuk perjalanan.” Stormi mengeluarkan sebuah minyak. Kemudian di oleskannya di leher Ruby. Minyak yang memiliki aroma khas. Minyak itu juga membuatnya Ruby hangat. “Aku tidak tahu. Aku tidak pernah naik kereta. Tapi aku tidak separah itu. aku biasanya naik bus atau mobil. Tidak pernah mabuk perjalanan. Aku juga pernah naik Yacht. Juga tidak masalah…” jawabnya. “Tentu saja berbeda. Kereta dengan kendaraan yang kau sebutkan tidak sama. bisa jadi tubuhmu tidak begitu kuat naik kereta.”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 217

    “Maaf tuan…” petugas itu menunduk. Ruby mengernyit—ia mundur selangkah. Begitupun Stormi yang tidak melepaskannya sama sekali. Pria dengan setelan hitam. Pria itu lumayan tampan sebenarnya, namun sangat menyeramkan. Tapi tidak akan mengalahkan ketampanan Leonard. “Apa kalian sengaja tinggal di sini?” tanya pria itu. Ruby dan Stormi langsung menggeleng. “Tidak. tentu saja tidak. kami ketiduran, seharusnya kami turun sejak tadi.” “Kalian memang seharusnya tidak ketiduran!” ucap petugas kereta itu. nadanya meninggi seperti memarahi Ruby dan Stormi. “Seharusnya kalian lebih hati-hati. kenapa kalian ketiduran segala. Hanya satu jam kan. Hanya satu jam seharusnya kalian bisa menahannya.” Ruby berkacak pinggang. “Bagaimana kami tidak ngantuk? Pemandangannya bagus. udaranya dingin. Satu jam itu lama, pak! Satu jam itu cukup membuat energi saya kembali!” “Bapak tidak tahu kan? Kami ini sangat kelelahan!” omel Ruby. Petugas kereta itu mengerjap. “Kenapa jadi kami yang memarahi saya?”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status