Sebagai seseorang yang sangat menyukai pria tampan, meskipun artis yang Leni sukai berganti-ganti, dia benar-benar menyukai setiap artis itu!Dalam jangka waktu dia menyukai seseorang, dia pasti akan menjadi penggemar setia artis tersebut dan bahkan akan menghabiskan uang untuk pergi menghadiri konser artis itu, acara tanda tangan dan sebagainya.Terkadang, dia juga bisa pergi ke acara jumpa penggemar yang diadakan oleh artis tersebut.Tentu saja, sebagian besar dari hal-hal ini terjadi sebelum Irene terkena masalah. Setelah Irene mengalami kecelakaan itu, Leni sudah jarang menggemari idola. Selain di pekerjaannya, hampir seluruh tenaganya difokuskan pada membantu sahabatnya mengajukan banding.Oleh karena itu, rekaman konser, acara tanda tangan dan acara jumpa penggemar itu adalah kenangan indah dari masa mudanya Leni.Namun, sekarang, kenangan-kenangan ini malah ... menghilang?!"Di mana rekaman aku menghadiri acara-acara idolaku?" tanya Leni dengan terkejut sambil memelototi Brandon
Saat Leni tiba di rumah, dia masih belum bisa mencerna kenyataan ini. Apakah dia sudah berpacaran dengan Brandon? Sebelumnya, dia sudah memikirkan berbagai cara yang bisa digunakan Brandon untuk balas dendam, tetapi dia tidak menyangka bahwa Brandon akan menggunakan cara seperti ini!Leni tidak berpengalaman dalam berpacaran. Intinya, dia hanya akan mengikuti langkah Brandon. Kalau tidak berhasil, ada banyak serial televisi yang diperankan oleh idolanya yang bisa dia pelajari.Namun, masalahnya adalah ... Brandon menginginkan agar Leni mencintainya.Setelah Leni mencintainya, apakah Leni harus menunggu agar Brandon meninggalkannya? Leni menggaruk kepalanya dengan tidak berdaya. Jika Leni benar-benar tidak bisa melakukannya, setelah mereka berpacaran selama beberapa bulan, dia bisa berpura-pura mencintai Brandon. Kemudian, setelah Brandon meninggalkannya, dia bisa berpura-pura patah hati. Dengan begitu, hal ini mungkin baru bisa terselesaikan.Sambil memikirkan hal ini, Leni tidak bisa
Saat Irene berjalan keluar dari perusahaan tempat dia mengikuti wawancara lagi, dia tidak bisa menahan diri dari tersenyum getir.Dia mengira bahwa dia sudah melakukan persiapan mental. Bahkan ada beberapa perusahaan yang sama sekali tidak memberikan gaji pokok dan dia juga bersedia melakukan pekerjaannya, tetapi dia malah ditolak.Sudah hampir tengah hari, jadi Irene mencari tempat makan kecil di pinggir jalan dan memesan seporsi mi seharga 20 ribu.Mi ini sudah merupakan mi paling murah di tempat makan ini.Di dalam tempat makan ini, terdapat sebuah televisi lama. Pada saat ini, berita sedang diputar di televisi ini. Berita ini adalah tayang ulang dari kemarin. Awalnya, Irene hanya mendengarnya dengan iseng. Namun, akhirnya, saat Irene mendengar nama sebuah perusahaan yang tidak asing, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya.Berita ini adalah berita tentang perusahaan tempat Irene pertama kalinya mengikuti wawancara untuk pekerjaan pengantaran makanan, yaitu perusahaan di mana bosnya men
"Nggak mengganggu, kok, anakmu imut sekali," kata Irene. "Tapi, dia terus melihat mi ini, sepertinya dia ingin makan mi.""Kalau kamu benar-benar memberinya makan, dia juga nggak tentu akan makan. Dia hanya suka mengikuti keramaian," kata wanita itu, lalu dia menggerakkan kedua tangannya di hadapan anak laki-laki ini.Irene seketika tercengang. Kemudian, dia menyadari bahwa gerakan wanita ini adalah ... bahasa isyarat!"Anak ini ..." kata Irene.Wanita itu berkata, "Dia tidak bisa mendengar, tapi dia sudah mengetahui beberapa bahasa isyarat, jadi dia bisa memahami beberapa gerakan tangan."Kemudian, sambil menggerakkan tangannya, wanita itu pelan-pelan berkata, "Minta maaf pada bibi ini."Irene pun melihat anak laki-laki itu membungkukkan badannya pada Irene, seakan-akan sedang meminta maaf.Irene mengelus kepala anak ini. Anak sekecil ini malah tidak bisa mendengar apa pun? Apakah suara di dunia ini tidak ada baginya?Wanita ini membawa anak laki-laki ini pergi, sedangkan Irene terus
"Oh iya, namaku Yuna Cahya, panggil saja Kak Yuna. Kalau kamu?" tanya bos itu."Aku Irene Linardo, Kak Yuna bisa memanggilku Irene," kata Irene. Kegelapan di tatapannya seketika seperti menghilang.Yuna menatap Irene dengan tatapan yang agak goyah.Irene meninggalkan namanya dan nomor teleponnya sebelum dia pergi. Pada saat ini, seorang wanita berusia 50-an tahun berjalan ke sisi Yuna dan bertanya, "Apa yang kamu bicarakan dengan orang itu?""Dia melamar menjadi pengantar makanan di sini, aku menyetujuinya, jadi besok dia akan mulai kerja," jawab Yuna."Di usia semuda itu, dia mau menjadi pengantar makanan? Pasti ada masalah, deh. Biasanya, bukankah gadis seperti dia akan mencari pekerjaan kantoran?" tanya wanita paruh baya itu. Gaji sebagai pengantar makanan rendah. Dalam beberapa hari terakhir, orang yang menanyakan tentang pekerjaan ini juga hanya beberapa orang sekitar 50-an tahun, tetapi orang-orang itu juga tidak bersedia melakukan pekerjaan ini karena gajinya rendah dan jam kerj
Reaksi pertama Irene adalah bahwa Michael akan menyerang restoran kecil itu. Sebuah perusahaan yang maju dan dianggap menjanjikan bagi orang-orang bisa memiliki takdir yang tidak jelas dan bahkan bisa benar-benar bangkrut karena Michael, apalagi restoran kecil itu."Aku ... aku nggak berpikiran seperti itu," gumam Irene. Dia tidak ingin restoran kecil milik Yuna terkena masalah karena dirinya. Bagaimanapun, dia bisa melihat bahwa Yuna adalah orang baik. Selain itu, Yuna juga memiliki seorang putra dengan gangguan pendengaran, jadi beban hidupnya pasti lumayan berat."Baguslah kalau nggak. Kalau begitu, Kakak bisa tinggal di sini dengan tenang," kata Michael sambil tersenyum.Sementara itu Irene hanya membungkam.Michael meraih kedua tangan Irene dan menempelkan telapak tangan Irene di pipinya sambil berkata, "Kalau kamu bersikeras untuk mencari pekerjaan sendiri, aku akan terima. Tapi, selarut apa pun kamu pulang tiap malam, kamu tetap harus mengucapkan selamat malam padaku, oke?"Iren
Yuna berkata, "Maaf, ya. Biasanya, Brian nggak seperti ini, sepertinya dia sangat menyukaimu.""Nggak apa-apa, aku juga menyukai Brian," kata Irene sambil menggendong anak laki-laki ini.Brian tidak meronta, dia sangat penurut. Saat Irene menggendongnya, dia bahkan tersenyum lebar pada Irene.Senyuman Brian malu-malu, tetapi juga terlihat menyanjung, membuat Irene entah mengapa merasa sedih. "Halo, Brian," kata Irene sambil mengelus kepala anak ini.Hanya saja, Brian sama sekali tidak bisa mendengar suara Irene. Karena dia tidak mengetahui apa yang Irene katakan, dia hanya menatap Irene dengan tatapan kebingungan.Melihat putranya dengan Irene, Yuna yang berada di satu sisi tiba-tiba tampak sedih. Apakah Brian menganggap Irene sebagai orang itu? Jadi Brian terus mendekati Irene .... Sayangnya, orang itu tidak akan pernah terlihat lagi selamanya."Kak Yuna, ke depannya, bisakah kamu mengajarkanku sedikit bahasa isyarat? Aku ingin berkomunikasi dengan Brian," kata Irene pada Yuna.Yuna s
Selain itu, bosnya ini tetap melakukan segala pekerjaan, dari menjadi kasir, membereskan piring, hingga mengelap meja. Pada jam sibuk, bosnya juga sama sekali tidak punya waktu luang.Kemampuannya mungkin terbatas, tetapi dia memberikan semuanya yang terbaik untuk anaknya ini.Pada pukul tiga lewat, restoran ini menerima sebuah pesanan roti manis dan teh susu.Hanya saja, saat Irene menerima lokasi pemesanan ini, dia agak tercengang.Setelah Yuna mempersiapkan pesanan itu dan memberikannya pada Irene, dia menyadari bahwa Irene sedang terbengong sambil menatap salinan pesanan itu. Yuna pun bertanya, "Kenapa? Ada masalah, ya?""Nggak apa-apa," jawab Irene sambil menerima roti manis dan teh susu itu.Lokasi pemesanan barusan ternyata adalah firma hukum tempat Irene bekerja sebelumnya. Sekarang, jika dia mengantarkan pesanan ini, dia tentu saja akan bertemu dengan mantan rekan kerjanya.Dulu, Irene sangat terkemuka di tempat kerjanya, tetapi nanti, dia pasti akan sangat dipermalukan.Keget