21++ “Bagaimana jika ada orang?” tanya Lila. Ia justru takut kalau ada orang yang melihat mereka berciuman. Lucas mengambil HT dari dari dalam sakunya. HT singkatan dari Handy talky. Alat komunikasi yang digunakan dalam jarak dekat. Bentuknya seperti telepon genggam namun memiliki sebuah antena di atas samping kanan. “Siap Sir Kami di sini!” suara anak buahnya. Lila juga bisa mendengarkannya. “Tetap di tempat kalian dan jangan biarkan siapapun masuk ke taman belakang!” “Siap, Sir. Kami akan melaksanakan perintah.” Lucas menarik HT ke samping—menyingkirkannya begitu saja. Setelah itu kembali menarik tengkuk Lila dan mencium bibir wanita itu. Tidak salah ia langsung ke sini setelah lelah mengurus tikus-tikus sialan itu. Ia mendapatkan apa yang ia inginkan! Lila membalas ciuman yang diberikan Lucas. Tangannya tidak menahan tangan Lucas yang menurunkan dressnya. Bahu putih nan mulus itu terpampang. Ciuman Lucas turun—mengecup leher Lila. Mencium bahu wanita itu d
“Berapa persen tingkat keberhasilan Bennedict?” tanya Lucas pada orang kepercayaan. Di dalam ruangan yang gelap. Bisa disebut sebagai markasnya. Tempat ini berada di dalam sebuah pabriknya yang berada di kawasan jauh dari penduduk. Pabrik yang memproduksi senjata ilegal. Markas itulah yang biasanya ia gunakan untuk rapat dengan anak buahnya. Membahas berbagai rencana dan berbagai hal. Lucas menatap dokumen yang berada di atas meja. Ia melipat kakinya—menyesap rokoknya pelan. Lucas bersandar pada kursinya. “Jelaskan padaku. Aku sedang malas membaca.” “Tingkat keberhasilan Bennedict 70 %, Sir.” Lucas mengernyit. “Sebanyak itu?” “Iya. karena citra Bennedict benar-benar baik di antara masyarakat. Meskipun gagal pada pemilihan pemimpin daerah. Dia tetap menjaga citranya dengan baik. Tidak ada skandal yang berarti. Dia dikenal sebagai orang yang baik.” “hanya saja—ada masalah mengenai partai politiknya.” “Dia sudah tidak terlalu dipercaya. Sehingga dalam proses kampan
Lila baru saja selesai menidurkan anaknya. Anaknya yang tumbuh dengan baik. perkembangannya pun kata dokter sangat baik. Di usianya sudah bisa tengkurap. Lila begitu senang bisa berada di dalam proses pertumbuhan anaknya. Lila pergi ke kamarnya sendiri—membasuh tubuhnya sehingga tubuhnya terasa begitu segar. Meraba lemari sebelum membukanya. Mengambil satu pakaian yang berada di deretan paling kanan. Itulah kebiasaannya. Ia juga menyuruh untuk Maid mengatur pakaian yang digunaknnya di dalam lemari. Sehingga semua hal itu memudahkannya melakukan aktivitas. Lila berjalan dengan bathrobe yang berada di tubuhnya. membawa pakaiannya ke ruang kamarnya. “Putar musik kesukaanku!” ucapnya pada ponselnya. Lagu dari Frank Sinatra I love you baby berputar. Bersenandung kecil. Lila memutar tubuhnya. Kepalanya yang masih tertutup handuk karena basah. Lila menggerakkan tubuhnya mengikuti irama. Menggerakkan tangannya…. “I love you baby..” menggerakkan kepalanya ke sana k
“Sama sepertimu. Sejak aku kecil.” Lucas menatap Lila—wanita ini menyedihkan. Tapi sorot matanya hangat dan tidak mengundang kasihan dari orang lain. “Siapa yang melakukannya?” “Ibu tiriku dan adikku. Terkadang ayahku juga.” Lucas mengernyit… “Kau dipukul tiga orang di rumahmu. Sedangkan aku mendapatkannya dari banyak orang. Jelas kalau aku yang menang.” “Sulit aku akui. Tapi kau memang menang,” balas Lila. Lucas tersenyum tipis. bahkan membicarakan tentang luka sangat mudah. Seperti tidak ada beban. Apakah wanita ini bisa berdamai dengan masa lalunya? “Itu sebabnya kau ingin membalas dendam pada mereka?” “Iya. karena aku ingin mereka juga merasakan penderitaan.” Lucas menyentuh bahu Lila. “Dengarkan aku baik-baik. Jangan pernah merasa bersalah pada mereka. Yang kau lakukan sudah benar.” “Sekalipun nanti kau punya niatan untuk membunuh mereka. kau tetap tidak salah.” Lila tertawa kecil kemudian mengangguk. “Baiklah aku akan mengingatnya.” “Tadi kau bilang kau
“Maksudku…” Lila tersenyum canggung. “Maksudku—” “Sekarang di mana dia?” tanya Lucas. Seperti desakan. Lila tahu—lucas mencoba mengulik sesuatu tentangnya. Lila meremas tangan Lucas yang menggenggam tangannya. “Tidak ada hal buruk tentang ayah anakku. Seperti yang aku katakan padamu. aku ingin balas dendam pada orang yang menyakitiku. Ayah anakku tidak termasuk.” “Tapi aku ingin melupakannya. Bisakah kau tidak membahasnya?” Lucas tersenyum miring. “Aku tidak akan membahasnya jika kita melakukan hal lain…” Mendekat—mendekatkan bibirnya dengan telinga kanan Lila. “Sesuatu yang menyenangkan dan sedikit bergairah..” “Lucas.” Lila bergeser—tapi Lucas ikut bergeser. Hingga tubuh Lila terhimpit dengan tembok. Lucas menunduk—mendekat… Lila memejamkan mata… Lucas malah tertawa—kemudian meniup pelan hidung Lila. “Apa yang kau pikirkan?” tanya Lucas terkekeh. “Ka-kau..” Lila mencebikkan bibirnya. “Kau menjahiliku ya?” Lucas mundur—ia bahkan melupakan tujuan awalnya
Lila tidak tahu ke mana mereka. Saat ia memejamkan mata—Lucas sudah mengguncang lengannya. Pria itu benar-benar tidak memperbolehkannya untuk sekedar tidur. Ia tidak ingin menggunakan kekuatannya. Tapi Lucas lebih dulu berpikir buruk. “Jika aku mengantuk, apa aku juga tidak boleh tidur Lucas?” tanya Lila. Lucas menoleh—tatapannya menyipit. “Kau tidak boleh tidur. Ini masih pagi.” “Udaranya mendukungku tidur.” Lila mengeraktkan coat yang digunakannya. Sudah memasuki musim dingin. Dan udara berubah menjadi lebih dingin kian hari. “Kau ini masih muda. Jangan tidur pagi-pagi. Tidak baik untuk kesehatan,” omel Lucas. Pria itu masih fokus pada tabletnya. Entah berapa banyak pekerjaan pria itu. Tapi Lucas memang sangat sibuk. Perusahaannya saja ada dua. Legal dan ilegal. Lila tertawa. “Perkataanmu seperti orang yang sudah lama tinggal di bumi.” “Setidaknya aku lebih tua darimu,” balas Lucas. “Berapa tahun?” tanya Lila. Bocah ini menantangku! “Umurmu 25 kan?”
“Kenapa?” tanya Lucas. “Ada orang yang ingin membeli tanah di sekitar rumah lama anda Sir. Dia menawarkan harga tinggi. katanya, dia akan membuat perumahan mewah dan mall di sana,” jelas Victor. Orang yang paling dipercayanya untuk membantunya menangani bisnis legalnya. Lucas mengernyit. kebingungan. Rumah lamanya… Yang artinya rumah itu adalah rumah yang dihuni Lila saat ini. Rumah itu dikelilingi oleh lahan kosong. bahkan ada tanah yang terisi dengan tanaman dan rumput liar. Rumah itu lumayan jauh dari pemukiman. Sampai detik ini, Lucas belum menemukan ide tentang tanah di sekitar rumah lamanya. “Siapa?” tanya Lucas. “Gold Property, Sir.” Lucas tersenyum. perusahaan properti yang besar. Kenapa tiba-tiba tertarik dengan lahan di sana. Padahal selama ini, tidak ada perusahaan properti yang menghubunginya mengenai tanah itu. “Aku perlu bertemu dengannya,” balas Lucas. “Saya akan menjadwalkan anda agar bertemu dengan salah satu perwakilannya. Tapi saya jamin
“Lila..” panggil paman Charles. “Sebenarnya aku penasaran dengan hubungamu dengan tuan Lucas.” Lila berpikir dahulu. Mengembungkan pipinya—ia tidak tahu harus menjawab apa. Tapi Lucas setuju untuk tidak memberitahu banyak orang kalau dirinya istri pria itu. “Teman?” Lila tersenyum. “Ya, Mungkin bisa disebut seperti itu.” Charles tertawa. “Kalian sungguh lucu. Bagaimana bisa berteman. Apa kekasih tuan Lucas tidak marah?” “Kekasih?” ulang Lila. Bodyguard yang tadinya diam mendadak melotot pada Charles. Memberi isyarat pada Charles agar menutup mulut. Charles menatap Bodyguard dengan kebingungan. Yang tahu tentang pernikahan Lucas dan Lila hanyalah anak buah yang sering bekerja dengan Lucas. Charles hanya menangani Kasino Lucas. Tidak terlalu sering bertemu sehingga harus tahu bahwa Lucas telah menikah. Charles menepuk mulutnya. “Ah..” “Paman,” panggil Lila. “Apa paman sedang membohongiku?” “Tadi paman bilang, Lucas punya kekasih?” tanya Lila lagi. Charles semak
Lucas tertawa. Tawa seram yang menggelegar. Ia mengusap pipinya yang terasa sedikit panas akibat tamparan. “Kau berani padaku.” Lucas menatap tajam Lila. “Aku akan menunjukkanmu siapa aku!” menarik Lila. “Maid!” teriak Lucas. Satu maid datang dengan terburu-buru. Maid itu menunduk takut. “Ambil bayinya!” maid itu berusaha mengambil leonard yang berada di gendogan Lila. Namun Lila tidak melepaskan anaknya. ia berusaha menahan Leonard agar tetap berada di dalam gendongannya. Uweeek! Tangisan Leonard yang terdengar. “Jangan!” Lila menarik Leonard. “Lepaskan atau aku akan membunuh anakmu!” ancam Lucas. Jika saja Lila bisa memberitahukan bahwa anak yang ingin dibunuh itu adalah anak pria itu sendiri. Lila akhirnya melepaskan Leonard yang berada di gendongannya. Merelakan Leonard diambil oleh orang lain. Namun Lila memastikan jika wajah Leonard tertutup oleh kain gendong. Ia tidak akan membiarkan Lucas melihat wajah anaknya. Baru saja melepaskan Leonard, Lila
Derrick dilepaskan. Dengan anak buahnya yang masih hidup. Namun, hal yang paling berharganya justru pergi. Derrick menatap nanar Lila yang sudah dibawa pergi oleh Lucas. “AAARGGGH!” teriak Derrick sembari menangisl. Memukul kursi besi itu dengan tangannya berkali-kali. Sampai tangannya berdarah sekalipun. Gagal. Gagal menjaga wanita yang paling ia cintai. Gagal melindungi sahabatnya. Sebelum pergi, Lila sempat berkata. “Ada maupun tidak ada aku. Kau harus tetap hidup lebih lama. Kau satu-satunya sahabat yang aku miliki. Aku tidak mau melihatmu menyerah dengan mudah pada hidup.” Itulah pesan Lila sebelum dibawa Lucas pergi. BRAAK BRAAK Derrick meraung sampai terguntai lemas di lantai. Mengusap wajahnya kasar… Itulah akhir dari pertemuan mereka. Tidak ada rencana yang bisa mereka lakukan. Rencana untuk mengunjungi wanita itu setiap bulan. Rencana untuk menjadi ayah dari anak wanita itu. Semuanya musnah begitu saja. “Dia pergi?” tanya seorang pria b
Derrick mengarahkan pistolnya pada Lucas. “Kau kalah.” Lucas tersenyum miring. “Anak buahmu akan mati di sini…” Derrick membawa Lila ke belakangnya. “Kau melanggar peraturan.” Derrick berdecih. “Tidak seharusnya kau berada di sini.” Derrick menatap tajam Lucas. “Kau yang akan mati. Kau yang kalah.” Lucas mengedikkan bahu. “Sayangnya mulai sekarang setengah dari bagian timur adalah wilayahku. Kau tidak tahu? Aku baru saja membeli bandara ini.” “Membeli beberapa tanah dan bangunan di sini…” lanjut Lucas dengan senyum smirk. Derrick menatap anak buahnya yang kalah jumlah. Ada begitu banyak anak buah Lucas. Jumlahnya dua kali lipat dari jumlah anak buahnya yang ada di sini. Anak buah Lucas menyergap anak buahnya hingga tidak bisa bergerak.Banyak anak buahnya di rumah untuk melindungi rumah serta markas utamanya. Ia tidak mengira kalau Lucas secepat itu membeli bandara. Sebelum membeli tiket—ia sudah memastikan jika bandara ini sangat aman dari Lucas. Pria ini memang benar-ben
“Sekarang, Sir.” Sam memberi aba-aba pada Lucas. Lucas sudah memasuki mobil untuk menuju kediaman Derrick yang terletak di derah timur. Membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk ke sana. Mereka hampir sampai. Rombongan Lucas begitu banyak. Ada belasan mobil hitam yang terisi dengan anak buah. Mereka siap menggunakan senjata masing-masing. Tidak tanggung-tanggung ketika berada di sana. Mereka langsung adu senjata. DOOR! DOOR! Suara pistol tidak terelakkan lagi. Semua anak buah Derrick yang berjaga di depan langsung tumbang. Lucas duduk manis di dalam mobil sedangkan anak buahnya yang menyelesaikan. Setelah menghabisi anak buah Derrick—mobil kembali berjalan sampai di rumah yang tidak begitu besar. Lucas berdecih—rumah itu hanya cukup untuk menampung hewan peliharaan Lucas seperti serigala. Lucas keluar dari mobil. Ia melihat satu dari mereka yang familiar di ingatannya. Si rambut merah. Pria itu menodongkan senjata ke arahnya. “Kau si red velvet ya kan?” Lucas ter
Kamboja adalah negara yang akan didatangi Lila untuk bersembunyi. Di sanalah nanti, Derrick juga bisa memperluas usahanya. Lila berkemas… Hanya membawa barang-barang penting saja. Terutama keperluan Leonard. “Mamamama…” Lila meraba kasurnya sebelum duduk di samping Leonard. “Terima kasih sudah bertahan bersama mama..” Lila mengusap pelan kaki anaknya. Ia tersenyum. “Kita akan pergi. nanti…” Lila membayangkan di tempat baru. “Di sana, kita akan mulai hidup baru. Mama yakin kita bisa hidup bersama dengan damai di sana.” Lila sudah melihat tempat yang akan ia tempati. Tempatnya bagus dan tidak ada hal yang aneh. Untuk itu ia ingin segera ke sana saja. Lila mengangkat Leonard dan menggendong anaknya dengan nyaman. Tok tok “Aku sudah selesai!” teriak Lila. Akhirnya mereka berada di dalam mobil. Derrick berada di sampng Lila. Pria itu tidak berhenti menatap Lila dari samping. ‘aku puas-puaskan melihatnya. Setelah ini aku tidak bisa melihatnya lagi..’ Derrick meli
“Sir, keberadaan rumah Derrick sudah diketahui. Apakah kita langsung menyerang saja?” tanya Sam pada Lucas. Lucas yang awalnya sibuk melihat dokumen kini mendongak. “Apa kau yakin Lila ada di sana?” tanya Lucas. “Anak buah yang saya kirim ke tempat milik Derrick mengatakan, tidak menemukan Lila di sana. Kemungkinan besar nona Lila di rumah Derrick.” “Anak buah juga sudah melacak keberangkatan di bandara. Tidak menemukan jejak kepergian nona Lila di sana.” Sam mengatakannya dengan begitu yakin. Penyeledikian itu memakan waktu yang begitu lama. Lucas mengerahkan anak buahnya yang paling kompeten untuk mencari keberadaan Lila. “Kau ada rencana untuk ke sana?” tanya lucas. “Saya sudah merencanakannya, Sir.” Sam mengangguk. “Pertama, tempatkan anak buah kita di berbagai usaha Derrick.” “Lalu kita akan menyerang rumah bajingan itu.” “Kau yakin kita tidak kalah jumlah dengan mereka?” tanya Lucas. menyerang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan senjata dan perso
Setelah Derrick menarik Lila. Mereka berada di kamar Lila untuk berbicara. “Aku tidak bisa mengirimmu pergi sendirian.” Derrick memandang lekat Lila. “Kau harus tetap di sampingku agar aku bisa memastikan keselamatanmu.” Lila tersenyum. hatinya menghangat mendapat perhatian dari Derrick. Namun keberadaannya di samping pria itu justru akan menjadi malapetaka. “Aku punya firasat buruk jika aku tetap di sini.” Tangan Lila terangkat—ia menyentuh lengan Derrick. “Tidak masalah di manapun aku berada. Yang penting aku bisa tetap aman jika Lucas tidak menemukanku. Jika situasi nanti memungkinkan, kau bisa mengunjungiku dan Leonard.” Derrick menatap tangan Lila yang berada di lengannya. Tangan mungil wanita itu yang masih menyentuh lengan kemejanya. “Mana bisa aku membiarkanmu pergi setelah sekian lama aku berusaha mendapatkanmu…” Derick memejamkan mata sebentar. “Tetap di sini. aku akan menjaga kalian. aku tidak akan membiarkan Lucas mendapatkanmu kembali.” Lila menggeleng
“Kau masih belum menemukan apapun?” tanya Lucas sembari mengangkat gelasnya. Ia mengguncangnya pelan. Cairan yang berwarna cokelat itu bergerak hingga sedikit tumpah. Lucas mencengkram gelas itu sangat kencang. Kuku jemarinya memutih. “Aku sudah memberimu waktu seminggu untuk mencarinya, tapi kau—” lucas mengangkat kepalanya dan menatap tajam Dante. “Kau tidak menemukan apapun..” Lucas tersenyum miring. “Kau ingin berhenti bekerja?” Dante menggeleng dengan keras. “Tidak, Sir. Saya sudah berusaha untuk melacak di mana keberadaan nona. Tapi sistem saya tidak bisa menembusnya. Sepertinya Derick menggunakan Teknologi terbaru.” “Saya punya rencana untuk menggunakan cara manual. Dengan memata-matai anak usahanya…” Dante menunjukkan tabletnya pada Lucas. “Di sini letak usaha Derick. Tapi hal itu sangat berisiko.” Dante mengambil lagi tabletnya. “Itu bukan daerah anda…” Lucas menyandarkan tubuhnya di kursi. “Aku sekarang tidak peduli wilayah siapa. yang aku inginkan hanyalah me
Lucas mengusap pelan pipi wanita itu. Senyum yang menggoda.. Wanita itu memang ahli memikat para lelaki. Ia mendekat dan baru saja berjinjit ingin mencium Lucas… Justru Lucas mundur. Lucas berkacak pinggang. “Sial..” lirihnya. “Kenapa?” tanya wanita itu. “aku bahkan belum mulai.” “pergilah.” Lucas memijit keningnya yang terasa pusing. “TA—” “Pergilah sebelum aku membunuhmu!” potong Lucas. Akhirnya wanita itu pergi. Dengan perasaan yang dongkol karena ditolak oleh Lucas begitu saja. Lucas mengambil duduk di salah satu sofa yang kosong. Kenapa ia tidak bisa menyentuh wanita tadi? Hanya sekedar ciuman pun tidak bisa. Karena bayangan Lila yang selalu berputar di otaknya. Wanita itu memang sengaja membuatnya seperti ini! lucas mengepalkan kedua tangannya. rasanya ingin membunuh semua orang yang ada di sini karena begitu kesal. “Aku akan mencarimu ke manapun kau pergi!” ~~ “Kita sudah memperketat semua penjagaan Sir,” ucap anak buah Derick. Derick mengangguk