Mendengar ucapan Michael, Irene tercengang. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tempat dia pertama kalinya bertemu dengan Michael adalah tempat ayahnya Michael meninggal."Maaf," kata Irene."Ayahku meninggal karena perbuatannya sendiri. Kakak nggak perlu minta maaf," kata Michael dengan suara rendah."Perbuatannya sendiri?" tanya Irene dengan heran. Dia tidak mengerti mengapa Michael menggunakan kata-kata seperti ini untuk mendeskripsikan kematian ayahnya."Memangnya bukan, ya? Ayahku mencintai seseorang yang nggak seharusnya dicintai. Saat wanita itu menyadari bahwa ayahku nggak lagi berguna baginya, wanita itu pergi begitu saja. Bahkan berlutut dan memohon pun sudah nggak ada gunanya. Akhirnya, ayahku patah hati dan meninggal, dia membeku kedinginan di tengah hujan deras," kata Michael dengan ekspresi cuek. Dia seperti sedang menceritakan sesuatu yang sangat normal, bahkan suaranya juga terdengar seperti biasanya.Namun, dia tampak sangat kesepian, membuat Irene teringat kembali k
Irene membuang napas dengan lega dan berkata, "Syukurlah, kamu akhirnya bangun juga."Michael beranjak duduk. Tadi, dia memimpikan adegan dari masa kecilnya, saat dia sedang berlutut dan memohon pada wanita itu .... Apakah dia memimpikan hal ini karena sebelumnya dia mengungkit tentang wanita itu?"Aku hanya mimpi buruk." Michael membuang napas panjang. Dia menundukkan kepalanya dan melihat kancing baju tidurnya yang terbuka, sehingga bagian dadanya terekspos. "Bajuku ...."Melihat keadaan ini, Irene mengerutkan bibirnya dengan agak malu dan berkata, "Karena ... tadi, kamu terus berteriak kalau kamu kesakitan, jadi aku khawatir kalau kamu ... em, jadi, aku melepaskan kancing bajumu untuk memeriksa tubuhmu."Michael menatap Irene yang wajahnya pelan-pelan memerah."Tapi, aku jamin, aku ... aku belum sempat lihat dan kamu sudah bangun. Jadi, sebenarnya, aku nggak melihat apa pun," kata Irene. Dia berusaha menjelaskan perbuatannya, tetapi dia malah terdengar makin aneh."Lagi pula, kalau
"Mike!" Irene memanggil pria ini lagi, kali ini dengan suara yang lebih keras. Secara bersamaan, Irene juga menempelkan kedua tangannya di pipi Michael dengan kuat.Tatapan Michael pelan-pelan menjadi jernih kembali. Matanya yang hitam kembali terfokus dan memantulkan bayangan wajah Irene. Hanya saja, tatapannya sangat rumit."Ada apa denganmu?" tanya Irene."Nggak apa-apa," jawab Michael. Kemudian, dia membuang napas."Baguslah kalau begitu," kata Irene dengan lega. "Tadi, kamu seperti ...." Setelah berpikir sejenak, Irene kepikiran akan sebuah penjelasan yang tepat. "Kamu seperti kaca yang rapuh, kamu membuatku terkejut.""Kaca yang rapuh?" Michael terkekeh, tetapi kedinginan dan rasa sinis melintas di matanya. Hanya saja, tatapan itu menghilang dan langsung kembali normal. "Kak, di dunia ini, nggak ada yang bisa menghancurkanku."Mendengar ucapan ini, Irene hanya merasa bahwa tadi, orang di hadapannya ini seperti berubah. 'Seharusnya aku salah lihat,' pikir Irene."Kak, kamu nggak a
Begitu mengungkit nama Irene, Melvina langsung merasa marah. Dulu, setelah kecelakaan itu, di beberapa pertemuan kalangan atas, Melvina sering mendengar beberapa orang bergunjing tentang jatuhnya Keluarga Susanto dan sejenisnya, membuatnya merasa sangat malu.Sampai setelah kakaknya berpacaran dengan Hannah, barulah orang-orang tidak mengucapkan hal-hal seperti itu lagi."Irene itu pembawa sial bagi Keluarga Susanto. Untungnya, pada saat itu, Kakak langsung putus dengannya. Dia sama sekali nggak layak untuk Kakak. Dengar-dengar, sekarang, dia menjadi penyapu jalanan. Sungguh memalukan! Kenapa dulu dia hanya dihukum tiga tahun? Menurutku, dia setidaknya harus dihukum 10 sampai 20 tahun!" kata Melvina dengan ekspresi penuh kebencian terhadap Irene. Namun, mendengar ucapannya, Martin malah menjadi makin ketakutan.Harus diketahui, sekarang, Irene sudah menjadi orangnya Michael! Kalaupun Michael tidak menyatakan hubungan mereka dengan jelas, sebagai seorang pria, Martin kira-kira sudah bis
"Kalau begitu, menurutmu, apakah dia akan bersedia untuk tetap berada di sisiku?" tanya Michael.Charles merasa terkejut, dia berkata, "Apakah Tuan Michael menginginkan agar Nona Irene tetap berada di sisi Anda?" Bukankah permainan ini akan berakhir begitu Michael memberi tahu Irene identitas aslinya?Apakah Michael benar-benar sudah memiliki perasaan yang sangat mendalam terhadap Irene?Sambil memikirkan hal ini, mata Charles terbelalak. "Tuan Michael, Anda ..." kata Charles, tetapi dia tiba-tiba membungkam."Katakan!" seru Michael."Tuan Michael, apakah Anda mencintai Nona Irene?" tanya Charles. Apakah ini alasan mengapa Michael sangat bersemangat tentang permainan ini, sehingga dia diam-diam melakukan begitu banyak hal untuk Irene dan menginginkan Irene untuk tetap berada di sisinya meskipun permainan ini sudah berakhir?Ekspresi Michael pelan-pelan menjadi kaku.Bagaimana mungkin dia mencintai Irene? Bagaimana mungkin dia bisa mencintai seorang wanita? Apakah contoh ayahnya masih b
Terkadang, Jason dan sekelompok temannya juga suka bertaruh, apakah pacar barunya Kris bisa mengakhiri hidup lajang Kris atau tidak. Namun, mereka selalu kalah.Di luar, Kris terlihat sangat sopan. Namun, kenyataannya, dia sangat dingin."Baik, baik, aku mengerti, gelang ini nggak boleh disentuh," kata Jason. Dia juga tidak terkejut. Lagi pula, semua orang yang sudah kenal lama dengan Kris akan tahu bahwa Kris sangat menghargai gelang perak ini dan tidak pernah membiarkan orang lain menyentuhnya.Tepat pada saat ini, sebuah sosok berjalan menghampiri mereka. Begitu Jason melihatnya, ternyata itu Rovida Claudia, pacar terbarunya Kris. Rovida juga merupakan bintang baru di industri hiburan. Akhir-akhir ini, dia sangat terkenal dan sedang melakukan banyak pekerjaan.Tentu saja, semuanya berkat Kris.Sebagai tokoh besar di industri hiburan, Kris menguasai perusahaan hiburan terbesar di seluruh dunia. Membuat seseorang menjadi terkenal tentu saja adalah sebuah hal yang sangat mudah baginya.
Bahkan saat wanita itu terlalu dekat dengannya, dia merasa jijik.Seperti yang diduga, saat dia memeluk wanita lain, rasanya berbeda sekali dari saat dia memeluk Irene.Saat Michael tiba di depan kamar kontrakan Irene, dia berjongkok dan mengeluarkan kunci cadangan dari bawah keset di depan pintu. Irene suka menaruh kunci cadangan di tempat ini, katanya supaya dia tetap bisa masuk jika dia lupa membawa kunci.Michael membuka pintu kamar. Lampu kamar masih menyala. Pada saat ini, sosok wanita yang kurus itu sedang duduk di samping meja sambil tidur bersandar di atas meja.Michael menatap wajah Irene yang sedang tidur di bawah cahaya lampu. Irene terlihat sangat tenang, hingga perasaan Michael juga seakan-akan ikut menjadi tenang.Michael mengangkat tangannya dan menyingkirkan rambut di pipi Irene dengan pelan. Sepertinya, jika dia melihat Irene seperti ini seumur hidupnya, dia juga tidak akan merasa bosan.Sesaat kemudian, Michael membungkukkan badannya dan menggendong Irene dari kursi
Pada akhir pekan, Irene mendapatkan giliran istirahat yang jarang sekali didapatkan dan Leni pun membawanya pergi jalan-jalan.Mungkin karena mereka sudah lama tidak jalan-jalan, jadi saat jalan-jalan dengan Leni, Irene merasa seakan-akan dia kembali ke masa lalu.Dulu, sebelum kecelakaan itu terjadi, pada akhir pekan, Irene juga sering membawa Leni pergi jalan-jalan. Pada saat itu, dia merasa tidak terbebani, seakan-akan semua pemandangan di depannya terlihat indah."Oh ya, Mike di mana? Sekarang, kamu sudah mengenal dia lebih dekat, belum? Misalnya rumahnya di mana atau tentang keluarganya," kata Leni. Intinya, Leni khawatir teman baiknya akan ditipu."Aku hanya tahu ayahnya sudah meninggal dan ibunya sepertinya meninggalkan mereka. Selain itu, dia nggak cerita, jadi aku juga nggak tanya," kata Irene sambil tersenyum."Kamu bodoh, ya? Kenapa nggak tanya? Setidaknya, kamu juga harus tahu pekerjaannya sebelumnya!" kata Leni.Irene hanya tersenyum dan berkata, "Apa gunanya aku tahu peke