Share

Chapter 157

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-01 08:49:32

Leonard Byron Francesco

Ada yang bilang pemimpin FG company. Atau Francesco Gold company adalah iblis tampan yang berbentuk manusia.

Selain sangat tegas, Leonard bisa mengetahui kesalahan di antara banyaknya angka perhitungan.

Dalam kurun waktu 1 tahun saja menjabat sebagai pemimpin FG Company, Leonard membasmi orang-orang yang merugikan perusahaan.

Mereka langsung didepak dari perusahaan setelah terbukti melakukan korupsi. Mereka tidak hanya mengganti rugi perusahaan tapi juga mempertanggung jawabkan perubatan mereka di jeruji besi.

Maka, dalam satu tahun saja. perusahaan yang awalnya mengalami penurunan karena para tikus-tikus itu. akhirnya berkembang semakin pesat.

Leonard…

Memiliki wajah tampan yang memikat banyak wanita.

Namun, sampai umurnya menginjak 30 tahun. Tidak kunjung berkencan dengan wanita.

Ada yang bilang, Leonard menyukai laki-laki.

Bukan tanpa alasan, Leonard tidak bisa berdekatan dengan seseorang karena….

Bisa melihat masa lalu, masa kini dan masa depan me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 158

    “Konglomerat kita sudah datang!” seru Garry yang melihat Leonard datang ke klubnya. Leonard mengambil duduk dan bersandar. Ada satu wanita yang hendak mendekat—ia segera mengangkat tangannya. Memberikan gerakan mengusir. Wanita itu tidak jadi mendekat—alhasil hanya ada 4 orang di sana. Semuanya laki-laki dan teman Leonard. Mereka adalah teman sekolah menengah atas. sempat terpisah karena menjalankan pendidikan tinggi yang berbeda. Namun persahabatan mereka awet hingga mereka memasuki kepala tiga. Sayangnya dari 4 pria tampan itu, yang menikah baru satu. “Memangnya apa enaknya menikah?” tanya Leonard pada Riku. Pria keturunan jepang, satu-satunya dari mereka yang sudah menikah. Leonard menunduk—menggeleng pelan. menghentikan penglihatannya. “Sial.. aku melihatmu bertengkar dengan istrimu.” Riku berkacak pinggang. menunjuk Leonard. “Yang kau lihat memang yang jelek-jelek.” “Menikah tidak seburuk itu. kita lebih sering bermesraan daripada bertengkar,” balas Riku.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 159

    Leonard memejamkan mata. Kemudian membuka matanya dan melihat wanita itu lagi. Bahkan saat ia mencoba menggunakan kekuatannya saja tidak bisa melihat wanita itu. “Ada apa denganmu!” Daniel menyenggol Leonard lumayan keras yang mengakibatkan Leonard hampir terjungkal. “Shit!” Leonard melotot. “Kenapa kau mendorongku?!” sambil marah-marah. Daniel menunjuk Leonard. “Dari tadi kau melihat pelayan bar itu!” tidak mau kalah. “Kau seperti orang linglung.” Garry dan Riku tertawa melihat mereka. Garry juga tahu apa yang diamati oleh Leonard sampai begitu tertegun. “Ada apa dengannya?” tanya Garry. “Dia cantik dan menarik perhatianmu?” tanyanya lagi. Leonard mengerjap. “Aku tidak yakin…” “Dia pegawaimu?” tanya Leonard. Garry mengangguk. “Baru beberapa bulan dia bekerja di sini.” Mata ke-empat pria di sana tertuju pada seorang perempuang yang terlihat sibuk membawa nampan yang berisi minuman. “Dia cantik,” ucap Garry. “Wajar jika kau tertarik dengannya….” mengangguk pel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 160

    “KAU BILANG KAU AKAN MEMBERIKU UANG JIKA AKU TIDAK MENGANGGU IBU?!” teriak seorang pria pada seorang wanita. “Kau pikir aku sekarang sedang apa?” tanya wanita itu kembali. “Aku sedang bekerja untuk mendapatkan uang. Seminggu yang lalu aku sudah memberimu uang. Apa masih kurang?” tanyanya. “kau pikir uang 200 dollar cukup untuk melunasi hutangku?” tanya pria itu. “Untuk itu aku bekerja keras untuk membantu membayar hutangmu. Aku minta padamu untuk sabar! Jangan mengangguku atau menganggu ibu. Jika aku sudah memiliki uang, aku akan memberikannya padamu!” “Kau pikir aku ingin menganggumu dengan sengaja? Mereka mengejarku. Para rentenir sialan itu mengejarku terus-menerus!” Wanita itu nampak frustasi. “Shitt..” umpatnya pelan. “Kau.. kau mengumpat di hadapanku?!” tanya pria itu dengan nada yang meninggi. Wanita itu mendongak. “Sorry, aku terbawa suasana.” “Yaa…” pria itu berdecih. “Kau pasti sedang memandang rendah kakakmu ini sampai-sampai mengumpatiku. Siapa tahu kau di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 161

    Sebelum pergi, pria itu mendengus dengan kesal. Membawa dua lembar uang yang tersisa dari dompet adiknya. “Terima kasih,” ucap wanita itu sembari menunduk dengan sopan. Sekali lagi, Leonard mencoba melihat yang terjadi pada wanita ini. Tapi tidak ada. Ia tidak bisa melihat bayangan apapun. Leonard akhirnya menyerah dan menunduk. Ia membantu wanita itu mengambil barang-barang yang terjatuh. Leonard sempat melihat kartu nama wanita itu. “Terima kasih,” ucap wanita itu sekali lagi. Wajahnya nampak berkeringat. Dengan rambut yang berantakan. Sepertinya kelelahan dengan bibir yang sedikit pucat. Wanita itu mendongak—menatap Leonard. Di saat itulah… Kedua mata mereka saling bertatap tapi tetap saja, Leonard tidak bisa melihat apapun. “Sekali lagi terima kasih sudah membantu saya,” ucap wanita itu lagi. Leonard mengangguk. “Siapa namamu?” tanyanya. “Ruby Marlowe Wren. Anda bisa memanggil saya Ruby.” Ruby tersenyum ramah. Satu kata yang terlintas. Cantik! Leon

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 162

    Ruby terdiam. Kemudian menunduk dan tersenyum. Tertawa pelan sebelum mendongak. “Apa maksud anda?” tanyanya. Leonard melangkah mendekat. “Aku ingin menikahimu.” Ruby justru tertawa. “Anda terlalu mabuk.” “Anda pulanglah. Saya berterima kasih pada anda untuk hari ini. dan saya akan melupakan perkataan anda yang baru saja anda katakan.” Leonard memejamkan mata sebentar. “Jangan lupakan kata-kataku hari ini yang mengajakmu menikah.” “Aku memang mabuk, tapi aku masih cukup sadar.” Leonard menatap Ruby. “Aku akan menghubungimu nanti.” Leonard membalikkan badan dan pergi ke mobilnya. Meninggalkan Ruby yang tercengang di tempat. “Dia pasti gila.” Ruby menggeleng pelan. memutar tubuhnya dan berjalan ke apartemennya. Di sepanjang menaiki tangga—ia tidak bisa berhenti berpikir. Kenapa pria itu tiba-tiba mengajaknya menikah? Mau membayar hutang-hutangnya juga. Ruby menggeleng keras. Menepuk pipinya pelan. “Aku yakin dia sedang mabuk mangkanya berbicara omong kosong.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 163

    Ada tiga pekerjaan yang dijalani oleh Ruby dalam sehari. Yang pertama adalah pelayan di sebuah restoran. Yang kedua adalah seorang barista. Yang ketiga adalah pelayan di klub. Pekerjaannya berputar dari jam 8 pagi sampai jam 3 subuh. Setiap hari ia hanya beristirahat selama 4 jam. Untuk apa bekerja begitu keras? Untuk membayar hutang kakaknya! sudah hampir 5 tahun bekerja keras tapi hutang kakaknya seakan semakin bertambah. Hari ini pukul 4 sore. Ia bertugas sebagai barista sampai pukul 10 malam. setelah itu jam 11 akan berangkat ke klub untuk bekerja lagi sampai pukul 3 subuh. Dunia memang terus berputar. begitupun dengan tubuhnya yang bekerja tiada henti. Seharusnya di usianya yang menginjak 24 tahun ini, ia lulus kuliah dan bekerja di kantor. Bersenang-senang dengan teman seusianya. Sayangnya, kehidupan normal itu hanyalah sebuah mimpi indah di malam hari saja. Ruby yang sibuk meracik minuman tidak sadar kalau seorang pria yang baru saja datang menatapnya begi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 164

    “Tolong….” Lirih Ruby dengan mata yang memanas. Tenggorokannya terasa kering. Takut. bagaimana jika Leonard adalah psikopat kaya raya nan tampan yang mengincar tubuhnya. Bagaimana jika tubuhnya dicabik dan dimutilasi dengan tragis. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kan? Maka, Ruby terus berpikiran buruk. “Aku hanya bercanda.” Leonard melepaskan jas kemejanya. Melonggarkan dasinya pelan. “Aku akan menjelaskannya padamu nanti setelah makan.” Leonard mengambil sendok dan garpu. Mulai menyuapkan steak itu ke dalam mulutnya. “Tidak ada racun sama sekali. kau bisa memakannya…” ucap Leonard tanpa memandang Ruby. Ia hanya fokus makan. Bersama wanita ini… Leonard tidak perlu menahan diri. Ia tidak perlu mengendalikan kekuatannya. Ia tidak melihat apapun. Ia tidak melihat apa yang tidak ingin ia lihat. Nyaman… Itulah yang bisa ia gambarkan saat bersama Ruby. Meskipun sedikit menyebalkan karena wanita itu menuduhnya sembarangan. Ruby menatap sekitar. ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 165

    Ruby butuh waktu. Ia bilang pada Leonard akan memikirkan tawaran pria itu selama satu minggu. Ruby berkacak pinggang. Ini sudah hari yang ke-tiga. Ia masih belum bisa mengambil keputusan. Tidak ada orang yang bisa diajaknya berbicara. Ruby mengintip ibunya yang masih berada di dapur. Setiap hari bekerja keras membuat roti. Semua itu dilakukannya untuk membayar hutang sialan kakaknya yang tidak kunjung habis. Ruby merapikan tempat tidurnya—hari ini ia akan tidur cepat sebelum besok kembali berpikir. Tidak mungkin kan bilang pada ibunya jika ada pria yang mengajaknya menikah kontrak. Bisa-bisa punggungnya dipukul sampai berdarah. BRAK! BRAK! BRAK! Ruby segera keluar dari kamarnya. saling bertatapan dengan ibunya sebelum suara memanggil itu terdengar. “Keluar kau Michael. Keluar kau bajingan!” teriak dari luar. Ruby memegangi ibunya dan mereka akhirnya membuka pintu. Ada lima pria yang berada di hadapan mereka. “Di mana Michael?” tanya salah satu dari merek

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03

Bab terbaru

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status