Charles tersenyum kecil dan berkata, "Saat kamu bertemu dengan Tuan Michael, kamu akan tahu."Mendengar jawaban Charles, Martin makin gelisah.Mobil itu berhenti di depan pintu Kediaman Yunata. Martin mengikuti Charles memasuki kediaman itu dan melihat Michael yang sedang duduk di sofa sambil memainkan sebuah undangan.Saat Martin berjalan mendekat, dia melihat bahwa undangan itu adalah undangan jamuan pertunangan dia dan Hannah yang diberikan untuk Michael."Kita bertemu lagi, ya," kata Michael dengan santai.Martin tersentak. Pada saat ini, Michael mengenakan setelan jas elegan berwarna biru keabuan. Rambutnya disisir ke belakang, menunjukkan keningnya. Di atas hidungnya yang mancung, sepasang matanya yang indah tampak santai. Bibirnya yang menggoda seperti sedikit terangkat dan terlihat sangat menggoda.Pantas saja banyak sekali wanita yang tergila-gila dengan Michael. Bahkan di lingkaran kelas atas pun ada banyak wanita terhormat yang berusaha keras untuk menarik perhatian Michael,
Tatapan Michael yang dingin membuat Martin seketika merinding."Jangan tanyakan hal yang nggak seharusnya ditanyakan. Kenapa Tuan Martin bahkan nggak memahami prinsip ini?" kata Charles yang berada di samping.Wajah Martin memucat. Dia pun langsung pergi dengan canggung.Sedangkan Michael bersandar di sofa dan mengeluarkan sebuah ponsel murah dengan hanya satu nomor tersimpan di dalamnya.Dia menekan satu-satunya nomor itu. Sesaat kemudian, terdengar suara seorang wanita yang lemah lembut dari ujung telepon lainnya."Kak, malam ini, mau makan apa? Biar aku bawa pulang," kata Michael dengan lembut. Pada saat ini, kedinginan di tatapannya sudah menghilang....Pada malam hari, Irene mengambil selembar tisu dan mengelap bingkai foto ibunya. Dia membeli sebuah meja kecil secara khusus untuk diletakkan di dalam kamar kontrakannya. Biasanya, dia meletakkan foto ibunya di atas meja. Beberapa hari sekali, dia akan mengelap debu di bingkai foto itu.Barang peninggalan ibunya tertinggal di Kedia
Mendengar ucapan Michael, Irene tercengang. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tempat dia pertama kalinya bertemu dengan Michael adalah tempat ayahnya Michael meninggal."Maaf," kata Irene."Ayahku meninggal karena perbuatannya sendiri. Kakak nggak perlu minta maaf," kata Michael dengan suara rendah."Perbuatannya sendiri?" tanya Irene dengan heran. Dia tidak mengerti mengapa Michael menggunakan kata-kata seperti ini untuk mendeskripsikan kematian ayahnya."Memangnya bukan, ya? Ayahku mencintai seseorang yang nggak seharusnya dicintai. Saat wanita itu menyadari bahwa ayahku nggak lagi berguna baginya, wanita itu pergi begitu saja. Bahkan berlutut dan memohon pun sudah nggak ada gunanya. Akhirnya, ayahku patah hati dan meninggal, dia membeku kedinginan di tengah hujan deras," kata Michael dengan ekspresi cuek. Dia seperti sedang menceritakan sesuatu yang sangat normal, bahkan suaranya juga terdengar seperti biasanya.Namun, dia tampak sangat kesepian, membuat Irene teringat kembali k
Irene membuang napas dengan lega dan berkata, "Syukurlah, kamu akhirnya bangun juga."Michael beranjak duduk. Tadi, dia memimpikan adegan dari masa kecilnya, saat dia sedang berlutut dan memohon pada wanita itu .... Apakah dia memimpikan hal ini karena sebelumnya dia mengungkit tentang wanita itu?"Aku hanya mimpi buruk." Michael membuang napas panjang. Dia menundukkan kepalanya dan melihat kancing baju tidurnya yang terbuka, sehingga bagian dadanya terekspos. "Bajuku ...."Melihat keadaan ini, Irene mengerutkan bibirnya dengan agak malu dan berkata, "Karena ... tadi, kamu terus berteriak kalau kamu kesakitan, jadi aku khawatir kalau kamu ... em, jadi, aku melepaskan kancing bajumu untuk memeriksa tubuhmu."Michael menatap Irene yang wajahnya pelan-pelan memerah."Tapi, aku jamin, aku ... aku belum sempat lihat dan kamu sudah bangun. Jadi, sebenarnya, aku nggak melihat apa pun," kata Irene. Dia berusaha menjelaskan perbuatannya, tetapi dia malah terdengar makin aneh."Lagi pula, kalau
"Mike!" Irene memanggil pria ini lagi, kali ini dengan suara yang lebih keras. Secara bersamaan, Irene juga menempelkan kedua tangannya di pipi Michael dengan kuat.Tatapan Michael pelan-pelan menjadi jernih kembali. Matanya yang hitam kembali terfokus dan memantulkan bayangan wajah Irene. Hanya saja, tatapannya sangat rumit."Ada apa denganmu?" tanya Irene."Nggak apa-apa," jawab Michael. Kemudian, dia membuang napas."Baguslah kalau begitu," kata Irene dengan lega. "Tadi, kamu seperti ...." Setelah berpikir sejenak, Irene kepikiran akan sebuah penjelasan yang tepat. "Kamu seperti kaca yang rapuh, kamu membuatku terkejut.""Kaca yang rapuh?" Michael terkekeh, tetapi kedinginan dan rasa sinis melintas di matanya. Hanya saja, tatapan itu menghilang dan langsung kembali normal. "Kak, di dunia ini, nggak ada yang bisa menghancurkanku."Mendengar ucapan ini, Irene hanya merasa bahwa tadi, orang di hadapannya ini seperti berubah. 'Seharusnya aku salah lihat,' pikir Irene."Kak, kamu nggak a
Begitu mengungkit nama Irene, Melvina langsung merasa marah. Dulu, setelah kecelakaan itu, di beberapa pertemuan kalangan atas, Melvina sering mendengar beberapa orang bergunjing tentang jatuhnya Keluarga Susanto dan sejenisnya, membuatnya merasa sangat malu.Sampai setelah kakaknya berpacaran dengan Hannah, barulah orang-orang tidak mengucapkan hal-hal seperti itu lagi."Irene itu pembawa sial bagi Keluarga Susanto. Untungnya, pada saat itu, Kakak langsung putus dengannya. Dia sama sekali nggak layak untuk Kakak. Dengar-dengar, sekarang, dia menjadi penyapu jalanan. Sungguh memalukan! Kenapa dulu dia hanya dihukum tiga tahun? Menurutku, dia setidaknya harus dihukum 10 sampai 20 tahun!" kata Melvina dengan ekspresi penuh kebencian terhadap Irene. Namun, mendengar ucapannya, Martin malah menjadi makin ketakutan.Harus diketahui, sekarang, Irene sudah menjadi orangnya Michael! Kalaupun Michael tidak menyatakan hubungan mereka dengan jelas, sebagai seorang pria, Martin kira-kira sudah bis
"Kalau begitu, menurutmu, apakah dia akan bersedia untuk tetap berada di sisiku?" tanya Michael.Charles merasa terkejut, dia berkata, "Apakah Tuan Michael menginginkan agar Nona Irene tetap berada di sisi Anda?" Bukankah permainan ini akan berakhir begitu Michael memberi tahu Irene identitas aslinya?Apakah Michael benar-benar sudah memiliki perasaan yang sangat mendalam terhadap Irene?Sambil memikirkan hal ini, mata Charles terbelalak. "Tuan Michael, Anda ..." kata Charles, tetapi dia tiba-tiba membungkam."Katakan!" seru Michael."Tuan Michael, apakah Anda mencintai Nona Irene?" tanya Charles. Apakah ini alasan mengapa Michael sangat bersemangat tentang permainan ini, sehingga dia diam-diam melakukan begitu banyak hal untuk Irene dan menginginkan Irene untuk tetap berada di sisinya meskipun permainan ini sudah berakhir?Ekspresi Michael pelan-pelan menjadi kaku.Bagaimana mungkin dia mencintai Irene? Bagaimana mungkin dia bisa mencintai seorang wanita? Apakah contoh ayahnya masih b
Terkadang, Jason dan sekelompok temannya juga suka bertaruh, apakah pacar barunya Kris bisa mengakhiri hidup lajang Kris atau tidak. Namun, mereka selalu kalah.Di luar, Kris terlihat sangat sopan. Namun, kenyataannya, dia sangat dingin."Baik, baik, aku mengerti, gelang ini nggak boleh disentuh," kata Jason. Dia juga tidak terkejut. Lagi pula, semua orang yang sudah kenal lama dengan Kris akan tahu bahwa Kris sangat menghargai gelang perak ini dan tidak pernah membiarkan orang lain menyentuhnya.Tepat pada saat ini, sebuah sosok berjalan menghampiri mereka. Begitu Jason melihatnya, ternyata itu Rovida Claudia, pacar terbarunya Kris. Rovida juga merupakan bintang baru di industri hiburan. Akhir-akhir ini, dia sangat terkenal dan sedang melakukan banyak pekerjaan.Tentu saja, semuanya berkat Kris.Sebagai tokoh besar di industri hiburan, Kris menguasai perusahaan hiburan terbesar di seluruh dunia. Membuat seseorang menjadi terkenal tentu saja adalah sebuah hal yang sangat mudah baginya.